Home / Romansa / THE HERA'S KING / 12. Perjuangan Hera

Share

12. Perjuangan Hera

last update Last Updated: 2021-07-11 07:50:24

Namun ada salah seorang sekuriti yang baik hati menunjukkan kepada Hera letak apartemen yang akan ia tuju. Setelah mengucapkan terima kasih kepada sekuriti itu, Hera segera menuju ke apartemennya King. Sedangkan di dalam apartemen, sejak dari tadi King merasa gelisah, takut Hera tidak menyetujui permintaannya. Maka ia harus siap-siap pasrah dijodohkan kepada wanita lain. Jika ia menikahi Hera setidaknya ia yang memilih wanita itu, dan ia harus patuh dengan semua aturan yang dibuat oleh King.

Saat ini sudah menunjukkan pukul setengah dua belas lewat lima belas menit dan hampir tengah malam. Tidak ada satu pesan atau panggilan telpon pun dari Hera. Disaat king mulai menyerah menunggu kabar dari Hera, dan hendak tidur. Tiba-tiba bel pintu apartemennya berbunyi. Ia segera menuju pintu dan melihat dari layar kecil yang ada di pintu tersebut. Jika Hera yang datang. Seketika King berjingkrak-jingkrak kesenangan dan menyebut kata "yes! yes, yes!" beberapa kali.

Ia kembali mengontrol emosinya, dan melihat dari layar jika Hera masih berdiri di depan pintu dengan wajah yang berantakan seperti orang yang baru habis menangis, namun King mencoba tidak mempedulikannya. Ia membuka pintu apartemennya, dan mempersilahkannya untuk masuk. Hera segera masuk, king mempersilahkan Hera untuk duduk. Mereka baru saja duduk berhadap hadapan di sofa. Tiba-tiba Hera berkata,

"Tu..tuan, Saya bersedia menjadi istri tuan," ujar Hera terbata-bata. King ingin bicara namun buru-buru Hera bangkit dari sofa dan bersimpuh di hadapan King dan kembali berkata, "saya mohon tuan, jadikan saya istri Anda, sa..saya sangat membutuhkan uang yang tuan tawarkan," kali ini demi ayahnya, Hera merendahkan harga dirinya di depan King.

"Hahahaha, gue sudah duga, lo pasti datang, baiklah.., baiklah, karena lo sudah memohon dengan baik tanpa saya suruh, saya akan mengabulkan permintaanmu" King segera menghubungi Juyan.

Juyan datang ke apartemen King dengan wajah bantal, ia mencoba mengumpulkan kesadarannya ternyata ada Hera di sana. King menjelaskan kepadanya jika Hera setuju menjadi istri bayarannya.

Juyan menyodorkan beberapa lembar kertas di hadapan Hera. Karena waktu yang hampir tengah malam dan perasaannya yang tidak tenang memikirkan ayahnya, Hera dengan segera menandatangani lembaran kertas itu tanpa membacanya lebih dulu. Ia sangat kaget dengan tindakan yang dilakukan Hera, ia menandatangani perjanjian itu tanpa membacanya terlebih dahulu.

Sedangkan di wajah King terbit senyuman misterius. Setelah Hera selesai menandatangi semuanya. King berkata, "sebutkan nomor rekeningmu". Hera menyebutkan nomor rekeningnya kepada King, dan alangkah terkejutnya Hera saat tau jika King mentransfer ke rekeningnya sebanyak dua milyar, itu bisa ia jadikan panjar untuk pengobatan ayahnya.

"Saya transfer segitu dulu, sisanya besok setelah pernikahan kita tercatat di catatan sipil sebagai pernikahan yang sah" seru King tegas.

Saking senangnya Hera, ia langsung berdiri, menghampiri King, ia langsung memegang tangan king dan mencium punggung tangannya sambil mengucapkan terima kasih. King yang mendapatkan serangan tiba-tiba dari Hera, seketika merasa kaget dan tidak dapat berkata apa apa. 

Namun berbeda dengan Juyan, "apa yang sedang anda lakukan nona!" Serunya marah. "Ma...maaf tuan, saya spontan..," Hera kembali membersihkan bekas kecupannya di punggung tangan King dengan jari-jarinya, king hanya melongo, namun Juyan semakin menatap tajam ke arah Hera, ia segera menghentikan tindakannya itu karena takut dengan Juyan yang menatapnya dengan tajam. Juyan tau, jika bossnya tidak suka bagian tubuhnya di sentuh oleh orang lain. 

"Besok pagi jam 10 pagi, datang ke alamat ini," King menyodorkan sebuah alamat hotel berbintang.  Hera menerima alamat itu, lalu pamit pulang kepada keduanya. Ia harus buru-buru kembali ke rumah sakit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • THE HERA'S KING   155. The last

    Lui langsung mencari sang mommy. "Selamat sore jagoan Opa?" sapa tuan Roland kepada cucunya. "Oma, Mommy kemana,kok nggak kelihatan?" ia bukannya membalas sapaan kakeknya. Ia malah menanyakan keberadaan sang mommy. Jadinya tuan Luther menjadi terbengong-bengong dengan sikap cucunya itu. Sifat Lui bertolak belakang dengan sifat kakaknya Kiran yang menyapa kedua kakek dan neneknya dengan semangat. "Welcome home.., Oma, Opa," ucap Kiran lalu memeluk keduanya. "Lui.., kamu nggak kangen sama Oma?" Nyonya Yesi pura-pura sedih. Ia sangat tau kelemahan cucunya. "Tentu saja, Lui kangen Oma," ujarnya lalu memeluk omanya dengan erat. Namun ia tidak mau memeluk opanya. "Opa jangan sedih ya, sini main sama aku saja," Kiran mengetahui raut kesedihan di&n

  • THE HERA'S KING   154. Lui si posesif

    Empattahun kemudian,"Kiran.., anak Daddy, Where are youbaby..," ucap King yang mulai mencari keberadaan anak sulungnya itu di setiap ruangan dalam rumahnya, karena tadi ia sengaja mampir ke sekolah anaknya untuk menjemputnya, namun gurunya mengatakan jika si anak sudah dijemput duluan oleh seseorang.Jelas saja ia sangat kuatir karena Bu Gurunya kurang kenal dengan orang itu, ia hanya berkata jika ia adalah sopir keluarga Elwood.Ditambah lagi, istrinya Hera sedang ngambek dengannya sudah dua hari ini. Semua gara-gara putranya yang lahir setelah dua tahun Kiran hadir dalam kehidupan mereka.Lui Putra Elwood, demikian nama putra mereka. Walaupun Luimasih berumur 2 tahun namun tingkahnya seperti anak yang berumur lima tahun, ia sering kali menjalihi King.Satu persatu King menyebut nama-nama orang yang ada di rumahnya. Namun tidak ad

  • THE HERA'S KING   153. Baby K, Kirani Putri Elwood

    "Sayang.., pelan aduh..," King merasa sangat kesakitan karena untuk kesekiankalimya Hera menancapkan kuku-kukunya dilengan King.Saat ini Hera sedang berjuang di ruang persalinan untuk melahirkan bayi pertama mereka.King yang sok jago,melarang mami Yesi dan mama Lisma untuk menemaninya masuk ke ruang bersalin. Alhasil ia yang menjadi bulan-bulanan istrinya yang sedang berjuang melahirkan bayi mereka.Hera terlihat menahan rasa sakit yang teramat sangat, namun bibirnya sama sekali tak mengeluh, hanya sorot matanya yang mengeluarkan banyak air mata, mengisyaratkan rasa sakit yang mendalam."Sayang.., semangat baby, kamu pasti bisa!" King mencoba menyemangati Hera, ia juga menyeka keringat yangsudah bercampur air mata di wajah istrinya."Bu Hera, sekali lagi kita coba, kepala si kecil sudah mulai nongol nih, tarik napas dalam-dalam, l

  • THE HERA'S KING   152. Ritual suci

    Beberapa bulan kemudian,"Sayang.., i'm home baby.., where are you?" ucap King setengah berteriak mencari keberadaan istrinya di dalam kamar."Aku disini mas," jawab Hera yang baru saja selesai mandi."Kamu baru selesai mandi sayang? ayo buruan, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar King lagi."Lho mas, bukannya pagi ini kamu akan menghadiri meeting penting?" seru Hera bingung. Soalnya mami Yesi mengatakan jika suaminya sangat sibuk hari ini jadi, ibu mertuanya yang akanmenggantikan King untuk mengantarkannya ke rumah sakit."Sayang.., yang terpenting bagiku saat ini hanya kamu dan bayi kita, yang lain mah.., lewat! lagian kamu nggak usah kuatir ada dua tim kuat yang ikut mendukung suksesnya perusahaan kita," jelas King kepada istrinya."Maksud mas, tim kuat yang bagaimana sih?"

  • THE HERA'S KING   151. Semua menjadi jelas

    Pagi hari pukul enam, Hera terbangun dan merasakan badannya terasa capek. Ia melihat sekelilingnya, "aku ada dimana?" gumamnya dalam hati.Ia lalu mengitari pandangannya di dalam ruangan itu. Akhirnya ia tau jika ia sedang berada di dalam rumah sakit.Tangannya juga telah di infus, ia lalu mengingat bayi di dalam kandungannya."Bayiku.., apakah kamu baik-baik saja nak?" Hera mulai terisak, dan menangis tersedu-sedu. Tuan Roland danNyonya Yesi yang sedang menjaga Hera seketika terbagun dari sofa yang mereka tiduri."Pi.., Hera sudah sadar! segera hubungi dokter!" pinta nyonya Yesi kepada suaminya.Sementara ia sendiri menghampiri ranjang tempat Hera terbaring."Ra.., kamu sudah bangun?" sapa nyonya Yesi lembut."Mi.., bayiku mi.., bayiku bagaimana mi?" isaknya lagi."Kamu tenang ya Ra, cucu mami

  • THE HERA'S KING   150. Hera ditemukan

    Juyan yang baru saja mendapat laporan dari Jonas, jika Hera saat ini di rawat di sebuahrumah sakit, segera membawa King menuju rumah sakit dimana Hera sedang dirawat.Sepanjang perjalanan King mencoba terus mengumpulkan kesadarannya. Ternyata pengaruh wine yang ia minumtadi mulai bereaksi.Sesampai di rumah sakit, ia langsung menerobos masuk ke dalam ruangan unit gawat darurat, ia tidak peduli lagi jika beberapa perawat menghalangi jalannya.Ia melihat istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan infus yang terpasang di tangannya.Ia lalu menggenggam tangan istrinya sambil menangisia berkata, "Ra.., kamu kenapa sayang? maafkan aku, bangun baby.., maafkan aku..," lirihnya."Dokter bagaimana keadaan istri saya?" tanyanya kepada dokter yang bertugas di UGD saat itu."Kondisi pasien saat ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status