Seara baru saja memarkirkan mobilnya diparkiran kampus. Kali ini dia tidak ingin merepotkan satpam kampusnya untuk memarkirkan mobilnya, jadi dia memutuskan untuk memarkirkan mobilnya sendiri.
Baru saja Seara keluar dari mobil, tiba-tiba tangan Seara ditarik sesorang dengan kasar membuat Seara terkejut, dia mengira itu adalah Revano yang sedang bercanda padanya, tapi saat mendengar suara bentakannya membuat Seara sadar bahwa itu bukanlah sahabatnya Revano dan dia sangat mengenali suara itu.
Rigel.
“Sakit Kak,” Cicit Seara karena tangannya dicengkram sangat kuat oleh pria itu membuat Seara kesakitan dan mungkin pergelangan tangannya sudah memerah karena cengkraman tangan Rigel yang kuat.
“Hahaha sakit ya? Lo bilang tadi sakit kan? Lo denger ya gara-gara lo Tania jadi gak mau kekampus, dia trauma karena bullyan teman-teman satu kelasnya. Dan itu karena siapa? Itu karena lo sialan!” Bentak pria yang ternyata adalah Rigel. Membuat hati Seara harus merasakan sakit karena lagi-lagi Rigel membuat hatinya hancur karena pria yang dia cintai membela Perempuan lain.
“Lo senengkan kalau Tania menderita?! Dasar cewek manja yang gak tau diri lo! Gue mikir mungkin karena orang tua lo terlalu manjain lo, dan mungkin karena orang tua lo gak bisa didik lo dengan ben-“
“Stop! Cukup Kak cukup! Kak Rei boleh maki dan hina aku sepuas Kak Rei. Tapi jangan pernah bawa-bawa kedua orang tuaku, mereka tidak pernah tau menau soal masalah kita. Dengar ya Kak. Tidak ada satu orang pun yang boleh menghina kedua orang tuaku! Oh ya aku baru ingat sekarang, pantas saja kalau kakak aku ajak bertemu orang tua selalu menolak dengan berbagai alasan ternyata begini kelakuan kamu. Tapi orang tuaku selalu berasumsi baik tentang kamu meski mereka belum pernah bertemu dengan kamu. Sebenarnya mereka sangat ingin bertemu dengan Kak Rei tapi Kakak tidak pernah mau, dan sekarang aku tahu alasannya kamu tidak mau bertemu orang tuaku. Karena kamu hanya ingin mempermainkan perasaan sayang dan cinta aku buat kamu, kan? Padahal aku tulus mencintai Kakak tapi dengan teganya Kak Rei berselingkuh dengan sahabatku sendiri. Cih itu sangat menjijikan!” Lalu Seara pun menghempaskan tangan Rigel yang kini cekalannya sudah sedikit melonggar.
“Ingat kata-kataku baik-baik RIGEL DAMIAN BAGASKARA! Mulai saat ini dan seterusnya. Jangan pernah menunjukan dirimu dihadapanku, anggap saja aku dan kamu tidak pernah menjadi kita. Anggap kalau kita tidak pernah saling kenal karena itu lebih baik jangan pikir aku akan meraung menangis atas pengkhianatan kalian jangan mimpi itu tidak akan ada aku lakukan dasar pria brengsek!”
“Kau-“ Tunjuk Rigel. Dan karena Seara malah tertawa melihat amarah Rigel. Membuat Rigel jadi semakin emosi tangannya hampir saja mendarat di pipi mulus Seara andai saja seseorang tidak datang untuk menghalau tangan Rigel tepat waktu.
“Hei bro. Jangan main kasar sama perempuan. Lo harus ingat kalau lo lahir dari Rahim perempuan cuma banci yang berani main tangan sama Perempuan.“
“Sialan! Jangan ikut campur urusan gue bangsat! Lo siapa hah?! Oh mau jadi Pahlawan lo?” Rigel membentak setengah berteriak.
Membuat beberapa mahasiswa melihat kearahnya lalu menghampiri tempat parkir dan melihat pertengkaran mereka.
“Lo gak perlu tahu gue siapa. Yang pasti kalau lo berani merendahkan dan main kasar sama perempuan itu akan jadi urusan gue. Siapa pun perempuan itu. karena gue sangat menghormati seorang perempuan,” Ucap Pria itu dengan tatapan tajam yang menghunus pada Rigel.
“Udah Van. Jangan diladenin malu kita jadi tontonan mahasiswa yang lain tuh,” Bujuk Seara pada sahabatnya Revano.
“Oh jadi lo udah punya pengganti gue? Dasar cewek semua sama aja ya, pantas saja lo gak sedih pas gue putusin. Ternyata udah punya cadangan, gue aja yang bodoh berharap lo mau minta balikan sama gue, tadinya gue nyesel karena udah bikin lo kecewa tapi sekarang gue gak nyesel udah pilih Tania di banding lo karena apa, karena lo hanya cewek murahan,” Cibir Rigel. Dan menatap Seara dengan sinis.
“Udah ngomongnya kan? Ayo Van kita ke kelas, gak guna dengerin omongan cowok pengkhianat macam dia,” Ucap Seara yang kini menarik tangan Revano yang akan membalas ucapan Rigel.
“Tapi Ra.”
“Udah. Gue udah gak tahan Van, gue gak mau nangis depan dia dan biarin dia tahu kalau gue sangat lemah dan Rapuh,” Bisik Seara dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Revano yang melihat wajah Seara yang sudah memerah karena ingin menangis, akhirnya pun mengikuti keinginan Seara. Dia membawa Seara meninggalkan parkiran itu.
Sedang Rigel merasa dirinya berkata terlalu berlebihan. Dia tahu semua yang terjadi pada Tania bukan ulah mereka berdua. Bahkan Seara adalah korban, tapi karena Seara mulai dekat dengan pria lain itulah yang membuat Rigel jadi marah padahal itu sudah bukan menjadi urusannya lagi. Ya Seara sudah tidak ada urusan dengannya lagi mereka sudah memutuskan hubungan mereka. Tadinya Rigel mengira Saat Rigel menegurnya, Seara akan minta maaf padanya dan Tania. Tapi ternyata Seara bukan cewek yang lemah dibalik sifat manja dan kadang kekanakan itu. Ternyata dia sangat tangguh dan itu yang Rigel tidak tahu.
Rigel pun pergi ke fakultas kedokteran. Dia tidak peduli meski jadi tontonan beberapa mahasiswa di kampus itu.
Sementara itu dikelas yang masih terbilang sepi karena masih pagi. Seara tengah menangis sambil menelungkupkan wajahnya dimeja. Revano hanya bisa diam tidak bersuara dia tau bahwa Seara sangat mencintai Rigel dan pasti akan sangat menyakitkan saat orang yang kita cintai terang-terangan memakinya dan lebih membela selingkuhannya.
Itu sangat kejam dan menyakitkan.
“Van,” Panggil Seara membuat Revano menoleh dan melihat Seara dengan matanya yang sembab.
“Ya kenapa, Ra?” Tanya Revano. Yang bingung karena tiba-tiba Seara memanggil namanya.
“Apa aku gak pantas untuk bahagia?” Jawab Seara dengan pertanyaan.
“Kata siapa,m? Lo tuh pantas bahagia sangat pantas malah. Cewek baik kayak lo sangat pantas untuk bahagia Ra,” Jawab Revano dengan menatap iba pada Seara.
“Tapi kenapa semua ini terjadi sama aku Van? Disaat aku sudah memantapkan hati pada dia dengan tulus. Tapi apa balasannya? Aku malah dihianati oleh dua orang yang sangat aku sayangi dan aku percaya Van. Apakah aku yang terlalu bodoh sehingga mereka bisa membohongiku sejauh ini. Sebenarnya dimana letak kesalahan aku Van dimana? Hiks... hiks.... “
“Lo gak bodoh kok Ra. Tapi mereka yang terlalu brengsek, karena manfaatin kebaikan dan kepercayaan yang lo berikan. Jadi bukan lo yang salah tapi mereka. Udah ya jangan nangis lagi sayang air mata lo kalau dibuang-buang cuma buat nangisin dua orang yang gak berguna kayak Rigel dan Tania. Dan lo harus inget ya Ra! Jangan pernah terpengaruh lagi sama mereka, meski mereka memohon maaf dari lo. Gue gak bakalan larang lo buat maafin mereka tapi jangan pernah ngasih kesempatan lagi sama mereka untuk bikin lo kembali terpuruk." Revano memberi semangat sekaligus nasihat pada sahabatnya itu.
“Air mata ini. Gue harap ini terakhir kalinya yang gue lihat dari lo. Mulai sekarang lo jangan ngeluarin air mata dan meski nanti lo nangis gue harap itu air mata kebahagiaan buat lo dan sekarang gue minta lo untuk tersenyum. Lo tau Ra, gue tuh kangen Ara yang ceria dan selalu tertawa gue gak keberatan meski lo bikin gue jadi musuh untuk teman berantem lebih baik seperti itu asal lo kembali lagi seperti Ara yang gue kenal. Cerewet, ceria dan baik hati dan selalu berbuat baik pada siapa pun. Bukan Menjadi cewek dingin dan jutek seperti sekarang karena ini bukan sifat lo. Bisakan Ra balik ke sifat asli lo?”
“Aku, aku akan coba Van, tapi andai aku tidak bisa seceria dulu. Kamu tetep mau jadi sahabat aku kan? Teman aku saat lelah dan merasa lemah,” Ucap Seara. Yang kini menatap Revano dengan tatapan penuh harapnya.
Revano pun mengangguk lalu mengelus rambut Seara dengan lembut membuat Seara tersenyum merasa mempunyai kekuatan untuk kembali menjadi Seara yang ramah dan ceria.
“Oh god! Jangan biarkan jiwa kejombloanku berontak. Melihat keuwuan kalian berdua. Tahu gak? Aku tuh salah satu pengidap Uwupobia,” Rajuk Riska yang melihat Revano tengah mengelus kepala Seara dengan lembut. Dan Riska melihat interaksi Revano dan Seara yang sangat manis. Hanya bisa tersenyum.
“Apaan sih kamu Ris. Jangan lebay deh,” Ucap Seara. Saat mendengar ucapan Riska yang baru datang sudah berkata yang bukan-bukan.
“Hehe, habis kalian uwu banget sih.” Riska pun mengacungkan dua jari seperti huruf V dan tidak lupa dengan cengiran khasnya. Membuat Revano terkekeh geli karena melihat tingkah teman satu kelasnya yang akhir-akhir ini mulai dekat dengan Seara.
Mereka bertiga pun asik mengobrol dengan sesekali diiringin dengan candaan, sampai tidak terasa akhirnya pelajaran pun dimulai dan seperti biasa mereka semua mengikuti mata pelajaran yang sang dosen berikan.
Dan kali ini Seara siap menghadapi apa pun yang akan terjadi padanya.
Bersambung
Setelah satu minggu pernikahan Seara dan Rigel berlalu, Revano tampak murung kini dia melajukan motornya tanpa tujuan, hatinya sangat sedih dan entah kenapa rasanya ingin sekali Revano menangis saat melihat mengingat insiden waktu Seara menabrak motornya dan berakhir dengan perdebatan dia ingin mengulangi Masa-masa itu kembali dia rindu berdebat dengan sahabat kecilnya itu, hatinya terasa sakit saat mengingat kini Seara sudah menjadi milik orang lain. Revano patah hati."Kenapa rasanya sakit sekali melihat kamu bersanding dengan pria lain Ara," Ucap Revano dengan hati yang kini terasa hancur berkeping-keping. Revano tengah duduk sendirian di sebuah taman, ya dia tiba-tiba menghentikan motornya di taman tempat biasa Revano dan Seara menghabiskan waktu bersama. Namun tiba-tiba Revano mendengar suara tangisan yang membuat bulu kuduknya merinding. "Ya Tuhan siapa yang menangis dimalam-malam begini, harusnya aku tidak berada disini, haru
Kini Bayu dan Vanessa sedang berada dirumah Rigel dan Seara, acara pun sudah dimulai, suasana pun cukup ramai sampai acara akan selesai pun rumah Seara dan Rigel masih terlihat ramai. "Yang mas harus ke kantor dulu, ada meeting dadakan, harusnya sih Rigel yang memimpin meetingnya, tapi gak mungkin kan dia ninggalin acaranya meski sudah mau selesai, jadi untuk sementara mas yang akan menggantikannya, dan kamu disini dulu ya jangan pulang ke apartemen dulu, nanti kalau sudah selesai mas akan jemput kamu kesini," ucap Bayu pelan, yang kini tengah berdiri disamping istrinya. "Oh ya udah, tapi hati-hati ya bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut yah," sahut Vanessa. "Iya sayang, emm.... Satu lagi jangan bilang sama mereka ya kalau mas ada meeting mendadak menggantikan Rigel. Tahu sendiri kan Abang kamu itu suka merasa gak enakan orangnya, jadi bilang aja ada kerjaan mendadak kalau ada yang nanya,, berbohong sedikit demi kebaikan gak apa-apa kan yang," ucap Bayu lagi, y
FLASHBACK ONVanessa masih terus menangis sambil memeluk tubuh Bayu yang terbujur kaku dan terus memanggil Bayu tanpa henti.namun tiba-tiba monitor detak jantung Bayu kembali normal, dokter yang melihat itu begitu takjub keajaiban benar-benar terjadi pada pasiennya itu.Melihat itu para dokter menyuruh seorang suster untuk membawa Vanessa keluar agar dokter bisa menangani Bayu, mendapatkan perintah itu suster pun langsung menarik tubuh Vanessa dengan lembut."Dokter akan menangani kekasih anda nona, jadi kita tunggu diluar ya agar dokter bisa berkonsentrasi," ucap suster itu, mendengar ucapan sang suster Vanessa pun menurut lalu mengikuti suster itu keluar dari ruang UGD."Mas Bayu akan selamat kan sus?" tanya Vanessa masih dengan isakan tangisnya."Do'akan saja semoga ada keajaiban," jawab suster itu dengan tersenyum menenangkan Vanessa, mendengar itu Vanessa pun langsung memeluk ibunya dengan tangis yang mengharu biru karena Tuhan menunju
"Maaf Dokter bagaimana keadaan pasien?" Tanya David saat melihat dokter keluar dari ruang UGD."Anda siapanya pasien?" Tanya salah satu dokter itu."Saya masih keluarga pasien," sahut David yang kini terlihat khawatir saat melihat raut wajah Dokternya."Pasien dalam keadaan kritis, hanya keajaibanlah yang bisa menyelamatkan pasien, sebaiknya anda banyak-banyak berdo'a, karena jika dalam 24 jam pasien belum ada perubahan, dia bisa koma dan lebih parahnya bisa meninggal dun-""Tidak...!" Jeritan Vanessa pun terdengar dan kini Vanessa kembali pingsan dalam dekapan Anara."Ya Tuhan Nara, kenapa kamu ajak Nessa kesini, mas kan sudah bilang nanti biar mas yang beri tahu kabar tentang Bayu," ucap David yang langsung menghampiri Anara dan mengambil alih Vanessa untuk dibawa ke kamar inapnya."Maaf mas, tadi Nessa yang memaksa ingin tahu keadaan Bayu, aku tidak tega melihat dia mem
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, Vanessa baru saja pulang dari kampus karena hari ini dia harus melakukan praktek di sebuah rumah sakit yang ditunjuk oleh universitas tempat dia menggapai cita-citanya.Diruang tamu keluarganya sudah berkumpul untuk makan malam bersama seperti biasanya."Mom kira kamu pulang agak larut jadi kami tidak menunggumu, habis kamu gak ngasih kabar, untung kamu datang tepat waktu,” ucap Anara yg melihat putrinya baru saja pulang."Kak Bayu sudah pulang tadi siang," ucap Alana yang seakan mengerti apa yang Vanessa cari sebelum dia duduk disamping Mommynya."Apaan sih kak, memang apa peduliku," Ketus Vanessa. Dengan raut wajah sebaliknya."Sudah-sudah sebaiknya kita makan sekarang," ucap Anara mengalihkan pembicaraan Kedua putrinya, dia tidak ingin suasana ruang makan jadi tidak enak karena perselisihan yang mungkin saja akan terjadi jika tidak segera dilerai.Suasana ruang makan kembali hening hanya dentingan
"Mommy," panggil Alena yang berteriak dari ruang makan."Iya sayang mommy kesana," sahut Anara agar putrinya itu tidak terus berteriak."Tante mau mengurus keperluan sekolah Ale dulu ya, kamu istirahat saja nanti tante bawakan makanan untuk kamu," ucap Anara dengan senyumannya."Iya tante makasih dan maaf jadi merepotkan," ucap Bayu yang merasa tidak enak pada Anara yang sangat baik dan lembut. Mirip sekali dengan Vanessa, seharusnya dia merasa bersyukur bisa memiliki gadis seperti Vanessa bukan malah menyia-nyiakannya dan sekarang dia sangat menyesali perbuatannya dulu pada Vanessa."Jangan sungkan. Ya sudah tante tinggal dulu ya, kamu istirahat," ucap Anara, Bayu pun mengangguk dan memejamkan matanya setelah Anara keluar dan menutup pintu kamarnya.Sesampainya diruang makan. David, Alena, Dewa dan Alana sudah berkumpul untuk sarapan bersama dengan menu yang sudah tersaji dimeja makan."Nessa mana, Mom?" Tanya Alana. Yang tidak melihat Vane
Setelah sampai di pintu utama rumah Vanessa pun langsung membuka pintunya dan terlihat seorang pria yang berdiri tegap membelakanginya."Maaf siapa ya? Dan ada perlu apa?" Tanya Vanessa yang masih menatap pria yang masih membelakanginya itu.Namun alangkah terkejutnya Vanessa saat pria itu membalikkan tubuhnya, dan dia tersenyum padanya."Aku mencari wanitaku yang dengan teganya menghilang dan meninggalkanku sendirian," sahut pria itu sambil tersenyum pada Vanessa."Ma-mau apa lagi kamu?" Tanya Vanessa yang sangat terkejut melihat pria yang sangat dia hindari kini berada di hadapannya."Mau memperjuangkan cintaku," ucap Bayu yang masih tersenyum pada Vanessa meski Vanessa terlihat jutek padanya."Cih, Cinta? Apa tadi kamu bilang cinta? Jangan mimpi aku bahkan sudah melupakan cinta yang menyakitkan itu," ucap Vanessa dengan juteknya.Namun Bayu kembali tersenyum dia mengerti luka yang sudah dia torehkan pada wanita yang kini berada dih
"Kenapa kamu bicara seperti itu Sea. Kamu gak lihat wajah suamimu babak belur dan terlihat pucat kayak gitu," Ujar Arka yang memang melihat wajah menantunya itu babak belur dan terlihat pucat, dokter juga bilang kalau Rigel perlu dirawat bebarapa hari dirumah sakit sampai luka di wajahnya membaik dan lambungnya sudah tidak terasa sakit lagi."Hmm.." Seara hanya bergumam saat menjawab Ucapan Ayahnya membuat Arka dan Kaira hanya menggelengkan kepala melihat putrinya bersikap seakan tidak peduli pada suaminya.Sedang Rigel tersenyum miris karena sempat berharap Sea nya kembali peduli padanya padahal itu hanya angan-angannya saja. Dia sadar tidak mungkin Seara memaafkannya semudah itu, dan peduli padanya juga mengkhawatirkannya keadaannya begitu saja, setelah apa yang dia lakukan padanya, mungkin kalau dia ada di posisi Seara, dia pun akan bersikap sama seperti Seara 'Tidak Akan Peduli'."Tidak apa-apa Ayah. Kalau Sea ma
2 TAHUN KEMUDIANHari Senin adalah hari di mana semua orang harus kembali ke rutinitas biasanya setelah menikmati akhir pekan mereka, dan seperti biasa di sebuah perusahaan terbesar milik keluarga Kusuma kini tengah disibukan dengan aktifitas CEO perusahaan itu yang harus pergi ke Australia untuk mengelola perusahaan disana sampai keadaan perusahaan kembali pulih ."Untuk sementara Rigel lah yang akan menempatkanmu selama kamu melakukan tugas disana, ingatlah kau harus jaga kesehatan disana melihatlah tubuh semakin kurus nak, Ayah mohon agar kamu menjaga pola makanmu, jangan membuat ibumu terus menangis dan kagum karenamu," ucap Arka yang membantu