Home / Sci-Fi / Tafsir Waktu / Chapter 8

Share

Chapter 8

Author: Bias Sastra
last update Huling Na-update: 2021-08-10 21:34:27

Aku kira pria tua ini adalah salah satu orang jahat yang mempunyai kekuasaan dikota ini bisa saja dia sudah menyuruh orang untuk membuntutiku selama ini, dan mencari tahu tentang kehidupanku selama ini, aku tidak boleh terjebak dengan tawarannya, karena aku tahu orang jujur dikota ini begitu sedikit adanya. "Kenapa? sebenarnya apa yang ingin kau katakan padaku?" tanyaku dengan penuh kehati-hatian.

"Aku akan memberikan apa saja yang kau inginkan, asalkan kau mau melakukan pekerjaan untukku!" katanya meyakinkan.

"Pekerjaan apa yang ingin kau berikan padaku?" tanyaku.

"Jika kau ingin katakan ingin dan aku akan memberitahumu, jika kau tidak mengatakan ingin maka aku pun enggan mengatakannya." katanya seakan mekaksaku dengan halus.

Aku yakin pasti orang tua ini bukanlah orang yang baik, ajakannya seperti ingin menjebakku saja. Aku tidak percaya, dan memikirkan untuk segera pergi dari tempat itu. "Maaf aku tidak bisa jika kau tidak memberitahunya, senang bisa bertemu denganmu." kataku sambil beranjak dari tempat duduk.

Dia hanya tersenyum aneh kepadaku, tatapannya hegitu tajam. Aku melangkahkan kaki meninggalkan dia, tetapi tidak jauh aku melangkah, sesaat aku berpikir dan menoleh kearah tempat tadi, tapi apa yang terjadi benar-benar aneh untukku, karena pria tua itu seketika lenyap dari pandangan. Membuat jantungku semakin berdegup dengan kencang dan pikiranku dipenuhi tanda tanya.

Isi kepalaku benar-benar dipenuhi dengan hal-hal yang aneh saat ini, tapi yang lebih dahsyat lagi. Betapa tidak terkejut dan kaget, baru beberapa meter melangkah, aku sudah melihat pria tua itu tidak ada disana, aku tidak tahu apa atau siapa pria itu? sesosok pria tua yang betul-betul membuat bulu kudukku merinding hebat. Saat itu bulan benar-benar berbeda menyinariku dalam suasana yang begitu temaram, aku harap bisa melupakannya dan tidak bertemu dengannya lagi.

Tetap aku tidak peduli dan tidak ingin membuktikan apa pun yang ada dalam isi kepalaku, jika itu benar sesuatu yang tak kasat mata, diriku belum tentu bisa menghadapinya.

Beberapa detik kemudian, aku cepat-cepat berjalan dan segera menjauh meninggalkan taman tersebut yang dipenuhi dengan tanda tanya.  

Suasananya sangat mencekam di malam hari. Beberapa kios juga mulai tutup. Hanya tersisa aku dan rasa takutku yang semakin menjadi-jadi, aku melihat jam ditangan sudah menunjukan pukul sebelas malam, langit yang terang tiba-tiba mulai berubah menjadi gerimis. Karena sudah kemalaman, aku pun memutuskan pulang saja walau gerimis. Namun ditengah jalan, gerimis hujan tadi berubah menjadi hujan besar. Dalam sekejap seluruh pakaianku basah, terlintas dalam pikiranku untuk berteduh di pinggir jalan.

Tapi aku mengurungkan niat, mengingat waktu sudah terlalu malam. Selain itu, sudah tanggung juga basah jadi dengan sedikit berlari aku berusaha keras menerobos hujan deras. Tetapi aku tetap hati-hati karena jalanan licin sekali dan aku takut terjatuh. Disatu sisi tubuhku sudah benar-benar basah.

Di tengah pikiranku saat ini, aku tiba-tiba teringat dengan sebuah jalan memotong. Jalan memotong itu melewati sebuah gang kecil disebuah perumahan, jadi menurut perkiraanku jalanan itu pasti sepi. Aku sudah tidak tahan lagi ingin cepat sampai dirumah, lalu aku memutuskan melewati jalan itu. Nantinya jalan ini akan berujung kepada sebuah gang dan akan menembus kembali kejalan raya.

Dijalan ini, lampu penerangan semakin jarang jadi penderitaanku bertambah sekarang, setelah air hujan yang mengenai mataku membuat pandangan semakin tidak jelas. Ketika sudah ditengah perjalanan melewati jalan pintas itu, aku sedikit khawatir tapi tidak yakin juga karena penglihatanku terhalang oleh hujan, aku melihat seseorang yang sedang berdiri tegak jauh didepanku. Sosok itu berdiri diujung gang, ada yang aneh dengan orang itu. Dia seperti, sedang menungguiku diujung sana.

Namun penglihatanku masih kurang jelas melihatnya, sosok itu berada jauh didepanku dan kondisi penerangan juga kurang. Ketika jarak aku sudah dekat dengannya, sosok itu menghilang begitu saja aku hampir tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi, benar-benar aneh sekali.

Aku berusaha tidak mau berpikir macam-macam, tetapi memang kejadian malam ini membuatku tidak dapat berpikir jernih.

Lalu aku melanjutkan perjalananku, aku memang jarang lewat sini, dan yang aku tahu jarang orang melewati tempat ini. Sekarang aku hanya perlu melewati satu rumah untuk melewati gang tersebut, aku mulai yakin kalau benar-benar ada yang janggal ditempat itu. Karena aku seperti sekilas mendengar, suara tawa tapi tidak tahu dari mana asalnya, karena disitu tidak ada siapa pun selain diriku.

Sudah dingin karena hujan sekarang harus mendengar suara tawa itu membuatku merinding dan tiba-tiba petir menggelegar keras lalu suasana disekitar menjadi terang benderang seketika. Sekarang aku melihat bayangan sesorang dijalan, aku yakin itu bukan bayanganku karena jelas sekali selain bayanganku, disitu ada satu lagi bayangan entah milik siapa? Yang ada dipikiranku sebisa mungkin aku menjauh dari sana, aku hampir terjatuh karena langkahku mulai berat oleh air hujan. Aku masih berlari tidak lagi memperdulikan sesuatu disekitar, dan dalam hitungan detik saat itu aku sudah keluar dari komplek sudah kembali kejalan raya hampir dekat dengan rumahku.

Udara dingin dan perasaan syok yang aku alami membuat tanganku gemetar hingga anggota tubuh lainnya. Aku memutuskan terus berlari pulang kerumah dengan cepat. 

Sesampai dirumah aku mulai menggigil ketakutan, kedua kakiku gemetar hampir membuatku tidak bisa berjalan lagi. Aku ingin histeris, berteriak sambil menutup kepalaku, tapi aku masih bisa menahan diri dan sadar kemudian aku masuk kedalam kamar mandi untuk segera membasuh tubuhku dengan air hangat, agar bisa segera tidur.

Aku pun memasuki kamar mandi. Didalam ternyata lebih mencekam bulu kuduk pun semakin merinding. Tiba-tiba aku merasa seperti ada yang sedang memperhatikanku saat itu. Aku menelan ludah, melirik kiri dan kanan ruangan tapi tidak ada apa pun disitu.

Auranya sudah sangat mencekam, dan makin terasa pekat saat itu aku bergegas membersihkan tubuhku. Lampu yang redup kini berkedip sesaat. Setelah selesai aku memakai pakaianku dan langsung berbaring diatas tempat tidur.

Saat mau tidur, aku pun berfikir dengan kejadian menyeramkan yang baru saja aku alami, "kenapa aku harus bertemu dengan pria tua tadi? dan kenapa belakangan hari ini aku selalu dihadapkan kepada kejadian yang aneh." bergumam aku dalam hati.

Mendung sudah lama menyelimuti, terdengar suara bergemuruh di langit. Kilat sesekali menyambar, bau tanah basah dan angin kencang membuat perasaan semakin tidak karuan.

Hujan tak kunjung reda, angin semakin kencang menerpa, menyelinap dari celah-celah jendela. Untung saja atap rumah tak bocor meskipun bangunan ini sudah tua. Malam semakin gelap, jalanan semakin sepi. Petir menyambar diikuti gemuruh yang mengagetkan, seketika listrik pun padam. "Sialan! kenapa harus mati lampu sih! gumam aku dalam hati.

Berjalan menyusuri ruangan sebelah kamarku, berharap ada keajaiban untuk membantu penerangan selama beberapa jam kedepan. Mencari lilin dilaci yang lama tak terjamah, tangan dan kaki terasa lengket akan debu yang singgah.

Tak ingin pikir panjang aku langsung kembali kekamarku, syukur saja menemukan lilin untuk menerangi kamarku semalaman. Menata lilin ditengah ruangan, mengambil korek diatas meja yang sedari tadi tergeletak. Ruangan terasa kembali hangat. Api yang sesekali bergoyang tertiup angin hujan, membuat suasana semakin senyap. "Aku harap tidak ada yang aneh lagi malam ini" gumam aku dalam hati.

Tak ingin takut dirumah sendiri, mencoba untuk tetap berani sambil membohongi telinga yang mendengar ketukan aneh tak kunjung henti dari luar jendela. Anggap saja tikus kelaparan mencari jalan masuk, maklum saja, bangunan ini sudah cukup lama ditinggali. Aku memeluk dengan erat, badanku yang menggigil dingin dan ketakutan. Hening. Satu lilin padam tertiup angin.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Tafsir WaktuĀ Ā Ā Chapter 102

    Di depan kami samar-samar sudah terlihat gerbang barat sebuah desa, sesampainya di gerbang kami sangat terkejut, beberapa bagian benteng sudah rusak dan ada banyak bekas pertempuran. Terlihat penjaga gerbang berlari ke dalam desa, sepertinya akan memberitahu warga yang lain kalau kami akan datang. Kami segera berjalan menuju ke tengah desa. Alvar menuju ke papan pengumuman di dekat pohon beringin besar di tengah desa. Kami berjalan dengan ekspresi muka penuh tanda tanya. Sebenarnya apa yang terjadi?"Wahai saudara-saudaraku, apa yang terjadi di desa kalian ini?” tanya Alvar keras kepada para warga yang menyambut kedatangankami."Desa ini telah diserang banyak kawanan hewan buas. Kami sudah berusaha semampu kami untuk melawan dan mempertahankan desa ini, namum mereka sepertinya sudah sulit untuk bisa di kendalikan.” jawab seorang penjaga gerbang mewakili warga."Hewan-hewan itu bermata merah, mereka seperti diperintah oleh suatu kekuatan.”

  • Tafsir WaktuĀ Ā Ā Chapter 101

    Malam sedang membawaku berjalan di atas roda mimpi yang berputar kala tidur lelapku. Ya, berjalan, bukan berlari. Karena aku ingin menikmati setiap alunan khayalan yang melintas di depanku. Sekelilingku putih, sangat putih tak berujung. Aku terus berjalan dan berjalan hingga putih di sekitarku semakin lama semakin redup ditelan kegelapan. Kemudian aku mendengar bunyi “Tik..tok..tik..tok..” Seperti suara mesin jam yang sedang mengayun jarum detiknya.Aku juga melihat seperti ada sinar dari luar yang menembus ke dalam duniaku. Bola mataku bergerak ke kiri dan ke kanan. Tempat ini sepertinya tidak asing. Aku teliti lagi dan mencoba mengingat tempat ini. Lalu aku merasakan getaran pada pergelangan tanganku seiring dengan suara yang juga tidak asing."Akira! Kau dimana!?" ternyata itu suara profesor Javier, "Prof.." sebelum aku menjawab pertanyaannya tiba-tiba saja suara itu lenyap seketika.Jalanan sangat sepi, bulan masih tersenyum cerah. Lampu jalan masi

  • Tafsir WaktuĀ Ā Ā Chapter 100

    Tanganku meraba-raba sekitar. Basah. Perlahan, aku menyadari aroma yang menguar dari tempatku berada. Daun. Kelopak mataku terbuka. Pupil mataku mulai menyesuaikan diri dengan cahaya sang surya yang hampir kembali keperaduannya. Setelah terbuka sepenuhnya, aku terduduk dan menatap sekitar. Padang rumput. Aku bangkit berdiri dan mulai berjalan mengikuti ke mana pun kakiku melangkah. Sebulir peluh menetes melewati rahangku. Jantungku berpacu cepat, berlomba-lomba dengan adrenalin yang mengalir deras melalui pembuluh darahku. Tak sedetik pun aku memelankan langkah, berzig-zag di antara pepohonan, melompati akar-akar yang menyembul dari dalam tanah. Menjemput maut yang siap menyambut kematianku. Tubuhku telah bermandi keringat. Kali ini aku semakin merajalela. Menanggalkan alas kakiku, berlari dan terus berlari, tanpa mempedulikan cabang dan ranting pohon yang mengoyak pakaianku, menggores kulitku, dan meninggalkan rasa perih yang menusuk. Aku bisa saja berhenti. M

  • Tafsir WaktuĀ Ā Ā Chapter 99

    Aku percaya tiap kehidupan -baik yang dulu, sekarang, maupun di masa depan kelak- memiliki tujuannya masing-masing. Aku memalingkan wajahku ke arah seorang pemuda yang tegap berdiri di tengah-tengah cekungan bekas dari pertarungan.Berkali-kali aku menarik napas dengan cepat hingga menimbulkan suara dengusan yang bisa terdengar oleh orang yang ada di sekitarku.Angin sore menerpa permukaan kulit memberikan perasaan kering yang tak biasa. Perasaan kosong itu begitu menggangguku, "Akira jangan kau pikirkan apa yang di ucapkannya, dia hanya ingin membuatmu lupa akan dirimu sendiri.. Dia berusaha menyinggung tentang masa lalumu itu." ucap Alvar."Apa kau tidak percaya Akira!? raja kegelapan bisa menghidupkan orang yang telah mati untuk dijadikan pengikutnya. Dengan kata lain temanmu itu sudah di jadikan boneka oleh raja kegelapan untuk menjalani ke inginannya." ujar Cahir."Sudah cukup Cahir, kau terlalu banyak berbual. Apa tujuanmu datang kesini hanya untuk

  • Tafsir WaktuĀ Ā Ā Chapter 98

    Sementara itu saat ini suasana semakin mencekam, aku bisa melihat aura kemarahan antara Alvar dan Jugo. Mereka sudah siap menyerang dengan senjatanya masing-masing. "Sebaiknya kita selesaikan saja masalah ini, dari pada kau terus menghalangi perjalanan kami saat ini." tantang Alvar."Kalau itu maumu, aku akan menerimanya. Tapi hari ini aku hanya ingin bertarung dengan Akira, menurutku kau sangat mudah untuk di kalahkan. Sekarang aku ingin menjajal kekuatan dari seorang yang sudah lama di ramalkan untuk menyelamatkan negeri ini." ucap Jugo seakan merendahkan Alvar saat itu.Alvar pun tidak terima karena Jugo sudah meremehkannya saat itu, "Kau jangan banyak bicara Jugo. Kekuatanmu tak sebanding dengan Akira, bahkan kupastikan untuk mengalahkanku pun kau tidak akan sanggup sekarang!" geram Alvar."Aku tidak sepertimu Alvar, kekuatanku sudah terlatih selama ini. Negeri ini bahkan bergantung pada diriku!" ucap Jugo yang semakin congkak."Kalau begitu kau akan

  • Tafsir WaktuĀ Ā Ā Chapter 97

    Tetesan air langit kini tiada lagi berhamburan ke bumi. Sang raja cahaya kini mulai menampakkan dirinya yang tersipu malu, terhalang oleh mega. Di balik celah-celah batuan terjal kaki gunung melesat kilatan-kilatan cahaya teduh dan cerah. Menghapus warna hitam di langit saat ini. Pagi telah menyambutku.Suara napasku yang beradu cepat bersama langkah kakiku yang sedang berlari. Ku lewati pohon-pohon besar di depanku. Aku sudah tak peduli bagaimana penampilanku sekarang, yang aku pikirkan adalah bagaimana aku bisa sampai di tujuanku dengan cepat dan selamat."Sebuah danau!" ujar Alvar.Aku dan Alvar menghentikan langkah sementara ketika kami sampai di sebuah sungai di hadapan kami sekarang, kami yang kehausan karena sepanjang hari sudah berlari dan bertarung dengan beberapa musuh di perjalanan pun meminum air dari sungai tersebut, dan menyimpannya sedikit untuk bekal melanjutkan perjalanan."Kita akan beristirahat sebentar disini Alvar!" ujar aku.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status