Share

Bab 2

Penulis: Patin
Tak lama kemudian, Rio membawa seorang gadis masuk ke rumah.

Anna mengenalinya.

Nama gadis itu Sella Candra.

Sebenarnya, mereka adalah rekan kerja.

Rio adalah bos perusahaan dan Sella adalah sekretarisnya.

Sedangkan Anna adalah direktur keuangan perusahaan.

Namun, untuk menghindari kesalahpahaman, seluruh perusahaan tidak mengetahui hubungan mereka.

Bahkan saat berangkat dan pulang kerja pun, Rio selalu menghindari jam sibuk.

"Kak Anna, ternyata kamu di sini. Kukira Pak Rio membohongiku."

Sella melangkah maju untuk menggandeng lengan Anna.

Nada bicaranya sangat lembut, tetapi terkesan agak licik.

"Kak Anna, beri tahu aku, sebenarnya apa hubunganmu dengan Pak Rio?"

Anna menarik lengannya dengan tidak nyaman. Ketika dia hendak memberi tahu Sella tentang hubungannya dengan Rio, Rio yang berdiri di samping angkat bicara. Nada bicara Rio dipenuhi dengan kasih sayang dan ketidakberdayaan.

"Aku dan Anna hanya rekan kerja. Hari ini, dia sedang memeriksa keuangan perusahaan dan kebetulan bertemu denganmu. Kamu kira semua orang sama sepertimu? Sepulang kerja, bisa langsung berbaring dan menonton televisi?"

Rio menjelaskan hubungan mereka dengan santai.

Anna berdiri di samping Rio, dia menatap Rio untuk cukup lama. Seketika, sekujur tubuhnya membeku.

Meskipun mereka bekerja di perusahaan yang sama dan menganggap satu sama lain sebagai rekan kerja, kata-kata yang diucapkan Rio bagaikan pisau yang menusuk ke hatinya.

Anna menggertakkan giginya sambil berkata dengan kesal, "Rio, jelas-jelas kita ...."

"Diam!"

Rio tidak membiarkan Anna mengungkapkan hubungan mereka. Sebaliknya, dia mendelik Anna dengan galak.

"Sebagian hal nggak pantas dikatakan, aku masih berhak buat keputusan."

Anna menggelengkan kepalanya dengan kecewa. Harapan terakhir di balik matanya pun lenyap.

Saat ini, Sella tersenyum. Mendengar hubungan mereka hanya sebatas rekan kerja, Sella langsung duduk di samping Rio.

Dia berkata dengan kaget, "Wah, semuanya makanan kesukaanku. Kak Rio, kamu baik sekali."

Setelah melontarkan kalimat ini, Sella mengangkat kepalanya untuk mengecup pipi Rio.

Rio tertegun.

Setelah tersadar, dia diam-diam melirik Anna dengan sudut matanya.

Melihat Anna sedang menundukkan kepala dan sepertinya tidak melihat adegan itu, dia pun menghela napas lega.

"Makanlah. Aku tahu kamu menyukai makanan-makanan ini, kupesankan khusus untukmu."

Mulut Sella dipenuhi dengan makanan lezat, suaranya terbata-bata dan dibaluti dengan nada centil.

"Kak Rio, kamu menyebalkan sekali. Kamu tahu hari ini akan ada pemadaman listrik di kontrakanku, bukannya bilang lebih awal. Aku ketakutan waktu mandi."

"Apa kamu terluka? Salahku, aku nggak menyangka akan begitu kebetulan."

"Hehe, aku hanya bercanda. Waktu mati lampu, aku sudah selesai mandi."

"Ini kejutan yang kusiapkan untukmu hari ini, apa kamu suka?"

...

Keduanya saling menggoda.

Anna tidak menyangka pembicaraan mereka akan begitu mesra, bahkan sudah melewati batas.

Hingga Rio menaruh berbagai lauk di piring Sella, Anna baru menyadari bahwa semua hidangan ini adalah makanan kesukaan Sella.

Di hari peringatan lima tahun pernikahan mereka yang sudah lama dia nantikan, ternyata dia hanyalah peran pendukung.

Ternyata hari ini Rio pulang lebih awal dan menyiapkan semua hidangan lezat ini bukan untuk dia.

Seketika, sepertinya dia tahu kapan Rio mulai berpindah hati.

Hal yang menakutkan itu bagaikan batu besar yang menekan dada Anna hingga membuatnya sesak napas.

Anna berdiri dengan ekspresi masam dan berniat untuk pergi.

"Kalau nggak ada urusan lain, aku pergi dulu."

Sella duduk diam di kursi sambil bertanya, "Kak Anna, kamu nggak makan dulu sebelum pergi?"

"Sudahlah, nggak pantas."

"Biar kuantar."

Sella hendak bangun untuk mengantar Anna keluar, seolah-olah dialah nyonya di rumah ini.

Namun, Rio malah menahan kursinya.

"Dia tahu jalan, nggak usah diantar."

Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Rio ketika Anna meninggalkan vila.

Sama sekali tidak menahannya.

Anna berdiri di luar vila sambil menghirup udara segar.

Dia bukan hanya mengenal jalan, tetapi ini adalah rumahnya.

Namun, sekarang dia bahkan tidak bisa pulang ke rumahnya.

Mungkin waktunya tinggal di rumah ini akan segera berakhir.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Takdir Cinta yang Malang   Bab 27

    Dalam beberapa hari berikutnya, Rio menjelajahi seluruh kota.Dia juga tahu bahwa Anna tinggal di panti asuhan.Dia menyumbangkan banyak barang untuk panti asuhan.Dia bahkan berjanji akan membiayai anak-anak yatim piatu itu hingga dewasa.Dia dikenal sebagai orang baik di kota kecil dan memiliki reputasi yang baik.Namun, hanya Anna yang tidak mengakuinya.Hari ini, di halaman panti asuhan, Kenny menyiapkan pengakuan cinta yang megah untuk Anna.Semua anak-anak di panti asuhan berperan sebagai pendukungnya.Di tengah suara tawa dan sorak sorai, Kenny memberikan bunga kamelia dan cincin pada Anna."Kak Anna, aku menyukaimu, aku ingin menikahimu sejak kecil. Aku tahu kamu pernah disakiti dan memiliki pandangan buruk terhadap pernikahan, tapi aku berharap kamu memberiku kesempatan untuk merawatmu seumur hidup.""Aku nggak akan menyakitimu, apalagi membuatmu menangis!"Rio yang baru tiba di panti asuhan menyaksikan momen ini.Dia berdiri di sudut, tangan dan kakinya terasa dingin, dia tid

  • Takdir Cinta yang Malang   Bab 26

    Bulan November, cuaca di kota kecil terasa makin dingin.Angin sepoi-sepoi yang bertiup disertai dengan hawa dingin.Setelah bercerai, Anna sudah pulang lebih dari sebulan.Dalam satu bulan ini, dia merenovasi panti asuhan yang sudah tua itu.Selama beberapa waktu ini, Kenny terus mengikutinya.Apa pun yang terjadi, dia tidak akan memberikan Anna kesempatan untuk pergi secara diam-diam.Saat ini, Rio mengandalkan petunjuk yang tersisa untuk menemukan kota kecil ini.Selama lebih dari sebulan, dia berusaha untuk mencari Anna di seluruh kota.Dia menemui semua orang yang mungkin mengetahui keberadaan Anna.Dia menunggu di depan kontrakan Anna selama berhari-hari, tetapi tidak menemukan jejak Anna.Akhirnya, dengan nomor telepon Anna dan nomor penerbangan yang ditumpangi Anna sebelumnya, dia menemukan kota kecil ini.Rio menemukan kedai roti kesukaan Anna, lalu menunjukkan foto Anna."Halo, Bu, apa kamu mengenal orang ini?"Suaranya agak berat dan serak.Pemilik kedai itu memandang foto A

  • Takdir Cinta yang Malang   Bab 25

    Saat ini, Sella muncul di sekitar dengan canggung.Dia menatap Anna dengan rasa bersalah."Maaf, Kak Anna. Sebelumnya, aku nggak tahu hubunganmu dengan Pak Rio.""Tapi, jangan khawatir. Meskipun sebelumnya aku agak mesra dengan Pak Rio, kami nggak melakukan hal di luar batas."Sudut bibir Anna terangkat, dia tersenyum tipis.Saat melihat Sella meminta maaf dengan tulus, dia agak tidak berdaya.Seolah-olah dia memojokkan Sella dan memaksa Sella untuk meminta maaf.Namun, dia hanya ingin segera bercerai.Lagi pula, Sella tidak sepenuhnya bersalah atas kejadian sebelumnya.Bisa dibilang, dia juga adalah korban.Namun, ekspresi Anna berubah, dia segera menemukan solusi."Sella, aku nggak menyalahkanmu atas kejadian sebelumnya, aku dan Rio juga merahasiakan hubungan kami.""Tapi, seperti yang kamu lihat sekarang, kami sudah bercerai.""Berusahalah lebih keras untuk mengambil posisi Nyonya Ansari."Tak disangka, Sella melambaikan tangannya dengan takut, dia sadar diri."Nggak, aku nggak bera

  • Takdir Cinta yang Malang   Bab 24

    Kali ini, agar Rio tidak bisa mengulur waktu lagi, Anna langsung masuk ke mobilnya.Dalam perjalanan menuju Kantor Catatan Sipil, mereka sama sekali tidak berbicara.Rio menghabiskan waktu satu setengah jam untuk menempuh perjalanan yang seharusnya hanya membutuhkan waktu setengah jam.Anna terus memeriksa ponselnya untuk memperkirakan waktu.Begitu turun dari mobil, dia langsung menarik mantel Rio dan bergegas ke lobi Kantor Catatan Sipil.Melihat Rio begitu enggan, Anna teringat bahwa dia juga begitu bersemangat di hari pernikahan mereka.Mungkin Rio tidak terlalu ingin menikah. Hari ini, Rio juga terus mengulur waktu.Memikirkan hal ini, hati Anna yang gelisah menjadi lebih tenang.Hanya sedikit orang yang datang untuk mengurus perceraian.Melihat satu per satu pasangan mengambil akta cerai, Rio tiba-tiba merasa lebih lega.Mengingat semua kesalahan yang telah dia perbuat pada Anna di masa lalu, Rio menyadari bahwa bercerai mungkin adalah awal yang baik.Dengan begitu, mereka bisa m

  • Takdir Cinta yang Malang   Bab 23

    Tidak lama setelah Anna keluar dari perusahaan, Kenny menyusul."Kak Anna, tunggu aku. Kenapa kamu berjalan begitu cepat?"Pemuda yang sebelumnya terus menyudutkan Rio, kini kembali memancarkan keceriaan dan ketampanannya.Dia berlari menghampiri Anna, lalu menatap Anna dengan tatapan memelas."Kak Anna, kamu nggak boleh meninggalkanku lagi."Suaranya manja dan lembut, seperti anjing yang dipelihara oleh Anna di panti asuhan.Anna menghela napas dalam hati.Sebenarnya, dia mengetahui bahwa Kenny memiliki niat lain padanya.Justru karena itu, dia tidak boleh menunda kebahagiaan Kenny.Kenny adalah mahasiswa pascasarjana dari universitas bergengsi, sedangkan dia putus sekolah demi bekerja.Terlebih lagi, dia enam tahun lebih tua dari Kenny.Dia merasa Kenny pantas mendapatkan gadis yang lebih baik.Oleh karena itu, enam tahun lalu dia meninggalkan kota kecil, datang ke kota ini dan bertemu dengan Rio.Namun, Anna tidak menyangka enam tahun kemudian, Kenny masih begitu menyukainya."Tadi,

  • Takdir Cinta yang Malang   Bab 22

    Rio sangat emosional.Pemuda yang ceria dan energik ini membuatnya merasa terancam.Kenny terkekeh, senyumannya dibaluti dengan sedikit aura dingin. Dia mengeluarkan lisensi pengacaranya."Aku adalah pengacara hukum keluarga yang dipekerjakan Anna. Mulai sekarang, aku akan menangani urusan perceraian Anna!"Ekspresi Rio berubah muram.Mendengar Kenny terus memanggil nama Anna, dia sungguh ingin membungkam mulut Kenny.Jadi, dia menatap Anna."Anna, bukannya Pak Noel yang mengurus perceraian kita? Bocah tengik ini nggak tahu apa-apa tentang hubungan kita, dia nggak pantas menangani masalah kita ....""Nggak tahu apa-apa?"Kenny mendengus dingin, entah kenapa matanya memerah.Dia menatap Rio dengan ganas, suaranya dipenuhi dengan nada sinis."Aku dan Anna tumbuh besar bersama. Selama lebih dari dua puluh tahun, aku mengingat segala sesuatu tentangnya, nggak berani melupakan satu hal pun.""Dia membelikan banyak hadiah untuk anak-anak dengan gaji pertamanya, dia hidup hemat agar bisa mena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status