Home / Pendekar / TULANG SUCI NAGA ABADI / BAB 26 : TULANG SUCI NAGA ABADI

Share

BAB 26 : TULANG SUCI NAGA ABADI

Author: Faisalicious
last update Last Updated: 2025-05-05 12:00:59

“Tunggu… Ini… tidak mungkin…” Bing-Bing memicingkan mata, tatapannya tajam menelusuri punggung Xu Ming yang masih berkeringat deras. Sorot matanya tiba-tiba membesar, tubuh mungilnya membeku sejenak sebelum akhirnya berteriak kaget, “Bocah bau! Tulang belakangmu… itu… bersinar?!”

Xu Ming yang masih meringis kesakitan hanya bisa memejamkan mata, napas terengah-engah. Tapi di sela rasa sakit yang menghantam keras dari punggungnya, ia bisa merasakan sesuatu yang aneh, getaran halus, seolah ada sesuatu yang bangkit dari dasar sumsum tulangnya, menyebar panas tapi juga penuh kekuatan yang menggetarkan.

Bing-Bing mendekat dengan cepat, wajahnya setengah galak, setengah waspada. Ia menempelkan tangannya yang mungil ke punggung Xu Ming. Mata birunya memantulkan sinar keemasan yang berdenyut pelan di sepanjang tulang belakang bocah itu. Seketika, Bing-Bing mendengus keras, bibir mungilnya bergetar kesal.

Bing-Bin

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 125

    Darah hitam menetes pelan dari sudut bibir Zhuge Liang. Tubuhnya berlutut, seolah menolak roboh hanya dengan sisa kehendak terakhir. Tangannya mencengkeram dada, sementara napasnya tersengal seolah ada api membakar dari dalam. Di atasnya, langit malam bergemuruh, dan awan hitam menggulung seperti kutukan yang hendak turun. Wajah para pemimpin kota mengeras, mata mereka dipenuhi kegelisahan.Sin Wok Yu telah menyalurkan Qi selama beberapa menit. Tapi alih-alih meredakan, wajahnya kini tampak pucat.“Ini, bukan racun biasa. Ini Api Hitam, jenis racun spiritual yang membakar meridian dari dalam ke luar. Bukan hanya tubuhnya, jiwanya juga mulai digerogoti,” desisnya.“Meridiannya sudah hampir runtuh. Qi-nya sudah menyala dari dalam tapi tak bisa keluar. Kalau ini diteruskan, ia akan meledak membakar dirinya sendiri.”Suasana mendadak tegang. Para pendekar, tabib, dan komandan hanya bisa saling pandang. Tak ada satu pun dari mereka yang tahu cara menetralisir racun api hitam itu. Mereka jel

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 124

    Paviliun Obat Istana mendadak ramai oleh langkah kaki para Dan Shi, prajurit medis, dan perwakilan distrik. Peti-peti kayu kuat bertuliskan stempel merah kota dibawa dalam barisan menuju gudang utama distribusi.Zhuge Liang berdiri tegak di ujung balkon atas, menatap prosesi itu dengan napas berat. Di sampingnya, Sin Wok Yu, dengan wajah letih namun penuh kepastian, berkata, “Gelombang pertama siap. Setidaknya cukup untuk menyelamatkan dua puluh ribu orang.”“Distribusi dimulai sekarang,” ujar Zhuge pelan, tapi tegas. “Pastikan setiap pos mendapat bagian. Tidak boleh ada penyimpangan.”Di halaman utama Paviliun Obat, para Dan Shi muda berdiri dalam barisan panjang, memegang kotak-kotak kayu bersegel khusus. Di dalamnya, tertata rapi puluhan pil pencabut nyawa, penawar dari wabah hitam yang telah merenggut ribuan jiwa. Ini adalah gelombang pertama.Di hadapan mereka berdiri Zhuge Liang, dengan jubah birunya yang berkibar pelan tertiup angin."Mulai hari ini, kalian tidak hanya membawa

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 123

    “Aku mohon... percayailah aku sekali lagi.”Sunyi. Tak ada satu pun dari lima kepala sekte dan keluarga besar itu yang langsung bicara saat Zhuge Liang berlutut di hadapan mereka. Suasana di dalam ruang dewan utama seolah ditelan waktu. Lampu-lampu kristal bergoyang pelan di langit-langit, memantulkan cahaya lembut ke wajah-wajah yang membatu. Aroma kayu cendana dan abu dupa yang terbakar masih samar mengambang, memberikan suasana yang sakral dan tegang sekaligus. Hanya detak jam tua di sudut ruangan yang terus berdetak pelan, membagi waktu dalam denyut yang nyaris tak terdengar.Dalam bayang-bayang pilar batu, kelima tokoh itu menatap satu sama lain. Entah karena rasa hormat, atau karena mereka belum pernah melihat seorang pemimpin kota yang dikenal dingin dan strategis, merendahkan diri sedalam ini.Zhuge Liang masih berlutut, tidak goyah.Lama... hingga akhirnya suara sepatu menggesek lantai giok terdengar."Kalau begini caramu meminta tolong, Zhuge Liang," suara Sin Lai Luo berat,

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 122

    “Lapor.” Suara Jenderal Tie Shan menggema di dalam ruang dewan utama yang megah dan senyap.Zhuge Liang berdiri di hadapan jendela tinggi yang menghadap langsung ke arah pusat kota. Tangan kanannya mengepal di belakang punggung. Sorot matanya menatap kosong ke luar jendela, menembus bayangan kabut pagi yang belum sepenuhnya terangkat. Jenderal Tie Shan melangkah lebih dekat, menunduk dalam-dalam.“Ampuni saya, Tuanku. Dari semua kepala keluarga yang tercatat, hanya segelintir yang bisa kami temui dan bersedia datang. Mereka sudah memasuki pelataran.”Zhuge Liang menghela napas perlahan. Kepalanya menggeleng pelan. “Kenyataan ini menyedihkan, Jenderal. Tapi tidak mengejutkan.”Ia menoleh. “Perintahkan mereka masuk.”Tak lama kemudian, pintu utama ruang dewan terbuka. Langkah pertama yang masuk adalah sosok tinggi berjubah hitam tua bertepi merah marun. Rambutnya disisir rapi ke belakang, wajahnya tenang namun memancarkan aura tajam yang sulit disembunyikan.“Zhuge Liang,” katanya, suar

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 121

    Ia mengangkat kepala, menatap Sin Wok Yu, lalu Zhuge Liang, dan akhirnya Sha Bu yang sudah hampir menangis di pojok ruangan. Dengan suara serak namun jelas, Xu Ming berkata, “Maaf membuat kalian khawatir, tapi sepertinya aku baru saja naik kelas.”Sha Bu tidak bisa menahan dirinya. Begitu Xu Ming membuka mata dan mengucapkan kalimatnya dengan suara serak namun mantap, tubuh besar pria itu langsung bergerak. Dengan langkah lebar yang menggetarkan lantai batu, ia menerobos kerumunan tanpa bicara, tanpa ragu. Dan ketika akhirnya ia sampai di depan Xu Ming yang berdiri dengan napas masih tersengal, mata sedikit sayu namun sorotnya tegas, Sha Bu memeluknya.Seketika, seisi aula terdiam. Lengan kekar Sha Bu yang biasanya menggenggam senjata atau memecahkan rahang musuh, kini melingkari bahu Xu Ming erat. Kepalanya tertunduk. Tak ada kata-kata keluar dari mulutnya. Tapi bahunya bergetar pelan.Xu Ming membeku sejenak, lalu perlahan membalas pelukan itu. Tubuhnya masih lemah, tapi kehangatan

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 120

    Suasana di aula produksi mendadak membeku. Tubuh Xu Ming ambruk begitu saja, jatuh dengan suara berat di lantai batu hitam yang masih hangat oleh suhu dari puluhan tungku yang menyala. Suara dentuman tubuhnya memantul keras di seluruh sudut ruangan, memotong setiap obrolan pelan, setiap desisan uap, dan setiap langkah para Dan Shi yang sebelumnya sibuk.Beberapa orang langsung berlari panik ke arahnya. “Xu Ming!”Teriakan itu datang hampir bersamaan dari berbagai penjuru aula. Beberapa Dan Shi senior yang paling dekat segera berlutut, memeriksa denyut nadi dan kondisi napasnya. Wajah-wajah mereka langsung berubah pucat."Nadinya lemah! Napasnya tidak stabil!"Sha Bu, yang sejak awal berdiri di pinggir ruangan bersama Lin Feng dan Liu Mei, langsung melesat secepat kilat. Tubuh besar pria itu menerobos kerumunan Dan Shi tanpa memperdulikan siapa pu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status