Share

12. Perjuangan Hera

Namun ada salah seorang sekuriti yang baik hati menunjukkan kepada Hera letak apartemen yang akan ia tuju. Setelah mengucapkan terima kasih kepada sekuriti itu, Hera segera menuju ke apartemennya King. Sedangkan di dalam apartemen, sejak dari tadi King merasa gelisah, takut Hera tidak menyetujui permintaannya. Maka ia harus siap-siap pasrah dijodohkan kepada wanita lain. Jika ia menikahi Hera setidaknya ia yang memilih wanita itu, dan ia harus patuh dengan semua aturan yang dibuat oleh King.

Saat ini sudah menunjukkan pukul setengah dua belas lewat lima belas menit dan hampir tengah malam. Tidak ada satu pesan atau panggilan telpon pun dari Hera. Disaat king mulai menyerah menunggu kabar dari Hera, dan hendak tidur. Tiba-tiba bel pintu apartemennya berbunyi. Ia segera menuju pintu dan melihat dari layar kecil yang ada di pintu tersebut. Jika Hera yang datang. Seketika King berjingkrak-jingkrak kesenangan dan menyebut kata "yes! yes, yes!" beberapa kali.

Ia kembali mengontrol emosinya, dan melihat dari layar jika Hera masih berdiri di depan pintu dengan wajah yang berantakan seperti orang yang baru habis menangis, namun King mencoba tidak mempedulikannya. Ia membuka pintu apartemennya, dan mempersilahkannya untuk masuk. Hera segera masuk, king mempersilahkan Hera untuk duduk. Mereka baru saja duduk berhadap hadapan di sofa. Tiba-tiba Hera berkata,

"Tu..tuan, Saya bersedia menjadi istri tuan," ujar Hera terbata-bata. King ingin bicara namun buru-buru Hera bangkit dari sofa dan bersimpuh di hadapan King dan kembali berkata, "saya mohon tuan, jadikan saya istri Anda, sa..saya sangat membutuhkan uang yang tuan tawarkan," kali ini demi ayahnya, Hera merendahkan harga dirinya di depan King.

"Hahahaha, gue sudah duga, lo pasti datang, baiklah.., baiklah, karena lo sudah memohon dengan baik tanpa saya suruh, saya akan mengabulkan permintaanmu" King segera menghubungi Juyan.

Juyan datang ke apartemen King dengan wajah bantal, ia mencoba mengumpulkan kesadarannya ternyata ada Hera di sana. King menjelaskan kepadanya jika Hera setuju menjadi istri bayarannya.

Juyan menyodorkan beberapa lembar kertas di hadapan Hera. Karena waktu yang hampir tengah malam dan perasaannya yang tidak tenang memikirkan ayahnya, Hera dengan segera menandatangani lembaran kertas itu tanpa membacanya lebih dulu. Ia sangat kaget dengan tindakan yang dilakukan Hera, ia menandatangani perjanjian itu tanpa membacanya terlebih dahulu.

Sedangkan di wajah King terbit senyuman misterius. Setelah Hera selesai menandatangi semuanya. King berkata, "sebutkan nomor rekeningmu". Hera menyebutkan nomor rekeningnya kepada King, dan alangkah terkejutnya Hera saat tau jika King mentransfer ke rekeningnya sebanyak dua milyar, itu bisa ia jadikan panjar untuk pengobatan ayahnya.

"Saya transfer segitu dulu, sisanya besok setelah pernikahan kita tercatat di catatan sipil sebagai pernikahan yang sah" seru King tegas.

Saking senangnya Hera, ia langsung berdiri, menghampiri King, ia langsung memegang tangan king dan mencium punggung tangannya sambil mengucapkan terima kasih. King yang mendapatkan serangan tiba-tiba dari Hera, seketika merasa kaget dan tidak dapat berkata apa apa. 

Namun berbeda dengan Juyan, "apa yang sedang anda lakukan nona!" Serunya marah. "Ma...maaf tuan, saya spontan..," Hera kembali membersihkan bekas kecupannya di punggung tangan King dengan jari-jarinya, king hanya melongo, namun Juyan semakin menatap tajam ke arah Hera, ia segera menghentikan tindakannya itu karena takut dengan Juyan yang menatapnya dengan tajam. Juyan tau, jika bossnya tidak suka bagian tubuhnya di sentuh oleh orang lain. 

"Besok pagi jam 10 pagi, datang ke alamat ini," King menyodorkan sebuah alamat hotel berbintang.  Hera menerima alamat itu, lalu pamit pulang kepada keduanya. Ia harus buru-buru kembali ke rumah sakit.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status