Share

Bab 4

last update Huling Na-update: 2022-01-25 23:11:49

“Ya Danis mengancam ku, jika tidak menerima perasaan nya, aku akan di laporkan ke Polisi karena aku sudah menabrak nya waktu itu,” ujar Kinar yang menangis tersedu-sedu.

“Kasihan sekali kamu. Lalu apa kah Danis terluka parah sampai dia mau melaporkan kamu ke kantor Polisi?” tanya Gavin cemas lalu menyuruh Kinar untuk berdiri.

“Lumayan parah. Karena banyak luka yang di sekujur tubuh nya,” balas Kinar dengan air mata bohong.

“Kasihan sekali kamu Kinar,” ucap Gavin sambil menatap Kinar tidak tega.

“Tolong Gavin maafkan aku. Aku ingin kita seperti dulu, aku yakin kamu pun masih sayang dan mencintai aku,” sambung Kinar yang terus memohon pada Gavin.

“Aku maafkan kamu Kinar,” ucap Gavin menatap Kinar.

“Sungguh, kamu memaafkan aku Gavin,” sahut Kinar tersenyum senang karena Gavin memaafkan nya.

Chika yang melihat Kakak nya memaafkan Kinar sangat kesal. Bagaimana mungkin Kakak nya Gavin memaafkan Kinar setelah dia berselingkuh. Apakah Kakak nya terlalu cinta dengan Kinar sampai dengan mudah nya ia memaafkan Kinar, sungguh konyol.

“Aku memang memaafkan kamu tapi tidak untuk kita bersama lagi! Kamu fikir aku akan luluh dengan air mata itu? Tidak sama sekali tidak,” ucap Gavin dengan senyum sinis nya.

“Apa maksud kamu Gavin,” ucap Kinar terkejut dengan perkataan Gavin yang tidak sesuai dengan keinginan nya.

“Apakah kurang jelas. Kita tidak akan pernah bersama seperti yang kamu harapkan!” balas Gavin dengan penekanan.

Chika yang tadi nya memasang wajah kesal seketika memasang wajah dengan senyuman. Rasa bangga ia tunjukkan pada Kakak nya Gavin. Sungguh luar biasa Kakak nya itu, bisa membuat Kinar yang merasa senang di atas angin dengan cepat nya Gavin jatuh kan.

“Tidak Gavin. Aku mohon maafkan aku,” Kinar kembali tersungkur di hadapan Gavin.

“Mengapa berurusan dengan wanita serumit ini,” lirih Gavin yang bingung menghadapi Kinar.

“Aku tidak bisa Kinar. Silahkan kamu tinggalkan rumah ini sekarang!” bentak Gavin mengusir Kinar.

Sena yang berada di dapur mendengar suara teriakan wanita yang berada di ruang tamu. Wanita itu khawatir jika teriakan itu adalah Chika. Segera Sena kembali untuk memastikan nya. Namun setelah ia berada di ruang tamu, ia melihat seorang laki-laki tampan dengan pawakan tinggi dan terlihat berwibawa itu sesaat membuatnya terpesona. Gavin dan Sena saling berpandangan cukup lama.

“Mengapa kamu seperti ini Gavin. Kamu bukan Gavin yang aku kenal,”  

“Karena wanita itu,” ucap Gavin sambil melihat ke arah Sena.

“Dia adalah calon yang sudah orang tua ku pilih. Dan kami sepakat untuk menikah dalam waktu dekat,” jelas Gavin agar Kinar berhenti untuk memohon padanya.

Sena yang di tunjuk oleh pria itu merasa terkejut lalu melihat di sekitarnya apakah ada orang di sekeliling nya atau tidak. Namun memang hanya dirinya yang berada dalam ruangan itu. Ah betapa tidak sopannya pria itu telah mengatakan dirinya sebagai calon istrinya, ia bahkan tidak mengenal pria itu dan hari ini adalah pertemuan pertama mereka.

Sedangkan Kinar spontan melihat ke arah yang Gavin maksud. Ia melihat wanita cantik berdiri di belakang nya. Kinar merasakan hati nya panas ketika mendengar penjelasan Gavin jika wanita itu adalah calon nya.

“Bagimana mungkin Gavin. Tidak mungkin kamu secepat ini kamu menghilangkan perasaan kamu padaku,” teriak Kinar yang membuat Gavin maupun Chika semakin geram dengan Kinar.

Melihat keributan di depan mata nya dan merasa ada kesalahpahaman, Sena ingin meluruskan pernyataan pria itu.“Maaf Mas sepertinya,” belum selesai Sena bicara, Gavin memotong bicaranya.

“Mungkin saja karena perasaan dalam waktu sekejab saja bisa berubah. Dan itu yang aku rasakan saat ini, aku sangat benci padamu Kinar!” ucap Gavin dengan penekanan.

Sena mulai paham dengan drama di depan nya saat ini. Karena merasa kasihan dengan wanita yang bersimpuh di depan pria itu, Sena kembali mencoba meluruskan kesalahpahaman tersebut.

“Mbak ini hanyalah ke,” pernyataan Sena yang belum juga selesai harus di potong oleh Gavin.

“Silahkan kamu tinggalkan rumah ini, atau aku akan panggilkan Satpam!” usir Gavin pada Kinar.

Sena merasa gemas, semua penjelasaan nya selalu di potong oleh Gavin. Merasa percuma ia berbicara, akhirnya Sena hanya diam dan menatap pria itu.”Laki-laki ini menyebalkan sekali.” Batin Sena.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 43

    Tidak lama kemudian mereka telah sampai di lataran makam. Gavin memakirkan mobilnya lalu mengambil bunga di kursi belakang yang sebelumnya mereka beli saat di perjalanan. Mereka pun turun dan berjalan menuju makam keluarga Sena. Sesampainya di gerbang makam, langkah Sena terhenti dan mendekat pada Gavin lalu menggengam lengan Gavin dengan erat.Dengan spontan Gavin melihat ke arah Sena karena genggaman itu semakin erat. Wajah Sena terlihat ketakutan dengan sorot matanya yang tidak lepas dari satu titik. Gavin yang penasaran pun melihat ke arah Sena tuju. Dalam penglihatan Gavin, ada seorang laki-laki yang duduk di sebuah makam sambil tertunduk.“Sena, apakah ada sesuatu yang membuat kamu terganggu?” Gavin yang tidak mengerti dengan situasi itu akhirnya menanyakannya pada Sena.“Mas itu Bagas,” balas Sena terlihat panik dan mengeluarkan suara yang dapat di dengar oleh Bagas. Melihat Bagas, Sena merasa trauma dan takut jika Bagas akan menculiknya lagi.“Apa kamu tidak salah lihat?” tany

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 42

    “Mas, apakah perkataanku membuat kamu merajuk?” ujar Sena sambil berbalik mengusap pipi Gavin dengan lembut. Sena ingin malam itu adalah malam di mana mereka saling mengutarakan perasaan.Pertanyaan Sena sama sekali tidak di hiraukan oleh Gavin. Pria itu justru berbalik badan sehingga membelakangi Sena. Sena yang mengetahui situasi itu hanya tersenyum melihat kelakuan suaminya.“Mas, aku memang sempat ragu tentang pernikahan kita. Namun sikap yang selama ini kamu tunjukkan, membuat keraguanku semakin memudar dan aku sangat bersyukur Tuhan mengirimkan kamu untukku. Maaf jika kata-kataku tadi telah menyakiti hatimu,” tambah Sena mengatakan isi hatinya dengan tulus.“Aku percaya padamu mas. Berbalik badanlah, sikap kamu sangat lucu seperti anak kecil saja,” ujar Sena meledek Gavin sambil memberi sedikit sentuhan menggelitik di perutnya.“Apa yang kamu katakan itu tidak berbohong?” ujar Gavin yang belum mengubah posisi badannya. Gavin terlihat sedikit ragu dengan perkataan Sena,“Apakah k

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 41

    Sudah beberapa tempat sudah Gavin telusuri namun tidak juga menemukan istrinya. Gavin sangat menyesal, Sena meninggalkan pesta pernikahan itu pasti semua itu karena ulahnya. Sembari Gavin berjalan untuk menemukan Sena, pria itu mengambil benda pipih disakunya. Gavin mencoba menghubungi ponsel Sena sambil pandangan matanya selalu awas.Sudah sekian kalinya Gavin menelfon Sena namun tidak kunjung diangkat. Gavin semakin khawatir dengan Sena karena belum juga mendapatkan kabar darinya. Gavin yang tidak ingin menyerah, terus mencoba menghubungi Sena.“Hallo,” akhirnya Sena mengangkat telfon Gavin. Terdengar suara lembut itu dari seberang telfon.“Sena, kamu dimana?” tanya Gavin yang masih cemas dengan Sena.“Aku dimobil mas sama papa dan mama,” jawab Sena.“Saya segera menyusul,” Gavin mematikan telefon dan berlari kecil untuk menyusul Sena. Gavin sudah tidak sabar untuk menjelaskan tentang kejadian dirinya bertemu dengan Kinar pada Sena. Chika yang sedari tadi mengikuti Gavin di belakang

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 40

    Setelah beberapa langkah wanita itu membawa Gavin di tempat yang lebih sepi. Setelah mereka berhenti, wanita itu berbalik badan menghadap pada Gavin. Setelah Gavin benar-benar melihat dan memastikan bahwa wanita itu adalah Kinar, Gavin menepis tangannya yang masih di genggam oleh Kinar.“Gavin tolong dengarkan penjelasan aku, aku mohon,” ujar Kinar yang akhirnya mengeluarkan sepatah kata untuk berbicara dengan Gavin. Kinar kembali berusaha untuk menyakinkan Gavin untuk percaya padanya. Dan Kinar berusaha agar Gavin bersedia untuk kembali padanya.“Bicaralah,” beberapa kata Gavin menolak untuk bicara dengan Kinar pasti hasilnya akan tetap sama, Kinar pasti akan memaksanya untuk terus mendengarkan penjelasannya. Dengan sikap tenang dan santai Gavin mempersilahkan Kinar untuk membela diri.“Kamu tau Gavin, semenjak kita pisah aku sama sekali tidak semangat untuk menjalani kehidupan aku sehari-hari. Waktuku terasa hampa ketika kamu pergi menjauh dari hidup aku. Seandainya waktu itu kamu p

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 39

    Hari semakin larut dan mereka sudah menyelesaikan makanan tanpa ada sisa. Kedua pasutri itu akhirnya pulang ke rumah. Dalam perjalanan, Gavin di temani oleh cerewetnya Sena. Istrinya banyak sekali bicara malam itu. Gavin sudah mulai terbiasa dengan ocehan istrinya tersebut dan Gavin mendengarkannya dengan senyum, menurutnya cerita Sena lucu. Namun tidak jarang Gavin juga bercerita tentang kehidupan masa lalunya pada Sena. Hubungan yang semakin membaik dan dekat setelah beberapa bulan mengenal.Kurang lebih setengah jam mereka telah sampai di kediaman keluarga Aditama. Gavin dan Sena saling membantu untuk menurunkan barang bawaan mereka. Kedatangan Gavin dan Sena di sambut hangat oleh keluarga Aditama. Kepergian singkat mereka ternyata membuat rumah itu menjadi sunyi. Mereka kehilangan sosok yang mampu membuat rumah itu banyak kegiatan.“Akhirnya anak mama pulang juga,” sambut bu Dila sambil memeluk Gavin dan Sena secara bergantian.“Apa terjadi macet, sampai kalian pulang larut malam

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 38

    Sudah beberapa baju Sena coba saat itu. Kini badannya sudah mulai lelah. Dengan memasang wajah kasihan, Sena berusaha membujuk Gavin agar menyudahi menjajal baju lain.”Mas aku lelah. Tolong sudahi untuk mencoba baju lain,” ucap Sena berharap. Membeli baju baru memang menyenangkan namun jika terlalu banyak seperti yang Gavin tunjuk, membuat Sena tidak sanggup.“Baiklah,” ujar Gavin tidak tega melihat wajah Sena yang sudah terlihat lemas.“Mbak, saya akan membeli semua baju yang sudah di coba istri saya,” ucap Gavin pada pelayan itu. Dengan senyum ramah pelayan itu mengangguk lalu memberikan arahan untuk Gavin dan Sena menuju kasir.“Mas itu telalu banyak, pilih satu saja,” tolak Sena. Dalam keadaan yang sudah lelah Sena masih saja berdebat dengan keinginan Gavin untuk membelikan sejumlah baju dan tas. “Tidak mengapa, kamu sudah menjadi bagian hidup saya jadi sudah kewajiban saya membahagiakan kamu,” jelas Gavin lalu berjalan menuju kasir untuk membayar.Pipi Sena merona tak kala men

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 37

    Tak terasa waktu menonton telah selesai, kurang lebih satu jam Gavin dan Sena menikmati pemutaran film tersebut. Film komedi yang menarik untuk di tonton karena dapat membuat mood seseorang menjadi bagus. Setelah Gavin dan Sena keluar dari bioskop, kini mereka sedang berjalan-jalan keliling mall untuk menikmati dan melihat seisi mall itu.“Tadi filmnya seru ya Mas?” celetuk Sena bertanya pada Gavin. Sena ingin mengetahui kesan Gavin menonton film itu. Di lihat dari jalannya pemutaran film, seharusnya Gavin akan memuji kelucuan film itu.“Iya lumayan,” jawab Gavin. Jawaban Gavin tidak sesuai dengan dugaan Sena. Seperti biasa, Gavin menjawabnya dengan wajah yang datar.“Lumayan tapi sepanjang pemutaran film kamu tertawa terus mas,” goda Sena sambil singkutnya menyenggol badan Gavin. Godaan Sena membuat sikap Gavin berubah kikuk. Karena salah tingkahnya, Gavin tidak menjawab dan memilih u

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 36

    Lomba hari kedua telah selesai dengan menyenangkan. Kejadian lucu selama lomba berlangsung membuat banyak gelak tawa terukir pada wajah perserta. Lomba bersama ibu-ibu memang memunculkan beragam ekspresi unik. Untuk lomba kali ini di menangkan oleh kelompok tiga, meskipun kelompok Sena tidak memenangkan lomba, itu tidak masalah untuknya. Yang terpenting baginya dengan lomba ini membuat dirinya dan bu Ulfa saling mengenal. Menurut Sena tidaklah buruk akrab bu Ulfa, mendekati bu Ulfa hanya perlu pendekatan dan juga perhatian.Saat ini Gavin tengah keluar ruangan untuk mencari udara segar setelah menyelesaikan pekerjaannya. Badannya kala itu terasa sangat pegal karena sepanjang hari selalu berhadapan dengan laptop dan berkutat dengan tumpukan kertas. Rasa lelahnya sedikit terobati ketika mendapati istrinya sedang beristirahat. Kegiatan lomba yang melelahkan itu membuat keringat Sena bercucuran di area sekitar wajah dan leher.Untuk merasakan an

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 35

    Pagi itu Sena awali dengan bangun lebih awal, wanita itu memulai memasak untuk sarapan pagi. Sebelum menginap di asrama, Gavin sudah mempersiapkan kebutuhan sehari-hari. Sehingga Sena tidak perlu lagi keluar rumah untuk membelinya. Gavin yang sudah cocok dengan masakan istrinya, meminta Sena untuk memasak dan tidak ingin membeli makanan di luar rumah.Tangan lihai Sena membuat masakannya cepat matang dan siap di hidangkan. Selesai memasak ia membersihkan diri karena pagi ini akan mengikuti acara senam bersama dan lomba sesama ibu Persit. Sena sangat antusias mengikuti acara itu, berbaur dengan ibu Persit membuat harinya tidak jenuh. Dengan bergegas Sena mempersiapkan dirinya supaya tidak terlambat. Sena juga tidak ingin dianggap kurang disiplin apalagi menyandang status istri Kapten.“Mas sarapannya sudah aku siapkan di meja makan,” ucap Sena sedikit berteriak. Sena masih sibuk memoles wajahnya dengan make up tipis.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status