Home / Thriller / TUKANG SOL SEPATU / Bab 5 Pertarungan Pribadi Zaki Melawan Kekuatan Geng Rifal"

Share

Bab 5 Pertarungan Pribadi Zaki Melawan Kekuatan Geng Rifal"

Author: tedi sugiri
last update Last Updated: 2024-02-04 10:35:52

Zaki merasa kesal, "Kurang ajar! Lepaskan orangtuaku, mereka tidak tahu apa-apa. Urusanmu hanya dengan saya." Pimpinan geng Rifal tertawa puas, "Ternyata seorang Zaki yang pemberani dan brutal, lemah terhadap orangtuanya." Zaki merasa harga dirinya dipermalukan, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Pimpinan Geng Rifal: "Zaki, kau terlalu naif jika berpikir bisa datang ke sini tanpa konsekuensi."

Zaki: "Lepaskan orangtuaku! Urusan kita hanya antara kita berdua."

Pimpinan Geng Rifal: "Seandainya begitu mudahnya, Zaki. Tapi aku punya kekuatan untuk membuatmu merasakan sakit yang luar biasa."

Zaki: "Apa maksudmu?"

Pimpinan Geng Rifal: "Anak buahku, tunjukkan padanya konsekuensi dari tindakannya."

*Anak buah Geng Rifal menyerang Zaki dengan pukulan bertubi-tubi.*

Zaki: "Aargh! Lepaskan mereka, kalian pengecut!"

Pimpinan Geng Rifal: "Kau lihat, Zaki, keberanianmu tidak akan menyelamatkan mereka. Lebih baik menyerah sekarang juga."

*Zaki berusaha melakukan tangkisan dan hindaran, namun pandangan matanya terus tertuju pada orang tuanya yang disekap. Pergerakannya terasa kaku, dan setiap pukulan yang diterimanya terasa seperti ganjaran atas kelemahannya.*

Zaki: "Aaargh! Lepaskan mereka!"

*Pimpinan Geng Rifal tersenyum puas sambil terus memerintahkan anak buahnya.*

Pimpinan Geng Rifal: "Bisakah kau melihat, Zaki? Kekuatanmu tak berguna di hadapan kelemahan pribadimu. Sekarang, menyerahlah."

*Zaki terus berusaha bangkit, namun kelemahannya semakin terasa. Orangtuanya terus disekap, dan Zaki merasakan beban yang tak tertahankan.*

*Saat itu akhirnya Zaki terus melemah, tubuhnya berlumuran darah karena setiap serangan yang datang begitu brutal. Pandangan kedua orangtuanya penuh kekhawatiran, mereka hanya bisa menatap Zaki dengan air mata yang mengalir, tak bisa berbuat apa-apa untuk melindungi anak mereka.*

Orangtua Zaki: "Zaki, anakku... berhenti, jangan terus melawan. Kami baik-baik saja."

*Zaki mencoba berbicara, tapi setiap kata terasa berat keluar dari mulutnya yang berlumuran darah.*

*Pimpinan Geng Rifal, dengan senyum meremehkan, menghampiri Zaki yang lemah. Zaki menatapnya dengan tajam, penuh dendam, namun tak berdaya. Pimpinan geng rifal tanpa ampun memukul kepala Zaki dengan besi yang dipegangnya, hingga tubuh Zaki terkapar tak bergerak lagi, terlumuri oleh darah yang mengalir.*

Pimpinan Geng Rifal: "Kamu berani menghancurkan kelompokku, sekarang rasakan akibatnya."

*Orangtua Zaki hanya bisa menangis dan merintih, menyaksikan anak satu-satunya terkapar tanpa daya di depan matanya.*

*Pimpinan Geng Rifal dengan dingin memerintahkan anak buahnya untuk membuang tubuh Zaki ke sungai yang kotor, yang terletak di dekat markas geng Rifal. Anak buahnya dengan cepat mengangkat tubuh Zaki yang penuh luka dan darah, membawanya menuju sungai.*

Pimpinan Geng Rifal: "Buang dia ke sungai itu. Biar matinya menyedihkan."

*Tanpa ampun, tubuh Zaki dilemparkan ke dalam sungai yang keruh, menyatu dengan aliran air kotor. Pimpinan geng Rifal kembali ke markasnya, meninggalkan kedua orang tua Zaki dalam keputusasaan dan kepedihan yang mendalam.*

*Setelah kejadian itu semua, Pimpinan Geng Rifal dengan bangga mengumumkan kepada geng gelang hitam dan kelompok geng lainnya bahwa Zaki, yang dianggap hebat, kini telah lenyap dari muka bumi.*

Pimpinan Geng Rifal: "Lihatlah, kehebatan Zaki ternyata tak seberapa melawan kekuatan Geng Rifal. Dia kini menjadi kenangan, sebuah peringatan bagi siapa pun yang berani menantang kami."

*Berita tentang kematian Zaki membuat Bruno merasa putus asa dan guncang. Seluruh kelompok geng yang lain mengakui kehebatan Geng Rifal, menciptakan aura ketakutan di antara mereka.*

*Setelah kematian Zaki, Geng Rifal mengukuhkan kekuasaannya sepenuhnya atas kelompok-kelompok gangster lainnya, bahkan kelompok Geng Gelang Hitam pun menjadi di bawah kekuasaan Geng Rifal.*

Pimpinan Geng Rifal: "Kami adalah yang terkuat, tak ada yang bisa menghentikan kekuatan Geng Rifal. Sekarang, seluruh kota ini berada di bawah kendali kami."

*Kekejaman Geng Rifal dan ketakutan yang mereka sebarkan membuat kelompok gengster lain tunduk pada kekuasaan mereka, menciptakan era kegelapan yang dikuasai oleh Geng Rifal.*

*Setelah Zaki tewas, kedua orangtuanya dijadikan pelayan oleh pimpinan Geng Rifal, terkurung di dalam rumah megahnya.*

Pimpinan Geng Rifal: "Kalian adalah hadiah dari kemenangan kami. Tetap di sini dan jangan berani berbicara atau kami akan mengakhiri nyawa kalian."

*Kedua orangtua Zaki, terjebak dalam ketakutan dan pengabdian pada pimpinan Geng Rifal, dipaksa untuk melayani keinginan dan kebutuhan sang gengster tanpa dapat berbuat apa-apa.*

Lalu ditempat lain Pada suatu malam yang gelap, dua polisi, Roni dan rekannya, melakukan patroli di sekitar pabrik yang dikelilingi oleh keheningan malam. Di tepi sungai besar yang mengalir, mereka menemui kejadian yang mencurigakan.*

Roni: "Hei, lihat itu di sungai! Ada sesuatu yang tidak biasa."

*Rekan Roni mendekati dan bersama-sama mereka meneliti apa yang terlihat seperti sosok manusia terapung di permukaan sungai. Detak jantung mereka berdebar ketika menarik tubuh itu ke daratan dan melihat pemandangan yang mencekam.*

Roni: "Inikah akhir dari seseorang? Tubuhnya penuh luka dan darah."

*Roni dan rekannya dengan cermat memeriksa tubuh yang penuh luka di tepi sungai. Meskipun tampak penuh dengan darah, tiba-tiba terdengar gemetar lemah.*

Rekan Roni: "Dia masih hidup! Kita harus segera membawanya ke rumah sakit."

*Tanpa ragu, Roni dan rekannya membawa sosok yang hampir tak bernyawa itu ke rumah sakit setempat. Dalam perjalanan, mereka berdua mencoba mendapatkan informasi tentang siapa korban dan apa yang terjadi.*

Roni: "Apa yang bisa menyebabkan keadaan seperti ini? Ini mungkin jadi lebih rumit dari yang kita bayangkan."

*Saat Roni dan rekannya menyerahkan sosok tersebut kepada pihak rumah sakit, mereka mencatat tanda tato di tangan orang itu. Roni, dengan pandangan serius, mengajukan pertanyaan kepada rekannya.*

Roni: "Apakah mungkin dia terlibat dengan gengster? Kita perlu mencari tahu lebih lanjut setelah dia pulih. Barangkali ini bisa mengarah pada sesuatu yang besar."

*Dengan tekad untuk menyelesaikan misteri di balik insiden itu, Roni dan rekannya bersiap untuk menyelidiki lebih lanjut setelah orang tersebut pulih dari kondisi kritis.*

*Saat malam berlalu, Roni dan rekannya kembali berpatroli dengan harapan menemukan petunjuk yang dapat membantu mengungkap misteri di balik sosok yang ditemukan di sungai. Mereka merencanakan untuk kembali ke rumah sakit besok untuk memastikan kondisi orang tersebut.*

*Roni, dalam keheningan malam, mencoba merangkai potongan-potongan informasi yang mereka dapatkan, sementara rekannya tetap waspada terhadap kemungkinan ancaman di sekitar mereka.*

Dikeesokan harinya roni dan rekannya kembali ke rumah sakit, untuk melihat kondisi orang tersebut.

*Sementara Roni dan rekannya berada di rumah sakit, dokter memberikan penjelasan mengenai kondisi kritis orang tersebut. Roni merasa tekanan untuk memecahkan misteri ini semakin meningkat, sementara rekannya mulai merencanakan strategi penyelidikan lebih lanjut.*

*Dengan rasa penasaran yang tak terbendung, Roni dan rekannya memutuskan untuk mencari petunjuk lebih lanjut, berharap dapat mengungkap identitas dan asal-usul orang tersebut.*

Lalu di rumah sakit di bawah alam sadar zaki, zaki berjalan di ruangan gelap tanpa arah. Saat itu zaki melihat beberapa anak buah geng rifal dan langsung menyerang zaki dengan tiba tiba. Tapi zaki bisa menanganinya, dan membunuh para anak buah geng rifal satu per satu dengan brutal dan sadis. Namun tiba tiba muncul pemimpin geng rifal tepat di depannya, dengan menyandera kedua orangtuanya. "kamu akan mengalami kepedihan yang mendalam zaki!" ucap pimpinan geng rifal, sambil tertawa tak henti henti, lalu pimpinan geng rifal tersebut langsung memotong kepala kedua orangtuanya, hingga Zaki terbangun dari mimpi buruknya, berkeringat dingin. Ruangan gelap dan serangan brutal dari anak buah geng rifal hanya tinggal kenangan pahit di alam sadarnya. Namun, bayangan ketakutan kembali menyelinap saat muncul pemimpin geng rifal yang mencekik kedua orangtuanya.*

*Zaki, dalam kebingungan dan kepedihan, merenung tentang arti mimpi tersebut. Kesedihan mendalam terpampang di wajahnya, dan pertanyaan tentang nasib kedua orangtuanya semakin menghantui pikirannya.*

*Zaki terbangun dengan keterkejutan, menemukan dirinya terikat pada kasur rumah sakit. Tubuhnya dipenuhi balutan dan implan, dan nyeri di setiap gerakannya membuatnya ragu untuk bangkit.*

*Perawat datang mendekati Zaki dan dengan lembut memberikan penjelasan kondisinya. "Tenang, tuan. Kamu mengalami serangan brutal dan luka serius. Butuh waktu untuk pulih. Jangan terburu-buru."*

*Zaki merenung sejenak, mencoba mencerna kenyataan baru ini, sementara mimpi buruknya masih menghantui benaknya.*

Saat itu setelah zaki sadar, pihak docter langsung menghubungi roni sesuai dengan permintaannya. Disisi lain roni dan rekannya yang sedang bertugas, setelah mendapatkan kabar dari rumah sakit, langsung bergegas meluncur ke rumah sakit.

Saat Roni tiba di rumah sakit, dia melihat pria tersebut masih terlihat lemah tapi telah sadar. "Maaf, apa yang terjadi padamu?" tanya Roni dengan penuh kekhawatiran.

Disini zaki mengingat kembali kejadian terakhir sebelum kehilangan kesadaran. Tapi saat itu zaki dihatinya, tidak ingin urusannya melibatkan polisi, yang mana zaki akan bergerak sendiri untuk membalas dendam kepada geng rifal. Jadi zaki membuat keterangan palsu kepada roni dan rekannya.

*Setelah bercerita pada Roni, Zaki tiba-tiba mengubah arah ceritanya. Dengan senyum tipis, Zaki menciptakan keterangan palsu, menutupi identitas sejatinya dan merencanakan tindakan balas dendamnya sendiri.* "Pa, saya tidak ingin melibatkan polisi dalam masalah ini. Saya akan menyelesaikannya sendiri."

*Roni tetap penasaran dan ingin membantu, tapi melihat keputusan tegas Zaki, dia pun merasa perlu menghormati privasi Zaki.* "Baiklah, kalau begitu. Kalau kamu butuh bantuan, kami di sini. Semoga cepat sembuh."

*Zaki hanya mengangguk sebagai jawaban, mempertahankan rahasia dan tekadnya untuk menyelesaikan masalah sendiri.*

Saat itu akhirnya roni dan rekannya pergi dari rumah sakit, tapi Roni dan rekannya memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Zaki, mencari tahu identitasnya dan latar belakangnya.* Mereka merasa ada sesuatu yang disembunyikan, dan penasaran ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

*Mereka mulai mencari informasi dari sumber-sumber yang tersedia dan berusaha menyusun potongan-potongan puzzle untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang Zaki.*

*Roni dan rekannya melakukan pendekatan kepada orang-orang di perkotaan, berusaha menggali informasi tentang Zaki. Mereka berbicara dengan warga setempat, pedagang, dan pemuda di lingkungan tersebut.*

*Melalui percakapan mereka, Roni dan rekannya mendapatkan petunjuk yang mengarah ke beberapa tempat yang mungkin terkait dengan Zaki.*

Lalu Roni dan rekannya menuju perkotaan besar sambil membawa bukti foto zaki ketika ditemukan di sungai. Roni melihat beberapa pemuda bertato sedang berkumpul saat itu.

*Roni dan rekannya mendekati kumpulan pemuda bertato yang tengah berkumpul. Roni menunjukkan bukti foto Zaki yang ditemukan di sungai sambil bertanya tegas,* "Apakah kalian tahu siapa orang ini? Kami sedang melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut. Informasi apa pun akan membantu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 82 Warisan Kakek Zaki: Cahaya Perjuangan dan Kebajikan

    Lalu dikeesokan harinya, Maya kembali ke rumah sakit, namun kali ini maya bersama anaknya indri, dan kakek roni juga dicki. Saat itu di rumah sakit kakek zaki dengan kondisi lemah tapi sudah sadar.Maya memasuki ruangan perawatan bersama Indri, Kakek Roni, dan Dicki. Mereka melihat Kakek Zaki terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya lemah. Meskipun begitu, matanya bersinar ketika melihat mereka semua masuk.Indri berlari mendekati tempat tidur Kakek Zaki dengan mata berkaca-kaca, mencium tangannya lembut. Kakek Zaki tersenyum lemah dan meraih tangannya dengan lembut. Kakek Roni dan Dicki juga mendekat dengan penuh kekhawatiran.Maya berdiri di samping tempat tidur, mencoba menahan air matanya. Dia menatap Kakek Zaki dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran. Hatinya terasa berat melihat keadaan Kakek Zaki yang lemah seperti itu.Kakek Zaki tersenyum tipis melihat mereka semua berkumpul di sekitarnya. Dia mencoba memberi mereka senyuman yang kuat, meskipun tubuhnya teras

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 81 Perjuangan Melawan Teror dan Pemulihan yang Penuh Semangat

    Dalam sekejap, hutan menjadi sorotan api dan suara peluru yang membahana. Kakek Zaki dan timnya segera mengambil posisi perlindungan, membalas tembakan dengan sigap. Meskipun mereka terluka, tekad untuk menangkap Cakra tidak pernah padam.Dalam kekacauan pertempuran, kakek Zaki melihat sebuah gerakan di semak-semak di seberangnya. Tanpa ragu, ia mengambil sikap serangan, berlari maju dengan samurainya yang siap menyerang. Namun, Cakra dan anak buahnya sudah melarikan diri, meninggalkan jejak-jejak perlawanan mereka.Saat asap mereda dan suara senjata reda, kakek Zaki dan timnya mengecek keadaan. Beberapa anggota terluka, tapi semuanya masih bisa berdiri tegak. Mereka mengetahui bahwa pertempuran belum berakhir, dan Cakra pasti akan kembali dengan rencana baru.Dengan hati yang penuh dengan tekad dan keberanian, kakek Zaki memimpin timnya melanjutkan pengejaran mereka melalui hutan yang gelap. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum Cakra melancarkan serangan lainnya. Pe

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 80 Perburuan kakek Zaki melawan Cakra

    Ketika kakek zaki mulai menemukan jejak cakra, tiba tiba kakek zaki mendapat telepon dari kakek roni menanyakan keberadaan kakek zaki, dan menyampaikan bahwa indri telah disandera oleh cakra.Kakek Zaki merasakan kejutan dan kecemasan merayapi dirinya saat mendengar kabar tersebut. Dalam sekejap, prioritasnya beralih dari mengejar Cakra menjadi menyelamatkan Indri. Tanpa ragu, dia meminta Kakek Roni untuk memberikan detail lokasi dan kondisi terbaru Indri.Namun disini kakek roni menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui lokasi cakra sekarang, dan cakra meminta langsung berbicara dengan kakek zaki lewat telepon.Kakek Zaki merasa tegang saat mendengar permintaan tersebut, tetapi dia tetap tenang dan siap untuk berbicara dengan Cakra. Dia menerima panggilan telepon dengan hati-hati, siap menghadapi apa pun yang akan diungkapkan oleh musuh bebuyutannya.Kakek Zaki merasa perasaan campur aduk antara ketakutan akan keselamatan Indri dan amarahnya terhadap Cakra yang telah menyandera cuc

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 79 Penyamaran Canggih dan Penentangan Tidak Kenal Takut

    Saat itu akhirnya, dengan langkah tegap dan tekad yang kuat, Kakek Zaki meninggalkan rumah sakit untuk memulai pencarian yang berbahaya dan penuh dengan ketidakpastian. Meskipun cakra telah mengubah wujudnya menjadi seorang kakek-kakek yang tak dikenal, dan keberadaannya masih menjadi misteri, Kakek Zaki bertekad untuk menemukannya dengan segala cara.Diperkuat oleh kemarahan yang meluap-luap dan kebrutalannya yang legendaris, Kakek Zaki siap menghadapi bahaya dan menghadapinya dengan keahliannya. Dia tidak akan mengenal takut dan tidak akan berhenti sebelum dia menemukan dan menuntut balas atas kejahatan yang dilakukan oleh cakra.Dengan setiap langkah yang diambilnya, Kakek Zaki membayangkan wajah-wajah yang telah merenggut segalanya darinya, dan api kemarahannya semakin berkobar di dalam dirinya. Hatinya dipenuhi oleh tekad yang tak tergoyahkan untuk menyelamatkan Maya, membalas dendam atas kematian keluarganya, dan menghentikan keganasan cakra sekali dan untuk selamanya.Dalam per

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 78 Perjuangan Kakek Zaki untuk Keadilan dan Keselamatan

    Meskipun Kakek Zaki berhasil merebut senjata dari para penyerang, situasi di pasar tetap tegang dan berbahaya. Para pemuda, kakek-kakek, dan anak-anak tersebut masih terus melancarkan serangan, meskipun mereka tidak lagi memegang senjata. Mereka masih dipengaruhi oleh efek obat yang diberikan oleh tim Cakra, membuat mereka tidak bisa dihentikan begitu saja.Melihat situasi semakin tidak terkendali, para polisi yang bertugas segera mengambil tindakan. Dengan sigap, mereka menahan para penyerang yang masih berusaha menyerang, menggunakan keahlian dan keterampilan mereka untuk menahan mereka tanpa melukai lebih banyak orang.Dalam sekejap, para penyerang yang masih terpengaruh oleh obat tersebut berhasil ditangkap dan dibawa ke tempat yang aman. Meskipun situasi menjadi tegang, para polisi bertindak dengan profesionalisme dan keberanian untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan sebaik mungkin, sambil tetap memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.Kakek Zaki, meskipun lega meli

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 77 Pertempuran Melawan Kekacauan

    Dengan tekad yang kuat dan niat yang gelap, Cakra dan timnya memasuki daerah pasar, tempat yang menjadi target utama mereka untuk melancarkan balas dendam terhadap Kakek Zaki. Mereka telah merencanakan setiap langkah dengan cermat, siap untuk menyebarkan kekacauan dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.Dengan mengenakan penampilan kakek-kakek yang ramah dan tidak mencurigakan, Cakra dan timnya mulai menjual makanan ringan mereka kepada pengunjung pasar yang ramai. Namun, di balik senyum mereka yang ramah, tersembunyi niat jahat untuk memanfaatkan orang-orang tersebut untuk mencapai tujuan mereka yang gelap.Mereka memilih sasaran mereka dengan hati-hati, mencari pemuda, kakek-kakek, dan bahkan anak-anak remaja yang rentan terhadap pengaruh mereka. Setiap kali ada yang tertarik dengan makanan mereka, Cakra dan timnya melihat kesempatan untuk memasukkan obat terlarang ke dalam makanan tersebut, merencanakan untuk mengendalikan korban mereka sesuai dengan kehendak mereka.Dengan seti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status