Home / Urban / THE GREAT MAN / BLACK DIAMOND CARD

Share

BLACK DIAMOND CARD

last update Huling Na-update: 2022-03-03 17:44:16

"Ayo, tunggu apa lagi? Ambilah kartu Black Diamondmu di dalam brankas itu," titah Kevin yang sudah tidak sabar mempermalukan Joe. 

Kenapa informasinya tidak lengkap? Ceasar tidak mengatakan kalau brankasnya dilapisi pelindung kaca seperti ini. Apa konfigurasi keamanannya menggunakan pindai jariku juga? 

Joe sudah berpikir kalau sepertinya kotak yang melindungi brankas itu memiliki akses lain. Sementara dirinya hanya punya satu akses. Sungguh, Kevin akan menang telak di sini. 

Dengan terpaksa, Joe pun mencobanya. Dia mendekati kotak kaca yang bahkan diledakan dengan daya ledak yang bisa menghancurkan satu gedung pun, rasanya kaca itu hanya retak retak saja, belum tentu pecah semua. 

Begitu Joe berhadapan dengan kotak itu, hati Joe miris ketika mendapatkan kode aksesnya bukan menggunakan pindai jari melainkan sesuatu yang lain. 

Di sini, Kevin sudah mulai mendengkus ringan hingga akhirnya dia terbahak. Sungguh, hiburan menyenangkan baginya. 

"Benar juga! Dia cuma penipu!" Umpat salah satu nasabah yang ikut menyaksikan. 

"Buang buang waktuku saja!" 

"Dasar penipu! Bisa bisanya kau mengaku ngaku pemilik black diamond. Membukanya saja kau bingung!" 

"Hei anak muda! Kau pikir kotak itu digembok dengan kunci murahan seperti di rumahmu, hah?" 

"Kurang kerjaan! Kau membuatku harus mengulang antrian saja!" 

Begitu banyak ocehan dari nasabah kelas bawah yang kecewa. Sebagian mereka memilih untuk meninggalkan ruangan khusus ini. Namun masih ada nasabah lain yang masih setia untuk membully Joe dengan berdiam diri di belakang Kevin. 

"Bagaimana? Apa kau bisa membukanya?" Cibir Kevin. 

"Dasar bodoh! Cepat lakukan! Jangan diam saja!" Seru nasabah. Kemudian dia tergelak sampai urat lehernya nampak mengencang. 

Merasa berhasil mempedaya Joe, Kevin pun dapat tertawa lepas. 

Ceasar! Kenapa kau tidak mengatakan kalau brankas ini dilindungi material lain? Bodohnya! Kau sudah membuatku malu!  Batin Joe. 

Sukses. Kevin sampai terpingkal pingkal bersama beberapa nasabah yang melihat kebingungan Joe. 

"Bagaimana, apa kau sudah puas berangan angan menjadi orang kaya, hah, Joe!" 

Sementara, Jack Palm baru saja mengantar nyonya Kim sampai di pintu lobby. Bagaimanapun juga si wanita tua itu sangat disegani Jack Palm karena kemurahan hatinya yang selalu menyumbangkan dana tidak sedikit kepada panti asuhan. Di situlah Jack Palm kagum dan sangat menghormatinya. Hanya nyonya Kim yang diperlakukan istimewa seperti ini oleh dirinya. Nasabah yang lainnya tidak ada. Padahal, nyonya Kim hanya nasabah prioritas kelas satu, masih di bawah nasabah Silver yang berada satu level di atasnya. 

Begitu selesai mengantar, Jack Palm melewati meja Kelie. Dia heran mendapatkam wajah Kelie pucat seperti kurang makan. Dia penasaran ingin tahu. 

"Kelie, apa kau sakit?" 

Sungguh gugup Kelie mendapatkan direktur utama bank X berdiri dihadapannya. Dia terbayang bayang resiko besar menanti didepan mata akibat sudah lancang memberikan akses ke Kevin untuk ke ruangan khusus. Ya walaupun Kevin atasannya, tetap saja Kelie ikut bertanggung jawab karena dia juga terlibat. 

"Umm, ti ... tidak tuan," jawabnya gugup. 

Jack Palm bukan orang bodoh. Dia tahu betul kalau Kelie sedang menutupi sesuatu. 

"Kalau urusan pribadi, itu hakmu untuk tidak mengatakannya padaku. Tapi kau tau resikonya kalau sampai kau menutupi sesuatu yang menyangkut pekerjaanmu, bukan?" Kata kata Jack Palm begitu halus, namun jelas dan tegas pemahamannya. 

Semakin panik Kelie. Apalagi Jack Palm begitu serius menatapnya. 

Kelie meremas tangan. Nampak sekali kalau dia ketakutan. 

"Waktuku tidak banyak, Kelie. Apa ada yang ingin kau sampaikan?" Pada saat mengatakan ini, sorot mata Jack Palm memebelah tajam wajah Kelie. 

"Maafkan aku tuan Jack. Aku baru saja memberi berkas ijin untuk tuan Kevin ke ruangan khusus," ujar Kelie. 

Seketika saja wajah Jack Palm berubah rona. "Ruangan khusus yang mana?" Tanyanya, masih bernada datar. Mungkin ruangan khusus prioritas kelas satu atau Silver. Tapi kalau pun iya, kenapa Kelie terlihat gelisah? Bukankah itu sudah biasa dia kerjakan? 

"Brankas Black Diamond, tuan." 

Di titik ini barulah dua bola mata Jack Palm membulat sempurna. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Mohd Jailani
macam babi main sama penulis anjir
goodnovel comment avatar
Iis Sukma
bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Wawan Said
Menyebalkan dan bodoh
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • THE GREAT MAN   PESAN MISTERIUS YANG KEDUA

    “Tidak ada yang serius, pa,” sahut Joe sambil mengurai senyum. Kemudian, dia meletakan ponselnya di atas meja. Namun tidak lama setelah itu, pesan kedua dari pengirim tidak dikenal mengisi halaman notifikasi.Joe penasaran ingin membukanya. Tapi prof Ferguso langsung menegur,”sebaiknya kau kesampingkan dulu urusan kerjaanmu. Kita di sini untuk happy.”Dan Joe pun tersenyum. Dia sependapat dengan saran ayah angkatnya.Mereka semua bersulang minum untuk merayakan hari kebahagian ini. Nampak sekali wajah-wajah ceria penuh kesenangan terpancarkan dari semua orang yang ada di sini. Tidak terkecuali keluarga Miller yang sudah berangsur-angsur berkurang rasa bersalahnya terhadap Joe. Apalagi Joe sudah melupakannya.Tidak lama acara makan dan minum selesai, Joe meminta ijin untuk meninggalkan meja makan sejenak. Dia ingin bersantai di balkon dengan puterinya. Prof Ferguso mengijinkan.Pergilah Joe menuju tempat santai yang dari situ bisa melihat seluruh lampu yang menerangi kota ini. Sangat i

  • THE GREAT MAN   TANGKAI MAWAR YANG BERDURI

    Setengah jam yang lalu pesta berakhir. Namun prof Ferguso masih belum ingin mengakhiri kerinduannya dengan Joe begitu saja. Dia mengundang Jeriko dan keluarga Miller untuk bergabung dengan pesta kecil miliknya. Ya anggap saja untuk merayakan kembalinya puteri semata wayang Joe yang hilang. Dan sekarang mereka semua sudah berada di ruangan khusus milik prof Ferguso. Mereka duduk di meja panjang dengan hidangan yang tidak kalah istimewa dengan yang di bawah tadi. Suasana sekarang tentu saja berbeda dari sebelumnya. Mereka sudah tidak bisa lagi memandang Joe sebelah mata walaupun dengan penampilannya yang buruk. Bahkan sekarang membuat wanita-wanita cantik dari keluarga Miller tidak berani menengadahkan wajahnya untuk menatap Joe secara langsung. Semua tertunduk malu atas sikap mereka selama ini terhadap Joe. Pun juga Jeriko yang mendadak bingung harus bersikap seperti apa di depan pemuda yang penah dia hina dan remehkan. Di sini dia baru sadar, kalau pantas saja Joe memiliki ilmu bel

  • THE GREAT MAN   SEBUAH UNGKAPAN

    Cerita ini bermula ketika Aland Miller mengalami masalah dengan anak perusahaan prof Ferguso yang berada di negeri Asal. Prof Ferguso begitu marah ketika ada orang yang berkeinginan untuk menikungnya dari belakang. Dan setelah diusut, nama Aland Miller keluar sebagai target utama.Aland Miller ditangkap anak buah prof Ferguso dan hampir mati disiksa. Namun di sini prof Ferguso masih punya hati dan ingin memaafkannya. Tapi tentu saja dengan syarat."Perbuatanmu sudah tidak bisa dimaafkan. Tapi, aku masih bisa mengampunimu kalau kau mau bekerja-sama denganku," kata prof Ferguso pada Aland Miller yang wajahnya sudah penuh luka dan darah dengan kedua tangan terikat menggantung juga tanpa pakaian kecuali selembar celana dalam."Apa kau mau menerima tawaranku?" tanya prof Ferguso, yang mau tidak mau dijawab iya oleh Aland Miller atau dia akan mati."Bagus." Prof Ferguso menepuk pipi Aland Miller. "Saat ini, ada putraku yang sedang mengemban tugas di negeri ini. Mungkin statusnya akan diraha

  • THE GREAT MAN   SEMUA TERTUNDUK MALU PADA JOE

    "Papa! Apa-apaan ini! Jangan mempermalukan diri kamu di depan banyak orang! Kamu tidak pantas memberi hormat sama pemuda kampung seperti dia!" Jangankan Rosita atau semua orang yang ada di sini, bahkan Joe sendiri pun bingung kenapa Aland Miller bisa seperti itu terhadap dirinya?Apa prof Ferguso sudah memberi tahu siapa aku sebenarnya? Dan tiba-tiba saja ... Plak! Aland Miller menampar istrinya dengan keras di depan banyak orang. "Kau tidak pantas berbicara kasar pada tuan Joe Hans, putra semata wayang prof Ferguso yang juga merupakan pangeran negeri Menara!" bentaknya, yang langsung membuat semua orang tercengang, sementara Rosita menahan sakit dan juga malu yang luar biasa. "Apa! Tidak mungkin!" Sontak semua orang kaget. "Mustahil! Tidak mungkin!" Salika masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan papanya. "Pa, jangan membodohi kami!" "Maafkan keluargaku prof Ferguso. Memang mereka tidak pernah tau siapa tuan Joe Hans. Karena sejak anda menugaskanku menjadi agent, aku tida

  • THE GREAT MAN   SELAMAT DATANG KEMBALI MASTER JOE

    "Hei penjaga! Apa kerja kalian sampai membiarkan orang gila masuk ke acara besar seperti ini!" Seru salah seorang tamu undangan prof Ferguso, sebut saja dia Kenan. Dia baru saja berhasil meyakinkan prof Ferguso untuk menjadi donatur di perusahaannya. "Sudah gila! cepat usir dia!" ucap Matias, CEO perusahaan otomotif terbesar di negeri Menara. Dia juga baru mengajukan proposal kerja sama dengan prof Ferguso untuk mengekspand usahanya. Namun prof Ferguso masih mempertimbangkannya, kemungkinan setelah acara ini dia akan memutuskan untuk mengambil atau melepasnya. Gegas beberapa penjaga menghampiri kerumunan, mereka nanar mendapatkan pemuda dengan pakaian kusuh berada di tengah-tengah acara penting. Wajah mereka pun berubah kencang. Bahkan laki-laki ini tidak pantas untuk sekadar menjadi tukang bersih-bersih di Castile ini, pikir mereka. "Apa yang kau kerjakan sampai bisa meloloskan orang gila ini, hah!" Hardik William, kolega Ferguso, berbicara pada penjaga itu. Seketika orang jadi

  • THE GREAT MAN   SAATNYA UNJUK DIRI

    "Sudah seharusnya anda mengenakan pakaian kebesaran, master Joe."Ceasar memberikan satu setel jubah terbaik yang dimiliki seorang kstria hebat di negeri Menara. Tidak sembarang orang yang bisa mengenakannya. Itu bagaikan pakaian raja yang tidak mungkin dikenakan rakyat biasa. Joe sudah menerima, namun dia belum mengenakannya. "Apa tidak berlebihan sampai aku mengenakan jubah kebesaran ini?""Justru ayah ingin mengenalkan pada semua orang yang ada di bawah sana siapa putra terbaik ayah yang pantas menggantikan posisi ayah nanti. Dan orang itu adalah kamu. Kamu lah pewaris yang tepat untuk menggantikan posisi ayah kemudian," ujar prof Ferguso. Dengan begitu, tidak ada alasan lagi untuk Joe menolaknya. Kemudian, dia mengganti baju yang kusam dengan jubah yang mewah. Sejurus kemudian, Joe sudah siap dengan penampilan barunya. Sementara itu dibawah sana Rosita dan dua putrinya sedang sibuk membantu kapten Frans untuk mencari Joe yang dianggap penyusup. Mereka sudah mencari sampai kesel

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status