Home / Historical / Tabib Kesayangan Tuan Jenderal / Bab 61 Penolakan untuk menikah

Share

Bab 61 Penolakan untuk menikah

Author: Jackie Boyz
last update Last Updated: 2025-07-26 20:32:30

Ular itu menganggukkan kepalanya lalu kembali masuk ke dalam karung.

Guwenki juga melihat semuanya, dia tahu Waning bisa berbicara bahkan memarahi ular besar itu. Dibandingkan semua prajurit elit yang melindunginya Waning lebih berkuasa atas ular raksasa itu dibandingkan mereka. Jika ular raksasa itu bisa tunduk pada Waning, Guwenki menduga ular-ular lainnya juga pasti akan tunduk pada Waning.

Sutangji kini mengerti, alasan Waning tidak mati saat meminum racun sembilan ular. Dia tidak perlu bertanya lagi pada siapa pun. Bahkan Chang An Tabib terkenal dari Gunung Timur juga menolak memberitahunya.

Semua orang tampak kebingungan, Dania sudah mengikat karungnya kembali dan memeluknya seperti saat kembali dari gerbang perbatasan wilayah Kota Utara.

“Kalian bubar saja, sebentar lagi fajar, urus Nona Yulia, dia pasti sangat ketakutan. Aku sudah mengatakan sebelumnya, tidak ada yang boleh menyentuh barang-barang pribadiku kecuali aku mengizinkannya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 63 Buku takdir 1

    Di sisi lain, Chang An masih berada di Kota alam Dewa. Dia sudah membahas masalah Dania yang sudah mendapatkan ingatan Dewi Tinggi di masa lalu. Chang An pergi untuk membahas tentang kedatangan Dania di alam manusia. Para petinggi di kerajaan Kota alam Dewa tampak serius mendengarkan penjelasan Chang An. Salah satu menteri di kerajaan segera membuka kata dan bertanya padanya. “Yang-mulia Dewa Tinggi, Anda bilang Yang-mulia Dewi Tinggi sudah kembali, bagaimana kondisinya?” “Dia bereinkarnasi menjadi seorang putri dari Tabib Hu kerajaan Kota Selatan.” “Darah Yang-mulia Dewi mengalir di dalam darahnya, menurutku Nona Hu bisa kembali ke Kota alam Dewa untuk mendapatkan kesempurnaan, beliau bisa kembali menyandang status Dewi Obat seperti di masa lalu, kenapa Anda tidak membawanya serta kembali ke Kota alam Dewa?” Chang An menghela napas panjang. Chang An tentunya lebih tahu tentang Dania. Manusia biasa tida

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 62 Aku hanya menginginkan dirimu

    Sutangji menyeringai, dia marah dan kesal sudah dihina seperti itu oleh Dania. Sutangji segera merenggut baju Dania dan melemparkannya ke lantai lalu meremas buah dada Dania dengan tangan kanannya. “Akh! Sutangji! Kamu pria menjijikkan! Lepaskan aku!” perintahnya sambil memukuli dada Sutangji. “Semakin kamu menolakku, aku semakin penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya! Jangan salahkan aku jika aku lebih kasar dari sebelumnya!” ancamnya pada Dania lalu mulai menciumi leher Dania dan juga melumat kedua buah dada Dania. Dania masih memukulinya dan mencakar punggung Sutangji. Sutangji menolak berhenti, dia sengaja melakukan itu untuk membuat Dania tunduk padanya. Saat melepaskan penutup terakhir yang melekat di sisi bawah tubuh Dania, terdengar ketukan pintu dari luar kamar Dania. “Nona Hu! Anda sudah bangun?” panggil salah satu tabib yang bertugas di posko depan gedung. Dania di dalam kamar mendengar suaranya, ta

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 61 Penolakan untuk menikah

    Ular itu menganggukkan kepalanya lalu kembali masuk ke dalam karung. Guwenki juga melihat semuanya, dia tahu Waning bisa berbicara bahkan memarahi ular besar itu. Dibandingkan semua prajurit elit yang melindunginya Waning lebih berkuasa atas ular raksasa itu dibandingkan mereka. Jika ular raksasa itu bisa tunduk pada Waning, Guwenki menduga ular-ular lainnya juga pasti akan tunduk pada Waning. Sutangji kini mengerti, alasan Waning tidak mati saat meminum racun sembilan ular. Dia tidak perlu bertanya lagi pada siapa pun. Bahkan Chang An Tabib terkenal dari Gunung Timur juga menolak memberitahunya. Semua orang tampak kebingungan, Dania sudah mengikat karungnya kembali dan memeluknya seperti saat kembali dari gerbang perbatasan wilayah Kota Utara. “Kalian bubar saja, sebentar lagi fajar, urus Nona Yulia, dia pasti sangat ketakutan. Aku sudah mengatakan sebelumnya, tidak ada yang boleh menyentuh barang-barang pribadiku kecuali aku mengizinkannya

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 60 Identitas yang terbongkar

    “Iblis Su! Sialan! Aku lelah sekali! Untuk apa kamu datang ke sini?” tanyanya sambil meraba pinggangnya yang sakit tanpa berniat bangun dari atas lantai. “Kamu membawa ular raksasa itu dan kamu sengaja melakukan itu untuk membalas Yulia! Bangunlah! Ular itu ingin memakannya! Atau semua orang yang menjadi kandidat akan habis ditelan olehnya!” perintahnya sambil menarik tangan Dania agar bangun dari atas lantai. “Ular? Ularku? Di mana ularku? Aku menaruhnya di .... Sana!” tanya Dania sambil menunjuk ke arah meja samping ranjang. Tidak ada apa-apa di sana, kantongnya sudah hilang. Dania melotot dan langsung berteriak. “Pencuri! Ada pencuri!” Dania bangun dan keluar dari dalam kamarnya sambil terus berteriak. “Ada pencuri! Ada yang sudah mencuri karung obatku!” teriaknya. Semua orang yang bersiap-siap pergi menyelamatkan Yulia langsung berhenti dan batal pergi lantaran mendengar teriakan Dania.

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 59 Mencuri karung

    “Ular dari padang pasir?” Sutangji tiba-tiba teringat dengan masa lalunya saat awal bertugas di wilayah perbatasan Kota Utara dia juga melihat binatang tersebut muncul di area padang pasir. Ular itu akan muncul setiap datang badai. Sutangji mengikutinya dari belakang dan dia melihat Waning berbicara dengan ular besar itu. “Kamu masuklah ke dalam sini!” perintah Dania pada ular tersebut. Ular itu menatap kening Dania yang bersinar terang, dia tahu Dania adalah reinkarnasi dari Dewi Bulan. “Kamu benar Dewi Bulan yang dikabarkan! Hahahaha!” ujar ular tersebut sambil mengangkat kepalanya lalu menatap Dania lebih dekat. “Ya, dan kamu yang membawa wabah ke seluruh wilayah Kota Utara.” “Kamu bisa menyembuhkan mereka semua dengan empedu di dalam perutku!” “Apakah itu imbalan dari keributan yang kamu sebabkan di seluruh wilayah Utara?” “Tentu saja bukan! Aku dengar Dewi Bulan sudah muncul, wabah ini adalah takd

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 58 Ular raksasa dari gurun

    Dania tidak berkomentar lagi, apalagi saat ini wajah Chang An masih terlihat kesal setengah mati. Ketika mereka tiba di tempat tujuan, mereka segera turun dan Chang An memberikan isyarat pada pelayannya. “Nona Hu, Dewa Tinggi memintaku menyerahkan ini pada Nona,” ujarnya sambil mengulurkan karung kecil pada Dania. Dania mengernyitkan keningnya. “Berikan aku sesuatu yang lebih besar dari ini,” ujarnya sambil menatap karung berukuran sepuluh kilo tersebut. “Karung ini adalah milik Dewi Tinggi, beliau selalu membawa ini saat mengambil obat.” Tuturnya. Dania menggelengkan kepalanya lalu melipat kedua tangannya dan berjalan menuju ke dalam hutan. “Dia menipuku? Karung sekecil ini mana muat untuk mengangkut semua bahan obat yang aku butuhkan?” Chang An berjalan mengikuti Dania dari belakang. Pria itu tanpa sadar mengukir senyumnya, dia merasa bahagia bisa menemani Dania seperti sekarang. Dania sejak tadi te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status