Share

13. Apa apa dengan ku?

Tanpa rasa takut sedikit pun, Hera kembali memesan taksi online di tengah malam itu. Namun diam-diam sesuai perintah King, orang suruhannya mengikuti taksi yang membawa Hera ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Hera segera menemui dokter, ia mengatakan jika saat ini ia memiliki setengah dari biaya operasi ayahnya. Dokter langsung menuliskan surat rekomendasi operasi untuk pak Tobi dan menyuruh Hera segera menyelesaikan pembayaran.

Hati Hera sedikit lega setelah mengetahui jika besok pagi ayahnya akan di operasi. Namun disisi lain hatinya sedih karena besok ia tidak dapat mendampingi ayahnya untuk operasi. Saat ini ia berada di depan ruang tunggu ICU bersama dengan Ewan. Mereka sedang duduk di sebuah bangku panjang.

Hera menyuruh Ewan untuk pulang ke rumah dan bergantian menjaga ayah mereka. Namun sebelum Ewan mengikuti perkataannya, ia memberanikan diri bertanya kepada Hera tentang semuanya. Dengan hati yang mantap, ia menceritakan semuanya kepada Ewan. ia juga menyuruh adiknya untuk merahasiakan hal ini kepada ayah mereka.

"Kak.., Kakak pasti tau pernikahan itu bukan sebuah mainan kak! Apakah kakak mengenal pria itu sebelumnya? Kok kakak berani banget setuju menjadi istrinya?" Ewan sangat keberatan dengan langkah yang di ambil Hera.

Namun Hera menjelaskan kepada Ewan bahwa hanya dengan cara itu ayah mereka bisa selamat. "Wan, anggap saja ini pengorbanan kakak untuk Ayah, dan kakak mohon tolong kamu merahasiakannya kepada Ayah, sesekali kakak akan datang mengunjungi kalian di rumah, tolong jaga Ayah kita," air mata Hera kembali mengalir karena mulai besok, ia akan menjadi istri orang.

Ewan mencoba mengerti pilihan kakaknya, ia pun kembali ke rumah tengah malam itu dan bergantian besok pagi menjaga ayah mereka. Saat ini, Hera sedang berdiri di sebuah dinding kaca di luar ruang ICU. Ia melihat ayahnya yang terbaring lemah, dari balik kaca Hera berkata kepada ayahnya, "Yah, aku sudah mendapatkan biaya untuk operasi. Besok Ayah akan di operasi, semoga semua lancar, dan kita dapat berkumpul kembali, maafkan aku Yah, jika belum bisa menjadi anak yang berbakti kepada Ayah," Ujarnya sambil terisak.

Sementara itu, King tidak dapat tidur, ia masih terbayang-bayang saat Hera mencium tangannya dan mengelusnya perlahan, entah kenapa ia merasakan kehangatan saat Hera menyentuhnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar, ia membuka pesan itu, ternyata dari orang suruhannya yang mengatakan jika Hera sudah sampai di tujuan dengan selamat.

"Hei, Ada apa denganku? Kenapa aku jadi mikirin si culun itu sih? Aku harus fokus, tujuanku adalah untuk membuat hidup si culun itu menderita," ujarnya kepada dirinya sendiri. King tidak mengerti apa yang terjadi kepadanya. Kenapa ia terus memikirkan tentang Hera.

Ia melirik jam di dinding kamarnya, sudah hampir jam dua dini hari tetapi ia tidak dapat memejamkan matanya. Sejak Gladis tiada, King memang mengalami insomnia terutama pada malam hari. Ia harus mengkonsumsi obat tidur dulu, baru ia bisa terlelap. karena jika tidak, mungkin sampai pagi ia tetap terjaga.

"Ini tidak bisa dibiarkan! besok kan, aku harus mengurus semua sebelum bokap dan nyokap sampai di Jakarta," King membuka laci meja dan mengambil satu butir obat tidur dan meminumnya.

Benar saja, tidak lama setelah ia meminum obat tidur, King pun langsung masuk ke alam mimpi lalu tertidur dengan nyenyak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status