Share

6. The Liar

            Bagas tersenyum  melihat kehadiran Gravity di arena balap, ia kira Gravity tidak akan datang. Bagas mengikuti jadwal pertandingan bola, dan Gravity biasanya akan absen kalau Real Madrid bermain demi menemani Abil menonton. Hari ini kalau Gravity memenangkan balapan keuntungan yang didapat cukup besar, penantangnya pun cukup dikenal dikalangan pergaulan mereka. Niga, salah satu alumni dari SMK Gravity yang sudah lama berkecimpung di dunia balap.

“kenapa Grav? Muka kusut amat lo kaya keset bank” Gravity hanya ersenyum kecut mendengar basa-bais yang dilontarkan Bagas kepadanya

“Grav ada yang nyariin elo nih” Graviy menaikan sebelah alisnya memberi kode siapa yang mencari dia

“gak tau gue, tadi dia berdiri dipojok sana, nanyain Gravity nanti pakai motor warna apa? Aneh banget tuh orang, gak pernah ke tempat ini kayanya” orang tersebut menunjuk ujung jalan

            Gravity menyipitkan matanya memastikan kalau ia tidak salah mengenali orang. Itu Galaksi, dengan hoodie biru mudanya dan celana pendek selutut. Galaksi berdiri dibawah pohon sambil memandangi kedua motor yang berada digaris start. Gravity jadi semakin yakin kalau selama ini anak itu pura-pura tahu tentang hidup seperti apa yang Gravity jalani.

“ngapain lo disini?” Gravity tersenyum melihat Galaksi yang sepertinya kaget kalau posisinya diketahui Gravity.

“gue cuman mau mastiin kalau lo menang biar gue gak dijadiin babu sama orang” jawaban ketus dari mulut Galaksi membuat kening Gravity mengerut tak mengerti

“maksud lo?” kali ini giliran Galaksi yang memasang raut wajah heran

Gravity menggelengkan kepalanya, ia mencerna baik-baik apa yang dikatakan oleh adiknya itu “jadi, isi pesan lo sama Mamah itu beneran?” Gravity menanyakan kebernaran dibalik insiden tamparan sang Mamah

“lo pikir gue bakal mau gitu jauh-jauh kesini? Dih ngerepotin” Galaksi masih menjawabya dengan suara ketus khas dirinya

Gravity tersenyum sinis mendengar jawaban Galaksi “lo, kalau udah pinter dibidang akademis. Setidaknya jangan goblok masalah duniawi. Marven” penekanan kata Marven diakhir membuat raut wajah Galaksi berubah

“sekarang lo boleh pulang. Gue emang benci sama lo, tapi gue gak akan ngejual lo” Gravity mendorong Galaksi menjauh

            Bagas, dalang dari semua ini adalah anak tersebut. Ia benar-benar mengadu dombakan Gravity dengan Galaksi, dan bodohnya Galaksi mudah sekali ditipu. Gravity jadi prihatin dengan kebodohan adiknya itu. Gravity tidak bisa menuduhnya seenak jidat, ia bahkan tidak punya bukti apapun.

            Gravity akui, ia ikut andil dalam perubahan sikap Bagas kepadanya. Dulu anak itu tidak seperti ini, dia akan bersikap biasa saja. Paling ia hanya protes sesekali, tapi tidak sampai membuatnya bertengkar dengan Galaksi apalagi sampai menyebabkan Gravity ditampar sang Mamah didepan umum.

*****

Galaksi menutup wajahnya malu “lo mau ikut festival apa gimana?” ia berbisik kepada Abil yang hanya dijawab gelengan kepala oleh gadis itu

            Bagaimana tidak, Abil tampil sangat percaya diri dengan jumpsuit ungu diatas lutut dilengkapi dengan kaos berwarna ungu didalamnya, ia memakai sneakers berwarna ungu, mencepol asal rambutnnya dengan ikatan rambut warna ungu dan juga bando yang menjadi ciri khasnya berwarna ungu pula. Padahal semalam ia berkata kalau ia hanya akan memakai band barna biru dongker, tapi lihat kenyataannya.

“Abil tampil begini biar gampang dikenalin tau” tanpa mengurangi rasa percaya dirinya sedikit pun Abil memasang pose dihadapan Galaksi

“lo mau ngomong apa? Don’t waste my time, hurry up” Galaksi lebih memilih to the point dari pada harus berlama-lama dengan gadis aneh ini

“santai dulu aja, Abil mau serius ngomong soalnya” mengabaikan Galaksi Abil memanggil salah satu pelayan caffe  dan menyebutkan pesanannya “Galaksi mau apa?” Abil bertanya sambil mengedipkan matanya genit

“mau lo musnah dari pandangan gue” jawaban dingin Galaksi dijawab acungan jempol Abil

“oke Mbak, dua banana ice cream, dia yang bayar” Abil menunjukan raut wajah puas setelah melihat Galaksi yang memutar bola matanya kesal

            Setelah beberapa menit mereka habiskan dengan saling berdiam diri tanpa ada yang membuka suara terlebih dahulu, akhirnya pesanan Abil datang. Tanpa memperdulikan Galaksi, Abil memakan ice creamnya sendirian membuat Galaksi geram karenanya. Bisa-bisanya Galaksi terebak berdua bersama gadis itu.

            Tanpa sadar Galaksi memperhatikan wajah Abil dengan seksama. Wajah Abil yang bulat sangat cocok sekali dengan model rambutnya kali ini, apalgi kulit putih bersihnya membuat ia selalu terlihat pas mengenakan baju warna apapun. Pipi tembemnya membuat Abil semakin kelihatan imut, apalgi kedua bola matanya yang berwarna hitam pekat membuat siapa pun laki-laki terpikat dibuatnya.

            Galaksi menghela nafas kesal, pantas saja Gravity menyayangi dan melindungi Abil setengah mati. Wong, gadis yang dilindunginya ini cantik rupawan seperti ini. Apalagi melihat interaksi diantara keduanya yang begitu dekat semakin membuat Galaksi dongkol, ia jadi berpikiran negatif kan. Tidak mungkin Abil dan Gravity tidak berada dalam satu  hubungan yang spesial.

“udah?” Galaksi menaikan sebelah alisnya mendengar pertanyaan Abil

“udah apa?” Galaksi sebisa mungkin menahan senyumannya ketika melihat Abil yang menunjukan ekspresi bingungnya

Ah sial, kenapa Key mendadak semenggemaskan ini? Percayalah, ini adalah suara hati Galaksi

“maaf lah, kemarin Galaksi nampar Abil. Harus minta maaf lah, cepetan Abil tungguin” waw, ucapan yang keluar dari mulut Abil hampir saja membuat Galaksi tertawa

“gue gak biasa mengucapkan kata maaf. Kalau lo mau, lo lo bisa minta maaf sama gue dan gue bisa menerima permintaan maaf lo” Galaksi tersenyum sinis

Abil mengembuskan nafasnya kesal “kemarin Gravity, Dede sama Danis kan udah minta maaf. Tapi Abil gak ngeliat Galaksi minta maaf juga sama mereka?” raut wajah Abil berubah menjadi serius

            Galaksi tahu kalau Abil menyaksikan semuanya ketika Mamahnya memaksa Gravity dan temannya meminta maaf kepada Galaksi dan memaksa pihak sekolah memberikan skors terhadap mereka. Apalagi melihat perubahan wajah Abil Galaksi rasa kalau anak itu marah karena Mamahnya membua temannya di skors.

“gue yang dikeroyok” Galaksi menjawabnya dengan sederhana, ia penasaran mendengar tanggapan Abil tentang jawabannya

“ini tuh salah Tante Earth tau gak” ini bukan oertanyaan, ini pernyataan dari Abil untuk Mamahnya

“dari kecil, Galaksi tuh seneng banget gangguin orang-orang yang ada disekeliling Grav, termasuk Abil. Galaksi sering bikin mainan mereka rusak terus Galaksi dipukul, akhirnya yang kena marah Gravity. Tante Earth bilang Grav gak bisa jagain Galaksi” penjelasan panjang lebar dari Abil masih sulit dicerna oleh Galaksi. Galaksi masih tidak tahu kemana Abil membawa arah pembicaraan ini.

“Tante Earh itu menjauhkan Galaksi dari masalah” Abil menjeda perkataannya

“maksud lo?”

“Wooah” Abil memalingkan wajahnya geram

“Galaksi pernah bertanggung jawab atas apa yang Galaksi perbuat?” Abil memperpendek jaraknya dengan Galaksi

“setiap Galaksi melakukan kesalahan, Tante Earth dengan sigap membuat masalah itu jauh. Akhirnya ya kaya gini, berucap maaf saja sulit” menekan kata maaf, Abil menjauhkan kembali wajahnya dari Galaksi

“kasih sang yang benar dari orang tua itu adalah mengenalkan anak dengan masalah. Kasih mereka paham kalau masalah yang mereka perbuat itu berakhibat seperti apa, sikap seperti apa yang harus mereka punya ketika menghadapi masalah. Bukannya malah dijauhkan”

            Ucapan-ucapan Abil sungguh menikam Galaksi tepat di ulu hatinya. Ia tidak menyangka kalau gadis manja yang masih suka minta digendong Papahnya itu sedewasa ini pikirannya. Bahkan jauh lebih dewasa dibandingkan dengan Gravity sendiri.

“gimana udah cukup menikam? Kalau udah Abil mau pamit pulang, dan makasih ya buat traktirannya” Galaksi tidak menjawab Abil, ia hanya bisa memandangi gadis itu hingga ia hilang dibalik pintu

            Setiap kalimat yang Abil ucapkan kepada Galaksi kini berputar dikepalanya terus menerus. Membuat Galaksi meragukan kembali kasih sayang Earth terhadapnya. Kalau memang cara Earth mendidik Galaksi adalah salah, maka yang benar adalah Earth yang membiarkan Gravity menhadapi dunia ini diatas kakinya sendiri.

            Apakah ini kekalahan ke-tiga bagi Galaksi? Kalau iya, selama ini berarti Galaksi dibodhi oleh semesta. Ia pikir ia menang, Earth berada disisinya. Bahkan keluarga besar dari mendiang Ayahnya pun berihak kepada Galaksi. Galaksi tak percaya dengan kenyataan kalau ia masih kalah dari Gravity diatas semua ini?

“kasih sayang seorang ibu?” Galaksi tertawa mendengar pertanyaan dari mulutnya sendiri

“Key, lu bahkan gak pernah tau seperti apa Mamah lo. Dan lo berani membuat gue goyah dengan semua buala lo itu? It’s a dark joke?” Gravity membuang mukanya

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status