Share

Sang CEO

Nadya berjalan cepat menuju meja kerjanya ketika telepon genggamnya berdering. Dia tersenyum kala dilihatnya Devan tengah melakukan panggilan video call. Dia sengaja membiarkan teleponnya berdering untuk beberapa saat, karena tadi pagi dia masih dalam kondisi merajuk.

Setelah dalam hitungan dering kelima, akhirnya Nadya mengangkat panggilan video call itu dengan posisi seolah dia sedang sibuk bekerja. Dia berpura-pura sedang menandatangani dokumen yang sebenarnya sudah dia cek dan di tandatangani dari tadi. Dia hanya tidak ingin terlihat antusias saat mengangkat panggilan video call kekasihnya itu.

“Halo.”

“Halo, Sayang. Bagaimana makanannya? Enak?”

“Huum. Enak banget. Makasih ya, Mas.”

“Sama-sama. Nanti aku jemput pulangnya, ya.”

“Lho, aku ke kantor bawa mobil. Nanti kalau kamu jemput, mobilku bagaimana?”

“Ya sudah, kamu tinggal saja di kantor atau kamu suruh asisten kamu atau karyawan kamu yang lain, untuk mengantar ke apartemenku.”

Nadya menganggukkan kepalanya. Dia akan menyuruh A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status