Reyna terkesima, dia menatap Farel yang terlihat emosi. Tangannya masih berada di dada Farel yang dengan jelas masih terdengar degup jantung tidak teratur.
Baru kali ini Reyna mendengar Farel berbicara banyak padanya, biasanya dia pelit sekali dalam berucap. Laki-laki itu jelas sekali mengkhawatirkan dia, Farel terlihat sangat cemas.
Perhatian seorang kakak terhadap adiknya. Hanya itu pikiran Reyna saat ini. Reyna tiba-tiba merasa bersalah, tapi dia masih bingung harus berkata apa.
Farel melepaskan genggaman tangannya lalu berbalik meninggalkan Reyna yang masih terpaku menatap kepergian laki-laki itu.
Reyna seketika tersadar dan berlari mengejar Farel, wanita itu kemudian menabrak tubuh Farel dan memeluknya dari belakang membuat Farel menghentikan langkahnya.
Farel terkejut dengan reaksi Reyna. Ada yang menghangat dalam hati laki-laki
Kembali untuk melanjutkan hidup normal. Apa tang terjadi pada Reyna? Apakah dia akan bertemu Aldi kembali? Cuzzzz lanjut Tinggalkan jejak kalian dengan komen bintang 5 dan kirim gem buat Reyna juga boleh banget. Sungguh menantikanmu. Love you sekebon
Apa kamu ingin mengambil kembali milikmu? Aku bisa melakukannya jika kamu mau," tawar Farel pada Reyna. "Jangan kak, biarkan saja dia mengambilnya. Aku ingin membuka butik baru saja lagi seperti dulu, hanya saja aku belum punya tempat." Farel mendekati Reyna dengan wajah yang terlihat dingin. Sekilas orang tidak mengerti jalan pikiran pria tampan itu. Sama seperti Reyna saat ini. "Apa yang kau pikirkan, Kak?" tanya Reyna yang menatap pria yang saat ini sudah berada sejengkal dari hadapannya. "Sebenarmya kau mampu untuk mengelola perusahaan, Reyna, aku tahu kau cerdas. Aku rasa tidak.sulit mengajarimu, bukankah selain design, kau dari lulusan ekonomi bisnis? tentunya tidak akan sulit mempelajarinya. Kalau soal design itu hobbymu sejak dulu, dan kau bisa memegang keduanya jika kau mau." Reyna membisu, tawaran dari Farel sebenarnya sangat menarik, hanya entah mengapa
Esok malamnya acara gathering Mayapada group bersama partner cabang Jakarta dilaksanakan di lantai 5 gedung itu. Acara ternyata bertema bebas dan santai, lebih kepada pengenalan dan promosi perusahaan Mayapada, khususnya untuk cabang di Jakarta. Reyna dengan gaun berwarna peach terlihat sangat cantik dan anggun, tangannya dia lingkarkan pada lengan Farel. "Tenang Reyna, semuanya akan baik-baik saja," bisik Farel. "Maaf Kak, aku sedikit gugup," balas Reyna ikut berbisik. Detak jantungnya berubah lebih cepat. "Ingat, jangan terlihat lemah di depan mereka," ucap Farel seraya menepuk punggung tangan Reyna untuk menenangkan hati wanita itu. Saat mereka masuk, berpasang-pasang mata memperhatikan kedua pasangan yang terlihat sangat serasi ini. Mereka memuji pasangan yang terlihat elegan. "Sepertinya wajah yang pria sangat familiar ya, t
"Oh Tuan dari perusahaan konsultan yang kami minta bekerja sama dalam projek kami itu, bukan? Apakah kalian pasangan kerja dari perusahaan yang sama?" tanya Nadia mencoba mencari tahu, dia masih belum yakin Farel hanya memegang perusahaan konsultan saja mengingat banyaknya tamu undangan yang menghormatinya. "Dia wanitaku," jawab Farel santai seraya melingkarkan tangannya pada pinggang Reyna. Dia menatap Aldi yang terlihat jelas menatap mereka denga pandangan rumit. "Tuan, mari saya antar Tuan ke ruangan khusus. Ada sesuatu yang akan kami bicarakan empat mata berkenaan dengan projek yang kami tawarkan. Apakah anda tidak keberatan?" tanya Nadia mencoba menjauhkan Reyna dari Farel. Nadia sangat kagum dengan kharisma Farel dan ketampanan pria itu. Entah mengapa dia isangat tertarik untuk mengenal Farel lebih jauh. "Sepertinya pria ini bukan orang sembarangan, hemmm, beruntung sekali wanita mandul itu dekat dengan pria
"Tidak boleh! Kau hanya mencintaiku Reyna, kau hanya bisa mencintaiku. Tidak akan ada orang lain yang bisa mencintaimu sebesar aku mencintaimu." Reyna malas mendengar ocehan Aldi, dia berusaha tidak terbujuk rayuan suaminya lagi. "Aku lelah, Mas. Selama kau masih bersama Nadia, aku tidak akan sanggup bersamamu. Aku menyerah." "Aku sudah menawarkan untuk menceraikannya, tapi bukankah kau yang tidak ingin aku berpisah darinya?" protes Aldi sambil menatap iris mata Reyna. "Aku memikirkan anakmu, Mas Ingat Azlea masih sangat kecil Apa kau sanggup jika anakmu dibawa oleh ibunya dan melarangmu bertemu dengannya?" "Akkkkhhhhh! Sial! Kenapa harus ada pilihan itu. Dan mengapa aku harus memiliki anak dari orang lain? Apa kau sengaja tidak ingin hamil dariku, Reyna?" Plakkkk! Reyna menampar pipi Aldi dengan wajah penu
Reyna menggeleng seraya tersenyum kecil, wanita di depannya ini selalu saja membuat dirinya muak. "Aku sebenarnya kasihan dengan mas Aldi dan Azlea, kenapa mereka harus memiliki wanita yang tidak pantas untuk dicintai," ucap Reyna seraya melangkah meninggalkan Nadia. "Apa maksudmu, wanita sial!" ucap Nadia marah. Reyna tidak meladeni Nadia dia tetap melangkah meninggalkan Nadia yang wajahnya memerah menahan amarah. Dasar wanita mandul, syukurlah sebentar lagi kau akan berpisah dari suamiku!" teriak Nadia kesal. Hei ... santai nona, kenapa kau marah ? Aku hanya memberi pendapat sesuai dengan yang aku saksikan," jawab Reyna kembali tersenyum tanpa menoleh pada Nadia. "Aku yakin kau pasti membujuk papa Azlea untuk tidak bercerai. Kau pikir dia akan mengikuti keinginanmu? Dia bahkan ingin sekali mempercepat prosesnya!" dusta Nadia membuat Reyna terkek
Reyna dan Farel baru saja sampai di rumah, ketika Farel tiba-tiba menahan langkahnya. Reyna, apa boleh aku tahu, apa yang terjadi? Kenapa diam?" tanya Farel. Reyna menatap wajah tampan Farel, mata mereka saling beradu. Ada banyak kata yang ingin diungkapkan Reyna dari tatapan matanya. Dan Farel merasa terluka, dia seakan merasakan apa yang Reyna rasakan. "Aku tahu ini sulit," ucap Farel, Dia mengikuti Reyna menuju kamar wanita itu. "Aldi bertanya padaku apakah dia mampu menjalani hidupnya setelah kami berpisah? Dan mirisnya aku pun menanyakan hal yang sama di hatiku, Kak," ucap Reyna dengan air mata yang kembali mengalir. Rasanya seakan ada yang hilang di hatinya Reyna duduk di tepi tempat tidur seraya mendongak menatap Farel yang berdiri di hadapannya. "Kak, aku tidak sanggup," ucap Reyna terisak dengan air mata yang membanjiri wajahnya.
Pria tampan dengan lesung pipi itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Pertanyaan Reyna membuatnya bingung untuk mencari jawaban yang dia inginkan. "Kenapa Kak Farel diam? Aku sejak dulu tidak pernah melihat Kak Farel dekat dengan teman wanita. Apa Kakak tidak pernah mencintai seorang wanita tanya Reyna lagi kali ini membuat wajah Farel merah karena gugup. Farel kemudian menarik tangan Reyna tanpa menjawab pertanyaan Reyna, dia membawa Reyna kembali' ke mobil lalu melajukan mobilnya perlahan. Reyna bertanya-tanya dengan kelakuan Farel yang menurutnya aneh. Mata Reyna melirik ke arah Farel melalui kaca spion mobil yang berada di depannya. "Kita kemana Kak Farel?" tanya Reyna bingung karena sampai saat ini Farel sama sekali tidak mengeluarkan suara. Pria itu seakan asik mengemudi mobil sambil menatap.lurus ke jalan. Farel melirik Reyna juga melalui spion mobilnya
Reyna membelalakkan matanya seraya menatap Farel. Bisikan Farel barusan membuatnya shock. Farel kembali membawa Reyna ke ruangannya. 'Ma-maksudmu apa, Kak?" tanya Reyna sekali lagi saat mereka sudah berada di dalam ruangan. "Ayo menikah denganku, aku akan selalu membuat mu bahagia, Reyna. Kakak janji," jawab Farel lagi. "Kau serius, Kak?' "Sangat serius." Reyna menatap iris mata Farel dengan tajam, dia ingin sekali mengetahui arti kesungguhan ucapan Farel padanya. Reyna tertegun sesaat, susah sekali rasanya untuk mengeluarkan kata-kata. Reyna sungguh belum pernah berpikir harus menikah dengan kakak angkatnya walau dia amat menyayangi Farel. "Kau tahu aku masih belum bercerai, Kak." Farel melangkah mendekati Reyna, di genggamnya tangan Reyna seraya menatap penuh kasih. &nb