Share

14. Persiapan pernikahan

Pukul lima pagi, Ewan kembali ke rumah sakit. Ia mendapati Hera tertidur di bangku panjang di depan ruang ICU. Ia mencoba membangunkannya dengan pelan. Karena kelelahan, Hera agak lama baru bisa terbangun. Ewan mengatakan jika sebentar lagi ayah mereka akan segera di operasi.

 

Hera yang baru bangun kembali mengumpulkan nyawanya, bersamaan dengan itu, ponselnya berbunyi, ternyata pengawal Juyan yang mengirimkan pesan kepadanya. Mengingatkannya agar tidak telat datang. Karena hari ini mereka akan mendaftarkan pernikahan mereka ke kantor catatan sipil. Hera menjawab pesan Juyan dan mengatakan ia akan datang tepat waktu.

 

Sebelum ayahnya masuk ruang operasi, terlebih dahulu Hera di panggil oleh dokter untuk menandatangani surat persetujuan dilakukannya tindakan operasi. Setelah semua urusan administrasi selesai, ayah Hera segera di bawa masuk ke dalam ruang operasi.

 

Setelah mengetahui ayahnya telah masuk ruang operasi. Hera pun pamit kepada Ewan.

"Wan, kakak mau pulang ke rumah, setelah itu, kakak akan menemui tuan King, kita komukasi terus ya, jika ada apa-apa kasi tau kakak, semoga operasi Ayah berjalan dengan lancar."

 

"Amin kak, kakak hati-hati ya, kakak jangan kuatir tentang Ayah, aku yang akan mengurusnya, jika terjadi apa apa dengan kakak, segera hubungi Ewan," kedua kakak beradik itu pun, saling menguatkan.

 

Setelah berpamitan dengan adiknya, Hera segera menuju rumahnya.

Sesampai di rumah, ia memilih untuk membersihkan tubuhnya dengan mandi.

Karena takut telat, ia melewatkan sarapannya pagi itu.

 

Berbeda dengan pertemuannya dengan King di hari sebelumnya, saat ini Hera kembali berpakaian casual ciri khas dirinya. Menggunakan taksi online ia menuju hotel tempat mereka janjian ketemu.

 

Sesampai di hotel, Hera menanyakan kepada resepsionis tepatnya dimana ruangan yang akan ia tuju. Sang Resepsionis menemani Hera menuju ruangan tersebut, ia mengetuk sebuah pintu dan terdengar suara orang mengatakan "masuk," Sang Resepsionis mempersilakannya untuk masuk.

 

Dalam ruangan itu, ada beberapa orang, temasuk King yang sedang duduk santai membolak balik layar ipadnya tanpa sedikitpun menoleh ke arahnya sedangkan Juyan sibuk dengan beberapa dokumen. Ia meminta beberapa dokumen Hera yang sebelumnya ia suruh untuk  dipersiapkan. Hera menyerahkan dokumen itu.

 

Juyan menyuruhnya untuk mengganti bajunya dengan baju yang ada di dalam paper bag itu karena mereka akan berfoto untuk melengkapi dokumen catatan sipil.

Hera masuk ke dalam kamar mandi dan mengganti bajunya, ia sedikit merasakan jika perutnya sakit namun ia mencoba mengabaikannya. Ia mulai memoles wajahnya dengan make up tipis dan kembali memasang lipstick di bibirnya agar tidak terlihat pucat. Setelah itu ia melangkah keluar.

 

King sudah bersiap-siap, Sang Fotografer menyuruh Hera untuk bergabung bersama King berdiri di sampingnya untuk di ambil sesi foto bersama. 

King sempat terpesona dengan penampilannya yang memukau, rambut hitamnya yang panjang ia gerai dengan memakai bando hitam, wajahnya yang putih bersih dengan alis yang tersusun rapi, serta dress di atas lutut yang sangat pas dengan lekuk tubuhnya. Diam-diam King mencuri-curi pandang melirik ke arah Hera.  Namun ia kembali menekan perasaannnya itu dan mengingat kembali niat awalnya untuk balas dendam kepada Hera.

 

Keduanya juga menandatangani surat keabsahan bahwa mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Hera melirik surat resmi itu, dan menghela napas panjang seakan menyiratkan banyak beban di hatinya.

 

 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status