Share

Keempat

Angga tak habis pikir, dengan cewek satu ini. Bikin dia hamil?! Bisa-bisanya  sewaktu pulang ke rumah lehernya di gorok habis oleh kedua orang tuanya. 

"Gilaa!!" seru Angga melotot sambil melepaskan tautan lengannya  dan pergi meninggalkan Raya sendiri 

"RAYA HARFIAf!!" teriak seseorang dari arah belakang sontak saja dia menengok karena repleks. 

"Aduhh, oon kenapa aku malah nengok, kan ketauan ..." runtuk Raya sepertinya ada orang yang hapal jika dirinya seorang Raya model yang tengah naek daun, dan terkenal itu. 

"Eh? Kesempatan kak pengen foto bareng dong." 

"Kak buka maskernya." 

"Ini beneran kak Raya kan? Aduhhh kenapa bisa ada di rumah sakit ini?" 

"Kak minta tanda tanggan." 

"Pacar gue ini kesempatan pengen meluk ahh.." 

"Kak pengen megang tangan boleh?" 

"Kak jadi pacar gue kau gak?" 

Beberapa kelimat yang dapat didengar oleh Raya, seketika dia dikerumuni oleh orang-orang yang tak di kenal. 

Blit kamera langsung terlihat sana-sini ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan menoel tubuh Raya, padahal saat ini  tengah memakai masker dan berpenampilan biasa saja.

Tapi tetap saja masih ada yang mengenali sungguh menyebalkan apa Raya harus berpenampilan seperti badut agar tak dikenali oleh orang-orang? 

Ingin rasanya menangis karena merasa terlecehkan, berusaha menutup kamera handphone di hadapannya. Sumpah Raya sangat takut dan butuh pertolongan. 

'Siapapun itu tolong Raya,' 

Berjalan cepat, membuka jas putih yang dia kenakan Angga membelah kerumunan detik berikutnya dia menyampirkan jas tersebut di atas kepala 'Pasien gila yang mengaku pacarnya itu' walaupun tidak memiliki hubungan apapun Angga merasa dirinya harus membantu seorang Relaya sekarang. 

Raya terkesiap saat merasakan sebuah jas menutup kepalanya dan aroma tubuh ini sangat familiar di indra penciumannya sontak saja Raya menumpahkan airmata nya dan mengucapkan banyak terima kasih pada Tuhan yang sudah memberikannya seorang penyelamat. 

"Kita jalan sekarang," bisiknya menghiraukan kamera saat ini ya mungkin tengah membidik dirinya yang sudah berani mendekati bahkan mendekap tubuh orang yang kini sedang di sukai banyak orang. 

Angga melepaskan jasnya, lalu berusaha melepaskan dekapan erat dari Raya.

"Hei, lepas bisa? Sekarang udah gak ada siapa-siapa," ujarnya masih berusaha tapi Raya tidak mau melepaskannya. 

"Hiks gak mau, pengen peluk aja. Lagian masa sama pacar sendiri gak ada baik-baiknya dikit, hiks ..." 

"Pacar? Heh---" sebelum menyelesaikan ucapannya Raya mengankat wajahnya lalu dengan sangat gila nya dia menarik dasi yang tengah di pakai Angga. Alhasil jika ada yang melihat akan menimbulkan kesalahpahaman. 

"Heh!! Kalian ngapain ciuman di pojok sana!?" teriak seseorang yang membuat keduanya tegang seketika. 

"Astaga!! Masalah apa lagi ini?" 

***

Berjalan mondar-mandir persis setrika ibu author yang lagi di pake, seorang dokter yang masih memakai jas putih kebanggaannya itu sedang berpikir keras terlihat dia sesekali menyerutkan keningnya. 

"Gue gak nyangka, sumpah demi apapun gue sama sekali gak pernah kepikiran kalo lo punya pacar si model yang cantik satu ini. Pantesan kalo di ajak nongkrong lo selalu nolak, ternyata udah punya pacar," cerocos seorang pria yang kini menunjuk angga dan Raya yang tengah duduk di sofa. 

"Apalagi kalian tadi ciuman, bisa-bisanya kalian ngelakuin itu di depan mata gue? Gak kasian apa jiwa jomblo gue meronta-ronta," ujar Nanda sedikit berlebihan. 

"Lo salah liat, gue mana mungkin cium cewek sembarangan," tungkas Langga membeberkan kebenaran. Tapi entahlah Nanda sepertinya tidak mudah percaya. 

"Dan dia bukan pacar gue!" tekan Angga mencoba keluar dari drama buatan seorang model cantik Raya. 

Berbanding balik dengan Nanda yang sudah heboh mengatakan kalimat-kalimat menggoda.

"Katanya gak punya hubungan apapun tapi kalian mesra banget ya?"

"Ehh, neng cantik boleh dong dokter Nanda minta foto sama Neng Raya?" ucap Nanda duduk di samping Raya dan memposisikan wajahnya mendekat kearah Raya dengan handphone sudah memasuki mode kamera.

"Pergi mendingan lo, ribut terus kuping gue bisa-bisa bengkak. Dan gue mohon kalo masih mau gue anggep sahabat lo jangan bocorin keberadaan Relaya di sini. Kalo ada orang yang tau. Siap-siap gigi lo gue cabut paksa! Semua sampe lemong!" ancam Angga yang membuat Nanda bergedik ngeri. Tanpa mengatakan apapun lagi Nanda pergi meninggalkan mereka berdua.

"Dokter ... anterin saya pulang ..." rengek Raya ingin segara pulang ke rumah. 

"Yaudah ayoo."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status