Share

TUMBAL UNTUK MADUKU
TUMBAL UNTUK MADUKU
Author: Rose_roshella

Bab 1 Hardik Ibu Mertua

"Arkan, Minggu depan Mama akan mengenalkanmu dengan wanita pilihan Mama untuk kamu."

Kata pembuka dari mama mertua Alana cukup menghentikan mereka untuk mengakhiri makan malam pada waktu itu.

Alana dan Arkan melihat papa, kakek, nenek dan Azriel menatap wajah mama mertua Alana dengan serius.

Deg

Jantung Alana langsung mencelos ketika mendengar ucapan mama mertuanya.

"A-apa? Mas Arkan menikah lagi?" tanya Alana dengan wajah tak percaya.

Sudah dua tahun ini Alana memang belum memiliki momongan, membuat mama Arkan kesal ketika putranya dikatakan mandul oleh teman-temannya, tentu saja hal ini membuat nama Arkan mencarikan istri untuk putranya kembali.

Arkan meneguk salivanya ketika mamanya tiba-tiba menyodorkan Photo wanita sederhana kepada dirinya.

"Namanya Ayana, usianya 24tahun, gadis sederhana dan kau pasti menyukainya."

Terang mamanya lalu menjelaskan jika gadis itu berprofesi menjadi seorang Guru TK.

"Dia sudah pasti akan memberikanmu keturunanmu nantinya," lanjut ucapan mama Arkan.

"Ma, tak bisakah kita membahas ini lain kali?" Tolak Arkan dengan wajah kesal.

"Lebih baik kau jalani dulu Arkan, dia adalah gadis yang cantik dan sederhana, aku yakin kau akan suka dengannya." Sahut papanya dengan nada rendah.

"Tapi Pa, Arkan sudah memiliki isrti, Alana, Tolong kalian mengerti akan hal itu, Arkan tidak bisa menduakan dia." Arkan menolak dengan memegangi tangan Ayana.

"Oh, jadi kau lebih mementingkan perempuan ini? Lalu bagaimana dengan keturunan keluarga kita nanti? Kau hanya menyia-nyiakan waktumu untuk wanita mandul itu." Olok mama Arkan dengan menatap sinis wajah Alana.

Alana menangis sesegukan tak mampu berkata apapun ketika mama mertuanya mengolok dirinya di depan keluarganya saat makan malam.

Alana tentu ingin memiliki keturunan dari Arkana. Namun, karena ada sesuatu hal yang membuatnya kini tidak bisa memiliki anak dengan Arkana.

Arkan menatap wajah istrinya yang saat itu sudah tidak bisa membendung tangisannya, membuat Arkan mulai marah.

"Ma, dia tidak mandul, kita hanya belum diberikan kepercayaan saja sama yang di Atas, Arkan akan terus ikhtiar dan berdo'a supaya kami secepatnya mendapatkan momongan."

"Kau jangan terlalu berharap istrimu bisa mengandung Arkan, sudah dua tahun kami menantikan keturunan darinha, tapi apa? Kau sudah banyak melakukan bayi tabung, nyatanya itu gagal bukan? Lantas harus berapa lama lagi kami harus memberikan waktu untuk istrimu memiliki momongan? " Balas mama Arkan semakin marah.

"Ma, berilah waktu untuk Alana agar bisa memberikan keturunan buatku, aku sangat mencintainya."

"Sampai kapan?sampai kiamat juga istri kamu itu mandul."

Deg

Deg

Deg

Mendengar ucapan mama mertuanya seketika Alana merasakan dadanya begitu sesak, rasa sakit hati dan kecewa seketika menyeruak di dalam dadanya. 

Seketika dalam pikiran Alana mulai timbul pemikiran buruk untuk menjadikan tumbal istri Arkan nantinya.

"Tidak, aku tidak akan biarkan Mas Arkan memiliki anak dengan wanita manapun. Aku akan menjadikan tumbal maduku jika itu terjadi, dan akan aku buat mama mertuaku harus menelan pil pahit dan aku buat dia menyesali semua itu nanti," monolog Alana dalam hati.

Alana menatap marah wajah mama mertuanya, terlihat kedua tangannya mulai dia kepalkan untuk menahan kemarahannya.

Kini diapun berusaha untuk membela dirinya dari serangan olokan mama mertuanya.

"Alana tidak mandul, Ma. Alana hanya belum dikasih oleh Tuhan saja, Alana yakin sebentar lagi akan mendapatkan monongan, benarkan Mas Arkan?" sahut Alana dengan menatap wajah Arkan yang di depannya.

Arkan hanya mengangguk dan tersenyum tipis ke arahnya. Tentu saja diapun sedikit ragu jika Alana akan segera memberikan keturan untuknya.

Arkan dan Alanapun tau, jika selama dua tahun ini mereka berjuang untuk mendapatkan keturunan dengan jalan medis maupun non medis. Namun, hasilnya tetap saja nihil, Alana tak kunjung juga bisa hamil.

"Iya Sayang, kita pasti akan memiliki anak," balas Arkan.

Mama Arkan langsung tersenyum sinis, seketika dia mulai tertawa sumbang.

"Hahaha, apa kau yakin dia bisa hamil Arkan? Sebaiknya suruh istrimu untuk menerima kenyataan bahwa dirinya itu mandul. Dan kau Alana, terima saja keputusanku ini jika kau mau masih menjadi menantu di keluarga ini," balas mama Arkan menatap nyalang.

Sontak apa yang dikatakan oleh mama Arkan membuat dirinya mulai tersentak saat itu.

Alana menangis dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, tentu saja keputusan ini membuatnya sangat kecewa.

Arkan berusaha untuk membela Alana ditengah hardik mamanya yang sudah semakin menyudutkan dirinya.

"Ma, cukup jangan bicara seperti itu lagi, dia istri Arkan dan menantu mama juga. Arkan mohon jangan sakiti hati Alana lagi, dan hentikan kekonyolan mama menikahkan Arkan dengan gadis pilihan mama. Arkan tidak mau menikah lagi," Arkan menolak dengan tegas permintaan mamanya.

"Oh, kamu berani membantah mama kamu? Sebaiknya kau pikirkan lagi keputusanmu, kau menerima keputusanku, atau aku kembalikan Alana ke panti asuhan." Pungkas mama Arkan lalu segera pergi meninggalkan tempat tersebut.

Deg

Jantung Alana langsung mencelos ketika mendengar keputusan mama mertuanya kali ini, tentu saja dia tidak mau kembali ke tempat asalnya yang sudah menjadi tempat pembuangan dirinya sejak lahir.

Bersyukur saat itu keluarga Arkan mau memungut dirinya sebagai menantu di rumah ini, inilah kebetuntungan Alana tinggal di istanah yang megah dan menjadi seorang istri CEO tampan yang banyak menjadi incaran para wanita.

"Alana, kau jangan banyak memikirkan sesuatu, biarkan saja mamaku berbicara seperti itu, aku tidak akan memberikanmu madu untukmu," tutur Arkan meyakinkan istrinya.

Alana sejenak terdiam, baginya perkataan suaminya tidak ada apa-apanya dibandingkan mamanya, salah satu orang yang berkuasa di rumah ini.

Dengan perasaan kalut dan tidak karuan, mau tidak mau Alana harus menerima keputusan mama mertuanya dan segala pertimbangan dan rencana yang akan dilakukan nantinya.

"Mas, keputusan mamamu tidak bisa diganggu gugat, sebaiknya kamu turuti saja perkataan mamamu itu, aku ikhlas Mas, jika ini demi kebahagiaan keluargamu," timpal Alana mencoba meyakinkan suaminya untuk menerima keputusan mamanya.

"Apa maksud ucapanmu? Kau ingin aku menikah dengan gadis pilihan mamaku?" tanya Arkan dengan nada kesalnya.

"Iya, sebaiknya kau menikah dengan gadis pilihan mamamu, siapa tau jika saat itu dia bisa hamil anakmu. Ini keputusan betat untukku, tapi berada di sisimu tidaklah mudah, aku tidak mau kembali ke panti asuhan, aku sudah nyaman di sini bersama keluargamu," papar Alana dengan menahan rasa sakit hatinya.

"Kau ini bicara apa? Siapa yang akan membawamu kembali ke panti asuhan? Kau istriku dan aku tidak akan biarkan kau kembali ke panti asuhan tanpa seijinku," tegas Arkan.

"Kau memang suamiku, Mas. Mamamu adalah mertuaku, dia yang sudah memungutku dari panti asuhan dan dia yang berhak memberikan keputusan. Aku mohon Mas Arkan mengerti dengan situasiku, aku bingung harus bagaimana untuk menolak keinginan mamamu, sedangkan keluarga besarmu menginkan segara memiliki keturunan darimu. Mungkin jalan ini memang terbaik untukmu, sambil kita jalani proses program kehamilan lagi, aku mohon Mas Arkan mau menikah kembali." 

Arkan tampak kecewa dengan keputusan istrinya saat ini. Iapun dengan terpaksa menerima keputusan mama dan istrinya saat ini.

"Baiklah, aku akan menikah dengan gadis pilihan mama, Aku harap ini adalah sebuah keputusan kalian yang tepat. Jika suatu saat ada uneg- uneg darimu tentang istri keduaku, sebaiknya kau tidak menyalahkanku jika kau nantinya cemburu kepadaku." Pungkas Arkan lalu segera berlalu dari hadapa Alana.

Deg

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zuroidaa
Alana kasian ya duh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status