Share

Bab 3 Pertemuan Sang Madu dengan Suami Alana

Ayana benar-benar terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan oleh mama Elly kali ini. Tentu saja dia tak pernah menyangka jika dirinya akan dinikahkan dengan putra sulungnya bernama Arkan yang sudah memiliki istri.

Ayana benar-benar tidak mengerti dengan jalan pemikiran mama Elly kali ini, ia merasa jika Alana adalah istri yang sangat sempurna untuk Arkan.

Ayana dulu benar-benar sangat iri dengan Alana yang sangat beruntung menjadi istri seorang CEO, karena Alana hanya wanita biasa yang dibesarkan dari panti asuhan.

Banyak wanita yang akhirnya patah hati karena Arkan lebih memilih Alana dibandingkan dengan wanita cantik dan seksi yang mengelilingi dirinya setiap hari.

Namun, Ayana tak pernah tau jika dibalik kebahagiaan yang dia lihat, ada penderitaan yang harus dia hadapi saat ini. Alana harus rela berbagi suami setelah ini karena dirinya yang sudah dua tahun tidak kunjung hamil juga.

"maaf Bu, bukankah Mas Arkan sudah memiliki istri? Bukankah Mbak Alana masih menjadi istri sah dari Mas Arkan?" tanya Ayana.

"Iya, Alana masih sah menjadi isti Arkan dan masih menjadi menantuku sampai saat ini," balas mama Elly dengan tersenyum.

"Lalu, mengapa saya harus dinikahkan dengan Mas Arkan?" tanya Ayana dengan wajah bingungnya.

"Karena Alana sampai saat ini tidak bisa memberikan Arkan keturunan, keluarga besar kami menginginkan keturunan sebagai seorang pewaris keluarga besar Alvendra. Namun, sampai sekarang keinginan kami belum juga terwujud hingga akhirnya aku memutuskan untuk menikahkan anakku dengan wanita lain untuk memberikan keturunan untuk keluarga kami," balas  Bu Elly dengan menatap tegas wajah Ayana.

Deg

Jantung Ayana langsung mencelos ketika mendengar apa yang dikatakan oleh mama Elly kali ini.

"A-apa? Jadi saya menikah dengan Mas Arkan hanya untuk mendapatkan keturunan saja? Lalu bagaimana jika suatu saat nanti saya tidak memiliki keturunan dengan Mas Arkan?" Ayana bertanya dengan nada sedikit ragu.

"Kau tenang saja, kau akan tetap menjadi menantuku dan istri Arkan. Namun, Arkan tetap akan saya nikahkan dengan wanita lain sampai dia benar-benar memiliki keturunan dan kalian tidak bisa protes dengan keputusanku," jawab mama Elly.

Bagaikan disayat sembilu, hati Ayana tiba-tiba merasakan sangat perih.

"Apa? Jadi aku akan bernasib sama dengan mbak Alana? Aku harus rela berbagi suami dengan wanita lain?" tanya Ayana dengan wajah tak percaya.

"Aku yakin kau bisa hamil Ayana, percayalah kepadaku," ungkap mama Elly dengan nada penuh meyakinkan.

Ayana hanya bisa pasrah saja setelah mama Elly selalu meyakinkan dirinya bahwa ia bisa memberikan keturunan untuk Arkan.

"Baiklah Ayana, jika kau sudah setuju dengan rencana ini, kau dan Arkan akan aku pertemuan sore ini, sekalian untuk membahas rencana pertemuan kami dengan keluargamu nanti. Aku akan bicara dengan keluargamu untuk melamarmu dan menikahkan minggu depan."

Ayana kembali dikejutkan dengan ucapan mama Elly kali ini, ia bahkan tidak mengira jika dia akan dinikahkan dengan putranya seminggu lagi.

"A-apa? Minggu depan kami menikah?" tanya Ayana dengan suara terbata-bata.

"Iya, dan kau tidak perlu khawatir dengan mahar dan pesta pernikahan, aku akan menyiapkan semuanya dan tidak ada kata protes, Ayana." Tegas mama Elly lalu menuju ke arah pintu.

"Sekarag, kau pergilah, persiapkan dirimu sore ini untuk bertemu dengan anakku.

Ayana hanya bisa pasrah menerima keputusan mama Elly dan dengan langkah beratnya diapun langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruangan tersebut.

****

Sore harinya, sebelumnya Arkan pulang ke rumah dia mendapatkan telepon dari mamanya dan memintanya untuk datang ke sekolahnya untuk bertemu dengan Ayana.

Saat itu Arkan sempat menolak. Namun, mama Elly tidak menerima penolakan hingga membuat Arkan terpaksa memenuhi permintaan mamanya.

Arkana menunggu wanita Pilihan mamanya di parkiran sekolah, tempat di mana Ayana saat ini tengah mengajar.

"Masih lama Ma?" Tanya Arkan seraya melihat jam yang melingkar ditangannya.

"Kamu sabar sedikit saja kenapa? Kamu tidak lihat belum ada satu guru atau murid yang keluar dari kelasnya?" jawab mama Arkan dengan nada mulai kesal.

Tak selang beberapa lama kemudian seorang wanita tengah keluar dari gerbang sekolah dengan membawa beberapa buku, segera mama Elly turun dari mobil Arkan dan segera mama Elly menghampiri Ayana.

Arkan sempat melihat wajah Ayana dari dalam mobilnya, ia sempat terkesima dengan kecantikan alami dan tanpa polesan yang menutupi kecantikannya. Arkan merlihat Ayana adalah wanita yang inner beauty dibalik kesederhanaan yang menambah aura kecantikan wajahnya.

Beberapa saat kemudian, mama Elly menggandeng Ayana menemui Arkan.

Kaca mobil Arkan tiba-tiba diketuk oleh mamanya, segera Arkan membuka kaca mobilnya dengan tatapan dinginnya.

"Ada apa Ma?" ucap Arkana tanpa melirik sedikitpun ke arah wajah Ayana.

"Bukakan pintu untuk calon istrimu!" perintah mamanya dengan melotot tajam wajah Arkan.

Sebenarnya Arkana enggan untuk melakulannya. Namun, mamanya terus melototi dirinya membuat Arkana segera mematuhi perintah mamanya. Ia lalu keluar dari mobilnya dan langsung membukakan pintu samping kemudi untuk Ayana, setelah itu Arkana membukakan pintu belakang kemudi untuk mamanya.

Sekilas Arkan melirik Ayana yang duduk di sampingnya, ia melihat Ayana sedang mencuri pandang kepadanya.

Arkan memang sengaja tak melepaskan kaca mata hitamnya saat itu untuk menghindari tatapan gadis yang ada disampingnya.

Saat Arkan melajukan kendaraannya terlihat mamanya tampak asyik mengobrol dengan Ayana bahkan sesekali Arkan mendengar mamanya sedang memuji dirinya saat itu.

Dia memang sedikit pemalu dan selalu menunduk ketika Arkan tak sengaja menatap wajahnya waktu itu.

Dua puluh menit kemudian merekapun sudah sampai disebuah cafe. Sengaja Arkan memilih tempat ini agar Alana tak merasa sakit hati ketika Arkan berkenalan dengan wanita pilihan mamanya.

Merekapun duduk di dekat jendela kaca. Mama Arkan mempersilahkan Ayana duduk di dekatnya, setelah itu mamanya langsung memperkenalkan dirinya kepada Arkan.

"Arkan ..., kenalkan! Dia adalah Ayana usianya 24 tahun dan dia adalah seorang Guru," mama Arkan berkata seraya memperkenalkan Ayana kepada Arkana.

Arkanpun menoleh ke arahnya dan mengangguk saja sebagai reaksi perkenalanya dengan Ayana.

Saat itu mama Arkan sudah terlihat membolakan matanya ketika melihat reaksi Arkan yang terkesan cuek dan dingin kepada Ayana.

"Arkan, tak sopan jika kau berkenalan dengan calon istrimu memakai kacamata, sekarang lepaskan kacamatamu dan jabat tangan calon istrimu," titah mama Elly dengan menatap tegas wajahnya.

Arkanpun segera mengikuti apa yang dikatakan oleh mamanya saat itu.

"Arkan ...." ucap Arkan dengan mengulurkan tangannya kepada Ayana.

"Ayana." jawabnya dengan menerima uluran tangan Arkan.

"Ayana, ini adalah calon suamimu, dia memiliki seorang Istri namanya Alana, sudah dua tahun ini Alana tak kunjung memberikan keturunan untuk putraku Arkana, untuk itu aku ingin kamu menjadi istri kedua putraku, dan aku berharap kamu bisa memberikan keturunan untuk putraku."

Terlihat Ayana mendadak pucat pasi saat mendengar ucapan mama Arkan waktu itu. Ia sedikit gugup dan tak berani menatap wajah Arkan, saat itu Arkan menatap penuh curiga ketika melihat raut wajah Ayana yang sedikit tertekan.

"Ayana, jika kau keberatan dengan rencana mamaku, kau bisa mundur," sahut Arkan dengan nada tegasnya.

Seketika mama Arkan langsung melototi Arkana ketika dia mengatakan itu kepada Ayana.

Tak ingin terjadi kesalah pahaman, segera Ayana menyahuti ucapan Arkan.

"Tidak Mas, aku bersedia untuk menikah denganmu, aku bersedia untuk memberikan keturunan untukmu, ini adalah keputusanku sendiri tanpa ada paksaan apapun,"  sahut Ayana dengan tersenyum sedikit dipaksakan.

Mama Arkan terlihat tersenyum ke arahnya. Namun, tidak dengan Ayana yang terlihat tidak senang dengan keputusannya sendiri.

Bersambung

 

 

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status