Beranda / Historical / Tabib Kesayangan Tuan Jenderal / Bab 28 Pikiran yang bersih selaras dengan hati yang jernih

Share

Bab 28 Pikiran yang bersih selaras dengan hati yang jernih

Penulis: Jackie Boyz
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-06 10:20:36

“Waning!”

Dania mendengar suara Jiwenhu memanggilnya, Dania menoleh dan melihat Jiwenhu turun dari dalam kereta.

“Ayah?” Dania memutar badan dan segera mendekat padanya.

“Ayo pulang, sudah malam. Kenapa masih di sini padahal hari sudah larut malam? Kamu juga belum makan malam.” Jiwenhu membantunya naik dan masuk ke dalam kereta. Pelayan pria mengikuti berjalan di samping kereta sambil menggenggam lentera. Kusir yang meengendalikan kuda juga menuntun kuda dari samping.

Dania duduk berhadapan dengan Jiwenhu di dalam kereta. Wajah Jiwenhu terlihat kusut meski senyum terus terukir di bibirnya.

“Ayah sedih?”

“Mana mungkin aku sedih? Ayah sangat senang melihat ilmu medismu terus berkembang belakangan ini. Hanya saja, aku sama sekali tidak mengira Raja Yu akan memberikan perintah penting padamu, aku cemas karena di perbatasan wilayah Kota Utara juga tidak dalam keadaan baik.”

Dania tertawa renyah. “Ayah! Kamu te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 34 Pukulan telak

    Dania merasa kesulitan untuk menghentikan Sutangji, ketika Sutangji merenggut penutup sisi bawah tubuh Dania, Dania segera memukul kepalanya hingga Sutangji pingsan dan jatuh di sampingnya. Tepat pada detik berikutnya Chang An tiba di sana. Pria itu duduk di samping Dania sambil menatap Dania dari ujung kaki hingga ujung kepala.“Kamu tidak apa-apa?” tanyanya.Dania sedang membetulkan letak bajunya ke posisi semula. Melihat Chang An peduli dengan kondisinya Dania tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak mengajukan pertanyaan pada Chang An.“Apakah Dewa Tinggi juga memiliki perasaan pada manusia? Apakah mereka juga melakukan sesuatu yang juga dilakukan manusia? Apakah mereka juga bercinta?” tanya Dania dengan tatapan mata serius.“Omong kosong! Kenapa kamu menanyakan tentang itu padaku? Kamu memandang rendah statusku!”Dania mengangkat satu alisnya lalu memeluk kedua lututnya sambil menatap wajah Chang An yang kini tampak kesulitan menyembunyikan ekspresinya

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 33 Kelicikan Yulia

    Sutangji sepertinya tidak akan setuju dengan keputusan Waning. Tugas Sutangji dalam misi ini adalah menjaga semua orang yang akan pergi ke perbatasan wilayah Kota Utara, jika sampai terjadi sesuatu pada Waning maka Sutangji akan kehilangan kepercayaan dari Raja Yu dan juga dari kedua orangtua Waning.“Heh? Kamu tidak mendengarku?” tanya Dania pada Sutangji.“Jangan bicara sembarangan! Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian apalagi meninggalkan rombongan!” Sutangji mengambil botol air miliknya lalu meneguknya dengan ekspresi frustasi.“Aku dengar Yulia dan rekan-rekannya ingin mengusirku dari rombongan kalian, gunakan saja alasan ini dan katakan pada mereka kalau kamu sudah menegakkan keadilan untuk mereka. Semua wanita itu adalah putri pejabat tinggi di pemerintahan.” Dania mengukir senyum sambil menatap kedua mata Sutangji. Seperti orang yang sedang bercanda dan tidak tahu berapa banyak bahaya yang akan ditempuh dalam perjalanan menuju wilayah perbatasan Kota Utara

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 32 Tawaran Waning

    “Saya hanya mencatat laporan dari beberapa kandidat wanita yang tenggelam di sungai, Jenderal.”“Karena mereka bilang ada bom, pasti ada bebatuan yang retak dan hancur di sekitar. Kamu tidak bertanya pada mereka apa alasan Waning melemparkan bom di dasar air? Kandidat wanita yang celaka sepertinya tidak membawa peralatan mandi, kenapa mereka pergi ke sungai?”“Sudah, dan mereka bilang Nona Waning iri pada mereka jadi menggunakan cara licik untuk mencelakai mereka dengan begitu Nona Waning satu-satunya kandidat yang bisa mengikuti perjalanan ke wilayah Perbatasan Kota Utara.”“Waning lebih dulu tiba di sungai, jika Waning ingin mencelakai orang kenapa tidak pergi belakangan? Apakah alasan itu masuk akal? Selain itu, masalah Waning pergi ke wilayah perbatasan Kota Utara adalah permintaanku secara pribadi pada Raja Yu, Waning sama sekali tidak memiliki keinginan untuk mendaftarkan diri. Masalah ini tidak perlu dilaporkan!” perintah Sutangji.“Baik, Jenderal Agung!”

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 31 Energi jiwa Dewi Tinggi

    Ketika mendengar suara air mengalir tidak jauh dari posisinya sekarang, Dania bergegas mencari tempat untuk membersihkan tubuhnya sekaligus meredakan rasa panas di dalam tubuhnya yang dia rasakan hampir sudah sampai pada batasnya untuk terus berusaha menahannya. Sutangji menahan langkahnya, di depan sana di antara bebatuan besar dia melihat Waning melepaskan pakaiannya lalu berendam di dalam air sungai yang mengalir.“Wanita bodoh! Jangan sampai kamu tenggelam!” teriak Sutangji pada Waning.Dania bisa mendengarnya namun memilih untuk mengabaikannya. “Kenapa dia cuek sekali? Waning biasanya tidak begini. Paling tidak dia menyahut panggilanku. Apa dia kesal karena aku melihatnya telanjang di dalam kereta? Aku tidak sengaja tadi.” Sutangji kebingungan sendiri, Sutangji berusaha mencari cara untuk menjelaskan salah paham antara mereka berdua. Kemudian Sutangji pergi dan memilih menunggu di tempat yang tidak terlalu dekat dengan Waning. Di sisi lain, kandidat yang

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 30 Temui aku

    Sutangji menatap kedua mata Waning yang begitu teduh, meski Waning menunjukkan sikap yang begitu tenang dan tidak mengukir senyum sama sekali, Sutangji merasa serba salah. Sutangji segera mencatat daftar hadir Waning kemudian menyerahkan plakat Waning kembali. Waning menerimanya lalu pergi untuk bersama dengan keluarga Hu yang sudah mengantarnya. Sutangji sebenarnya ingin bicara lebih banyak dengan Waning terkait rencana mereka setelah tiba di wilayah perbatasan Kota Utara. Melihat Jiwenhu menangis dan kedua kakak Waning begitu sedih melepas kepergian Waning, Sutangji tidak jadi menyusul Waning. Jiwenhu yang sedari tadi bicara panjang lebar dengan Waning bisa melihat Sutangji gelisah dan terus menatap ke arah keluarga Hu mereka.“Waning? Kamu berselisih dengan Jenderal Agung Su lagi?” tanya Jiwenhu.“Jenderal Su? Tidak sama sekali.” Jawabnya dengan nada tenang.Butai ikut menoleh ke arah Sutangji, memang sejak tadi Sutangji terus menatap ke arah keluarga Hu mer

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 29 Niat jahat Yulia

    ***Tidak hanya Guwenki yang mendapatkan tugas untuk pergi ke wilayah Perbatasan Kota Utara, beberapa pemuda dan pemudi yang ingin mengembangkan prestasi juga diperbolekan untuk ikut serta, mereka bisa mendaftar untuk ikut pergi ke wilayah perbatasan Kota Utara sebagai ujian kelayakan kenaikan tingkat jabatan dan prestasi di pemerintahan. Dalam daftar nama yang tertulis hari ini nama Yulia juga tercantum di sana. Yulia tidak pernah tertinggal dalam masalah rumor yang beredar di seluruh penghuni Ibu Kota, bahkan masyarakat yang dulunya selalu mencela dan menjelek-jelekkan Waning dan hanya memuji Yulia mereka tiba-tiba membicarakan pernikahan antara Waning dengan Jenderal Agung Sutangji. Yulia pikir Waning dulunya hanya tertarik untuk menggoda Putra Mahkota, tidak disangkanya juga diam-diam menggoda Jenderal Agung Sutangji.Di dalam kamar Yulia, pelayan yang bertugas mengikutinya ke mana pun sedang menghadap pada Yulia.“Nona Ke Dua, ini teh dan juga kudapan malam.” P

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status