Alana merasa mendapatkan kekuatan baru dalam dirinya setelah batu ghaib yang selama ini ia bawa mulai memberikan pengaruh tak terduga. Seolah-olah ada dorongan besar dari dalam diri untuk mencari sasaran baru. Alana berjalan menuju sebuah parkiran yang agak sepi. Di sana, tak sengaja ia bertemu dengan seorang lelaki yang tampak hendak masuk ke dalam mobilnya. Melihat kecantikan Alana yang luar biasa, seketika lelaki itu pun melupakan rencananya untuk masuk ke dalam mobilnya, dan bergegas mendekati Alana, mencoba untuk berkenalan dengan dirinya. "Apakah dia sudah mulai tertarik kepada diriku, sehingga dia datang mendekati diriku?" batin Alana, merasa senang karena akan ada yang menjadi mangsanya.Entah mengapa, pada saat itu Alana merasa ada sesuatu yang berbeda. Sesosok makhluk ghaib seakan berkumpul di dalam tubuhnya, memberikan semacam keberanian dan kekuatan yang misterius. Lelaki itu tampak tersenyum mesum ke arahnya sambil bertanya, "Mbak, mau kemana? Apa boleh aku antarkan
Arkan dan Alina tak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat mereka menyaksikan kematian Alana yang begitu tragis di hadapan mereka. Batu ghaib yang selama ini dibawa oleh Alana, ternyata mempunyai kekuatan supranatural yang kerap kali membuat keanehan terjadi di rumah Arkan. Setelah berhasil menyelamatkan Alina, segera Arkan menghubungi Pak Miko untuk segera datang ke tempat kejadian. Di sana, Arkan menjelaskan dengan detail bagaimana kejadian tragis tersebut terjadi, merasa bersalah dan ingin menegaskan bahwa ini bukan salah siapa-siapa. Begitu banyak perasaan yang ingin ia ungkapkan. namun rasa haru sudah menghalangi kata-kata itu keluar. Arkan lantas mengajak Alina ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatannya dan juga calon bayi yang ada di dalam kandungannya. Hatinya sedikit lega melihat Alina masih bisa tersenyum walaupun sedih. "Semuanya sudah berakhir, kita sudah melewati ini bersama-sama, Alina," ucap Arkan dengan wajah penuh bahagia. Arkan merasa bersyukur bahwa m
Setelah pemakaman Mbak Alana, kami pun mulai menjalani kehidupan normal seperti biasanya.Aku dan keluarga Mas Arkan memutuskan untuk menghibahkan rumah itu untuk dijadikan panti asuhan.Setelah itu, kami memutuskan untuk tinggal bersama menempati rumah baru kami yang cukup besar dan luas di pusat kota.Kehidupan kami pun sangat bahagia dan aku pun menunggu kelahiran anak kami yang pertama, tiga bulan lagi.Saat ini kami sedang melakukan tingkepan atau tujuh bulanan di rumah baru kami sekalian syukuran menempati rumah kami yang baru Aku sangat senang saat semua keluarga berkumpul di sini bersama penuh kebahagiaan.Kasus pembunuhan kak Ayana dan Rizka sudah ditutup, saat yang menjadi tersangka Mbak Alana sudah mendapatkan ganjaran terlebih dahulu atas perbuatannya.Hal-hal ghaib yang sengaja disembunyikan oleh Mbak Alana akhirnya dikeluarkan dari rumah lama kami dengan bantuan pak Ustaz.****Tiga Bulan Kemudian Akhirnya aku merasakan sesuatu pada jalan lahirku."Mas, perutku sangat
"Arkan, Minggu depan Mama akan mengenalkanmu dengan wanita pilihan Mama untuk kamu."Kata pembuka dari mama mertua Alana cukup menghentikan mereka untuk mengakhiri makan malam pada waktu itu.Alana dan Arkan melihat papa, kakek, nenek dan Azriel menatap wajah mama mertua Alana dengan serius.DegJantung Alana langsung mencelos ketika mendengar ucapan mama mertuanya."A-apa? Mas Arkan menikah lagi?" tanya Alana dengan wajah tak percaya.Sudah dua tahun ini Alana memang belum memiliki momongan, membuat mama Arkan kesal ketika putranya dikatakan mandul oleh teman-temannya, tentu saja hal ini membuat nama Arkan mencarikan istri untuk putranya kembali.Arkan meneguk salivanya ketika mamanya tiba-tiba menyodorkan Photo wanita sederhana kepada dirinya."Namanya Ayana, usianya 24tahun, gadis sederhana dan kau pasti menyukainya."Terang mamanya lalu menjelaskan jika gadis itu berprofesi menjadi seorang Guru TK."Dia sudah pasti akan memberikanmu keturunanmu nantinya," lanjut ucapan mama Arkan.
Alana terdiam terpaku mendengar ucapan dari suaminya. Tak ada pilihan lagi baginya, karena dirinya hanyalah wanita biasa yang tak memiliki apa-apa.Arkan terdiam ketika Alana mengantarkan dirinya sampai depan halaman rumahnya."Mas, hati-hati di jalan." Ucap Alana memberikan tas dan mulai mencium pipi Arkan."Hemm." jawabnya bergumam lalu masuk ke dalam mobilnya dengan perasaan marah.Azriel yang saat itu berjalan di belakangnya segera masuk ke dalam mobilnya dan bersiap untuk berangkat ke kantornya.Tak lama kemudian disusul oleh papa mertuanya yang saat itu diantar oleh mama mertuanya sampai menuju ke arah mobilnya.Merekapun kini berangkat bersama-sama menuju ke kantornya.Mama Arkan yang tak lain bernama ibu Elly, tampak menatap sinis ke arah menantunya yang kini masih berdiri melihat punggung mobil suaminya yang sudah mulai menjauhi halaman rumahnya.Alana lalu masuk ke dalam rumahnya dan iapun terkejut ketika mama mertuanya sudah berdiri di depannya."Mama," lirih Alana dengan w
Ayana benar-benar terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan oleh mama Elly kali ini. Tentu saja dia tak pernah menyangka jika dirinya akan dinikahkan dengan putra sulungnya bernama Arkan yang sudah memiliki istri.Ayana benar-benar tidak mengerti dengan jalan pemikiran mama Elly kali ini, ia merasa jika Alana adalah istri yang sangat sempurna untuk Arkan.Ayana dulu benar-benar sangat iri dengan Alana yang sangat beruntung menjadi istri seorang CEO, karena Alana hanya wanita biasa yang dibesarkan dari panti asuhan.Banyak wanita yang akhirnya patah hati karena Arkan lebih memilih Alana dibandingkan dengan wanita cantik dan seksi yang mengelilingi dirinya setiap hari.Namun, Ayana tak pernah tau jika dibalik kebahagiaan yang dia lihat, ada penderitaan yang harus dia hadapi saat ini. Alana harus rela berbagi suami setelah ini karena dirinya yang sudah dua tahun tidak kunjung hamil juga."maaf Bu, bukankah Mas Arkan sudah memiliki istri? Bukankah Mbak Alana masih menjadi istri sah dar
"Ayana, kau harus memberitahukan kepada Keluargamu, bahwa kami akan melamarmu. Apa kau mengerti?" ucap mama Arkan dengan tatapan penuh intimidasi.Ayana terdiam dan terus mengangguk saja. Ayana terlihat seperti tertekan dengan intimidasi yang dilakukan oleh mama Arkan, hingga membuat Arkan menaruh curiga."Iya Bu," jawabnya dengan nada ketakutan.Ketika mereka sudah berada tepat di depan pintu rumahnya, segera Ayana mengetuk pintu rumah tersebut.TokTokTok"Bi, bibi Mila, buka pintunya," panggil Ayana.Tak lama kemudian seorang wanita kini telah keluar dari dalam rumahnya dan membukakan pintu untuk mereka.Terlihat bibi Ayana sangat terkejut melihat kedatangan Arkan dan mamanya bersama dengan keponakannya."Ayana, siapa mereka?" tanya bibi Mila dengan wajah herannya."Bi, peekenalkan beliau adalah pemilik yayasan sekolah tempat Ayana bekerja, namanya Bu Elly dan di samping beliau adalah putranya namanya Pak Arkan," jelas Ayana.Bibi Milapun tersenyum dan menyambut kehadiran mereka d
Saat Arkan melamar Ayana, sungguh dirinya merasakan debaran jantungnya berdegup kencangnya, apalagi saat dia harus menjelaskan kepada bibi Mila yang saat ini tengah mengintrogasinya. Tentunya sebagai seorang bibi yang merawat Ayana sejak kecil, pasti akan memiliki hati was-was, ketika Arkan dan mamanya melamar Ayana sebagai Istri kedua Arkan.Setelah Mama Arkan menjelaskan dan meyakinkan bibi Mila, bahwa mereka tak akan menyakiti keponakannya, akhirnya bibi Mila merestui dan menerima lamaran Arkan kepada Ayana, walaupun saat itu terjadi perdebatan yang pelik diantara mereka bertiga."Baiklah kalau kita sudah sama-sama setuju, aku akan menikahkan mereka minggu depan," ucap mama Arkan dengan nada penuh ketegasan.DegJantung Ayana mulai berdegub begitu kencang, tak disangka jika mama Akan hanya memberikan jarak seminggu untuk menikah dengan putranya yang baru dikenalnya hari ini.Ayana sedikit frustasi saat mendengar keputusan mama Elly yang dinilainya terburu-buru untuk menikahkan mere