Share

Bab 4

“Ya Danis mengancam ku, jika tidak menerima perasaan nya, aku akan di laporkan ke Polisi karena aku sudah menabrak nya waktu itu,” ujar Kinar yang menangis tersedu-sedu.

“Kasihan sekali kamu. Lalu apa kah Danis terluka parah sampai dia mau melaporkan kamu ke kantor Polisi?” tanya Gavin cemas lalu menyuruh Kinar untuk berdiri.

“Lumayan parah. Karena banyak luka yang di sekujur tubuh nya,” balas Kinar dengan air mata bohong.

“Kasihan sekali kamu Kinar,” ucap Gavin sambil menatap Kinar tidak tega.

“Tolong Gavin maafkan aku. Aku ingin kita seperti dulu, aku yakin kamu pun masih sayang dan mencintai aku,” sambung Kinar yang terus memohon pada Gavin.

“Aku maafkan kamu Kinar,” ucap Gavin menatap Kinar.

“Sungguh, kamu memaafkan aku Gavin,” sahut Kinar tersenyum senang karena Gavin memaafkan nya.

Chika yang melihat Kakak nya memaafkan Kinar sangat kesal. Bagaimana mungkin Kakak nya Gavin memaafkan Kinar setelah dia berselingkuh. Apakah Kakak nya terlalu cinta dengan Kinar sampai dengan mudah nya ia memaafkan Kinar, sungguh konyol.

“Aku memang memaafkan kamu tapi tidak untuk kita bersama lagi! Kamu fikir aku akan luluh dengan air mata itu? Tidak sama sekali tidak,” ucap Gavin dengan senyum sinis nya.

“Apa maksud kamu Gavin,” ucap Kinar terkejut dengan perkataan Gavin yang tidak sesuai dengan keinginan nya.

“Apakah kurang jelas. Kita tidak akan pernah bersama seperti yang kamu harapkan!” balas Gavin dengan penekanan.

Chika yang tadi nya memasang wajah kesal seketika memasang wajah dengan senyuman. Rasa bangga ia tunjukkan pada Kakak nya Gavin. Sungguh luar biasa Kakak nya itu, bisa membuat Kinar yang merasa senang di atas angin dengan cepat nya Gavin jatuh kan.

“Tidak Gavin. Aku mohon maafkan aku,” Kinar kembali tersungkur di hadapan Gavin.

“Mengapa berurusan dengan wanita serumit ini,” lirih Gavin yang bingung menghadapi Kinar.

“Aku tidak bisa Kinar. Silahkan kamu tinggalkan rumah ini sekarang!” bentak Gavin mengusir Kinar.

Sena yang berada di dapur mendengar suara teriakan wanita yang berada di ruang tamu. Wanita itu khawatir jika teriakan itu adalah Chika. Segera Sena kembali untuk memastikan nya. Namun setelah ia berada di ruang tamu, ia melihat seorang laki-laki tampan dengan pawakan tinggi dan terlihat berwibawa itu sesaat membuatnya terpesona. Gavin dan Sena saling berpandangan cukup lama.

“Mengapa kamu seperti ini Gavin. Kamu bukan Gavin yang aku kenal,”  

“Karena wanita itu,” ucap Gavin sambil melihat ke arah Sena.

“Dia adalah calon yang sudah orang tua ku pilih. Dan kami sepakat untuk menikah dalam waktu dekat,” jelas Gavin agar Kinar berhenti untuk memohon padanya.

Sena yang di tunjuk oleh pria itu merasa terkejut lalu melihat di sekitarnya apakah ada orang di sekeliling nya atau tidak. Namun memang hanya dirinya yang berada dalam ruangan itu. Ah betapa tidak sopannya pria itu telah mengatakan dirinya sebagai calon istrinya, ia bahkan tidak mengenal pria itu dan hari ini adalah pertemuan pertama mereka.

Sedangkan Kinar spontan melihat ke arah yang Gavin maksud. Ia melihat wanita cantik berdiri di belakang nya. Kinar merasakan hati nya panas ketika mendengar penjelasan Gavin jika wanita itu adalah calon nya.

“Bagimana mungkin Gavin. Tidak mungkin kamu secepat ini kamu menghilangkan perasaan kamu padaku,” teriak Kinar yang membuat Gavin maupun Chika semakin geram dengan Kinar.

Melihat keributan di depan mata nya dan merasa ada kesalahpahaman, Sena ingin meluruskan pernyataan pria itu.“Maaf Mas sepertinya,” belum selesai Sena bicara, Gavin memotong bicaranya.

“Mungkin saja karena perasaan dalam waktu sekejab saja bisa berubah. Dan itu yang aku rasakan saat ini, aku sangat benci padamu Kinar!” ucap Gavin dengan penekanan.

Sena mulai paham dengan drama di depan nya saat ini. Karena merasa kasihan dengan wanita yang bersimpuh di depan pria itu, Sena kembali mencoba meluruskan kesalahpahaman tersebut.

“Mbak ini hanyalah ke,” pernyataan Sena yang belum juga selesai harus di potong oleh Gavin.

“Silahkan kamu tinggalkan rumah ini, atau aku akan panggilkan Satpam!” usir Gavin pada Kinar.

Sena merasa gemas, semua penjelasaan nya selalu di potong oleh Gavin. Merasa percuma ia berbicara, akhirnya Sena hanya diam dan menatap pria itu.”Laki-laki ini menyebalkan sekali.” Batin Sena.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status