Lobi Utama Royal Bioenergetic Research Council – Pukul 10.30Lampu sorot kamera berkedip-kedip, mikrofon dari berbagai stasiun berita teracung seperti tombak. Para jurnalis berdesakan, suara klik kamera bercampur teriakan pertanyaan.Di tengah kerumunan, Sua Luqi melangkah mengenakan setelan blazer putih gading — sederhana tapi memancarkan aura tegas. Di sebelahnya, Zhenyu dalam seragam resmi Pangeran Yancheng, wajahnya tenang namun sorot matanya tajam.Seorang reporter dari RoyalNewsLive menembakkan pertanyaan pertama. “Benarkah Anda memiliki bukti bahwa aset-aset riset yang kini digunakan Bian Yu adalah milik Anda?”Sua menatap lurus ke arah kamera. “Bukan hanya bukti, saya memiliki dokumen asli, rekaman timestamp digital, dan saksi yang terlibat langsung. Semua akan saya serahkan kepada dewan investigasi… dan sebagian akan saya publikasikan hari ini, demi transparansi.”Bisik-bisik memenuhi ruangan. Kilasan wajah Bian Yu muncul di layar monitor di belakang para jurnalis — siaran l
Malam berlalu berlalu berganti pagi. Cahaya fajar menyingsing menyinari dunia. Sua bermalam di Istana Yancheng sebagai tamu penting. Di pagi buta, ia telah bersiap bersama Zhenyu menuju apartemen lamanya.Apartemen di lantai 18 itu masih menyimpan aroma lembab yang khas dari ruangan yang lama tak dihuni. Lampu langit-langit menyinari debu tipis yang menari di udara. Tanaman hias di sudut ruang tamu sudah mengering, daunnya rontok berserakan di lantai kayu.Meja makan masih berantakan dengan tumpukan majalah medis edisi lama dan beberapa berkas yang tertinggal setengah terbuka — semuanya seperti dibekukan dalam waktu sejak Sua menghilang enam bulan lalu. Di dapur kecil, kulkas berdengung pelan, isinya hanya botol-botol air mineral dan sisa teh kering yang kadaluarsa.Jendela besar menghadap kota Yancheng, tapi kacanya buram tertutup lapisan debu tipis. Tirai abu-abu kusam sedikit terbuka, membiarkan cahaya lampu jalan masuk dan membentuk garis keemasan di lantai.Sua berdiri sejenak di
Tidak banyak yang tahu… bahwa setiap puncak kejayaan Bian Yu berdiri di atas puing-puing kerja keras seseorang yang nyaris ia hapus dari sejarah. Orang itu adalah Sua Luqi.Aset Pertama – Formula Herbal Sintetis. Enam tahun riset Sua, berawal dari sebuah ruangan kecil berbau alkohol medis dan tinta spidol. Formula itu ia sempurnakan dengan metode penyelarasan energi tubuh yang unik. Tiga minggu setelah Sua jatuh koma akibat pengkhianatan kekasihnya, Bian Yu mendaftarkan paten formula serupa — tapi dengan senyawa tambahan yang justru berisiko pada pasien. Ia memolesnya jadi produk komersial yang mendulang jutaan yuan per bulan.Aset Kedua – Catatan Riset & Protokol Lapangan. Protokol itu adalah peta jalan riset Sua — setiap percobaan, setiap hasil pengujian, bahkan catatan kegagalan yang membentuk keberhasilan akhirnya. Dalam log server Dewan Medis Dunia, tercatat jelas: Bian Yu mengakses file itu tiga hari setelah Sua koma. Catatan itu kemudian ia ubah, mencabut nama Sua, dan m
Platform Media Sosial Yancheng – 2 Jam Setelah After Party.Topik trending nomor satu:#SiapaSuaLuqi#PangeranBelaIstrinya#BianYuSkandalKlip berdurasi 57 detik yang direkam oleh salah satu reporter undangan tersebar luas di WeTalk dan RoyalNewsLive. Dalam video itu, terlihat jelas Pangeran Zhenyu menyebut satu per satu aset riset yang kini dipegang Bian Yu, lengkap dengan tatapan menusuk dan kalimat, “Sebelum aku datang mengambilnya sendiri.”Netizen mulai menggali latar belakang. Dalam hitungan jam, forum sains Yancheng dibanjiri postingan anonim dari “mantan staf laboratorium” yang mengaku bahwa formula herbal sintetis, BioScan portable, hingga blueprint Zhenyu Recovery memang berasal dari riset Sua.Di sisi lain, media hiburan malah membanjiri lini masa dengan foto Sua di gaun hitamnya — memadukan berita skandal dengan kisah asmara bak drama.Caption paling viral:“Bian Yu mungkin pegang lab, tapi Pangeran Zhenyu pegang hatinya.” Disertai dengan emoticon merah hati dan api menyal
Ruang Ganti VIP – 40 Menit Setelah Penobatan.Sua berdiri di depan cermin, menatap gaun hitam satin yang baru saja ia kenakan. Potongannya sederhana tapi jatuhnya elegan, dengan renda halus membingkai bahu. Ia jarang memakai warna ini di acara resmi pagi hari… tapi entah kenapa, hari ini terasa tepat.Pintu terbuka perlahan. Zhenyu masuk sambil bicara tanpa melihat ke arahnya. “Sudah siap? Kita—”Kalimatnya terhenti. Ia berdiri mematung dua detik penuh, matanya menelusuri dari ujung kepala hingga ujung kaki Sua, seperti mencoba memastikan yang dilihatnya nyata.“…Luqi.” Nada suaranya berat, seolah menahan napas terlalu lama.Sua mengangkat alis. “Kenapa?”Zhenyu melangkah mendekat, matanya belum berpaling. “Kau… sangat cantik.” Ia menelan ludah, lalu mengusap pelipisnya sendiri. “Tidak adil. Aku yang harus menghadapi semua tatapan mereka nanti, sementara mereka semua akan sibuk menatapmu.”Sua terkekeh. “Bukankah itu yang kau mau?”Ia menghela napas, lalu mencondongkan tubuhnya sed
Ruang Istirahat VIP – 20 Menit Sebelum PenobatanLampu ruangan temaram, dengan aroma kayu cendana yang samar dari diffuser di sudut. Tirai tebal menutup seluruh jendela, meredam suara bising dari luar. Sofa empuk warna krem menunggu di tengah ruangan, dan meja rendah di depannya hanya berisi dua gelas air mineral yang belum tersentuh.Sua duduk di ujung sofa, tubuhnya sedikit condong ke depan. Zhenyu—atau Rai di kehidupannya yang dulu—berdiri di dekat meja, melepas jasnya lalu meletakkannya di sandaran kursi. Gerakannya santai, tapi matanya tak pernah lepas darinya.Ia memecah keheningan dengan nada ringan, tapi matanya menyelidik.“Aku pikir, tadi kau akan sedikit melirik… mantanmu.”Sua menoleh perlahan, ekspresinya dingin namun suaranya mengandung bara yang tak bisa disembunyikan.“Mantan? Ck ck…” Ia menggeleng pelan, senyum miring di bibirnya. “Aku ingin membunuhnya, sebagaimana ia juga telah mencoba membunuhku. Tidak hanya itu…” napasnya terdengar berat, “…dia bahkan mengklaim se