Share

Bab 7 - Kecelakaan

Kelas pun sudah selesai. Seara dan yang lainnya kini sudah diizinkan pulang karena sudah tidak ada lagi mata pelajaran dikelas mereka.

“Ra, lo bawa mobil gak? Kalau enggak  gue anterin lagi ya? Motor gue baru diambil kemarin sore,” Ucap Revano sambil memasukan bukunya kedalam ransel.

“Makasih Van, tapi gak usah hari ini aku bawa mobil kok. Soalnya tadi bunda nitip Bahan-bahan kue jadi aku harus mampir ke toko yang menjual Bahan-bahan kue,” Jawab Seara yang kini sudah siap dengan tasnya yang sudah di cangklong di punggungnya.

“Oh oke deh kalau gitu, soalnya gue juga mau mampir dulu ke bascame mau latihan futsal. lo hati-hati ya dijalan jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya.” Revano mencoba memperingatkan.

“Siap bos,” Sahut Seara sambil memberi hormat lalu kemudian tertawa kecil.

“Dasar.” Revano pun mengacak rambut Seara lalu mengajaknya ke parkiran bersama-sama sambil bercanda mereka pun menuju tempat parkir dengan sesekali tertawa dan tanpa mereka sadari ada yang memperhatikan mereka dengan wajah memerah karena marah terlihat rahangnya pun mulai mengeras.

“Sialan!” Umpat seseorang dengan mengepalkan kedua tangannya. Saat melihat Kedekatan Seara dan Revano.

Sesampainya di toko. Seara pun keluar dari mobilnya setelah mecari tempat parkir yang mudah untuk akses keluar dari toko nanti. Dia pun mengunci mobilnya dan memasukan kunci mobilnya kedalam tas karena dia akan lama untuk membeli bahan-bahan kue pesanan sang bunda.

Namun, tidak sengaja dia melihat seorang wanita paruh baya sedang kesusahan mengambil ponselnya yang terjatuh hampir ditengah jalan. Seara menghampiri wanita yang menggunakan kursi roda itu untuk membantunya.

Namun setelah mengambilkan ponselnya, dari arah kanan sebuah mobil melaju dengan kencang. Melihat itu Seara langsung menarik kursi Roda yang sudah hampir ditengah jalan setelah mendorong kursi roda. Seara bermaksud menyingkir kebahu jalan namun sayang gerakan Seara kalah cepat dengan mobil itu dan akhirnya tubuh Seara terserempet dan itu membuatnya oleng lalu terjatuh dengan kepala yang terbentur kejalan dan lumayan mengluarkan banyak darah hingga akhirnya kesadaran Seara pun menghilang karena menahan rasa sakit di kepala dan kakinya yang mungkin terkilir.

“Tolong...!” Teriak wanita paruh baya itu meminta tolong. Namun, sayang tidak ada satu orang pun datang karena memang area situ sedang sepi.

“Bi tolong bantu saya. Tolong bibi minta pelayanan toko untuk membantu saya mengangkat gadis itu kedalam mobil,” Ucap wanita itu kepada asisten yang baru saja keluar dari toko.

“Astaga nyonya apa yang terjadi?” Pekik sang asisten melihat sang nyonya sudah bergetar karena menangis dan melihat seorang gadis yang tergeletak tidak jauh dari majikannya. Tapi wanita paruh baya itu tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisinya yang memang sangat terbatas untuk bergerak dia hanya bisa menangis dan berteriak untuk minta tolong.

“Di-dia tadi terserempet mobil Bi, saat nyelametin aku.”  Wanita itu terlihat menangis karena melihat keadaan Seara yang tidak sadarkan diri dan dekat keningnya mengeluarkan darah.

“Ya sudah nyona tunggu disinil Saya mau panggil pelayanan toko pria dulu untuk membantu mengangkatnya ke mobil,” Ucap sang pelayan yang langsung berlari tergopoh-gopoh masuk kembali kedalam toko untuk meminta bantuan. Sementara sang sopir yang baru saja datang dari mencari rokok sangat terkejut karena melihat majikannya menangis. Dia pun menghampiri majikannya itu.

“Nyonya ada apa?” Tanya sang sopir yang terlihat khwatir.

“To-tolong siapkan mobil mang. Kita akan kerumah sakit,” jawab wanita itu yang tidak menjawab pertanyaan Sang supir. Sopir yang bingung pun langsung menuju mobil yang dia parkir di ujung. Dia belum menyadari bahwa ada seorang gadis yang tidak sadarkan diri karena menolong majikannya. Setelah kedatangan dua pria penjaga Toko yang dipanggil oleh bi Elis. Sopir itu pun menyadari kenapa sang nyonya menangis, lalu dia menghentikan mobilnya di depan kejadian kecelakaan itu dan Elis pun membantu sang nyonya duduk di belakang dan memangku kepala gadis itu yang tak lain adalah Seara. Setelah itu tanpa bertanya lagi, sopir itu pun melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat agar korban kecelakaan itu bisa segera ditangani secepatnya.

Sementara dirumah Kaira merasa sangat khawatir karena tiba-tiba foto sang putri yang terpajang di dinding rumahnya terjatuh tanpa sebab. Dia berdo’a semoga putrinya baik-baik saja. Kaira pun meminta tolong bi Ika untuk membersihkan pecahan kaca pigura foto Seara yang berserakan di lantai.

“Kamu kemana sih, Nak? Kok belum pulang juga? Padahal sudah sore begini apa toko bahan kuenya sedang antri ya? Ya Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa pada putriku,” Ucap Kaira terlihat sangat Cemas dan merapalkan do’a untuk putrinya agar tidak terjadi hal buruk pada Sang putri semata wayangnya itu.

Apakah Seara akan baik-baik saja? Entahlah.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status