Share

Bab 6 Kisah Alana

Alana zaelanty, itulah nama istri Arkan dengan latar belakang orang tua yang tak diketahui karena kedua orang tuanya telah tega menitipkan Alana sejak bayi di Panti Asuhan ini.

Sejak kecil hingga besar Alana tinggal di panti asuhan tanpa ada orang yang mau mengadopsi dirinya sebagai anak asuh.

Sungguh saat itu Alana sangat iri dengan teman-temannya yang dengan mudahnya mendapatkan orang tua baru dan tinggal di tempat yang layak. 

Entah apa yang salah pada dirinya hingga tak satupun ada calon orang tua yang mau mengadopsi Alana, padahal dia gadis yang cantik dan pandai.

Alanapun menerima ini dengan lapang dada hingga suatu hari Alana tak sengaja bertemu dengan seorang wanita tua misterius yang mengatakan kalau dia akan menikah dengan lelaki kaya raya dan mencintainya. Namun, Alana memiliki satu kutukan jika Alana mengingankan hal itu Alana tidak akan pernah memiliki keturunan.

Mendengar itu Alana sangat senang dan menaruh harapan jika semuanya itu akan terjadi. Tapi diapun harus mengorbankan sesuatu yang akan mendatangkan bencana bagi pernikahan mereka nantinya karena Alana tak akan bisa memiliki keturunan dari suaminya nanti.

Entah apa yang dikatakan oleh wanita tua itu benar atau tidak, terlepas dari itu diapun sangat berharap seseorang akan membawa dirinya pergi dari panti asuhan itu dan berharap nasib baik akan hadir dikehidupannya.

Wanita tua itu lantas memberikan Alana sebuah batu yang Alana sendiri tak tau apa manfaat batu yang diberikan oleh wanita tua misterius itu kepada dirinya.

"Simpanlah batu ini dan gunakan saat ada yang ingin memisahkanmu dengan suamimu nanti, kau bisa gunakan batu ini untuk mengguna-gunai seseorang yang akan menggeser posisimu sebagai istri tua di keluargamu itu." Pesan wanita itu dengan memberikan batu itu kepada Alana.

Alana terkejut ketika mendengar ucapan wanita tua misterius itu kepadanya hingga akhirnya Alanapun menerima batu tersebut.

Setelah Alana menerima batu itu iapun mulai pandangi batu tersebut, hingga tanpa disadarinya batu itupun tiba-tiba menyala.

Alana terkejut saat melihat batu ajaib itu, saat dia ingin bertanya kepada wnaita tua itu tentang batu ajaib tersebut tiba-tiba Alana tak menemukan wanita tua itu di sekitarnya.

Sungguh ini sangat aneh dia rasakan. Namun, t Alana tetap saja membawa batu pemberian dari wanita tua misterius itu.

Tak lama kemudian saat Alana mulai menyebrangi jalan tiba-tiba tanpa Alana sadari sebuah mobil langsung mengerem mendadak tepat di depannya, hingga Alana pun terserempet sedikit lalu terjatuh saat itu. Alana duduk mematung karena shock saat melihat mobil mewah berhenti di depannya.

Beberapa saat kemudian, seorang lelaki muda keluar dari mobilnya dan langsung membantu Alana berdiri.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya lelaki tersebut membantu Alana sembari tersenyum ke arah Alana.

"Aku baik-baik saja," jawab Alana dengan menatap wajah Arkan terpesona.

Entah mengapa tiba-tiba saat itu batu yang Alana bawa tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang sangat terang hingga akhirnya lelaki itu tersenyum ke arah Alana dan mengantarkan Alana pulang ke panti asuhan.

Lelaki tampan itu lalu memperkenalkan dirinya kepada Alana dan Alanapun memperkenalkan dirinya kepada lelaki tersebut.

"Kenalkan, namaku Arkan. Namamu siapa?" pria itu memperkenalkan dirinya dengan tersenyum manis ke arah Alana.

"Namaku Alana Zaylanti, panggil saja Alana," jawab Alana dengan membalas senyumannya.

Keduanyapun tampak mengobrol saat itu.

Lelaki itu kemudian mengatakan akan bermain ke panti Alasuhan Alana ke esokan harinya.

Itulah awal pertemuan Alana dengan Arkan. Setiap hari dia selalu menemui Alana hingga tiba saatnya di mana Arkan tiba-tiba melamarnya saat itu.

Dia memperkenalkan Alana kepada keluarga besarnya dan tak pernah disangka oleh Alana, dirinya saat itu diterima baik oleh keluarga Arkana.

Alana dan Arkan kemudian menikah. Alana begitu bahagia karena dirinya tidak hanya disayangi oleh Arkan, suaminya. Namun, Alana juga disayangi oleh mama Arkan dan dirinya juga selalu diperlakukan dengan baik oleh mama Arkan.

"Aku berharap kau dan Arkan akan segera memiliki momongan."

Itulah harapan terbesar dari Ibu mertuanya kepada Alana, tentu Alana berusaha untuk mewujudkan semua itu, karena mama mertua Alana sudah mengangkat derajat Alana yang sudah membawa Alana pergi dari panti asuhan yang membuat hidupnya sangat menderita dari kecil karena tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Dibalik harapannya itu Alana tak mengingat akan kutukan dari batu ajaib itu sendiri.

Waktu berjalan dengan cepat hingga sampai tiga bulan Alana tak kunjung ada tanda-tanda kehamilannya hingga membuatnya sedikit frustasi.

Arkan berusaha meyakinkannya dan mama mertuanyapun memilih untuk tetap bersabar menunggu kehamilan Alana.

"Coba kalian berdua ikut program bayi tabung, siapa tau kalian akan segera memiliki momongan," saran mama mertua Alana.

Merkapun mengikuti segala proses bayi tabung seperti yang disarankan oleh mamanya. Hasil pemeriksaan tidak ada masalah sedikitpun pada kandungan dan kesuburan Alana dan Arkan saat melewati beberapa tes kesehatan sebelum proses bayi tabung.

Satu tahunpun terlewati akhirnya mama mertua Alana sudah mulai kesal kepada Alana, hingga mama mertua Alana meminta Arkan untuk menikah dengan wanita lain.

Arkan dengan tegas menolak dan meminta waktu lagi satu tahun kepada mamanya untuk berikhtiar kembali.

Hingga akhirnya tak terasa sudah dua tahun mereka menikah dan Alana masih belum menunjukkan tanda-tanda kehamilannya. Hingga akhirnya mama mertuanya memutuskan untuk memperkenalkan Arkan dengan seorang wanita muda bernama Ayana yang usianya 24 tahun dan hanya terpaut 3 tahun dengan Alana.

Sungguh ini adalah hal yang sangat menyakitkan baginya apalagi Ibu mertua Alana tak henti-hentinya menghardik Alana dengan mengatakan dirinya ini mandul dan tak akan memiliki anak.

Alana bertanya kepada dirinya saat itu. Mengapa Tuhan tak kunjung mengabulkan harapannya dan keluarga Arkan saat ini.

Hingga akhirnya diapun teringat dengan batu kutukan itu.

saat itulah Alana memutuskan untuk rela berbagi suami dengan wanita lain.

***"***

Setelah mama mertuanya menghardiknya malam itu Alana akhirnya mulai merenung dalam kamarnya.

Tak selang beberapa menit kemudian tiba-tiba Alana mendengar suara Ghaib yang saat itu jelas terdengar ditelinganya.

"Relakan saja suamimu menikah lagi, karena kau tak akan mendapatkan keturunan darinya. Batu yang kau bawah itu memiliki kutukan untuk dirimu, kau tidak usah cemas wahai anakku karena kau bisa menjadikan tumbal istri muda suamimu." 

Mendengar suara ghaib itu, lantas membuat Alana langsung tercengang.

Iapun bertanya pada dirinya sendiri apakah ini gara-gara batu yang dia bawah itu hingga dirinya tak kunjung hamil?

Saat itulah Alana berpikir untuk segera membuangnya. Namun, setiap Alana membuang batu itu tak lama kemudian batu itupun kembali lagi kepadanya.

Ketika Arkan mendatanginya ke kamar segera Alana menyembunyikan batu tersebut dan entah kenapa setiap batu itu ada di dekatnya, Arkan selalu bersikap mesra dan sangat sayang kepadanya.

Namun, sayangnya suara ghaib itu mengatakan jika Alana tak akan memiliki keturunan dan ini membuat dirinya mulai memutuskan untuk mengijinkan suaminya menikah lagi dengan wanita lain.

Hari ini adalah pertemuan suaminya dengan wanita yang akan menjadi madu Alana di sebuah cafe.

Sengaja pertemuan itu dilakukan di cafe oleh Arkan karena dia tak ingin melihat Alana cemburu dan sakit hati ketika tiba-tiba dirinya melihat sosok madu yang dikenalkan oleh mamanya waktu itu.

****

Arkan cukup kaget ketika mendengar Ayana tiba-tiba langsung setuju untuk menikah dengannya, padahal dia sendiri tau jika saat ini Arkan sudah memiliki istri dan tak akan menceraikan istrinya saat mereka menikah nanti.

"Apa kau sudah memikirkan ini baik-baik Ayana? Kau akan menjadi madu istriku," tanya Arkan untuk meyakinkan hati Ayana agar dia mau membatalkan perjodohan ini.

Terlihat Ayana menatap ke arah mama Arkana dengan wajah ketakutan.

Mama Arkana lalu mengkode Ayana dengan menganggukkan kepalanya.

"Iya Mas aku mau, aku bersedia menjadi madu istrimu," jawabnya gugup.

Saat itulah terlihat mama Arkan tampak tersenyum lebar dan dengan cepat dia meminta Arkan untuk melamar Ayana.

"Kita lamar sekarang Arkan, masalah seserahan biar mama yang urus," ucap mama Arkan dengan tatapan penuh intimidasi.

Seketika wajah Ayana saat itu tampak terkejut dan kaget ketika mama Arkan meminta putranya untuk melamar dirinya hari ini.

"Ma, apa ini tidak terlalu terburu-buru? Bahkan kami belum saling mengenal satu sama lain." Protes Arkan.

"Tidak usah protes  Arkan, makin cepat makin baik kau memiliki keturunan dari istri mudamu," tegas mama Elly.

Arkan tampak gusar ketika harus menuruti apa kata mamanya, apalagi dia sudah berjanji kepada Alana untuk memperkenalkan madunya kepadanya dan dia berhak menentukan apakah Arkan boleh menikah dengan calon pilihan mamanya atau tidak.

Setelah mereka selesai berbicara mama Arkan lalu memutuskan untuk mengajak Arkan menemui keluarga Ayana.

Dengan berat hati Arkan harus mengikuti keinginan mamanya saat ini.

Saat dalam perjalanannya ke rumah Ayana, tiba-tiba Alana terus menelpon Arkan, segera Arkana mengambil earphone bluetoothnya yang hendak dia pakai saat itu.

Dengan cepat mama Arkan langsung meminta Arkana untuk meletakkan kembali earphon bluetooth yang hendak dipakainya.

"Letakkan kembali ear phonemu Arkan!" Titah mama Arkan

"Tapi Ma, ini dari Alana," jelas Arkan.

"Tidak usah diangkat!  Aku tak mau dia menjadi rusuh nantinya," perintah mama Arkan.

Arkan lalu meletakkan kembali Ear phone miliknya, sementara itu terlihat Ayana tampak terlihat sedang memperhatikan Arkan yang saat ini sangat kesal dengan mamanya.

Bersambung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status