Share

Bab 2 Terpaksa Menerima Keputusan Mertua

Alana terdiam terpaku mendengar ucapan dari suaminya. Tak ada pilihan lagi baginya, karena dirinya hanyalah wanita biasa yang tak memiliki apa-apa.

Arkan terdiam ketika Alana mengantarkan dirinya sampai depan halaman rumahnya.

"Mas, hati-hati di jalan." Ucap Alana memberikan tas dan mulai mencium pipi Arkan.

"Hemm." jawabnya bergumam lalu masuk ke dalam mobilnya dengan perasaan marah.

Azriel yang saat itu berjalan di belakangnya segera masuk ke dalam mobilnya dan bersiap untuk berangkat ke kantornya.

Tak lama kemudian disusul oleh papa mertuanya yang saat itu diantar oleh mama mertuanya sampai menuju ke arah mobilnya.

Merekapun kini berangkat bersama-sama menuju ke kantornya.

Mama Arkan yang tak lain bernama ibu Elly, tampak menatap sinis ke arah menantunya yang kini masih berdiri melihat punggung mobil suaminya yang sudah mulai menjauhi halaman rumahnya.

Alana lalu masuk ke dalam rumahnya dan iapun terkejut ketika mama mertuanya sudah berdiri di depannya.

"Mama," lirih Alana dengan wajah terkejutnya.

"Tidak perlu basa basi lagi, aku mau tau keputusan yang kau ambil saat ini? Kembali ke panti asuhan atau kau masih mau menjadi menantu di rumah ini?" todong pertanyaan dari mama Elly.

Alana semakin tertekan ketika mama mertuanya kini sudah mulai mengintimidasi dirinya.

"Mam tidak perlu cemas, aku sudah memutuskan untuk mengijinkan Mas Arkan menikah dengan wanita pilihan Mama. Aku harap keputusan Mama kali ini benar, dan Mama bisa mendapatkan keturunan dari menantu pilihan Mama, jangan sampai dia juga seperti diriku, yang sampai dengan saat ini belum juga memiliki keturunan. Semoga maduku nanti tidak mama katakan mandul setelah berjuang lama untuk memberikan keluarga ini keturunan tapi tak juga mendapatkan hilal nyata." Cibir Alana lalu ia bergegas pergi meninggalkan mama mertuanya.

Mendengar perkataan menantunya yang sudah berani mencibir dirinya membuat hati mama Elly semakin geram dengan menantunya.

Sementara itu, Alana berlari dalam kamarnya dan ia mulai meluapkan rasa sakit hatinya dengan menangis tersedu di dalam kamarnya.

"Kenapa semua ini harus terjadi? Ini semua karena janjiku kepadamu." Teriak Alana dengan menjambak rambutnya.

Alana melirik ke arah kotak kecil yang ada di atas nakasnya, segera dia buka dan tak lama kemudian muncul sinar yang terang dari batu terebut.

Alana meneteska air matanya lalu air mata itu jatuh ke batu tersebut hingga beberapa menit kemudian terdengar suara ghaib dari batu tersebut.

"Jangan menangis, aku akan membantumu untuk menyingkirkan wanita yang ada di dekat suamimu, jadikan mereka tumbal satu persatu agar suamimu selalu mencintaimu dan tak pernah meninggalkanmu."

Suara ghaib itu menggema di telinga Alana, hingga membuat dirinya benar-benar tersentak oleh perkataannya.

***

Mengenal sosok calon istri kedua Arkan

Hari ini Arkana akan diperkenalkan dengan seorang wanita pilihan pilihan mamanya yaitu gadis sederhana yang berprofesi sebagai seorang Guru.

Mama Arkana memang tak pernah memilih calon menantu dari status sosialnya apakah dia dari keluarga kaya ataupun keluarga miskin. Namun, mama Arkan lebih suka memilih calon menantu yang tidak neko-neko dan patuh kepada dirinya dan juga bisa mengurus Arkana.

Kali ini, mama Elly sengaja memilih Ayana Ameeca sebagai menantu pilihannya. Usianya 24 tahun, seorang anak yatim, ibunya sudah menikah lagi dan kini tinggal bersama dengan suaminya.

Ayana memilih tinggal bersama sang bibi dan pamannya, dari pada harus ikut tinggal dengan mama dan ayah tirinya yang terlihat sangat mesum ketika menatap Ayana. 

Sedangkan adiknya lebih memilih tinggal bersama dengan kakeknya.

Ayana menjadi guru di sebuah yayasan sekolah milik mama Arkan. Entah mengapa saat itu tiba-tiba dia dipanggil oleh mama Arkan setelah dia selesai mengajar.

Ayana adalah gadis pendiam dan pemalu, sebenarnya dia sangat cantik. Namun, karena dia Ansos (anti sosolial) membuat banyak mata lelaki yang ingin mendekati dirinya akhirnya memutuskan untuk mundur setelah Ayana selau menolak mereka yang ingin mendekati dirinya.

Ayana terkejut ketika mama Elly memintanya untuk menjadi menantunya. Tentu saja Ayana menolak permintaan mama Elly saat itu, mengingat saat ini dirinya nasih belum memiliki pikiran untuk menikah dalam waktu dekat. Namun, ketika Ayana diberikan keputusan yang sulit oleh sang pemilik yayasan, akhirnya dengan berat hati dirinyapun langsung menerima keputusan dari mama Elly.

"Terima tawaranku, atau kau pergi dari yayasan ini! Jika kau resign dari sini, kau tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan di manapun. Pikirkanlah lagi Ayana, aku tau siapa dirimu, kau bahkan harus menjadi tulang punggung untuk adikmu Alina yang saat ini masih duduk di bangku SMA, ibu kamu tidak memperdulikan kalian dan ayah tirimu tidak bisa diandalkan," papar mama Elly dengan tatapan mengintimidasi.

Alana semakin tertekan saat itu, dirinya adalah tulang punggung untuk keluarganya, apa yang dikatakan oleh mama Elly tidak salah, gaji yang didapatkannya nyatanya memang untuk biaya sekolah Ayana dan membantu neneknya di sana. Sementara sisanya di bagi sedikit untuk bibi dan kebutuhannya.

Alana menggenggam erat roknya, wajahnya kini semakin pucat pasi dan mama Elly sudah mulai mendesaknya untuk menerima tawarannya.

"Aku tidak memiliki banyak waktu, sebaiknya kau putuskan sekarang! Menerima tawaranku atau kau menolaknya dan segera pergi dari sini hari ini juga." Desak mama Elly dengan memutari tubuh Ayana.

Deg

Jantung Ayana langsung mencelos saat mendengar mama Elly mulai mendesak dirinya untuk mengambil keputusan.

Ayana semakin merasakan  jantungnya berdegub dengan kencangnya, pikirannya sudah mulai tidak karuan hingga akhirnya dirinyapun langsung memutuskan untuk menerima tawaran dari mama Elly.

"Baiklah, saya menerima tawaran Ibu, tapi tolong jangan pecat saya," balas Ayana dengan cepat.

Bu Elly tersenyum sumringah, diapun kini mulai mendudukkan Ayana di kursinya, di depan kursi kebesarannya.

"Bagus Ayana, ini adalah keputusan yang bagus, dan aku akan memberikan posisi yang bagus untukmu setelah kau menjadi istri anakku."

Ayana mengira jika saat itu mama Elly akan menikahkannya dengan Azriel adik Arsen yang masih bujang itu.

Alana tidak akan menyangka jika dirinya kini akan menjadi seorang istri kedua Arkan, sang Kakak yang kini seduah memiliki seorang istri.

"Baiklah, Ayana jika kau menerima keputusanku ini, maka bersiaplah untuk bertemu dengan anakku nanti. Aku akan memperkenalkan kau dengan dirinya, dia memang sedikit dingin, tapi dia adalah pria yang penyayang dan juga bertanggung jawab. Kau tidak akan salah mendapatkan suami seperti dirinya," terang mama Elly menatap wajah Ayana.

"Ibu tidak perlu memperkenalkan kami. Saya sudah mengenal Mas Azriel sejak lama, saya tau dia adalah lelaki yang baik dan bertanggung jawab," sahut Ayana dengan bibir bergetar.

Seketika mama Elly langsung menyipitkan kedua matanya.

"Kau bilang siapa? Azriel? Siapa yang akan menikahkanmu dengan putra bungsuku," jawab Mama Elly menatap tegas wajah Ayana.

Ayana semakin terkejut dengan penuturan mama Elly.

"Apa? Jika bukan dengan Mas Azriel, lalu saya akan dinikahkan dengan siapa?" tanya Ayana semakin kebingungan.

"Dengan Arkan, anak sulungku."

Deg

Bersambung

 

 

 

 

 

 

 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status