Share

Bab 3

Sena melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sedang dan hanya membutuhkan waktu selama lima belas menit untuk sampai di rumah Bu Dila. Sena menghentikan mobilnya di gerbang rumah untuk meminta ijin ke pada Satpam agar di ijinkan masuk.

“Hallo pak Satpam, boleh saya masuk?” tanya Sena dengan senyum manisnya.

“Eh mbak Sena, boleh dong. Sebentar saya buka dulu gerbangnya,” sahut pak Satpam yang bernama pak Rudi dengan sedikit berlari kecil untuk membuka gerbang tersebut.

“Oke pak, terima kasih,” ucap Sena kembali melajukan mobilnya setelah gerbang tersebut di buka.

Sena memhentikan mobilnya lalu memakirkan di tempat parkir untuk tamu. Sena mengambil kue di samping kemudi, lantas dia membuka pintu mobilnya lalu turun dan berjalan menuju pintu rumah tersebut. Wanita berparas cantik itu menghentikan langkahnya ketika melihat anak bosnya Chika sedang mengomel sendiri di ruang tamu.

“Assalamualaikum,” ucap Sena sebelum melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah tersebut.

“Eh waalaikumsalam,” sahut Chika yang terkejut karena kedatangan tamu di rumah nya.

“Hey Chika, apa kabar?” tanya Sena tersenyum manis melihat terkejut nya Chika.

“Hey juga kak Sena. Kabar aku baik, kak Sena apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu,” sahut Chika antusias lalu menghampiri dan memeluk Sena.

“Alhamdulilah kakak juga baik dek. Apakah kamu ada masalah, mengapa marah-marah?” tanya Sena yang penasaran dengan Chika.

“Ah bukan masalah besar kak. Hanya saja aku merasa sebal dengan kak Gavin,” jawab Chika sambil memasang wajah cemberut.

“Kak Gavin?” tanya Sena lagi karena tidak tahu siapa itu Gavin. Selama Sena berkunjung ke rumah tersebut, tidak pernah bertemu dan Bu Dila tidak pernah cerita tentang anak laki-laki nya itu.

“Iya kak Gavin, anak Mama yang cowok kak. Yang sekarang menjadi Tentara,” jelas Chika lalu melepaskan pelukan pada Sena.

“Yang baru saja pulang dari tugas di Lebanon itu bukan dek?” tanya Sena memastikan kebenaran tentang Gavin.

“Betul itu kak,” ucap Chika sambil menunjukkan ibu jari nya.

“Ini kakak bawa kue pesanan Bu Dila untukkKakak kamu dek,” ujar Sena sambil memperlihatkan paper bag berisi kue pesanan bos nya.

“Wah kebetulan sekali kak, aku juga laper,” sambung Chika sambil memegang perut nya.

“Nanti di makan bareng-bareng ya kek. Kakak mau antar kue ini ke dapur dulu,” pamit Sena untuk meletakkan kue ke dapur.

“Oke kak,” balas Chika tersenyum senang.

Selang beberapa detik kepergian Sena, terdengar suara langkah kaki seseorang sedang berlari. Langkah kaki itu semakin dekat dengan suara teriakan wanita yang memanggil nama Kakaknya.

“Gavinn.” Teriak wanita itu.

Suara wanita itu tidak asing di telinga Chika. Chika sangat ingat siapa pemilik suara tersebut, Chika menunggu datangnya wanita itu ke dalam rumahnya. Setelah wanita itu datang dan Chika melihat nya, dugaan Chika memang benar adanya. Wanita itu adalah Kinar, mantan kakaknya yang belum lama ini di putuskan oleh Gavin.

“Bisa kah kamu bertamu di rumah orang menjaga sopan santun?” ujar Chika sambil menatapnya sinis.

“Gavin di mana Chika? Aku ingin bicara,” dengan nafas yang terengah-engah, Kinar berbalik tanya ke pada Chika tanpa menggubris pertanyaannya.

“Urusan kamu dengan kak Gavin sudah selesai. Tidak perlu kamu mencari kak Gavin, toh kak Gavin tidak ingin bertemu dengan mu lagi,” ucap Chika sedikit penekanan karena sikap Kinar yang tidak sopan.

“Tidak Chika, aku dan Gavin perlu bicara. Aku perlu meluruskan, ini hanya kesalah pahaman saja,” Kinar terus memohon agar Chika memberi tahu di mana keberadaan Gavin.

“Apakah kamu tidak mendengar yang aku katakan. Kak Gavin tidak ingin bertemu dengan mu, lebih baik kamu pulang sekarang!” usir Chika yang mulai geram dengan Kinar.

“Berani sekali kamu bilang seperti itu sama calon Ipar sendiri,” sambung Kinar dengan wajah yang memelas untuk mendapatkan simpati Chika.

“Aku tidak sudi memiliki Ipar seperti kamu. Sekali lagi aku bilang kamu pergi!” usir Chika lagi karena sudah muak dengan wajah memelas itu.

“Gavinnn,”

Kinar tidak peduli dengan omongan Chika, ia lantas berteriak kembali memanggil nama Gavin agar pria tampan itu keluar dan mendengarkan penjelasannya.

“Kamu memang wanita tuli dan tidak punya sopan santun!” geram Chika karena kelakuan Kinar yang semakin menjadi-jadi.

Keduanya saling beradu mulut, suara ribut itu terdengar hingga kamar Gavin. Mendengar suara ribut yang tak kunjung berhenti, akhirnya Gavin keluar kamar karena merasa terganggu.

“Mengapa ada keributan di rumah ini!” ucap Gavin yang tampak terlihat menahan amarah.

Melihat Gavin menampakkan batang hidung nya, Kinar langsung saja menghampiri Gavin. Wajah memelas dan menangis ia tunjukkan agar Gavin bersimpati dan memaafkan dirinya. Senjata itu selalu berhasil saat ia tunjukkan pada Gavin ketika ia sedang marah padanya. Gavin selalu tidak tega jika melihat Kinar menangis.

“Gavin tolong maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk selingkuh. Aku terpaksa melakukan itu karena aku di ancam oleh Danis,” ucap Kinar bersimpuh di hadapan Gavin sambil menangis.

Melihat adegan di depan mata nya yang penuh dengan drama, membuat Chika jengah dan dia hanya diam menyaksikan kisah percintaan Kakaknya itu.

“Di ancam bagaimana Kinar?” tanya Gavin yang sedikit cemas.

“Usahaku kali ini seperti nya akan berhasil. Lihatlah Gavin cemas ketika aku mengatakan jika di ancam oleh Danis,” batin Kinar yang merasa yakin jika Gavin akan memaafkannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status