Beranda / Fantasi / Tabib Cantik Milik Pangeran / 192. Eksperimen medis rahasia

Share

192. Eksperimen medis rahasia

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-07 22:16:35

Langkah-langkah ringan menembus senyap lorong logam. Suara derit sepatu bergema pelan di antara hembusan angin dari luar. Hujan belum reda, tapi kini berubah jadi rintik yang lebih halus — seperti napas tipis musim dingin yang datang lebih awal.

Sua Luqi masuk dengan sebuah mangkuk kecil tertutup kain hangat dalam kedua tangannya. Uap herbal masih mengepul dari celah-celah tutupnya, menyebar aroma getir dan menenangkan: perpaduan akar bidara, kulit pinus tua, dan serpih daun qianzi, ramuan penyeimbang energi darah dan pemulihan saraf.

Namun sesaat setelah membuka tirai tipis menuju barak pasien, Sua tertegun.

Zhenyu duduk membungkuk di ranjang, wajahnya pucat, peluh membasahi pelipisnya. Tapi bukan karena demam atau luka yang kambuh — ada sesuatu yang berbeda dalam tatapannya. Jauh lebih tajam, dalam, dan... tidak asing.

Sua buru-buru menguasai diri, menata langkah, dan mendekat perlahan.

“Aku bawa ramuan untuk siang ini,” katanya tenang. Ia meletakkan mangkuk itu di meja kecil di sam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   194. ID: BY-Σ0X2

    Hujan baru saja berhenti, menyisakan kabut lembut yang menggantung di luar jendela. Udara dingin merayap perlahan ke dalam barak, menelusup lewat celah dinding logam. Cahaya matahari senja menembus kisi-kisi tirai, mewarnai lantai dengan corak jingga tembaga.Zhenyu duduk di atas ranjang — diam, membatu.Tubuhnya masih lemah, tapi di dalam, sesuatu kembli bergolak. Ada retakan-retakan yang perlahan runtuh dari balik lapisan ingatan. Seperti pintu yang lama tertutup kini mulai terbuka.Napasnya tertahan.Kilasan demi kilasan menyeruak masuk, lebih tajam dari mimpi, lebih nyata dari kenyataan itu sendiri.---...Langit dipenuhi abu dan api. Suara derap ribuan pasukan memekakkan telinga. Tombak dan panji-panji kekaisaran berkibar dari utara. Sebuah istana bersimbah darah. Dan di tengah semua itu — ia sendiri, berdiri di medan perang. ---Zhenyu menggertakkan gigi.“Aku...” bisiknya pelan, suaranya nyaris tak terdengar.Gambaran itu semakin jelas.Ia melihat dirinya — bukan dalam cerm

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   193. Menghilang

    Hujan telah mereda jadi kabut tipis yang menggantung rendah di balik jendela. Sua berdiri membelakangi barak, wajahnya masih menegang, sementara Jin Lu menatap tablet dengan kerutan serius di dahi.“Aku masih sulit percaya…” ujar Sua akhirnya. “Kalau itu benar-benar Pangeran Zhenyu.”Jin Lu menurunkan tablet, mendesah. “Ya. Tapi data biometriknya cocok. Struktur tulang, sidik jari dasar, rekaman retina sebelum koma… semuanya sinkron.”Sua terdiam sejenak, lalu berkata pelan, “Tapi dia… terasa berbeda.”Jin Lu menoleh. “Berbeda bagaimana?”Sua menatap kakeknya, berusaha mengatur kata.“Bukan hanya karena dia kehilangan ingatan,” lanjutnya hati-hati. “Tapi... sikapnya, cara dia memandang dunia. Bukan seperti seseorang yang lupa, tapi seperti—”—seperti seseorang yang lahir kembali dalam tubuh yang bukan miliknya.Kalimat itu hanya bergema dalam hati Sua. Ia tak bisa mengatakannya.“…Seperti seseorang yang baru,” ia mengganti ucapannya.Jin Lu tampak merenung.“Itu mungkin. Proses migras

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   192. Eksperimen medis rahasia

    Langkah-langkah ringan menembus senyap lorong logam. Suara derit sepatu bergema pelan di antara hembusan angin dari luar. Hujan belum reda, tapi kini berubah jadi rintik yang lebih halus — seperti napas tipis musim dingin yang datang lebih awal.Sua Luqi masuk dengan sebuah mangkuk kecil tertutup kain hangat dalam kedua tangannya. Uap herbal masih mengepul dari celah-celah tutupnya, menyebar aroma getir dan menenangkan: perpaduan akar bidara, kulit pinus tua, dan serpih daun qianzi, ramuan penyeimbang energi darah dan pemulihan saraf.Namun sesaat setelah membuka tirai tipis menuju barak pasien, Sua tertegun.Zhenyu duduk membungkuk di ranjang, wajahnya pucat, peluh membasahi pelipisnya. Tapi bukan karena demam atau luka yang kambuh — ada sesuatu yang berbeda dalam tatapannya. Jauh lebih tajam, dalam, dan... tidak asing.Sua buru-buru menguasai diri, menata langkah, dan mendekat perlahan.“Aku bawa ramuan untuk siang ini,” katanya tenang. Ia meletakkan mangkuk itu di meja kecil di sam

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   191. Ingatan

    Beishan – Ruang Arsip Medis Darurat, pagi menjelang siang. Hujan belum berhenti. Di balik tirai plastik yang menggantung di ambang pintu, cahaya biru dari layar monitor satu-satunya memantul di wajah Sua Luqi.Ia duduk diam di depan meja data log pasien.Tangan kanannya masih menekan perban di sisi rusuk — rasa nyeri dari luka lamanya belum hilang. Tapi pikirannya jauh lebih sibuk dari tubuhnya.Ia mengetik cepat di panel pencarian basis data:Nama pasien: -- tidak terdaftar Data biometrik: tidak sinkron Sidik jari: tidak terdaftar dalam sistem sipil Pemeriksaan retina: akses diblokir oleh enkripsi pemerintahSua mendengus pelan.“Pasien tanpa data sipil. Tidak ada log medis. Bahkan tak ada nomor ID biologis. Seolah dia... tidak pernah tercatat sebagai warga,” gumamnya.Ia membuka rekaman awal saat pria itu dibawa masuk. Di layar, terlihat sosok lelaki muda dengan luka terbuka, tubuh compang-camping, dan — yang membuat Sua memutar ulang tiga kali — sorot matanya yang seolah sadar, me

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   190. Kekhawatiran sang raja

    Jin Lu mendekat, memeriksa pupil Zhenyu dengan senter kecil. Responsnya kuat. Terlalu kuat untuk seseorang yang baru keluar dari kondisi syok berat. “Kamu tahu di mana kamu berada?” tanya Jin Lu dingin. Zhenyu tidak menjawab. Tapi tatapannya kini bergerak lebih fokus. Ia melihat sekeliling. Mesin. Kabel. Bau logam. Bau antiseptik. Orang asing. Dunia asing. Ia mencoba bicara lagi, suaranya serak. “Ini... di mana?” Sua menoleh cepat. Mendengar nada suaranya... itu bukan suara pria sakit. Tapi suara seseorang yang mencoba menyembunyikan kekacauan besar dalam pikirannya. Zhenyu menatapnya lagi. Lama. Tatapan itu dalam. Sangat dalam. Dan entah kenapa, Sua merasa... tidak sedang dilihat sebagai dokter. Tapi sebagai seseorang yang... pernah dikenal. Sua Luqi menahan napas sejenak. Ruangan seketika terasa sempit. Ia tahu jenis tatapan itu tidak biasa. Namun, ia segera mengalihkan pandangan, menjaga wajahnya tetap tenang. “Kamu berada di Beishan,” jawabnya, singkat

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   189. Pasien asing

    “Bawa tandu! Segera!"Seorang asisten medis berlari dari ujung barak. Sua memeriksa cepat: denyut nadi lemah, luka terbuka di perut bagian kiri, dan perban di bahu... tak steril. Ada jahitan kasar, tapi tak profesional. Orang ini melarikan diri dari perawatan.Sua menghela napas pendek. Tubuhnya sendiri belum cukup kuat, tapi matanya tajam. Ia memeriksa pupil lelaki itu. Reaktif. Tapi... ada sesuatu dalam sorot matanya. Tidak asing, tapi tidak juga bisa dijelaskan.Sesaat kemudian, tandu datang. Sua berdiri perlahan, tubuhnya masih oleng. Salah satu staf hendak menggantikannya untuk memimpin penanganan, tapi Sua mengangkat tangan.“Aku akan awasi langsung,” katanya, pelan dan tegas.“Master, Anda belum pulih sepenuhnya—”“Dia bisa mati dalam waktu tiga jam ke depan jika kita salah langkah.”Suasana hening. Tak ada yang membantah lagi.Di dalam ruang perawatan darurat Beishan, Sua berdiri dengan masker dan sarung tangan, tubuhnya disangga oleh salah satu kursi putar tinggi. Ia tak bisa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status