Seara menuju kerumah sakit tempat Rigel dirawat selama satu bulan. Ditemani oleh Arka dan Kaira namun putranya tidak dibawa, dia ditinggalkan bersama Bi Ratna yang Arka pekerjaan untuk membantu Seara mengurus cucunya, karena Seara belum boleh terlalu lelah. Arka takut kalau putrinya mengalami pendarahan lagi.
Ya sudah satu bulan Rigel dirawat dirumah sakit dijakarta, dan sudah hampir dua bulan Rigel koma, tapi baru kali ini Seara di izinkan untuk menengok Suaminya itu.
Mata Seara kini terlihat berkaca-kaca melihat sang suami yang masih berbaring dengan mata terpejam, dia duduk dikursi dekat brankar tempat Rigel berbaring.
"Hiks.... Kapan sih Kak Rei bangun? Apa kakak tidak mau melihat putra kita? Apa kakak juga gak mau kasih nama dia, bangun dong kak Rei. Aku kangen sama perhatian dan senyum kamu," ucap Seara sambil menangis terisak dan terus menggenggam tangan Rigel yang terbebas dari infus. Kedua orang tua Seara dan juga Jasmin hanya menatap
Sudah satu minggu Rigel dirawat setelah tersadar dari komanya. Akhirnya kini dia pun kembali pulih dan dokter mengizinkan Rigel pulang, meski seharusnya dua hari lagi Rigel dirawat. Namun, dia kekeh ingin pulang karena sudah tidak sabar ingin bertemu dengan putranya untuk melihat wajah putranya yang sangat tampan, itulah yang Seara ceritakan saat dia menemaninya dirumah sakit."Sudah siap untuk bertemu dengan putramu untuk pertama kali Gel?" Tanya Arka pada menantunya itu."Tentu, Yah. aku sudah sangat penasaran dengan wajah putraku, ah tidak sabar rasanya untuk menggendong putraku," Ucap Rigel sambil tersenyum membayangkan wajah putranya yang mungil duplikat dirinya saat bayi, itu lah yang Papanya katakan kalau putranya itu sangat mirip dirinya waktu masih bayi dulu."Kalau bukan karena Putriku takut jadi janda dan Cucuku jadi anak yatim. Aku pasti sudah menguburmu hidup-hidup, saat mendengar apa yang sudah kau lakukan pa
sebuah rumah yang luas dan terkesan mewah juga elegan terdengar suara teriakan anak kecil yang melengking memenuhi ruangan rumah itu, Lalu kaki kecil yang mungil itu kini berlari menghampiri kedua orang tuanya yang tengah asik menonton acara televisi diruang keluarga."Papa, Mama, Davi pulang...!" Seru Bocah 5 tahun yang kini langsung berhambur kepangkuan Papanya."Ah Daviannya Papa, Mama sudah pulang ternyata. Gimana acaranya, Nak? Apa disana menyenangkan?" Tanya Rigel yang kini memangku putranya lalu mengecup pipi chubby sang putra."Selu Papa, tadi Davi main selunculan sama bi Latna, telus main ayunan juga sama Agam sama Aluna," Jawab Davian dengan antusias sambil duduk dipangkuan Papanya dengan suara cadel khas anak kecil yang berusia 5 tahun."Wah seru kayaknya. Tadi padahal Papa pengen ikut loh, biar bisa nemenin Davian main seluncuran pasti seru banget," Ujar Rigel. Membuat Putranya menatap tidak su
Suasana dikediaman Rigel dan Seara pun kini tengah ramai oleh sanak saudara serta tetangga yang datang di acara akikahan putra ke tiga Seara dan Rigel.Setelah memberikan nama pada putra ke tiganya yang diberi nama Reandra Abimanyu Bagaskara. Seara dan Rigel pun menerima ucapan selamat dan juga kado-kado untuk sang bayi yang kini sedang tidur di dalam boxs bayi yang sudah dihias dan diletakan di ruang tamu agar para tamu yang datang bisa melihat si tampan baby Rean.Sedangkan Davi dan Deva tengah sibuk dengan mainnya yang sengaja diberikan Rigel tentu saja dengan dijaga oleh Bi Ratna, agar tidak merecoki acara akikahan adik mereka."Kak Davi sama Kak Deva senang gak punya adik?" Tanya Bi Ratna. Yang kini ikut bermain bersama dua bocah itu, karena memang tugas Ratna untuk menjaga dua bocah menggemaskan itu saat orang tuanya tengah sibuk dan Ratna sangat menyukai saat dia menjaga Davian dan Devara."Seneng."
Bayu baru saja pulang dari kantor. Dia terlihat lelah karena pekerjaan yang memang cukup menyita waktunya meski untuk sekedar istirahat meski itu di jam istirahat. "Kamu terlihat sangat lelah, Nak? Apa kamu butuh sesuatu?" Tanya Kaira saat melihat putranya baru saja pulang dari kantor. "Gak bunda, Aga cuma mau istirahat aja, kalau Ayah nyariin Aga suruh aja nyari di kamar ya Bun," ucap Bayu memberi pesan pada Bundanya."Iya nak, ya sudah kamu istirahat gih, bunda mau masak buat makan malam kalian dulu, nanti keburu ayah dan adik juga adik iparmu pulang," Ujar Kaira."Emang Sea kemana, Bun?" Tanya Bayu."Lagi ajak Davian imunisasi, dan dokter langganan Davi imunisasi baru datang sore, jadi mereka pergi tadi jam 15.30. Janji temunya jam 17.00 soalnya," Jawab Kaira dan Bayu hanya mengangguk lalu pergi menuju kamarnya, sedang sang Bunda menuju dapur untuk membantu asistennya memasak makanan untuk makan malam.
Malam yang ditunggu oleh Vanessa pun akhirnya tiba juga. Vanessa terlihat begitu cantik dengan dress berwarna merah muda bercorak bunga.“Wah putri Mama udah cantik banget mau kemana, sayang?” tanya jasmin saat melihat Vanessa sudah tampil cantik dan akan bersiap pergi dengan ditemani supirnya.“Mau jalan sama temen Mam. Tadi siang Nessa sama dia janjian,” jawab Vanessa karena saat mengirimkan alamat tempat mereka akan berkencan. Bayu mengatakan pada Vanessa agar dia tidak memberi tahu orang tuanya, kalau mereka akan berkencan. Dan dengan berat hati Vanessa pun setuju, meski dia sebenarnya sangat ingin memberi tahukan bahwa dirinya kini sudah mulai beranjak dewasa karena sudah memiliki teman kencan.“Oh ya sudah hati-hati ya sayang. Jangan pulang terlalu malam, nanti kalau abang sama ayahmu tahu Mama yang dimarahi karena ngizinin kamu pergi,” ujar Jasmin.“Iya Ma,
“Kita pulang,” ajak Bayu lalu menarik tangan Vanessa agar dia bangun dari duduknya. Dan Vanessa pun bangun dari duduknya, tapi saat Vanessa akan pergi dari taman itu, tiba-tiba seseorang memanggil Vanessa membuat dia menolah kearah suara panggilan itu.“Echa,” panggil seorang gadis“Aliza.”Gadis bernama Aliza pun menghampiri Vanessa yang kini tengah berdiri disamping kekasihnya itu.“Ada apa, Iza?” tanya Vanessa pada sahabatnya yang kini tersenyum pada Vanessa dan Bayu.“Gak ada apa-apa, Cha. Aku hanya mau bicarain tugas tentang praktek kerja kelompok kita dirumah sakit Siloam, jadi jangan lupa ya,” ucap Aliza sambil tersenyum, dia pun menoleh kearah pria yang kini berdiri di samping Vanessa.“Dia?”“Eh iya kebaikan Iza ini pacar aku, namanya Kak Bayu Agara dan Kak Gara kenalkan
"Tapi aku pengen Nikah sama Kak Gara Mama sayang."Kini erlihat Seorang gadis yang terus saja merengek meminta untuk menikahkannya dengan Kakak ipar abangnya sendiri."Sayang tapi kamu baru aja masuk kuliah, kamu masih kecil Nak. Kalau kamu nikah sama Dia, gimana dengan Cita-cita kamu yang ingin jadi dokter spesialis seperti papa mu," Ujar sang Mama memberi pengertian putri yang dia rasa masih kecil itu, dia masih tidak Rela kalau putrinya yang baru berusia 18 tahun harus menikah pria yang masih ada hubungan dengan menantunya, lagi pula dia masih ingin melihat putrinya bermanja-manja padanya dan Ayahnya."Kan habis nikah juga bisa kuliah Mama, ayo lah Ma aku takut Kak Gara diambil orang, Aku gak mau Mama, aku gak mau Kak Gara di miliki orang lain, kalau aku gak mau nikah sama dia, kalau Nessa gak nikah sama kak Gara, lebih baik aku gak nikah sama siapa pun," Ucap Sang Gadis itu, setengah mengancam pada sang Mama.
Satu jam kemudian akhirnya Bayu dan Vanessa pun sampai dikediaman Kusuma Bayu pun memarkirkan mobilnya di halaman rumah."Ayo, “ Ajak Bayu lalu dia keluar lebih dahulu dari mobil dan langsung mengambil barang belanjaan dibagasi Vanessa pun keluar dari mobil dan mengambil beberapa paperbag yang dibawa Bayu. Mereka pun masuk kedalam rumah dan melihat keluarga Kusuma dan keluarga Bagaskara yang tengah berkumpul diruang tamu sambil bercanda gurau."Mama, Papa kenapa ada kalian ada disinj?" Tanya Vanessa yang terkejut karena orang tuanya ada dirumah keluarga Kusuma."Mau nengokin cucu dong sayang," Jawab Jasmin dengan tersenyum yang kini tengah menggendong cucu pertamanya yang menggemaskan, disana juga ada Seara dan Rugel yang duduk berdampingan. Vanessa hanya mengangguk lalu menghampiri Mamanya dan mengecup pipi chubby Davian sementara Bayu duduk disamping Panji setelah meletakkan Paperbag yang dia bawa diatas meja. .