Home / Pendekar / TULANG SUCI NAGA ABADI / BAB 54: DUA PERUBAHAN DALAM SATU TEKNIK

Share

BAB 54: DUA PERUBAHAN DALAM SATU TEKNIK

Author: Faisalicious
last update Last Updated: 2025-05-17 11:42:39

“Sepuluh ribu pedang... dan setiap satu membawa kehancuran mutlak dari penghakiman.”

Xu Ming masih duduk bersila, pandangannya terpaku pada aksara-aksara kuno keemasan yang terus melayang di langit-langit gua kultivasi. Simbol-simbol itu tak lagi berpendar liar, melainkan berputar pelan dalam pusaran harmoni, seakan menanti disentuh oleh kesadaran sang pemilik baru.

Aura spiritual masih berdenyut pelan di sekeliling tubuhnya. Gema dari teknik Dao itu perlahan meresap ke dalam rongga gua, membungkus tempat yang sederhana itu menjadi sesuatu yang terasa jauh lebih sakral.

Namun...

“Tapi...” Suara Bing Bing memecah keheningan yang penuh kekaguman itu.

Xu Ming menoleh, sedikit heran. “Kenapa, Bing’er? Apa ada sesuatu yang salah?”

Bing Bing, dalam bentuk spiritualnya, melayang ringan di hadapan Xu Ming. Wajah mungilnya tampak serius, kedua lengan mungilnya terlipat di dada. Ia menahan sesuatu dalam pikirannya.

“Seperti yang kau lihat tadi, Ming’er, pecahan rune itu memang luar biasa. Tapi…
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 55: LAUTAN JIWA DAN SERATUS PEDANG

    Xu Ming duduk bersila di tengah gua kultivasi miliknya. Udara terasa sunyi, hanya suara halus tetesan air dari stalaktit yang sesekali jatuh di sudut gua yang menemani. Cahaya remang dari batu bercahaya menerangi ruang sempit itu, cukup untuk memperlihatkan wajah pemuda itu yang tampak khusyuk dan bersiap. Ia menarik napas panjang, membiarkan udara dingin menyapu rongga dadanya, lalu melepasnya perlahan.“Saatnya... aku harus mulai memahami inti dari teknik ini.”Suara itu hanyalah bisikan lirih di antara gumaman qi yang mulai bergolak di tubuhnya. Ia memejamkan mata, lalu mulai mengalirkan energi Dao dari tiga puluh enam titik meridian yang tersebar di sekujur tubuhnya. Jalur-jalur itu bergetar, menyala samar dalam kesadarannya, mengalir deras menuju satu pusat dantian miliknya.Dalam sekejap, kesadarannya jatuh ke kedalaman. Ia berdiri... di sebuah dataran asing. Namun pijakan di bawahnya bukan tanah keras, melainkan permukaan cair tenang, bening, seperti lautan yang memantulkan lan

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 54: DUA PERUBAHAN DALAM SATU TEKNIK

    “Sepuluh ribu pedang... dan setiap satu membawa kehancuran mutlak dari penghakiman.”Xu Ming masih duduk bersila, pandangannya terpaku pada aksara-aksara kuno keemasan yang terus melayang di langit-langit gua kultivasi. Simbol-simbol itu tak lagi berpendar liar, melainkan berputar pelan dalam pusaran harmoni, seakan menanti disentuh oleh kesadaran sang pemilik baru.Aura spiritual masih berdenyut pelan di sekeliling tubuhnya. Gema dari teknik Dao itu perlahan meresap ke dalam rongga gua, membungkus tempat yang sederhana itu menjadi sesuatu yang terasa jauh lebih sakral.Namun...“Tapi...” Suara Bing Bing memecah keheningan yang penuh kekaguman itu.Xu Ming menoleh, sedikit heran. “Kenapa, Bing’er? Apa ada sesuatu yang salah?”Bing Bing, dalam bentuk spiritualnya, melayang ringan di hadapan Xu Ming. Wajah mungilnya tampak serius, kedua lengan mungilnya terlipat di dada. Ia menahan sesuatu dalam pikirannya.“Seperti yang kau lihat tadi, Ming’er, pecahan rune itu memang luar biasa. Tapi…

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 53: SEPULUH RIBU PEDANG PENGHAKIMAN

    “Jadi… kau sungguh memilih itu?”Suara serak namun dalam terdengar saat Xu Ming kembali ke meja utama Paviliun Harta, menggenggam erat pecahan rune kehitaman yang ia temukan di bawah rak gulungan.Ia mengangguk mantap. “Benar, Tetua. Saya memilih pecahan rune ini.”Tetua yang sejak tadi bersandar santai di kursi goyang itu sedikit menurunkan buku yang menutupi wajahnya. Sepasang mata tua menatap dari sela rambut abu-abu keperakan, tajam namun malas, seolah hendak menilai isi batin Xu Ming lewat tatapan saja.“Banyak teknik cukup bagus di lantai satu. Jika kau mencarinya dengan cermat, mungkin bisa menemukan satu atau dua teknik pedang bagus yang sesuai dengan gaya kultivasimu.” Ia melirik pecahan itu sejenak. “Dan kau memilih… potongan rune rongsokan itu?”Xu Ming tak goyah. “Saya yakin dengan pilihan ini.”Ada jeda. Sunyi yang tidak nyaman. Lalu terdengar gumaman pendek dari bibir Tetua itu, antara helaan napas dan tawa kecil.“Baiklah, kalau begitu.” Ia menyandarkan diri lebih dalam

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 52: PAVILIUN HARTA

    "Kenapa energi Dao-ku tidak bisa mengalir dengan sempurna dari meridian ke inti dao ku ya? Apa aku salah mengarahkan pernapasan ke jalur benar?" Xu Ming menggerutu pelan sambil berjalan menyusuri jalan berbatu menuju timur puncak.Latihan hari pertama sudah berakhir, namun pikirannya masih terpaku pada teknik Niat Pedang yang gagal ia wujudkan secara utuh. Meski beberapa pujian samar datang dari Tetua Shi Su, ia tahu tebasannya masih belum membentuk kehendak sejati. Langkahnya terhenti begitu matanya menangkap bangunan besar yang menjulang di hadapannya."Oh... jadi ini, ya... Paviliun Harta itu."Xu Ming berdiri terpaku sejenak. Di depannya berdiri sebuah bangunan megah dengan tiga tingkat atap lengkung bertatahkan ubin hijau tua, menjulang dengan wibawa. Pintu masuknya setinggi lima puluh kaki berdiri kokoh, dihiasi pahatan naga dan pola awan yang seperti hidup dalam cahaya jingga senja.Pelataran lebar di depan gedung itu membuat Xu Ming merasa seperti semut kecil di hadapan raksas

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 51: NIAT PEDANG

    "Sebelum memulai pelajaran pertama hari ini, aku ingin mengucapkan, selamat datang di Puncak Pilar Teknik Dao-ku." Suara dalam seorang lelaki tua menggema tenang dari atas pelataran utama.Langkah Xu Ming terhenti. Di hadapannya, pelataran bundar seluas lapangan terbuka membentang, dikelilingi hutan bambu hitam yang berdiri diam seperti penjaga kuno. Kabut tipis menyelimuti tanah, dan tekanan spiritual sudah terasa menggantung di udara.Di tengah arena berdiri seorang pria tua kurus berjubah biru gelap bersulam garis-sulir perak. Rambut putihnya tersisir rapi, sorot matanya tajam dan mantap. Dialah Tetua Shi Su, pemimpin Puncak Pilar Teknik Dao. Seperti yang telah disaksikan seluruh murid saat seleksi masuk sebelumnya, Tetua Shi Su setidaknya adalah seorang ksatria taraf empat puncak, dengan karakter Dao-nya yang disebut Pedang Krisantium Timur.Xu Ming berdiri di antara barisan murid luar baru. Ia mengenakan satu set seragam biru muda dengan lambang pedang empat penjuru di dada kiri

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 50 : PILAR MANA YANG KAU PILIH?

    “Inti Dao-ku terbentuk dari gabungan dua esensi monster taraf lima…” Xu Ming berdiri tegak di tengah arena, suara tenangnya bergema di antara riak es yang masih melayang perlahan.“Kirin Api Tanah dan Garuda Petir Angin. Kharakter dao yang terbentuk dari kedua esensi itu seharusnya saling menolak. Tapi melalui pengendapan qi dan penyatuan kehendak, mereka menjadi fondasi bentuk Dao-ku, seekor Naga Es.”Ia mengakhiri kalimatnya pelan, namun udara tetap terasa berat. Uap embun beku masih menari di atas tanah beku tipis, dan proyeksi naga di belakangnya perlahan memudar tapi gaung kekuatannya masih tertinggal.Para tetua terdiam. Bukan karena ragu. Tapi karena tak satu pun dari mereka mampu menyembunyikan keterkejutan mereka sepenuhnya. Tetua Xuan Yi menatap Xu Ming tanpa berkata-kata. Sorot matanya bukan lagi sekadar kagum, tapi penuh evaluasi dan... harapan. Pak Tua Shi Su bahkan sedikit maju, seolah ingin melihat lebih dekat sisa jejak qi es yang menggantung di udara. Tangannya mengge

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 49 : PROYEKSI BENTUK DAO

    “Seribu poin Dao spiritual... Bagaimana mungkin!!!”Tetua Xuan Yi berdiri kaku. Matanya sedikit menyipit, lalu bersinar tipis, samar penuh ketertarikan yang sangat dalam.“Pak tua Mo...” Liu Lian bergumam lirih, menatap ke langit yang masih menyisakan percikan dari ledakan spiritual barusan.“Cucumu memang jenius yang hanya muncul sekali dalam seribu tahun.”Ia tersenyum tipis, samar, nyaris tak terlihat oleh para tetua lain. Kenangan perlahan mengalir di kepalanya masa muda yang penuh darah dan qi, saat ia masih bertulang sebagai seorang Dan Shi dan Mo, sahabat karibnya, sebagai ksatria garis depan. Dulu, di antara medan pertempuran dan botol-botol pil, mereka saling menggantungkan hidup. Suatu hari, ia pernah berkata, "Jika suatu saat aku tak bisa membalas persahabatanmu, maka anak atau cucumu akan menerima plat tembaga ini..."Kini, janji lama itu seolah menjelma nyata. Sementara itu, tak jauh dari sisi panggung, Xuan Yi masih berdiri diam. Sorot matanya tajam tapi penuh rasa terte

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 48 : 1000 POIN DAO SPIRITUAL

    “Tahap pertama telah usai.” Suara Tetua Liu Lian terdengar berat namun tegas, menggema di pelataran yang kini jauh lebih lengang.Dari ribuan peserta yang sebelumnya memenuhi area seleksi, kini hanya sekitar empat ratus orang yang masih berdiri tegak. Sisanya telah tereliminasi karena inti dao yang dimiliki tidak berkualitas, sehingga nantinya tak akan berkembang dengan baik dalam berkultivasi, Sebagian lagi bahkan belum membentuk inti dao sejatinya, artinya lebih tak memenuhi syarat menempuh jalan kultivasiLiu Lian menyapu pandangan ke seluruh penjuru. “Semua calon murid yang telah lolos, bisa melanjutkan ke tahap berikutnya… Seleksi calon murid tahap kedua akan dipimpin oleh Tetua Xuan Yi.”Ia memberi isyarat ringan, lalu mundur selangkah ke barisan tetua. Seketika, seorang wanita berparas lembut melangkah maju. Rambut putih keperakannya dikuncir tinggi, matanya tajam seperti mata naga, dan gaun hitam dengan aksen ungu berhiaskan simbol naga tujuh warna berkibar lembut di udara. Au

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 47: KAU MENCURI!

    “PERHATIAN!” suara berat dan dalam menggema di seluruh pelataran.Tetua dari Pilar Pemurnian Pil, lelaki tua berjubah putih berlapis merah terang yang sebelumnya melayang turun dari manifestasi Api Jatuh Sumber Kehidupan, kini berdiri paling depan, tangannya terlipat di balik punggung. Aura alkimia yang lembut masih menguar dari tubuhnya, membuat setiap Dan Shi muda secara refleks menundukkan kepala lebih rendah.“Aku, Tetua Liu Lian, mewakili Sekte Empat Pilar Penyucian, memimpin tahapan pertama dalam seleksi murid tahun ini.”Semua suara langsung menghilang. Hanya desiran angin lembut dan riak aura qi di udara yang tersisa.“Seleksi ini akan dimulai dari penilaian inti Dao,” lanjut Liu Lian. “Ini adalah pengujian kualitas dari meridian, inti dao dan juga kharakteristik dao yang kalian bentuk.”Ia menoleh sejenak, menyapu ratusan calon murid dengan tatapan tajam. “Mereka yang tidak memiliki pemahaman akan Dao, tidak layak menapaki jalur kultivasi. Mereka yang tak tahu siapa diri mere

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status