Home / Historical / Tabib Kesayangan Tuan Jenderal / Bab 46 Tidak bisa kembali ke Kota alam dewa

Share

Bab 46 Tidak bisa kembali ke Kota alam dewa

Author: Jackie Boyz
last update Last Updated: 2025-07-16 08:24:11

***

Di sisi lain, Sutangji mengikuti Waning dari belakang. Sutangji mengira Waning menerima cinta Guwenki dan akan dijadikan salah satu selirnya karena melihat Waning memakai gelang pemberian Guwenki.

“Waning! Tunggu!”

Dania masih marah dan tidak ingin bicara dengan Sutangji, Dania langsung masuk ke dalam kereta kuda miliknya dan menutup pintu.

Sutangji tidak bisa membiarkannya, dia segera menyerahkan tugas memimpin jalan pada bawahannya lalu berniat masuk ke dalam kereta Waning untuk berbicara dengannya.

“Kamu pimpin jalan untuk sementara, ingat arah yang aku tandai ini, kita akan tiba di desa setelah melewati jalan ini. Sampai di sana akan ada penginapan, kita bisa bermalam di sana sambil membeli tambahan obat-obatan untuk merawat kandidat yang terluka.” Perintahnya pada komandan yang bertugas.

“Baik, Jenderal Agung Su!”

Sutangji segera masuk ke dalam kereta. Waning di dalam kereta sedang meminum teh langsung berniat menendang Sutangji keluar dari dalam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 46 Tidak bisa kembali ke Kota alam dewa

    ***Di sisi lain, Sutangji mengikuti Waning dari belakang. Sutangji mengira Waning menerima cinta Guwenki dan akan dijadikan salah satu selirnya karena melihat Waning memakai gelang pemberian Guwenki.“Waning! Tunggu!”Dania masih marah dan tidak ingin bicara dengan Sutangji, Dania langsung masuk ke dalam kereta kuda miliknya dan menutup pintu.Sutangji tidak bisa membiarkannya, dia segera menyerahkan tugas memimpin jalan pada bawahannya lalu berniat masuk ke dalam kereta Waning untuk berbicara dengannya.“Kamu pimpin jalan untuk sementara, ingat arah yang aku tandai ini, kita akan tiba di desa setelah melewati jalan ini. Sampai di sana akan ada penginapan, kita bisa bermalam di sana sambil membeli tambahan obat-obatan untuk merawat kandidat yang terluka.” Perintahnya pada komandan yang bertugas.“Baik, Jenderal Agung Su!”Sutangji segera masuk ke dalam kereta. Waning di dalam kereta sedang meminum teh langsung berniat menendang Sutangji keluar dari dalam

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 45 Salah sangka

    Dania bersumpah dan menolak bicara dengan Sutangji, Dania juga belum kenyang karena Sutangji mengganggunya saat menikmati sarapannya pagi tadi. Semua orang sudah berkemas-kemas sementara Dania masih membersihkan tubuhnya di sungai.“Sutangji iblis sialan itu! Awas saja!” gerutunya dengan wajah penuh emosi.***Di sisi lain, Yulia sudah tidak mengoceh lagi, tapi dia merasa sangat kelelahan tanpa tahu apa alasannya. Yulia juga tidak bisa menikmati sarapannya karena kedua pipinya terasa sakit seeprti habis dipukuli.Pelayan yang melayani Yulia di sisinya tampak cemas melihat kondisi Yulia. “Pipiku kenapa sakit sekali? Sebenarnya apa yang terjadi padaku?” gumamnya sambil bercermin untuk memeriksa wajahnya.“Nona, makanlah dulu, sebentar lagi semua orang akan berkemas-kemas, Jenderal Agung Su sudah memberikan komando pada semua orang.” Pelayan tersebut menyodorkan nampan sarapan untuk Yulia.Yulia masih memikirkan apa yang terjadi padanya. “Aku tidak ingin ma

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 44 Marah besar

    Sutangji terlihat panik mendengar teriakan banyak orang di luar tenda Waning.“Mereka datang untuk menangkapku, kamu keluarlah!” perintah Dania dengan santai pada Sutangji sambil berkacak pinggang.Sutangji menoleh kesana-kemari kebingungan dan tindakannya itu membuat Dania semakin geram. “Dasar bodoh! Pergi sana!” teriak Dania tiba-tiba sambil menendang bokong Sutangji hingga pria itu terlempar keluar dari dalam tendanya. Berikutnya Dania keluar untuk melihat rombongan orang yang datang untuk menangkapnya beramai-ramai.Semua orang terkejut melihat Sutangji ditendang dengan keras, Jenderal penuh aura pembunuh yang ditakuti semua orang bagaimana bisa ditendang oleh seorang Waning.“Ada apa ini? Kenapa kalian datang ke sini beramai-ramai? Apa kalian ingin mencoba terapi akupunktur dariku?” tawar Dania sambil menyingsingkan kedua lengan bajunya lalu mengeluarkan sepuluh jarum dari tas kecil yang dibawanya.Melihat begitu banyak jarum di genggaman tangan Waning

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 43 Perbuatan Yulia

    Dania tidak memiliki pilihan lain kecuali setuju lalu berdiri dari posisinya untuk mengikuti Guwenki menuju ke tenda pria tersebut. Sutangji terlihat semakin kesal melihat Putra Mahkota datang dan mengundang Waning untuk pergi ke tendanya. Sutangji juga ikut berdiri dan mengekor mereka.Guwenki melihat Sutangji mengikuti dari belakang langsung menegurnya. “Jenderal Agung Su, aku hanya meminta Nona Waning untuk membuat kertas mantra, aku rasa kamu tidak perlu ikut mengawasi di dalam,” ujarnya pada Sutangji.Sutangji meremas gagang pedangnya lalu mmebungkuk untuk memberikan hormat. Sutangji tidak jadi ikut masuk ke dalam tapi dia berdiri di luar tenda menunggu sampai proses pembuatan kertas mantra selesai.Dania tiba-tiba mendepatkan ide, dia ingin mengundang mahluk halus dengan kertas mantra untuk mengerjai Guwenki agar tidak bisa tidur sepanjang malam.Menghukum Guwenki di zaman kuno sungguh melegakan! Setidaknya aku membalas tindakan Guwenki pada leluhurnya! Ba

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 42 Dokter bedah nomor satu

    Sutangji berhasil mengejar Waning tapi tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh wanita itu.“Waning! Hei! Kenapa kamu pergi masuk ke area hutan tanpa melapor padaku?” tanyanya seraya bergegas mengejar lalu berhenti tepat di sampingnya.Dania membawa keranjang dalam genggaman tangan kananya sepertinya wanita itu ingin memetik sesuatu di antara semak hutan.“Aku sudah bilang tempat ini aman, kenapa kamu malah mengikutiku jauh-jauh ke sini? Kamu temani semua orang untuk mendirikan tenda, setidaknya bantulah mereka, kita bisa beristirahat dengan tenang malam ini. Aku baik-baik saja, kamu pergilah!” Usirnya.Sutangji tidak bisa tinggal lebih lama di dekat Waning karena Waning sudah berkata demikian padanya. Sutangji segera kembali menuju ke arah rombongan untuk membantu bawahannya mendirikan tenda. Dania kembali ke tempat semua orang mendirikan tenda dengan satu keranjang berisi aneka jenis macam obat. Dania membawa keranjangnya menuju tenda di mana para tabib sedang

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 41 Mantra pengusir Iblis

    Sutangji menganggukkan kepalanya lalu memberikan perintah pada prajurit yang berjaga untuk merobohkan semua tenda perkemahan.Saat melakukannya, Sutangji merasa ragu lalu berjalan menuju ke arah Waning.“Jika kita pergi sekarang apakah semua orang bisa selamat?” tanyanya dengan ekspresi cemas.Dania sedang bekerja menyiapkan banyak kertas mantra untuk diletakkan pada setiap kereta dan dibawa oleh semua petugas. “Berikan semua ini pada setiap orang! Darahku tidak banyak jadi jangan sampai menghilangkan kertas mantranya! Dengan kertas ini aku bisa menjamin mereka tidak akan berani mendekat.” Perintah Dania pada Sutangji.Sutangji merasa lega mendengarnya, pikirnya mereka akan tetap dimangsa oleh iblis dan harus bertempur malam itu.Dania tetap duduk di dekat perapian sambil menikmati teh hangat. Ketika semua orang sedang sibuk dan panik hanya dirinya seorang yang duduk tenang di sana mengawasi sekitar.Dania bisa melihat siapa saja yang dijauhi oleh makhlu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status