Share

14. Bimbang

Shanum benar-benar sangat menikmati waktunya dengan Gibran. Mereka sudah ke sana ke mari menghabiskan sisa hari yang kian bergulir menjemput senja.

Matahari sudah memerah, pertanda sebentar lagi siang akan berganti malam. Di tepi Danau Singkarak, Shanum Dan Gibran duduk di atas batang pohon kelapa yang roboh diterjang badai. Tangan Gibran merangkul mesra pundak Shanum. Mereka tak ubahnya seperti remaja yang sedang kasmaran.

"Kenapa Uda akhirnya tahu kalau aku memiliki rasa ke Uda?" Shanum merebahkan kepalanya di bahu kekar Gibran. 

Pertanyaan Shanum membuat Gibran tersenyum lebar. "Kamu tahu Kanaya 'kan?"

Mendengar nama Kanaya disebut, wajah Shanum berubah tidak suka. Hatinya langsung saja merasa mengkal. Namun, dia tetap menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Gibran.

Gibran yang peka dengan perasaan Shanum, kian lebar senyumnya. "Cieee, wajahnya langsung kesal gitu. Cemburu, ya?"

Shanum melempar pandang ke arah lain. Dengkusan keluar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status