Share

BAB. 15 PUING-PUING HARAPAN

Mas Ilham terpekur, demikian juga denganku, hanya bisa menunduk. Sebelumnya, Abah menanyakan pada Mas Ilham tentang kebenaran cerita Mbak Laila, dan lelaki usia dua puluh delapan tahun itu membenarkannya.

Berkali-kali Mas Ilham minta maaf, karena tidak terbuka tentang Almira.

Saat itu, dia berpikir semua akan baik-baik saja, karena penolakannya pada Almira sudah dua tahun berlalu. Lagi pula, orang tua angkatnya merestui, saat Mas Ilham menceritakan tentang rencananya mengkhitbahku.

Tentang Almira, dia tegaskan padaku bahwa dia menyayangi hanya sebatas antara kakak dan adik. Namun, Almira mengartikannya lain, dia berharap lebih pada Mas Ilham.

Lelaki dengan tahi lalat dikening itu sama sekali tidak mengira ternyata Mbak Laila menyimpan dendam yang begitu besar padanya. Kini, dia bingung harus menentukan pilihan, Almira atau Aku.

"Belajarlah untuk mencintainya, Mas. Sebagai balas budi atas kasih sayang dan perhatian orang tuanya pada Mas Ilham, hingga Mas Ilham bisa sep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status