Ruang spiritual itu terasa semakin sempit. Api hitam dan kilatan merah darah di sekeliling naga purba beriak, tapi kali ini tidak meledak membabi buta, ia sedang menatap Xu Ming seperti seekor predator yang menimbang apakah mangsanya layak untuk dimakan atau dibiarkan hidup.“Lalu, apa yang bisa kau tawarkan kepadaku, bocah?” Suara naga itu bergemuruh, berat, mengandung nada sinis. “Jangan berani membuang waktuku dengan omong kosong.”Xu Ming mengatur napas. Ia bisa merasakan panas di luar ruang spiritual ini, panas dari tubuhnya sendiri mulai menembus perlindungan Bing-Bing yang rapuh. Seolah detik-detik terakhirnya sudah mendekat.“Sepertinya aku tidak punya banyak waktu sekarang ini, Tuan Naga,” ujarnya, suaranya tegas meski jantungnya berdegup kencang. “Jika terlambat sedikit saja, tubuhku akan hancur lebur oleh lahar panas yang mengamuk di luar.”Naga itu menyipitkan mata. “Kau pikir aku perduli? Itu urusanmu!”Xu Ming menatap lurus ke mata merah raksasa itu. “Karena jika aku mat
Ruang spiritual itu mendadak diliputi keheningan aneh. Api hitam yang sebelumnya bergemuruh kini beriak pelan, seperti ombak yang tertahan di tepi samudra. Tatapan mata merah raksasa itu terpaku pada punggung Xu Ming, tepat di pola berkilau emas yang membentuk urat-urat naga kuno.“Tulang Suci Naga Abadi…” gumam naga itu, kali ini suaranya nyaris seperti bisikan namun tetap bergema seperti guntur di telinga Xu Ming.Di kedalaman ingatan makhluk purba itu, kilatan masa lalu terputar. Ia mengingatnya dengan jelas, pemilik tulang itu dulu adalah seorang Saint Puncak Taraf Sembilan, manusia yang sama yang telah menyegelnya di sini. Sosok itu bukanlah manusia biasa. Ia memikul aura abadi, dengan tubuh yang telah melebur bersama Dao naga langit. Tulang sucinya adalah lambang supremasi, kekuatan yang mampu menaklukkan dan mengikat bahkan naga api purba sepertinya. Sosok yang begitu angkuh hingga berani memandang mata naga purba tanpa sedikit pun gentar.“Kau…” suara naga itu bergetar, kali i
Legenda Api Pemusnah Tiga Ribu Dunia"Tunggu, apakah itu api primodial?!” Nada suaranya berubah, masih berat, masih mengandung tekanan, tapi kini ada sedikit rasa heran yang terselip di dalamnya.Keduanya sama sama membisu, seperti kehilangan kata-kata. Dalam keheningan ruang spiritual itu, suara berat naga api purba kembali bergema, diiringi riak-riak api hitam yang menjilat kegelapan. Setiap percikannya seperti membakar udara itu sendiri. Xu Ming terpaku, tapi di sela panas yang menindih jiwanya, potongan-potongan cerita kuno yang pernah ia baca di kitab pusaka sekte perlahan muncul kembali di kepalanya.Dulu, lima ribu tahun silam, ketika dataran Luoyuan belum seperti sekarang, benua-benua raksasa masih saling bertabrakan, bergeser, dan memecah dunia menjadi potongan-potongan tanah yang terapung di samudra magma. Pada puncak kekacauan itu, dua lempeng raksasa bertubrukan di titik terdalam dunia, menciptakan kawah tak berdasar yang langsung terhubung dengan inti bumi.Dari dasar kaw
Bing-Bing terdiam sesaat di dalam kalung perak, lalu suaranya terdengar lagi, kali ini lebih tajam seperti bilah es yang menusuk langsung ke inti kesadaran Xu Ming."Xu Ming, gunakan teknik Dao taraf pertamamu. Pembekuan Ekstrem."Alis Xu Ming terangkat. "Kau yakin? Ini kawah lava, bahkan es biasa akan menguap sebelum menyentuh permukaan.""Bukan es biasa," potong Bing-Bing tegas. "Gunakan api primodialmu untuk menstabilkan inti teknik. Kita akan memaksakan musim salju di tengah neraka."Xu Ming menarik napas panjang. Kedua telapak tangannya bertemu di depan dada. Napasnya melambat, seiring aura api primodial yang biasanya menyala hangat kini berubah menjadi dingin. Sangat dingin. Suara desir angin mulai terdengar, padahal di sini tidak ada angin. Udara yang semula seperti bara menyala kini mulai beriak dengan kepingan putih tipis yang berjatuhan, salju pertama di dalam jurang api.Wuuuuuuuuuuuuushhh! Dalam hitungan detik, seluruh medan jurang berubah. Uap panas yang mengepul kini ter
Langkah Xu Ming terhenti mendadak. Lorong batu sempit yang ia susuri sejak tadi berakhir begitu saja, seperti jalan buntu yang dibelah oleh kekuatan alam purba.Di depannya terbentang kehampaan, sebuah jurang raksasa yang menganga. Gelombang panas menghantam wajahnya seperti tembok tak kasatmata. Setiap tarikan napas terasa seperti menelan bara api yang menyala di tenggorokan. Uap merah-oranye mengepul dari bawah, menari-nari di udara sebelum lenyap di atap gua yang tinggi dan kelam.Lapisan tipis api primodial yang menyelimuti tubuhnya bergetar hebat, seolah memperingatkan bahwa langkah lebih jauh ke depan sama saja dengan menantang maut. Namun rasa penasaran mengalahkan naluri bertahan hidupnya. Ia melangkah hati-hati ke bibir jurang, lalu menunduk. Pemandangan yang ia lihat membuat dadanya seolah tertarik jatuh.Itu bukan sekadar jurang, melainkan kawah gunung berapi raksasa yang masih hidup. Dasarnya adalah lautan lava cair yang berputar lambat, memancarkan cahaya merah menyala ya
BAB 131“Xu Ming,” suara berat Sha Bu menggema di dalam Domain kelam itu, “Aku, Liu Mei, dan Lin Feng akan menahan makhluk itu. Kau... cepat selesaikan urusanmu mencari Rumput Roh Api!”Xu Ming menoleh, napasnya berat. “Tapi dia dia bukan lawan biasa! Kultivasinya setara dengan Shi Tian. Jika kalian bertiga bertarung melawannya... itu sama saja dengan bunuh diri!”Sha Bu menghentakkan kedua pedangnya ke lantai hitam. Suaranya tegas, tak bisa dibantah. “Kalau kita tidak dapat Rumput Roh Api itu, Dao Breaking Pill tidak bisa disempurnakan. Dan kau tahu sendiri, pil itu satu-satunya harapan membebaskan kultivasiku yang disegel.”Xu Ming terdiam. Kata-kata Sha Bu menghantam lebih keras dari racun mana pun.“Kau satu-satunya yang bisa menyentuh api di tempat ini tanpa meledakkan seluruh gua. Kau, satu-satunya yang bisa menjinakkan Rumput Roh Api tanpa membuatnya mengamuk. Jangan buang waktu.”Liu Mei melangkah maju, pupil peraknya menyala. “Tanpa Dao Breaking Pill, kultivasi Paman Sha Bu