Share

Bab 258

Author: Patricia
Calvin bertanya dengan heran, "Kamu punya cara?"

Nadine mengangguk ringan. "Kita bisa langsung pulihkan data yang terhapus dan memeriksa log penghapusan untuk mengetahui waktu pasti kapan data dihapus. Setelah itu, kita bisa mencocokkan siapa saja yang berada di laboratorium pada waktu tersebut."

Calvin ragu. "Secara teori benar sih, tapi siapa yang bisa memulihkan datanya? Aku lihat recycle bin di komputernya juga sudah dikosongkan. Pasti susah untuk mengembalikan data itu, 'kan?"

Nadine menjawab tenang, "Biar aku coba."

Awalnya dia tidak menyarankan itu karena memulihkan data membutuhkan waktu. Memeriksa rekaman CCTV adalah cara yang lebih cepat dan efisien. Namun, sekarang jelas CCTV tidak akan membantu menyelesaikan masalah ini.

Saat Nadine duduk di depan komputer dan mulai menyentuh keyboard, Arnold tiba-tiba menghentikan gerakannya. Semua orang menatap Arnold dengan bingung, termasuk Nadine.

Arnold berkata dengan suara tenang dan penuh kewibawaan, "Pertama-tama, kita nggak punya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 259

    Arnold melihat jelas apa yang Nadine katakan lewat gerakan bibirnya ... "Terima kasih."....Pukul delapan malam, Arnold mengundang semua orang untuk makan malam bersama."Kedai sate ini murah tapi rasanya enak sekali! Nadine, kamu harus coba sate sapi pedas andalan di sini. Biar kupesan lebih banyak untukmu," ujar Kamila penuh semangat begitu mereka duduk.Calvin yang duduk di sebelah kiri Nadine, menuangkan secangkir teh untuknya. "Cuacanya panas, bisa bikin tubuh gampang panas dalam. Minum teh dulu. Di sana juga ada acar timun yang segar, enak banget. Mau aku ambilkan?"Nadine terkejut dengan perhatian mendadak dari keduanya. Dia menebak mereka mungkin merasa bersalah karena sempat meragukannya dan sekarang ingin menebusnya. Hal itu membuatnya merasa lucu sekaligus tak tahu harus bagaimana bereaksi.Olive hanya diam menyaksikan adegan itu. Bibirnya semakin menipis dan kaku.Dulu, Olive yang selalu jadi pusat perhatian. Sejak Nadine datang, dia melihat semua orang perlahan-lahan berp

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 260

    "Walaupun perhatian Kak Kamila, Calvin, dan Pak Arnold sekarang tertuju pada Nadine, tapi aku nggak. Di mataku cuma ada kamu. Aku akan selalu berdiri di sisimu dan menganggapmu sebagai orang yang paling penting dalam hidupku.""Aku sungguh-sungguh menyukaimu. Berikan aku kesempatan untuk melindungimu dan berdiri di sisimu dengan cara yang terang-terangan, ya?"Sejak pertama kali Olive masuk ke laboratorium, Wilfred sudah menyukainya. Dia begitu ceria, penuh semangat, berbakat, dan berasal dari keluarga yang baik. Berbeda jauh dari Wilfred sendiri.Namun, justru itulah yang membuatnya tertarik. Rasa sukanya pada Olive terasa begitu wajar dan alami. Dia sudah lama mendekati Olive, tetapi gadis itu tidak pernah memberikan jawaban yang pasti. Sekarang, Wilfred memutuskan untuk mencoba satu kali lagi untuk memperjuangkan perasaannya.Namun, Olive tidak melihat sorot mata tulus yang dipenuhi cinta dari Wilfred. Sebaliknya, pikirannya dipenuhi rasa curiga.Mengapa Wilfred menyatakan perasaann

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 261

    Menyusuri tepian sungai, lampu-lampu neon dari kedua sisi kota berkilauan, sementara hiruk pikuk kota perlahan memudar. Suasana menjadi hening, membuat Nadine merasa seperti waktu melambat, seirama dengan langkah kaki mereka.Mereka berjalan berdampingan dalam diam. Namun, keheningan itu tidak canggung. Sebaliknya, justru terasa nyaman seperti ada pemahaman tak terucapkan di antara mereka.Seolah-olah, hanya berada di dekat orang ini sudah cukup untuk membuatnya merasa tenang."Gimana kalau kita ke atas jembatan untuk menikmati angin malam?" tanya Nadine tiba-tiba. Angin malam bertiup lembut mengusap rambutnya. Dengan santai, dia menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga.Arnold mengikuti arah pandangannya untuk menatap jembatan di kejauhan, lalu tersenyum tipis. "Boleh. Tapi jembatannya agak jauh, ya?"Nadine tersenyum kecil. "Kamu sudah capek? Jangan-jangan nggak sanggup jalan lagi?" candanya.Arnold mengangkat alis membalas tantangan itu. "Gimana kalau kita balapan? Lihat siapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 262

    "Setiap kali kami gagal menyembunyikannya, aku dan Ayah selalu mengevaluasi kesalahan dan mencari tempat persembunyian yang lebih rumit. Tapi, nggak peduli seberapa pintar kami menyembunyikannya, Ibu selalu berhasil menemukan uang itu ... seolah-olah ada kamera tersembunyi di sekujur tubuhnya."Nadine berbicara sambil tersenyum kecil, lalu menoleh ke Arnold yang sudah lama tidak bersuara. "Pak, kamu dengar ceritaku nggak?" Dia menoleh, tetapi tanpa sengaja beradu pandang dengan tatapan dalam lelaki itu.Nadine tertegun.Rambut panjangnya tergerai hingga menyentuh bahu. Ikat rambutnya yang kendur sejak makan malam tadi membuat helaiannya mudah tertiup angin. Angin malam menyapu ringan, membuat helaian rambut itu berkibar. Dalam momen itu, dia terlihat sangat memesona."Ya, aku lagi dengarin," jawab Arnold. Suaranya agak serak dan hampir tak terdengar."Ibumu pintar, punya mata yang jeli," tambahnya sambil tersenyum tipis.Nadine buru-buru memalingkan wajah. Tenggorokannya terasa kering.

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 263

    Nadine berhenti sejenak di depan pintu."Kak Kamila, Kak Calvin, kenapa kalian melihatku begitu? Ada yang mau ditanyakan?"Kamila dan Calvin langsung bersemangat, seolah-olah sudah lama menunggu momen ini."Nadine, kami bisa minta bantuanmu nggak?""Bantuan apa?"Kamila menjelaskan, "Aku sekarang punya dua kelompok data yang sangat besar. Bukan cuma menghitung, bahkan menyusunnya saja sudah sulit. Kamu kan jago pemrograman. Bisa nggak bantu kami cari cara supaya lebih mudah?"Calvin menambahkan, "Kami nggak bisa buat program. Paling banter, kami cuma pakai metode kalkulasi tradisional. Tapi kali ini, datanya benar-benar terlalu banyak. Otak manusia nggak akan bisa menang melawan komputer. Jadi ... ehem, bisa nggak kamu bantu buatkan program sederhana untuk memproses data ini secara otomatis?"Setengah jam kemudian"Kak Kamila, coba lihat. Menurutmu, gimana alur perhitungan dan kecepatan prosesnya? Apa ada yang perlu disesuaikan lagi?"Nadine berdiri dan memberi ruang untuk Kamila yang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 264

    Guru itu langsung membangunkannya dan mulai bertanya. Eva sama sekali tidak memperhatikan materi, jadi tentu saja dia tidak bisa menjawab pertanyaan sang guru.Para siswa lain yang hadir pun mulai melirik ke arahnya dengan tatapan mengejek. Beberapa di antaranya bahkan mentertawakan kebodohannya. Eva terlihat semakin kesal dan tidak sabar.Dia memang suka barang-barang mewah seperti pakaian dan tas bermerek. Namun, kesukaannya hanya sebatas memilikinya, bukan mempelajari bagaimana cara memadukannya agar terlihat lebih baik. Jadi, semua pembahasan tentang kombinasi warna, jenis kulit, atau gaya berpakaian tidak masuk ke otaknya.Begitu kelas selesai, Eva langsung berjalan keluar lebih cepat daripada siapa pun.Keluar dari ruang kelas, dia melihat dirinya sudah berada di dalam pusat perbelanjaan. Dia teringat pernah menggunakan kartu tambahan milik Reagan untuk balas dendam menghabiskan uangnya. Yang mengejutkan, Reagan bahkan tidak bereaksi sama sekali. Mungkin dia bahkan tidak tahu bah

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 265

    Eva memang ingin menyenangkan hati Rebecca, tetapi dia juga ingat bahwa dirinya sedang mengandung bayi keluarga itu. Jadi, siapa takut? Pikiran itu membuatnya tak bisa lagi menahan diri. Eva langsung balas membentak Rebecca."Aku cuma beli dua tas, kenapa? Nggak boleh? Aku cuma mau menyenangkan diriku sendiri! Apa itu salah? Kursus-kursus itu membosankan dan menjengkelkan. Kalau mau jujur, aku nggak mendengarkan satu kata pun! Bertahan sejauh ini saja sudah hebat bagiku!""Cuma beberapa tas saja, dan aku belum puas! Itu kartu tambahan dari anakmu. Kalau dia sendiri nggak protes, kenapa kamu yang repot memikirkannya?!"Rebecca begitu marah hingga darahnya naik. Dalam benaknya, dia langsung membandingkan Eva dengan Nadine.Saat Nadine masih bersama Reagan, dia hampir tidak pernah meminta tas atau pakaian bermerek. Bahkan jika membawa barang mewah, itu karena tuntutan acara atau permintaan Reagan sendiri. Nadine selalu berpakaian sederhana nan elegan, punya selera yang bagus, dan bisa mem

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 266

    Rebecca sontak marah dan melemparkan handuk di dahinya. "Kamu kemari untuk menjengukku atau untuk membuatku marah? Kalau bukan karena dia hamil keturunan Keluarga Yudhistira, kamu kira aku akan peduli padanya?"Clarine mendengus. "Kalau begitu, kamu pantas mendapatkannya. Wanita seperti dia jelas punya niat jahat. Dia ingin menaikkan derajatnya dengan memanfaatkan anak di perutnya. Cuma kamu yang menganggapnya wanita polos."Sejak awal, Clarine tidak menyukai Eva. Sementara itu, Rebecca malah baru menyadarinya sekarang. Benar-benar lamban.Reagan mendengar kabar bahwa ibunya dirawat di rumah sakit. Dia langsung meninggalkan kantor dan pergi ke rumah sakit. Sebelum masuk, dia sudah mendengar suara perdebatan.Reagan mengernyit dan bertanya, "Apa yang sedang kalian ributkan?"Ketika melihat anaknya datang, Rebecca langsung duduk tegak dan berhenti mengeluh. Kemudian, dia mengadu, "Kamu datang tepat waktu! Pacarmu itu keterlaluan sekali! Aku berbaik hati menjemput dia pulang kuliah, dia m

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 745

    "Aku memang belum pernah menerbitkan jurnal, belum ada hasil akademi. Tapi, gimana dengan hasil-hasil yang dimiliki Nella selama ini? Memangnya kamu nggak tahu apa-apa?"Mata Diana sedikit berkilat. "Aku nggak paham apa yang kamu maksud.""Kamu mungkin lupa, sebagai putri Keluarga Yudhistira, aku paling nggak kekurangan uang dan relasi. Cuma perlu sedikit uang, aku sudah bisa sewa orang buat cari informasi tentang Nella. Mudah saja. Kamu tahu apa yang aku temukan?"Diana tampak terkejut."Di dunia ini nggak ada hal yang begitu kebetulan. Bu, margamu dan marga Nella sama. Kalian punya hubungan keluarga, 'kan?""Terus, kenapa?" tanya Diana. Nada bicaranya keras, tetapi terkesan rapuh.Clarine tersenyum mengejek. "Kenapa? Nilai Nella waktu SMP jelek banget, tapi pas SMA tiba-tiba jadi genius. Bukan cuma menang berbagai kompetisi, dia juga menerbitkan makalah yang dimuat di majalah bergengsi. Apa perlu aku bantu kamu cari tahu semua detailnya?""Kamu ...." Diana terdiam, tubuhnya gemetar k

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 744

    Kompetisi Ilmu Hayati Mahasiswa Nasional diadakan setahun sekali. Tiga tahun lalu, kompetisi ini secara resmi masuk dalam daftar peringkat kompetisi mahasiswa nasional untuk perguruan tinggi umum yang dirilis oleh kelompok kerja evaluasi dan manajemen kompetisi perguruan tinggi asosiasi pendidikan tinggi.Sejak saat itu, kompetisi ini menjadi salah satu ajang akademik tingkat nasional yang diakui oleh kementerian pendidikan.Ini juga merupakan kompetisi paling bergengsi di bidang ilmu hayati untuk mahasiswa di seluruh negeri.Kompetisi ini terdiri dari dua kategori, penelitian ilmiah eksploratif dan inovasi kewirausahaan yang dibagi dalam jalur berbeda dan berlangsung dalam periode yang sama.Tujuannya untuk menguji kemampuan inovasi mahasiswa dan proses penelitian eksperimen mereka.Tanpa diragukan lagi, Nadine jelas akan ikut serta. Begitu mendengar kabar ini, Mikha dan Darius langsung bersemangat hingga menggosok tangan mereka. Bagaimanapun, bonus nilai di akhir semester saja sudah

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 743

    Bahkan, Jinny tidak panik meskipun nilai rata-rata ujian akhirnya hanya 70 dan ada beberapa mata kuliah yang nilainya pas-pasan. Toh dia memang tidak ambil pusing soal itu. Untuk apa capek-capek mikirin hal yang bukan prioritas?Sebagai perempuan, kuliah tinggi-tinggi, mengejar gelar dari kampus top, pada akhirnya tujuannya hanya untuk menikah dengan pria mapan dan hidup enak.Saat ini, dia duduk di antara Nella dan Clarine. Wajahnya tenang, tidak terburu-buru, seolah-olah dia hanya penonton yang tidak terlibat.Nella tahu Jinny punya pacar tajir dan sekarang tidak peduli lagi pada urusan akademik. Wanita ini hanya ingin menikah dengan pria kaya.Nella paling jijik dengan tipe-tipe perempuan yang hanya mengandalkan pria kaya dan ingin hidup sebagai istri manja.Namun, yang membuatnya bingung adalah Eden juga terlihat santai seperti Jinny. Laboratorium mereka sedang dalam masa perbaikan. Selain Diana, orang yang paling panik seharusnya adalah Eden!Beberapa topik riset penting yang dita

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 742

    Diana menantang, "Pergi saja! Kalau aku kena masalah, kamu juga bakal kena batunya!"Clarine membalas, "Siapa takut ...."Diana menyipitkan mata. "Clarine, kayaknya kamu lupa gimana dulu bisa keterima S2?"Langkah kaki Clarine langsung terhenti.Diana tertawa kecil. "Aslinya kamu itu nggak lulus tes. Kalau bukan karena aku buka jalan untukmu, kamu pikir kamu bisa berdiri di sini hari ini?""Silakan saja kalau kamu mau lapor, aku nggak akan halangi. Pokoknya kalau harus jatuh, kita jatuh bareng. Kalau aku dipecat, kamu yang masuk pakai cara kotor dengan sogok sana sini juga bakal kena. Bagus, 'kan?"Clarine sampai gemetar karena marah. "Dasar nenek sihir jahat!""Jahat?" Diana mendengus. "Kita sama saja."Tanpa nilai tambahan dari proyek, nilai akhir semester Clarine benar-benar menyedihkan. Dia gagal di tiga mata kuliah. Nilai mata kuliah lainnya pun rata-rata cuma 70-an. Kalau orang lain tahu, dia bisa ditertawakan. Bahkan nilai Kaeso si penjilat itu pun lebih bagus dari dia!Setiap k

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 741

    Selain itu, laboratorium atas nama Diana dilaporkan karena tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran dan terpaksa menjalani perbaikan.Sampai sekarang pun perbaikannya belum juga disetujui. Selama masa itu, sudah pasti tidak mungkin ada hasil akademik apa pun. Jadi, dalam rapat kali ini, tim Diana jauh lebih sunyi dibanding sebelumnya.Kaeso yang biasanya setiap rapat selalu menyeringai sinis, kali ini justru diam seperti ayam di kandang.Wajah Clarine pun tampak masam. Karena laboratorium sedang dalam proses perbaikan, proyek riset yang sebelumnya susah payah dia rebut dari Diana juga ikut menguap.Saat dia mencoba meminta Diana mengaturkan proyek lain, dia malah langsung disemprot habis-habisan."Proyek! Proyek! Aku juga ingin proyek! Sekarang labku harus diperbaiki, semua proyek mandek. Terus, aku harus cari di mana buat kamu?""Lagi pula, kalaupun aku punya proyek, kamu yakin sanggup mengikuti ritmenya dan menghasilkan sesuatu yang konkret?""Jangan serakah kalau nggak sanggup!

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 740

    Nadine sempat termangu, lalu tertawa geli. "Ada! Tentu saja ada! Aku kasih ke kamu, kamu bantu kasihkan ke dia ya?""Oke, oke!"Nadine mengambil beberapa kaleng lagi dan meletakkannya di mobilnya."Hehe. Kak Nad, kamu baik banget!""Aku rasa kamu dan Darius cocok juga." Usai mengatakan itu, Nadine turun dari mobil, lalu menarik koper dan berjalan menuju gedung apartemen.Mikha sama sekali tidak menyadari nada menggoda dalam ucapan tadi. Dia mengeluarkan ponselnya dengan gembira."Halo! Darius! Kamu di apartemen nggak? Aku bawain dendeng dan saus daging sapi buat kamu! Ya, dari Kak Nadine."Di seberang sana, Darius menyahut, "Ya, aku di apartemen. Kamu datang saja.""Oke deh! Aku bakal sampai dalam 20 menit.""Hm, hm."Setelah menutup telepon, Darius segera berlari turun, mengenakan jaket, dan mengganti sepatu. "Nenek, siang ini aku nggak makan di rumah, malam ... malam juga nggak pulang!""Kamu mau ke mana?""Balik ke apartemen!""Eh? Bukannya sudah janji makan di sini hari ini?"Dariu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 739

    Terutama Safir, selama dua hari ini tinggal di vila, matanya sudah membaik, pinggang juga tidak sakit lagi. Sepanjang hari dia tersenyum, makannya juga lahap sekali.Corwin sampai memanggil dokter pribadi, sopir, serta pengawal kemari. Sepertinya, mereka sudah siap untuk tinggal lama di sini.Irene sempat khawatir Jeremy tidak terbiasa. Hasilnya ...."Terbiasa dong! Kenapa nggak? Ibu bisa tanam bunga dan sayur bareng aku, Ayah juga bisa main catur sama aku."Sebelumnya, dia justru bingung apa yang harus dilakukannya selama liburan musim dingin. Irene kebanyakan menghabiskan waktu di ruang kerja untuk mengetik. Namun, sekarang Jeremy bukan hanya punya partner bercocok tanam, tetapi juga teman bermain catur.Irene hanya bisa tersenyum. Sepertinya dia yang berpikir terlalu jauh.Jeremy pun terkekeh-kekeh melihat istrinya. "Hehehe."Nadine hanya tinggal dua hari. Hari ketiga, dia langsung balik ke Kota Juanin. Eksperimen belum selesai, tesis juga harus dikejar sebelum tahun baru.Seperti o

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 738

    Rebut? Stendy langsung tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, harus yakin bisa direbut juga."Paulus berkata, "Kalau nggak coba, bagaimana bisa tahu nggak bisa direbut?""Kenapa? Kamu ingin merebut Bibi Irene? Hah. Kamu harus bisa melewati Kakek dan Nenek dulu," kata Stendy.Paulus yang tidak tahu harus bagaimana menanggapinya pun langsung menatap Stendy dengan tajam. "Wanita mana yang sebenarnya sudah meninggalkanmu? Coba ceritakan."Stendy pun terdiam."Bukankah tadi kamu begitu pandai melawan? Kenapa tiba-tiba jadi diam?" sindir Paulus."Kamu juga nggak kenal," jawab Stendy.Paulus juga tidak bertanya lebih lanjut lagi, melainkan mengangkat gelasnya. "Sini. Kita jarang bisa bertemu seperti ini, ayo kita minum."Klang.Setelah mengatakan itu, keduanya bersulang dan menelan kembali kekhawatiran masing-masing.Saat malam makin larut. Stendy yang sudah minum cukup banyak pun pandangannya mulai kabur. Sebaliknya, Paulus yang sudah minum banyak pun ekspresinya tetap terlihat sadar dan tang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 737

    "Apa? Pria berengsek ini begitu hebat? Datang ke bar untuk mabuk pun sampai bawa pengawal?" kata gadis itu."Mana tahu," jawab temannya.....Stendy sengaja meminta dua pengawal untuk mendekat. Setelah telinganya akhirnya tenang, dia kembali menuangkan segelas minuman untuk dirinya lagi. Namun, kali ini dia tidak minum dengan liar seperti semalam lagi, melainkan meminumnya perlahan-lahan dan ekspresinya datar. Pada saat itu, pandangannya tiba-tiba berhenti dan fokus pada tempat duduk yang tidak jauh darinya.Saat menyadari ada orang yang mengamatinya, Paulus melihat ke arah yang sama dan ternyata matanya bertemu dengan mata anaknya. Suasananya menjadi hening sejenak dan keduanya langsung mengalihkan pandangan mereka.Setelah berpikir sejenak, Stendy membawa botol minuman dan mendekati tempat duduk Paulus. Dia langsung duduk di samping ayahnya dan bertanya, "Wah, datang buat minum ya?"Paulus melihat ke sekeliling sekilas dan berkata, "Omong kosong."Jika datang ke bar bukan untuk minum

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status