Share

Calon istri

Laki-laki itu menatap nanar ponsel yang masih berada dalam genggamannya. Pemandangan yang barusan dilihatnya itu sungguh membuat hatinya trenyuh. Dia tak bisa membayangkan seandainya berada di sana, sarapan bersama mereka.

Sekilas kamera ponsel Naila berhasil menampilkan tiga buah piring berisi nasi dengan lauk irisan telur dadar dan tiga gelas teh.  Hanya itu sarapan mereka, tapi Ammad bisa melihat betapa gembira mereka di pagi hari ini.

Laki-laki itu menghela nafas panjang. Ah, Naila. Dia tidak habis pikir dengan wanita itu. Di tengah keadaan ekonomi keluarganya yang serba keterbatasan, Naila selalu menolak tawaran bantuan darinya. Entah sudah berapa kali Naila menolak pemberiannya dan entah harus dengan cara apalagi supaya wanita itu mau menerima pemberiannya.

Padahal demi Tuhan, dia ikhlas memberikan semua itu untuk Naila. Bukan karena modus ingin menjadikannya sebagai kekasih, istri atau apapun istilahnya seba

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status