Home / Romansa / THE HERA'S KING / 14. Persiapan pernikahan

Share

14. Persiapan pernikahan

last update Last Updated: 2021-07-12 11:32:04

Pukul lima pagi, Ewan kembali ke rumah sakit. Ia mendapati Hera tertidur di bangku panjang di depan ruang ICU. Ia mencoba membangunkannya dengan pelan. Karena kelelahan, Hera agak lama baru bisa terbangun. Ewan mengatakan jika sebentar lagi ayah mereka akan segera di operasi.

 

Hera yang baru bangun kembali mengumpulkan nyawanya, bersamaan dengan itu, ponselnya berbunyi, ternyata pengawal Juyan yang mengirimkan pesan kepadanya. Mengingatkannya agar tidak telat datang. Karena hari ini mereka akan mendaftarkan pernikahan mereka ke kantor catatan sipil. Hera menjawab pesan Juyan dan mengatakan ia akan datang tepat waktu.

 

Sebelum ayahnya masuk ruang operasi, terlebih dahulu Hera di panggil oleh dokter untuk menandatangani surat persetujuan dilakukannya tindakan operasi. Setelah semua urusan administrasi selesai, ayah Hera segera di bawa masuk ke dalam ruang operasi.

 

Setelah mengetahui ayahnya telah masuk ruang operasi. Hera pun pamit kepada Ewan.

"Wan, kakak mau pulang ke rumah, setelah itu, kakak akan menemui tuan King, kita komukasi terus ya, jika ada apa-apa kasi tau kakak, semoga operasi Ayah berjalan dengan lancar."

 

"Amin kak, kakak hati-hati ya, kakak jangan kuatir tentang Ayah, aku yang akan mengurusnya, jika terjadi apa apa dengan kakak, segera hubungi Ewan," kedua kakak beradik itu pun, saling menguatkan.

 

Setelah berpamitan dengan adiknya, Hera segera menuju rumahnya.

Sesampai di rumah, ia memilih untuk membersihkan tubuhnya dengan mandi.

Karena takut telat, ia melewatkan sarapannya pagi itu.

 

Berbeda dengan pertemuannya dengan King di hari sebelumnya, saat ini Hera kembali berpakaian casual ciri khas dirinya. Menggunakan taksi online ia menuju hotel tempat mereka janjian ketemu.

 

Sesampai di hotel, Hera menanyakan kepada resepsionis tepatnya dimana ruangan yang akan ia tuju. Sang Resepsionis menemani Hera menuju ruangan tersebut, ia mengetuk sebuah pintu dan terdengar suara orang mengatakan "masuk," Sang Resepsionis mempersilakannya untuk masuk.

 

Dalam ruangan itu, ada beberapa orang, temasuk King yang sedang duduk santai membolak balik layar ipadnya tanpa sedikitpun menoleh ke arahnya sedangkan Juyan sibuk dengan beberapa dokumen. Ia meminta beberapa dokumen Hera yang sebelumnya ia suruh untuk  dipersiapkan. Hera menyerahkan dokumen itu.

 

Juyan menyuruhnya untuk mengganti bajunya dengan baju yang ada di dalam paper bag itu karena mereka akan berfoto untuk melengkapi dokumen catatan sipil.

Hera masuk ke dalam kamar mandi dan mengganti bajunya, ia sedikit merasakan jika perutnya sakit namun ia mencoba mengabaikannya. Ia mulai memoles wajahnya dengan make up tipis dan kembali memasang lipstick di bibirnya agar tidak terlihat pucat. Setelah itu ia melangkah keluar.

 

King sudah bersiap-siap, Sang Fotografer menyuruh Hera untuk bergabung bersama King berdiri di sampingnya untuk di ambil sesi foto bersama. 

King sempat terpesona dengan penampilannya yang memukau, rambut hitamnya yang panjang ia gerai dengan memakai bando hitam, wajahnya yang putih bersih dengan alis yang tersusun rapi, serta dress di atas lutut yang sangat pas dengan lekuk tubuhnya. Diam-diam King mencuri-curi pandang melirik ke arah Hera.  Namun ia kembali menekan perasaannnya itu dan mengingat kembali niat awalnya untuk balas dendam kepada Hera.

 

Keduanya juga menandatangani surat keabsahan bahwa mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Hera melirik surat resmi itu, dan menghela napas panjang seakan menyiratkan banyak beban di hatinya.

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • THE HERA'S KING   155. The last

    Lui langsung mencari sang mommy. "Selamat sore jagoan Opa?" sapa tuan Roland kepada cucunya. "Oma, Mommy kemana,kok nggak kelihatan?" ia bukannya membalas sapaan kakeknya. Ia malah menanyakan keberadaan sang mommy. Jadinya tuan Luther menjadi terbengong-bengong dengan sikap cucunya itu. Sifat Lui bertolak belakang dengan sifat kakaknya Kiran yang menyapa kedua kakek dan neneknya dengan semangat. "Welcome home.., Oma, Opa," ucap Kiran lalu memeluk keduanya. "Lui.., kamu nggak kangen sama Oma?" Nyonya Yesi pura-pura sedih. Ia sangat tau kelemahan cucunya. "Tentu saja, Lui kangen Oma," ujarnya lalu memeluk omanya dengan erat. Namun ia tidak mau memeluk opanya. "Opa jangan sedih ya, sini main sama aku saja," Kiran mengetahui raut kesedihan di&n

  • THE HERA'S KING   154. Lui si posesif

    Empattahun kemudian,"Kiran.., anak Daddy, Where are youbaby..," ucap King yang mulai mencari keberadaan anak sulungnya itu di setiap ruangan dalam rumahnya, karena tadi ia sengaja mampir ke sekolah anaknya untuk menjemputnya, namun gurunya mengatakan jika si anak sudah dijemput duluan oleh seseorang.Jelas saja ia sangat kuatir karena Bu Gurunya kurang kenal dengan orang itu, ia hanya berkata jika ia adalah sopir keluarga Elwood.Ditambah lagi, istrinya Hera sedang ngambek dengannya sudah dua hari ini. Semua gara-gara putranya yang lahir setelah dua tahun Kiran hadir dalam kehidupan mereka.Lui Putra Elwood, demikian nama putra mereka. Walaupun Luimasih berumur 2 tahun namun tingkahnya seperti anak yang berumur lima tahun, ia sering kali menjalihi King.Satu persatu King menyebut nama-nama orang yang ada di rumahnya. Namun tidak ad

  • THE HERA'S KING   153. Baby K, Kirani Putri Elwood

    "Sayang.., pelan aduh..," King merasa sangat kesakitan karena untuk kesekiankalimya Hera menancapkan kuku-kukunya dilengan King.Saat ini Hera sedang berjuang di ruang persalinan untuk melahirkan bayi pertama mereka.King yang sok jago,melarang mami Yesi dan mama Lisma untuk menemaninya masuk ke ruang bersalin. Alhasil ia yang menjadi bulan-bulanan istrinya yang sedang berjuang melahirkan bayi mereka.Hera terlihat menahan rasa sakit yang teramat sangat, namun bibirnya sama sekali tak mengeluh, hanya sorot matanya yang mengeluarkan banyak air mata, mengisyaratkan rasa sakit yang mendalam."Sayang.., semangat baby, kamu pasti bisa!" King mencoba menyemangati Hera, ia juga menyeka keringat yangsudah bercampur air mata di wajah istrinya."Bu Hera, sekali lagi kita coba, kepala si kecil sudah mulai nongol nih, tarik napas dalam-dalam, l

  • THE HERA'S KING   152. Ritual suci

    Beberapa bulan kemudian,"Sayang.., i'm home baby.., where are you?" ucap King setengah berteriak mencari keberadaan istrinya di dalam kamar."Aku disini mas," jawab Hera yang baru saja selesai mandi."Kamu baru selesai mandi sayang? ayo buruan, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar King lagi."Lho mas, bukannya pagi ini kamu akan menghadiri meeting penting?" seru Hera bingung. Soalnya mami Yesi mengatakan jika suaminya sangat sibuk hari ini jadi, ibu mertuanya yang akanmenggantikan King untuk mengantarkannya ke rumah sakit."Sayang.., yang terpenting bagiku saat ini hanya kamu dan bayi kita, yang lain mah.., lewat! lagian kamu nggak usah kuatir ada dua tim kuat yang ikut mendukung suksesnya perusahaan kita," jelas King kepada istrinya."Maksud mas, tim kuat yang bagaimana sih?"

  • THE HERA'S KING   151. Semua menjadi jelas

    Pagi hari pukul enam, Hera terbangun dan merasakan badannya terasa capek. Ia melihat sekelilingnya, "aku ada dimana?" gumamnya dalam hati.Ia lalu mengitari pandangannya di dalam ruangan itu. Akhirnya ia tau jika ia sedang berada di dalam rumah sakit.Tangannya juga telah di infus, ia lalu mengingat bayi di dalam kandungannya."Bayiku.., apakah kamu baik-baik saja nak?" Hera mulai terisak, dan menangis tersedu-sedu. Tuan Roland danNyonya Yesi yang sedang menjaga Hera seketika terbagun dari sofa yang mereka tiduri."Pi.., Hera sudah sadar! segera hubungi dokter!" pinta nyonya Yesi kepada suaminya.Sementara ia sendiri menghampiri ranjang tempat Hera terbaring."Ra.., kamu sudah bangun?" sapa nyonya Yesi lembut."Mi.., bayiku mi.., bayiku bagaimana mi?" isaknya lagi."Kamu tenang ya Ra, cucu mami

  • THE HERA'S KING   150. Hera ditemukan

    Juyan yang baru saja mendapat laporan dari Jonas, jika Hera saat ini di rawat di sebuahrumah sakit, segera membawa King menuju rumah sakit dimana Hera sedang dirawat.Sepanjang perjalanan King mencoba terus mengumpulkan kesadarannya. Ternyata pengaruh wine yang ia minumtadi mulai bereaksi.Sesampai di rumah sakit, ia langsung menerobos masuk ke dalam ruangan unit gawat darurat, ia tidak peduli lagi jika beberapa perawat menghalangi jalannya.Ia melihat istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan infus yang terpasang di tangannya.Ia lalu menggenggam tangan istrinya sambil menangisia berkata, "Ra.., kamu kenapa sayang? maafkan aku, bangun baby.., maafkan aku..," lirihnya."Dokter bagaimana keadaan istri saya?" tanyanya kepada dokter yang bertugas di UGD saat itu."Kondisi pasien saat ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status