Beranda / Fantasi / Tabib Cantik Milik Pangeran / 89. Di ambang kebenaran

Share

89. Di ambang kebenaran

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 12:06:11
Sua belum juga menarik tangannya dari genggaman Rai, dan pria itu masih terpaku pada wajahnya, seolah baru benar-benar melihat gadis itu untuk pertama kalinya. Lalu, dengan lirih tapi jelas, Rai bergumam:

“Kau … terlihat semakin kurus.”

Kata-katanya sederhana, tapi mengandung lebih banyak kepedulian daripada semua suara yang pernah Sua dengar di rumah itu.

Sua menoleh, mata mereka bertemu. Ia menjawab dengan tenang, seperti menuturkan cerita harian:

“Ayah mengurungku di Paviliun Barat, tanpa makanan dan tanpa seteguk air pun.”

Hanya dalam satu detik, tatapan Rai berubah.

Wajahnya tetap dingin, tapi mata yang biasa melihat kematian di medan perang, menyala seperti bara yang tersulut bensin. Tatapannya beralih tajam ke arah Han Feng, menusuk seperti anak panah.

Beberapa bangsawan langsung menegang, merasa hawa ruangan turun beberapa derajat.

Namun, Rai tidak menyerang. Ia menahan diri.

Karena yang lebih penting saat ini adalah gadis di hadapannya. Ia menoleh kembali ke Sua. Tanpa menungg
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   198. Cocok

    Rai menatap punggung perempuan itu. Langkahnya mantap, gerakannya penuh tujuan. Ada disiplin dalam setiap ayunan kaki Sua, namun diselipkan kelembutan samar yang tak mungkin dipalsukan. Bukan gerakan seorang prajurit yang terlatih membunuh, tapi bukan pula langkah tabib biasa.Dan itulah yang membuat napas Rai sempat terhenti — karena setiap detail itu, dari cara ia mengangkat kotak hingga menoleh ke belakang, begitu mirip dengan seseorang yang pernah ia kenal terlalu dekat.Sua Linjin Feng.Istrinya.Gerakan itu sama. Tatapan yang sesaat menoleh pun serupa. Bahkan cara Sua Luqi mengatur ritme langkah di tanah basah seolah terpatri langsung dari ingatan masa lalu Rai.Bedanya hanya satu: tatapan Sua Luqi mengandung sesuatu yang lebih keras, seperti baja yang ditempa api.Ia menahan napas, memutuskan untuk tidak memaksa ingatan itu meledak sekarang. Namun ia tahu, ini bukan kebetulan.Setiap gerakan gadis ini seperti serpihan dari kehidupan yang sudah ia kubur, memaksa kenangan istriny

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   197. Sua Luqi?

    Beishan – Jalur Belakang BarakLangkah Zhenyu membawa dirinya ke halaman belakang yang sepi. Tanah di sini basah, dedaunan berjatuhan, dan bau asap kayu tipis terbawa angin.Di kejauhan, suara logam dipukul terdengar ritmis—pasti dari bengkel peralatan medis tradisional. Ia tidak langsung menuju ke sana. Sebaliknya, ia memilih jalur melingkar, menyusuri sisi bangunan.Saat berbelok di sudut, langkahnya terhenti.Seorang perempuan berdiri membelakangi dirinya, sedang menata kotak-kotak kayu berisi tumbuhan kering. Rambutnya terikat sederhana, ujungnya sedikit berantakan tertiup angin. Gerakannya cepat, terlatih, tapi penuh ketenangan yang anehnya familiar.Zhenyu tidak memanggilnya. Ia hanya mengamati—mencatat setiap detail, seperti memastikan ingatannya tidak sedang mempermainkannya.Perempuan itu mengangkat satu kotak, lalu berhenti sejenak, seakan merasakan tatapan dari belakang. Perlahan ia menoleh.Mata mereka bertemu.Sesaat, tidak ada suara selain desir angin dan denting logam y

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   196. Pangeran yang jenius

    Lokasi Tidak Dikenal – Ruang Karantina Tertutup.Bian Yu bangkit, menutup tablet, lalu berjalan keluar tanpa menoleh. Pintu otomatis menutup rapat, menyisakan dengungan rendah sistem pendingin.Zhenyu tetap terbaring. Diam. Napasnya teratur, tatapannya kosong—setidaknya bagi kamera yang mengawasinya.Satu menit berlalu. Dua menit. Tiga.Saat sistem keamanan menganggapnya dalam kondisi “stabil”, sabuk elektromagnetis di kakinya melemah, berubah ke mode siaga.Kesalahan kecil yang ia tunggu.Ia mengangkat tangannya perlahan, menguji kekuatan sendi baru yang diberikan eksperimen itu. Tidak terburu-buru. Gerakannya seperti orang yang sekadar meregangkan tubuh.Di sudut kanan atas ruangan, sebuah kamera memutar lensa, beralih fokus ke panel medis di sisi ranjang.Zhenyu menunduk, menutupi wajahnya dari sudut pandang itu — gerakan yang terlihat seperti ia hanya meraih gelas air di meja.Jari telunjuknya menyentuh bagian bawah meja itu, menemukan retakan kecil di lapisan logam.Ia menekan te

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   195. Mantan kekasih istriku

    Lokasi Tidak Dikenal – Ruang Karantina Tertutup.Zhenyu membuka matanya perlahan.Atap ruangan yang ia lihat bukan dari kayu tua barak Beishan, tapi baja halus berwarna pucat, dengan pola pendingin dan kabel-kabel tipis mengular di sela-sela sambungannya. Ruang itu hening dan steril. Seperti dipisahkan dari dunia luar.Ia mengerjap, mencoba mengangkat tangan, tapi keduanya terikat pada sisi ranjang logam dengan sabuk elektromagnetis.Kepalanya masih terasa berat, tapi pikirannya sudah lebih jernih.'Dimana ini?'Tepat saat ia hendak menggeliat, terdengar suara langkah mendekat. Tenang dan teratur.Pintu otomatis terbuka.Seseorang masuk — tinggi, mengenakan jubah laboratorium gelap. Sorot matanya tajam, tetapi gerakannya elegan dan berjarak. Ia memeriksa layar di dinding, lalu mendekat sambil membawa tablet data.Zhenyu menatapnya tajam.'Lelaki itu ...'Ada sesuatu dalam wajahnya. Dagu yang kaku. Dahi yang tinggi. Lekuk hidung dan tatapan dingin seolah mampu menembus pikiran.Zhenyu

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   194. ID: BY-Σ0X2

    Hujan baru saja berhenti, menyisakan kabut lembut yang menggantung di luar jendela. Udara dingin merayap perlahan ke dalam barak, menelusup lewat celah dinding logam. Cahaya matahari senja menembus kisi-kisi tirai, mewarnai lantai dengan corak jingga tembaga.Zhenyu duduk di atas ranjang — diam, membatu.Tubuhnya masih lemah, tapi di dalam, sesuatu kembli bergolak. Ada retakan-retakan yang perlahan runtuh dari balik lapisan ingatan. Seperti pintu yang lama tertutup kini mulai terbuka.Napasnya tertahan.Kilasan demi kilasan menyeruak masuk, lebih tajam dari mimpi, lebih nyata dari kenyataan itu sendiri.---...Langit dipenuhi abu dan api. Suara derap ribuan pasukan memekakkan telinga. Tombak dan panji-panji kekaisaran berkibar dari utara. Sebuah istana bersimbah darah. Dan di tengah semua itu — ia sendiri, berdiri di medan perang. ---Zhenyu menggertakkan gigi.“Aku...” bisiknya pelan, suaranya nyaris tak terdengar.Gambaran itu semakin jelas.Ia melihat dirinya — bukan dalam cerm

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   193. Menghilang

    Hujan telah mereda jadi kabut tipis yang menggantung rendah di balik jendela. Sua berdiri membelakangi barak, wajahnya masih menegang, sementara Jin Lu menatap tablet dengan kerutan serius di dahi.“Aku masih sulit percaya…” ujar Sua akhirnya. “Kalau itu benar-benar Pangeran Zhenyu.”Jin Lu menurunkan tablet, mendesah. “Ya. Tapi data biometriknya cocok. Struktur tulang, sidik jari dasar, rekaman retina sebelum koma… semuanya sinkron.”Sua terdiam sejenak, lalu berkata pelan, “Tapi dia… terasa berbeda.”Jin Lu menoleh. “Berbeda bagaimana?”Sua menatap kakeknya, berusaha mengatur kata.“Bukan hanya karena dia kehilangan ingatan,” lanjutnya hati-hati. “Tapi... sikapnya, cara dia memandang dunia. Bukan seperti seseorang yang lupa, tapi seperti—”—seperti seseorang yang lahir kembali dalam tubuh yang bukan miliknya.Kalimat itu hanya bergema dalam hati Sua. Ia tak bisa mengatakannya.“…Seperti seseorang yang baru,” ia mengganti ucapannya.Jin Lu tampak merenung.“Itu mungkin. Proses migras

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status