Kebahagiaan yang didapatkan dengan perjuangan akan terasa lebih membahagiakan daripada hanya didapatkan dengan cara instan. Dan saat inilah kesempatan kita untuk berjuang agar merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
***Satu bulan berlalu.
Saat ini keluarga Adinata sedang sibuk menyiapkan acara pengajian di kediaman mereka nanti siang. Besok adalah acara akad nikah Niken yang akan diadakan di rumah keluarga Adinata. Sengaja Devan menyuruh Amran dan Revi untuk mengadakan acara itu di rumahnya.Afikah terlihat sibuk membantu bu Rani dan bik Ijah di dapur menyiapkan katering. Renata dan Alika juga ikut membantu. Amirah bertugas mengurus parsel yang akan diberikan pada anak panti dan jamaah pengajian. Ambar, Vika dan Devina juga sibuk membantu Amirah. Ambar dan Devina terlihat semangat dan bahagia bila Amirah menceritakan tentang Rayyan dan Afikah. Amirah selalu memuji menantunya, Afikah. Lain halnya dengan Vika dirinya tetap diam tidak merespon sama sekali. Membuat Amirah sedih dan kecewa dengan sikap sang mertua.Hari berganti siang, para tamu undangan yang berasal dari jamaah pengajian. Juga anak-anak panti sudah terlihat berdatangan.Di dalam kamar Afikah dan Rayyan sedang bersiap. Afikah sudah cantik memakai gamis putih dengan hijab senada. Afikah memoles pipinya dengan bedak tabur tipis-tipis dan lipstik berwarna nude. "Cantik," puji Rayyan sambil memeluk tubuh Afikah dari belakang. Membuat Afikah terkejut."Mas ...," ucapnya tersipu malu. Mukanya sudah merah tanpa polesan blush on."Istriku cantik, aku makin sayang dan cinta deh," ungkapnya.Afikah tersenyum. "Terima kasih, Mas.""Sama-sama, Sayang. I love you ...," ungkapnya. "I love you too, Suamiku," jawab Afikah dengan muka yang memerah, menahan malu.Afikah membantu Rayyan mengancingkan baju koko putih yang Rayyan pakai. "Sudah, sudah tambah tampan," ucap Afikah menggoda. "Makasih, Sayang.""Sama-sama. Ayo kita turun, Mas! Acaranya sebentar lagi dimulai," ajak Afikah.Rayyan berniat menggoda istrinya dulu, ia sengaja menarik tangan sang istri hingga tubuh Afikah terbentur ke dada bidangnya."Kenapa sih, kamu buru-buru?" goda Rayyan mengangkat dagu Afikah, memandang sang istri sambil menaik turunkan alisnya. "Ya-ya ... Acaranya emang udah mau di mulai, Mas_"Rayyan menutup bibir Afikah dengan bibirnya, mencium sekilas istrinya yang membuat Afikah terdiam semakin malu.Rayyan tersenyum melihat Afikah yang spechlesh karena ulahnya itu."Ayo turun!" ajaknya sambil menggandeng tangan Afikah."Ehm ... yang nempel terus kayak perangko. Disini juga ada orang ya, bukan hantu bin demit, jadi jangan dilewati aja, serasa dunia milik berdua," ucap Arka yang berdiri tak jauh dari mereka, ia baru keluar dari kamarnya dan melewati depan kamar Rayyan. Mendengar celotehan Arka membuat Rayyan dan Afikah tersenyum geleng kepala. "Kak satu minggu lagi aku mau ke pulau komodo, kakak mau ikut nggak?" tanyanya "Asyik itu, izinkan dong ke kakak ipar cantikmu ini dulu, ucapnya sambil mengarahkan dagunya ke Afikah.Afikah hanya mengangkat bahunya."Terserah, Mas saja.""Aku rasa pulau Komodo bisa dijadikan planning buat bulan madu nanti deh, Dek" ucapnya pada Arka."Menurutku asyik aja sih, bulan madu ke sana sambil berpetualang," jawab Arka menyetujui usul Rayyan.Mereka pun ikut bergabung bersama yang lain. Mereka semua mendengarkan pengajian dengan khidmat sampai selesai. Acara hari ini berjalan dengan lancar tinggal besok acara akad nikah Niken dengan Gibran.Dan minggunya pesta resepsi mereka. Rayyan dan Afikah juga Niken dan Gibran. Yang diadakan di hotel bintang tujuh milik keluarga Adinata yang baru.
***Pagi ini keluarga Adinata sudah disibukkan dengan persiapan akad nikah Niken, yang akan diadakan sebentar lagi.
Sebenarnya abah Syaifuddin diminta untuk membacakan khutbah nikah namun beliau tidak bisa karena harus mengisi pengajian di rumah santrinya. Abah dan ummi hanya bisa datang besok di acara resepsi, itu pun mereka harus langsung pulang tidak bisa menginap karena ada jadwal mengisi kuliah shubuh.Acara akad nikah Niken dan Gibran berjalan lancar dengan ditutupnya suara koor dari para saksi yang mengucapkan kata sah.Gibran terlihat lega yang sebelumnya mukanya begitu tegang, kedua mempelai saling tukar cincin setelah menandatangani buku nikah. Gibran terlihat mencium kening Niken setelah Niken menyalaminya. Arka, Renata juga Alika sibuk dengan ponsel mereka dan mengabadikan moment itu. Rayyan dan Afikah hanya tersenyum melihat tingkah konyol adik-adik mereka."Dasar, kalian itu ...," ucap Rayyan yang mendapat pelototan dari sang adik, Renata. "Iri? Bilang bos! Sini aku fotoin kalian, lupa ya kalian kan juga masih pengantin baru ya?" ucapnya menggoda sang kakak.Rayyan menjitak dahi sang adik. "Aw, Kakak ... Sakit tau ...?" adunya pura-pura sakit."Nggak mau, aku nggak mau jadi model dari fotografer abal-abal. Bisa-bisa fotoku jelek, dan merusak ketampananku," godanya pada sang adik. Dengan percaya dirinya Rayyan mengucapkan itu, membuat Afikah tersenyum melihat tingkah konyol suami dan adik ipar sekaligus sahabatnya itu."Wuih, sombong ... tampan sih, tapi_" ucapnya menggantung bikin Rayyan penasaran. "Tapi apa? Hah ...?" tanya Rayyan penasaran. "Tapi suka marah-marah dan sewot, bentar lagi juga keriput, hehehe ...," jawabnya sambil nyengir."Adek ...," geramnya. Renata langsung ngacir. "Dasar bocah," gerutunya. Rayyan melihat Afikah yang menertawakannya."Kamu menertawakan suami tampanmu ya, Sayang?" tanyanya pura-pura kesal.Afikah menghentikan tawanya sambil menggeleng.***Saat ini Afikah berada di kamar hotel yang akan ditempati Afikah dan Rayyan juga Niken dan Gibran malam ini. Hotel bintang tujuh milik keluarga Adinata.
Afikah terlihat sangat cantik dengan gaun pernikahannya. Dimake up oleh MUA dengan riasan natural. Namun tetap terlihat sangat elegan. "Masya Allah, memang sudah cantik, meskipun make upnya natural ya tetap cantik lha," ujar MUA yang menanganinya."Terima kasih, Kak," ucap Afikah sopan. Rayyan masuk ke kamar itu, melihat apakah Afikah sudah siap apa belum, seketika Rayyan terpesona dengan pemandangan yang ia lihat. Memandang sang istri tanpa berkedip. "Masya Allah, kamu cantik sekali, memilikimu adalah anugerah terindah dari Allah," ungkapnya.Afikah menunduk malu. "Terima kasih, Mas," lirih Afikah yang masih dapat terdengar sang suami. "Sama-sama, Sayang."MUA yang menangani Afikah tadi tersenyum. "Tahan ya, tunggu nanti malam setelah acara selesai," ucapnya menggoda keduanya. Rayyan dan Afikah tersenyum canggung.Saat ini mereka sudah berada di atas pelaminan dengan dua konsep pernikahan yang dikemas menjadi satu. Resepsi pernikahan Rayyan-Afikah dan Niken-Gibran. Acara terlihat meriah dan mewah.Usai tamu undangan pulang satu persatu mereka sekeluarga berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama. Abah dan ummi segera pamit undur diri, namun sebelumnya mereka memberi nasehat untuk sang cucu."Cucunya kakek sekarang sudah menjadi imam, kakek harap kakak bisa berpikir lebih dewasa. Kakak harus menhadibsuani yang baik untuk istri kakak, ayah uang baik untuk anak-anak kakak. Membimbing mereka dan saling mengingatkan melengkapi kekurangannya, jangan pernah menyakiti hati istri kakak, jika ada masalah bicarakan dengan pikiran yang dingin selalu komunikasi," ucap abah menasehati Rayyan."Iya, Kek. Kakak akan selalu mengingat nasehat kakek," ucap Rayyan.Ummi Rianti juga menasehati keduanya. Intinya juga sama apa yang diucapkan abah dan ummi.Afikah dan Rayyan mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada keduanya. Amirah dan Kenzo mengantarkan abah dan ummi sampai di basement hotel.Setelah semua anggota keluarga mereka pulang Rayyan dan Afikah, Gibran dan Niken menuju kamarnya di hotel ini masing-masing.Setelah masuk kamar, Rayyan segera membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah melihat Rayyan masuk kamar mandi Afikah melepas gaunnya dan menggantinya dengan piyama yang ia bawa tadi dari rumah. Afikah segera membersihkan makeup yang menempel di wajahnya.Rayyan melihat sang istri yang sudah mengganti gaun pengantinnya dengan piyama tidur.Rayyan menghampiri sang istri. "Aku sudah selesai mandi" ucapnya berbisik membuat Afikah terlonjak kaget. "Mas ..." ucapnya malu karena Rayyan hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya.Afikah langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan mencoba menghilangkan debaran di hatinya.Memang ini bukan pertama kalinya lagi buat mereka, usia pernikahan mereka sudah berjalan satu bulan lebih, tapi Afikah masih canggung dan malu bila berdua dengan sang suami. Apa lagi Rayyan paling bisa menggodanya. Tok ... Tok ... Tok ....Suara pintu kamar mandi diketuk. Afikah memang sudah lama berada di kamar mandi."Sayang, apa kamu berniat untuk tidur di kamar mandi?" Suara Rayyan terdengar sedikit berteriak dari balik pintu.Afikah membuka pintu kamar mandi. Afikah melilitkan handuk di rambutnya yang habis ia keramasi.Rayyan mencium harum bau sabun khas Afikah. Yang sekarang sudah menjadi candunya setiap hari. Aroma yang menenangkan membuatnya nyaman."Lama amat mandinya?" tanyanya.Afikah hanya tersenyum. Saat ini mereka sudah berada di ranjang yang sama. Rayyan memeluk Afikah dan detik selanjutnya dengan persetujuan Afikah mereka melakukan lagi hubungan suami istri yang sudah menjadi hak keduanya, saling memberi nafkah batin untuk pasangan halalnya.***Fitnah adalah drama kebencian dari jiwa-jiwa kelam yang iri dengan kebahagian yang kita dapatkan.Ketika segelintir gosip kejam dari mulut ataupun dari media lain yang dikirim seseorang mewarnai namaku lalu kamu mempercayainya begitu saja, hanya ada dua kemungkinan. Kamu tidak mengenal aku dengan baik. Atau, kamu tidak mengenal orang yang mengatakan itu dengan baik.(Afikah~ Takdir Cinta)***Satu bulan setelah resepsi pernikahan. Rayyan masih menunda bulan madu mereka karena dirinya begitu disibukkan dengan seminar yang diadakan rumah sakit milik keluarganya di seluruh rumah sakit cabang milik keluarga Adinata di kota-kota besar lainnya. Kebetulan Rayyan sebagai moderator dari seminar itu. Ia meminta maaf pada Afikah karena tidak ada waktu untuk istrinya, dirinya harus sering keluar kota untuk memimpin seminar itu. Afikah sangat mendukung Rayyan dan tidak mempermasalahkan hal itu. Afikah sangat mengerti Rayyan melakukan itu karena tuntutan pekerjaan."Maaf ya, Sayang. Bulan madu
Tidak perlu membela diri mati-matian. Karena mereka tidak membutuhkan penjelasanmu. Jelaskan seadanya dan biarkan waktu yang membuktikan kalau yang mereka sangkahkan terhadapmu itu salah.Ingat ....Sabar itu indah dan kuat. Dan fitnah adalah kesempatan untuk melatih kesabaran.***3 hari berlalu. Afikah menjalankan tugasnya seperti biasa di rumah keluarga Adinata. Membantu bik Ijah memasak, menyiapkan makanan serta berkebun bersama Amirah. Vika masih sama, saat dirinya berkumpul dengan Amirah, ia akan pergi menghindar kalau Afikah ikut dalam kebersamaan mereka. Hari ini, Rayyan pulang dari Surabaya. Afikah menyambut sang suami dengan bahagia. Dirinya sudah sangat merindukan Rayyan. Meskipun setiap hari mereka saling berkomunikasi lewat video call, namun hal itu tidak serta merta menghilangkan kerinduan keduanya."Sayang, aku sangat merindukanmu," ucap Rayyan. Saat ini mereka berdua sudah ada di kamar mereka.Afikah tersenyum lembut. "Sama, Mas. Aku juga merindukanmu."Selepas sho
Sabar itu melelahkan, tapi aku percaya sabar membuat semua indah pada waktunya.Ketika kamu sabar dalam menahan amarah, maka kamu telah menyelamatkan ribuan penyesalan.***Sudah hampir satu bulan Rayyan mendiamkan Afikah, Afikah masih mengerjakan tugasnya dengan baik sebagai seorang istri dan menantu di keluarga Adinata. Afikah sudah memeriksakan kandungannya meskipun Rayyan tidak pernah mau menemaninya. Bahkan sejak pertama kali ia periksa untuk pertama kalinya. Ia selalu memeriksakan kandungannya dengan ditemani Renata. Ya semua keluarga Adinata mencoba untuk percaya kalau Afikah tidak melakukan hal hina itu. Mereka juga mencoba percaya kalau benih yang Afikah kandung adalah benih Rayyan.Hanya Vika yang masih memperlakukan Afikah dengan buruk baik ucapannya maupun tindakannya. Vika juga berusaha menyuruh Rayyan untuk menceraikan Afikah. Berulang kali Vika membujuk Rayyan untuk menceraikan Afikah, namun Rayyan masih bimbang, Rayyan hanya ingin mencari bukti-bukti itu, tentunya den
Menjauh adalah pilihan yang tepat saat kita tidak dibutuhkan lagi. Karena ada saatnya untuk menjauh sejenak, dan ada saatnya juga untuk benar-benar menghilang.Mungkin inilah caraku. Caraku untuk menjauh. Perlahan-lahan ... Hilang dari duniamu. Memberi ruang untukku hingga aku sadar kamu memang benar-benar tak mengharapkanku lagi. (Afikah ~Takdir Cinta)***Afikah bertemu Bu Dita pemilik kosan yang saat ini dirinya berada."Permisi, Bu. Saya mau mencari tempat tinggal. Apa di kosan ibu masih ada yang kosong?" tanyanya sopan.Bu Dita melihat penampilan Afikah dari atas ke bawah."Apa Nak ... Sudah menikah?" tanyanya."Nama saya Afikah, ia saya sudah menikah, namun saat ini suami saya bekerja di tempat yang jauh," ucapnya terpaksa berbohong tentang Rayyan."Boleh lihat ktp dan buku nikahnya?" tanyanya."Oo, boleh, Bu. Silahkan!" ucap Afikah sambil menyerahkan ktp dan buku nikahnya."Baiklah saya percaya, maaf, asal Nak Afikah tau di kosan saya sangat ketat peraturannya, saya
Allah tiupkan kekuatan melalui ujian-ujian yang datang, Allah tangguhkan sesuatu untuk dididik sabar, Allah ambil sesuatu untuk dididik ridha, ikhlas dalam menjalankan semuanya, ikhlas dalam menerima takdir dari Allah.***Empat bulan berlalu ....Saat ini Afikah sudah bekerja di kafe depan kosan yang ia tempati. Memang kafe itu belum cukup ramai karena baru satu bulan buka. Perut Afikah sudah terlihat membesar, usia kandungannya saat ini sudah memasuki bulan keenam. Afikah selalu tegar dalam menghadapi masalahnya. Berjuang keras untuk menghidupi dirinya dan calon bayi yang ada di kandungannya. Meskipun mempunyai uang tabungan tapi Afikah tidak mau hanya mengandalkan tabungan itu.Di lain tempat. Rayyan, Kenzo, Abizar, Devan dan Amran sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari Afikah di seluruh Jakarta. Namun hingga sampai sekarang mereka belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Amirah masih kecewa dengan Rayyan, ini kali kedua Rayyan membuatnya kecewa. Amirah sudah tidak mau l
Dalam kehidupan, kamu tidak perlu menjadi luar biasa untuk memulai sesuatu, tapi kamu harus memulai untuk menjadi luar biasa, karena kebaikanmulah yang akan membawanya menuju kebahagiaan.(Afikah ~Takdir Cinta)“Mau di kasih nama siapa, Fik? Tanya Ayu. Salah satu penghuni kost tempat Afikah tinggal.Afikah masih terdiam, dirinya bingung harus memberi nama siapa bayi mungilnya itu.“Belum tau aunty, mau dikasih nama siapa, nanti saja ya Aunty,” jawabnya ramah.“Sudah-sudah kita biarkan Afikah istirahat bersama bayi tampannya ya,” ucap Nadira.“Iya, kamu istirahat aja, Fik. Kalau butuh sesuatu bisa panggil kami,” ujar Rima.“Makasih ya, kalian semua sudah sangat baik padaku,” ucap Afikah dengan mata berbinar.“Kita semua yang ada di sini ‘kan sudah seperti saudara, kamu jangan merasa sendiri ya, ada kami yang selalu ada buat kamu,” ucap Rania. Afikah tersenyum mengangguk. Afikah memang tidak pernah menceritakan masalah pribadinya pada mereka, namun mereka tau kalau Afikah menyimpan k
Cinta itu memahami dan menerima, karena tak perlu mencari yang sempurna jika yang sederhana bisa membuatmu bahagia. Bahagia itu sederhana seperti aku dan kamu saling memiliki ketika suka maupun duka. Saling menjaga dan saling percaya. Berharap ujian cinta kita tak akan memisahkan cinta kita lagi namun semakin menguatkannya.(Rayyan ~ Takdir Cinta)***Setelah mendapatkan pesan berisi lokasi Rayyan saat ini dari Syahla, mereka semua segera menuju lokasi itu. Kenzo melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang."Ternyata selama ini Afikah berada di Bekasi," lirih Amirah"Padahal Bang Amran sudah turun tangan sendiri memantau daerah Bekasi selama 3 bulan ini," ucap Kenzo."Apa mungkin selama ini Afikah tidak keluar sama sekali, sehingga Amran tidak bisa menemukannya," ucap Devan."Mungkin, Pa. Melihat sifat Afikah yang selalu baik pada semua orang, bisa jadi dirinya tidak pernah keluar, dia bisa titip keperluannya pada penghuni kost," ucap Amirah."Mama akan membujuknya, tidak peduli walau
Bahagia itu sangat sederhana, selalu menghargai apapun yang telah diraih walau sekecil apapun. Bahagia itu sederhana, sesederhana melihat orang yang kita sayangi bahagia. Bahagiaku hanya bersamamu, karena kamu lah yang dapat membuat duniaku semakin berwarna. Karena kamu mengajarkanku arti sebuah cinta, ketulusan dan keikhlasan, memberi tanpa mengharapkan. I love you forever my beloved wife, Afikah Burhanuddin Alfatikh Adinata.(Rayyan Hilman Alfatikh Adinata~ Takdir Cinta)***Para penghuni kost melepas kepergian Afikah dengan berat hati. Mereka masih ingin Afikah tinggal di sini lebih lama, tapi apalah daya, Keluarga Afikah ingin Afikah pulang. Rayyan menggandeng Afikah yang menggendong baby Fawwas masuk ke dalam mobilnya setelah berpamitan pada Syahla juga pada Bu Dita. Di dalam perjalanan pulang, Afikah hanya sibuk menghadap ke kiri jalan. Tidak mengucapkan apa-apa. Hanya tangannya yang sibuk menepuk-nepuk pantat bayi mungilnya. Yang sejak tadi mengoceh."Siapa namanya?" tanya