Share

Bab 7

Penulis: Ayudia
Raisa sebenarnya tidak suka membicarakan urusan pribadinya, tetapi Karina sangat mengkhawatirkannya, jadi dia menjelaskan padanya, "Kami sudah mau bercerai."

Karina sangat terkejut, "Kalian mau bercerai? Tapi bukannya kamu sangat mencintainya..."

Raisa menjawab, "Iya, bercerai."

Karina dengan cepat mencerna masalah itu.

Dia sepenuhnya memahami keputusan Raisa.

Sangat sederhana. Kevin tidak mencintai Raisa. Jadi, tidak perlu alasan lain untuk semua ini.

"Lalu, apa Pak Kevin benar-benar akan menikahi Bu Siska?"

Karina tiba-tiba merasa terlalu lancang, lalu berkata, "Maaf ya, aku seharusnya nggak perlu bertanya. Anggap saja kamu nggak dengar..."

Raisa menyelanya, "Aku juga nggak tahu."

Dia telah berusaha meluluhkan hati Kevin selama tiga tahun, tetapi belum juga berubah. Jadi, bagaimana dia bisa tahu tentang itu?

Karena tidak ada lagi yang perlu dibicarakan lagi, keduanya pun menutup telepon.

Tapi saat ini Raisa malah memikirkan Siska.

Sebelum bertemu Kevin, Raisa sudah mengenal Siska.

Setelah menikah, Raisa baru menyadari bahwa Siska adalah wanita di hati Kevin.

Alasan pertemuannya dengan Siska sangatlah rumit.

Sederhananya, Siska memiliki hubungan dengan bibinya.

Ketika ibunya mengalami kecelakaan, pamannya memutuskan menetap di luar negeri, dan bibinya mengambil alih bisnis keluarga yang didirikan oleh kakeknya.

Tapi entah mengapa, bibinya tiba-tiba jatuh cinta pada ayahnya Siska.

Ibunya Siska sudah meninggal dunia di usia muda, meninggalkan tiga orang anak, tetapi bibinya tetap teguh untuk menikah dengan Keluarga Larasati.

Oleh karena itu, bibinya menjadi ibu tirinya Siska.

Pada saat itu, Keluarga Larasati memiliki perusahaan yang sangat kecil dan tidak begitu terkenal di Kota Haidon. Bibinya pun membantu keluarga itu dengan segala sumber daya yang dia miliki, dan kemudian mendirikan Larasati Group.

Setelah bibinya mengelola perusahaan itu selama beberapa tahun, status Keluarga Larasati secara perlahan mulai masuk ke dalam lingkaran keluarga-keluarga kaya di Kota Haidon.

Siska juga menjadi putri seorang konglomerat.

Sebelum ibunya kecelakaan, Raisa memiliki hubungan yang sangat dekat dengan bibinya, dan bahkan setelah bibinya menikah dengan Keluarga Larasati, mereka masih sering bertemu.

Raisa bahkan menganggap bibinya seperti ibunya sendiri.

Namun sejak menikah dengan Kevin, sikap bibinya terhadap dirinya menjadi dingin, dia bahkan tidak pernah bertemu dengannya walaupun setahun sekali.

Awalnya, Raisa berpikir itu karena bibinya sudah memiliki keluarga sendiri dan tidak punya banyak waktu dan energi untuk mengurus keponakannya.

Raisa sempat sedih saat itu, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Dia hanya bisa memahami dan menerima pilihan bibinya saja, tak lagi mengganggunya setelah itu.

Sekarang setelah dipikir-pikir, perubahan sikap bibinya bukan hanya karena keluarga barunya, tetapi juga karena pernikahannya dengan Kevin.

"Apa kamu ada waktu besok Rabu malam?"

Panggilan Suri Pahlevi membuyarkan lamunan Raisa.

"Iya, ada."

Kemampuan Raisa untuk menyesuaikan diri sangat kuat, dan nadanya terdengar wajar, "Ada apa?"

"Aku akan mentraktirmu makan malam di Restoran Bintang Kejora."

...

Presdir Tech Tower akan segera kembali.

Jadi Raisa harus lembur minggu ini.

Hari Rabu jam delapan malam, dia tiba di tempat yang disebutkan oleh Suri.

Begitu tiba di pintu masuk, Suri tampak keluar dari restoran dengan raut wajah muram.

Raisa pun bertanya, "Ada apa?"

Suri menggertakkan giginya dan berkata, "Aku sebenarnya mau merayakan ulang tahunmu yang sudah lewat di sini, tapi bajingan itu sudah memesannya."

Ternyata Suri ingin merayakan ulang tahun Raisa yang sudah lewat?

Suri sebelumnya pernah mengajak Raisa ketemuan di hari ulang tahunnya tahun ini.

Namun, dia baru saja mengetahui kehamilannya saat itu, dan karena sangat bahagia hingga ingin memberi tahu Kevin kabar baik itu di hari ulang tahunnya, dia pun menolak ajakan Suri.

Kevin saat itu berjanji akan pulang lebih awal, tetapi setelah tengah malam, dia tidak juga muncul.

Ketika dia menelepon, malah Rey yang menjawab teleponnya.

Saat itulah dia baru tahu bahwa Kevin telah minum-minum dengan teman-temannya dan lupa hari ulang tahunnya.

Keesokan harinya, Raisa tak kuasa menahan diri untuk mengirim pesan dan menanyakan apakah dia ingat hari apa kemarin.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 336

    Raisa berdiri di pintu, mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Dulu, Kevin mudah marah dan cepat tersinggung, tetapi dia bukan tipe yang akan menculik orang begitu saja, walau sedang bertengkar sekalipun. Oleh karena itu, Raisa tidak tahu apa yang akan dilakukan Kevin.Apa pun skenarionya, wajah Raisa sangat pucat dan tegang dipenuhi kekhawatiran.Dia terdiam beberapa saat, tangannya hendak menyentuh gagang pintu, namun pintu tiba-tiba terbuka dari dalam.Raisa langsung mendongak.Dia melihat wajah Kevin yang dingin dan tajam seperti pisau.Dia sangat mengenal wajah itu, tampan, tegas dan gagah. Siapa pun yang melihatnya untuk pertama kali pasti akan terkesima dengan penampilannya. Namun di mata Raisa, Kevin hanyalah seperti sup penawar mabuk yang sudah basi, tampak menjijikkan.Raisa mengepalkan tinjunya, amarahnya yang terpendam langsung meledak. Di bawah tatapan dinginnya, Raisa menuntut dengan suara dingin, "Kevin, kalau kau punya masalah, hadapi saja aku! Kalau kau berani menyakit

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 335

    Sorot mata Kevin semakin dingin, emosi negatif di dalam dirinya bergejolak liar.Sekarang dia harus mengakui fakta bahwa Raisa sudah memengaruhi emosinya.Dia tidak pernah memberi Raisa kekuasaan sebesar itu untuk memengaruhinya, namun hal itu tetap saja terjadi.Kevin tidak mau mengakuinya, tetapi hatinya benar-benar tak bisa dikendalikan.Sudah lama dia tidak merasakan hal semacam itu, dan rasanya sungguh tidak menyenangkan.Kevin teringat perkataan David dan Rey, dia tiba-tiba mencengkeram gelas itu dengan erat, jari-jemarinya memutih, seolah-olah dia akan menghancurkan gelas itu sedetik kemudian!...Keesokan harinya, hari bekerja.Saat Raisa hendak pergi ke kantor, dia bertemu dengan Bravi.Mereka bertukar pandang, dan Raisa seperti biasa, menyapanya dengan sopan, "Pak Bravi."Bravi pun mengangguk, tidak berkata apa-apa lagi.Interaksi semacam itu tampak wajar saja, tetapi mungkin hanya imajinasinya saja, suasana saat itu terasa sangat canggung.Sesampainya di tempat parkir, merek

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 334

    "Diam!" Wajah Kevin menggelap, dia merasa emosinya kembali tak terkendali.Semua yang dilakukan Raisa sungguh menguji kesabarannya!Rey jarang melihat Kevin seemosi itu, tetapi pikiran bahwa dia mengamuk karena Raisa bersama pria lain membuat tatapan Rey tanpa sadar kembali dingin. Kata-katanya menjadi semakin tak terkendali, sama sekali mengabaikan perasaan Kevin. Dia hanya mengangkat bahu dan lanjut berkata, "Apa gunanya aku diam? Itu juga sudah terjadi. Hanya karena aku diam bukan berarti itu nggak ada."Rey sengaja membuatnya jijik, lalu berkata, "Kevin, apa kau beneran menyesal? Kalau tahu begini, seharusnya kau nggak menceraikannya." Kevin tidak pernah mempertimbangkan apakah dia menyesal atau tidak dengan perceraian mereka. Pernyataan Rey yang terang-terangan seperti itu, membuatnya ingin mengakui.Ya, dia memang menyesali perceraiannya!Namun, harga diri Kevin tak mengizinkannya mengucapkan sepatah kata pun.Karena dia sama sekali tak akan tunduk pada Raisa!Memangnya kenapa k

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 333

    Aruna sangat bertekad untuk memanfaatkan kesempatan ini. Setelah menerima tugas yang diberikan oleh Kevin, dia segera memulai penyelidikannya. Dibandingkan dengan mencari informasi tentang mobil balap, kasus Raisa dan Suri sangat mudah diselidiki, dan informasinya pun cepat terkumpul."Raisa dan Suri itu teman dekat di kampus, tapi mereka jarang berhubungan setelah lulus. Dan, sekitar sebulan yang lalu, mereka mulai sering bertemu lagi." Aruna tidak bisa begitu saja memberikan informasi yang seadanya seperti itu.Kevin memintanya untuk menyelidiki Raisa, jadi pasti ada beberapa momen yang dianggap penting."Suri punya perusahaan teknologi bernama Timelock System. Tiga tahun lalu, dia menciptakan Lugi-X, sebuah model kecerdasan buatan dalam skala besar. Suri meraih kekayaan pertamanya dengan teknologi itu, dan terus mengembangkan bisnisnya. Investasi perusahaannya juga cukup sukses, dan kini kekayaan bersihnya lebih dari dua puluh triliunan.""Setengah bulan yang lalu, Suri memecat seo

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 332

    Fakta bahwa seseorang mampu menghadapi luka hati sungguh mengagumkan, karena tidak semua orang bisa melakukannya. Oleh karena itu, membuat orang kuat menunjukkan sisi lemah mereka, sangatlah sulit.Raisa harus mengakui bahwa dia belum sepenuhnya memercayai Bravi saat ini.Setidaknya belum sepenuhnya terbuka.Karena dia masih belum bisa benar-benar memahami isi hati Bravi."Maaf, Pak. Ini beneran bukan masalah besar. Dan, saya nggak mau membicarakannya."Raisa menolak pertanyaannya dengan sikap dingin dan defensif. Dinding yang tampaknya akan runtuh itu tiba-tiba menjadi tak tergoyahkan.Raisa lalu berbalik dan pergi.Dia tahu bahwa Bravi sedang menatapnya.Tetapi Raisa tidak akan membicarakan hal-hal yang tidak ingin dia bicarakan, dan tidak ada yang bisa memaksanya.Setelah di rumah, Raisa menelepon Suri.Suri tidak menjawab.Dia pasti sibuk, jadi Raisa tidak meneleponnya lagi....Rey menunggu selama dua jam, tetapi Raisa tidak juga keluar. Hari sudah larut malam, dan klub di sekitar

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 331

    Hati Raisa tiba-tiba seperti mati rasa.Dia sempat berpikir penjelasannya saat keluar dari mobil sudah cukup untuk menghilangkan keraguan Bravi.Namun, ternyata tidak.Mungkin tiga tahun pernikahannya telah mengajarinya untuk memproses segala macam emosi sendirian, dan emosi-emosi itu seringkali cukup intens dan berakhir dengan peraasaan buruk.Jadi, sedikit kesedihan yang dia rasakan di dalam mobil karena mengingat ibunya, sebenarnya bukanlah apa-apa baginya.Raisa berencana untuk pulang, mencuci muka, lalu membaca sebentar, dan semuanya akan berlalu.Raisa tidak menyangka Bravi akan terus memaksanya membicarakan hal itu.Tatapan Bravi kepada Raisa berbeda dari biasanya. Mungkin karena pengaruh alkohol, aura dingin dan tajam di sorot matanya telah memudar, hanya menyisakan ketulusan dan kekhawatiran yang tak bisa disamarkan.Dia bertanya, "Ada apa?"Raisa menggaruk tangannya dan berkata, "Nggak ada apa-apa. Aku baik-baik saja." Bravi mencondongkan tubuh lebih dekat, tatapannya yang d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status