Langit sudah berubah warna menjadi jingga yang menandakan bahwa hari sudah semakin sore. Haris, Felix, dan Putra yang awalnya berniat untuk mengerjakan tugas dari Pak Budi malah berakhir dengan bermain game sampai sore. Kanvas berwarna putih yang bersandar di dinding itu masih belum ternodai oleh satu warna pun. Tiga empu yang sedang memegang stik permainan ini masih fokus menggerakkan jarinya. Mereka bertiga masih belum menyelesaikan game-nya.
“Jam berapa sih sekarang?” tanya Haris kepada kedua temannya tanpa mengalihkan pandangan dari layar televisi.
Felix kemudian melihat jam yang ada di dinding, “Jam setengah enam.”
Haris lantas berhenti menggerakkan jarinya dan menatap kedua temannya, “Parah! Kita belum ngerjain tugas Pak Budi!” Putra seketika menatap ke arah Haris, “Lah iya, bego!”
Namun, berbeda dengan sang tuan rumah yang tidak peduli dan tetap fokus dalam permainan di layar televisi. Hal itu membuat Haris dan Putra segera meneriaki Felix, “Woy, Lix! Malah asyik sendiri, ini gimana jadinya?” tanya Putra. Kali ini ia merasa bersalah kepada ketiga temannya termasuk Hugo karena mengajak mereka bermain game. Akibatnya mereka tidak tahu jam dan terlalu larut dalam permainan.
“Aduh, pasti nanti Hugo pasti marah,” ucap Haris.
“Nggak mungkin marah lah, dia juga belum ikut ngelukis, kan. Besok ke rumah gue lagi ajakin Hugo biar selesai sekalian, hari Sabtu masih lama juga,” ucap Felix dengan santai. Ia tidak mengindahkan ucapan kedua temannya dan tetap fokus bermain dengan PS5-nya.
“Yaudah deh kalau gitu,” tukas Haris menanggapi ucapan Felix. Kemudian Putra hanya menganggukkan kepalanya setuju dan berkata, “Berarti lanjut lagi, nih?”
“Nggak ah, gue laper. Ada makanan nggak, Lix?” tanya Haris pada Felix. Ia kemudian menggelengkan kepalanya karena di rumahnya memang tidak ada makanan sama sekali. Kedua orangtuanya terlalu sibuk untuk sekadar memasak makanan di rumah sehingga anaknya sudah terbiasa untuk membeli makanan di luar atau memesan makanan melalui aplikasi ojek online.
“Makan di luar aja, yuk?” tawarnya kepada dua temannya yang sudah kelaparan. Haris dan Putra segera mengangguk mengiyakan. Mereka bertiga pun menyelesaikan kegiatan bermain game-nya dan bersiap untuk pergi ke luar mencari makanan.
Di sinilah mereka sekarang. Haris, Felix, dan Putra memutuskan untuk makan malam di salah satu mal di Jakarta. Ini merupakan usul dari Putra, ia mengatakan bahwa salah satu outlet yang ada di mal ini sedang mengadakan promo buy one get one. Hal itu tentu saja membuat Haris dan Felix tergiur dengan promonya. Meskipun mereka bertiga masih termasuk dari salah satu keluarga yang berkecukupan, tetapi yang namanya anak sekolah pasti tetap mengincar apa pun yang berbau dengan hal gratis.
Dan benar saja, ketika mereka bertiga sudah sampai di depan oulet tersebut telah banyak orang yang sedang mengantre dan mengincar promo yang diadakan di outlet tersebut. Putra bergegas mengantre di belakang orang terakhir dalam antrean. Ternyata para pembeli yang berada di luar sedang menunggu wishlist dari outlet tersebut. Ketika bangku di dalam ada yang kosong, maka orang yang berada di wishlist pertama akan segera masuk ke dalam. Felix kemudian menawarkan diri untuk mengantre wishlist agar kedua temannya bisa salat magrib karena azan magrib sudah berkumandang. Haris dan Putra pun menyetujui lalu mereka bergegas mencari musala yang ada di mal.
Waktu sudah lewat selama lima belas menit dan kini giliran Felix untuk masuk ke dalam karena sudah ada bangku yang kosong. Ia tidak langsung memesan makanan dan menunggu kedua temannya kembali dari salat. Beberapa menit kemudian terlihat Haris dan Putra sedang mencari keberadaan Felix, ia kemudian melambaikan tangannya ke arah Haris dan Putra. Mereka berdua segera mengahampiri Felix yang duduk di bangku pojok.
“Udah pesen makanan?” tanya Haris ketika baru sampai di depan Felix.
Felix menggelengkan kepalanya, “Belum, gue nungguin kalian balik.”
“Ya udah buruan pesen,” ucap Putra. Setelah menghabiskan waktu sekitar lima menit untuk memilih menu makan, Felix memanggil pelayan untuk menuliskan pesanan mereka bertiga.
“Udah bilang Hugo belum, Ris, kalau kita belum mulai ngelukis?” ujar Putra. Mereka bertiga juga harus memberitahu teman satu kelompoknya yang hari ini tidak ikut hadir bahwa mereka belum mengerjakan tugasnya sama sekali. Hal itu supaya besok Hugo tidak kaget ketika melihat kanvas putih itu belum tergores apa pun.
“Nih, otw.” Haris segera membuka ponselnya untuk memberikan pesan kepada Hugo.
Pelayan kemudian datang membawa empat piring dan empat gelas yang berisi makanan dan minuman ke meja mereka bertiga. Mereka mendapatkan empat piring dan empat gelas karena promo buy one get one, dengan satu sisanya akan dimakan bersama-sama. Haris lalu mengucapkan terima kasih kepada pelayan tersebut.
Tanpa aba-aba Putra langsung menyambar gelas yang ada di meja dan mengambil satu piring di depannya. Ia menyedot minuman yang ada di dalam gelas hanya sekali sedotan dan membuat satu isi gelasnya langsung habis.
“Ini minuman satunya lagi buat gue, ya. Hehehe,” Felix dan Haris hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Putra.
“Lo pada udah persiapan buat study tour belum?” tanya Haris.
“Emangnya study tour bawa apa aja, sih?” tanya Felix balik. Ia berpikir jika kegiatan study tour ini tidak ada spesial-spesialnya. Felix bahkan sudah pernah berlibur ke Bali selama dua kali di tahun ini.
“Ya bawa baju, bawa jajanan buat di perjalanan, bawa uang, yang paling penting sih bawa pacar,” jawab Putra.
Mungkin yang spesial dari study tour adalah bisa berduaan dengan sang kekasih lebih dekat apalagi di Bali mereka bisa mengambil foto dengan pemandangan yang indah. Akan tetapi, hal itu hanya berlaku bagi murid yang sudah memiliki pasangan. Hal tersebut tidak berlaku bagi murid yang masih jomlo. Mereka hanya bisa melihat teman-temannya berduaan bersama sang kekasih. Contohnya seperti Putra, ia hanya bisa melihat betapa mesranya ketika Haris berduaan dengan kekasihnya, Marsha.
“Makanya buruan cari cewek deh, Put. Gue kasihan lihat lo sendirian terus,” ucap Haris dan membuat Putra melirik sinis ke arahnya, “Tunggu aja, ya, besok. Waktu study tour gue udah gandeng cewek.”
Haris terkekeh mendengar jawaban Putra. Ia kemudian beralih ke arah Felix, “Kalau lo gimana, Lix? Sejauh ini udah ada yang menarik perhatian lo belum?” tanyanya pada Felix.
Felix hanya mengangkat bahunya, “Lihat aja besok.”
Tidak terasa mereka bertiga sudah menghabiskan waktu selama satu jam untuk makan. Perut Putra yang awalnya kecil kini sudah membesar sedikit karena ia telah memakan dua porsi makanan. Ya, lagi-lagi yang menghabiskan piring gratisan tersebut adalah Putra. Bukan karena Putra tamak, tetapi Haris dan Felix sudah kenyang duluan untuk menghabiskan piring gratisan mereka. Putra yang masih merasa lapar pun menawarkan diri untuk menghabiskannya. Saat ini Putra merasa begah dan sepertinya ia akan merasa mual jika berjalan.
“Habis ini mau ke mana?” tanya Putra.
“Balik lah, udah malem gini,” jawab Haris. Ia kemudian mengajak kedua temannya untuk pulang setelah membayar semua menu makan yang mereka pesan.
Saat ini mereka sedang berjalan menuju ke parkiran motor di mal. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, yang artinya mereka harus pulang ke rumah karena mereka masih mengenakan seragam, kecuali Felix yang sudah mengganti pakaiannya di rumah sebelum pergi. Ketika sedang berjalan sambil berbincang, mereka bertiga menangkap dua sosok perempuan yang tidak asing sedang mengobrol sambil meminum dua gelas es teh di tangannya. Mereka adalah Marsha dan Lia, yang saat ini juga sedang menatap ke arah Haris, Felix, dan Putra.
“Kalian berdua ngapain di sini?” tanya Putra. Mereka bertiga pun segera mendekati Marsha dan Lia.
“Kalian berdua juga ngapain di sini? Katanya kamu lagi kerja kelompok kok malah main ke mal? Masih pakai seragam lagi,” ucap Marsha kepada mereka bertiga. Namun, ia lebih menekankan pertanyaannya kepada Haris.
“Udah kerja kelompok kok, Sha. Ini tadi si Putra ngajakin makan di luar,” ucap Haris menjawab pertanyaan kekasihnya itu dengan menggunakan Putra sebagai tameng. Marsha kemudian hanya menganggukkan kepalanya untuk membalas perkataan Haris.
“Nah, mending sekarang kamu pulang sama aku aja, Sha,” ajak Haris kepada kekasihnya. Putra yang awalnya membonceng Haris pun segera menolak, “Terus gue pulang sama siapa, Ris?”
“Kan ada Felix. Lix, lo anterin Putra balik, ya,” pinta Haris. Ia kemudian segera menggandeng tangan kekasihnya dan beranjak pergi dari sana, “Duluan, Guys.”
“Sialan, emang. Dasar bucin,” omel Lia yang sedari tadi hanya diam saja. Ia kemudian melirik ke arah Putra dan Felix, “Lo berdua pokoknya harus temenin gue pulang sampai ke rumah.”
Semua murid kelas 11 IPA 1 kini telah meletakkan hasil tugas kelompok mereka yang diberikan oleh Pak Budi di atas meja masing-masing. Berbagai jenis tema yang dituangkan dalam kanvas menghiasi ruang kelas. Pak Budi kemudian menyuruh para murid untuk meletakkan hasil lukisan kelompok masing-masing ke lapangan basket untuk diberikan penilaian. Bukan hanya Pak Budi yang akan menilai, tetapi semua guru seni rupa yang ada di SMA Antariksa Jakarta juga akan ikut menilai karya murid milik kelas tersebut.Kelas 11 IPA 1 adalah kelas pertama yang telah menyelesaikan tugas melukis dengan media kanvas dari Pak Budi. Untuk kelas lainnya, Pak Budi memberikan kompensasi untuk mengumpulkan tugasnya setelah mereka pulang dari kegiatan study tour. Hal ini karena kelas milik Haris mendapatkan jadwal pelajaran yang lebih awal dibandingkan dengan kelas lainnya. Saat ini para murid sudah meletakkan hasil karya di lapangan yang akan segera dinilai oleh Pak Budi. Lima lukisan terbaik dari
Sepuluh bus wisata berukuran besar sudah terparkir rapi di halaman SMA Antariksa Jakarta. Para murid berbondong-bondong untuk masuk ke dalam aula indoor di sekolah. Sebelumnya, mereka berpamitan dengan orangtuanya dan berpelukan untuk melepas rindu nanti ketika mereka berada di Bali. Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi yang artinya satu jam lagi bus akan segera berangkat.Para murid kini sedang berkumpul di aula indoor untuk diberikan pembekalan oleh kepala sekolah dan guru kesiswaan. Kepala sekolah memulai pembekalannya diawali dengan mengucapkan salam kemudian memberikan arahan kepada para murid. Beliau juga tidak lupa untuk memperingatkan kepada para murid agar berhati-hati dalam betindak dan bertingkah laku karena mereka akan mengunjungi daerah milik orang lain. Oleh karena itu, para murid harus menjaga tata karma dan perilaku ketika berada di Bali besok. Kemudian dilanjutkan oleh guru kesiswaan yang juga memberikan arahan kepada para murid ketika samp
Saat ini rombongan bus dari SMA Antariksa Jakarta sudah sampai di rest area yang terletak di dekat laut di pinggir kota Semarang. Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi yang artinya rombongan murid dan guru dipersilakan turun dari bus untuk istirahat dan sarapan. Beberapa murid segera berebut menuju ke toilet yang jumlahnya tidak banyak. Beberapa murid juga menuju ke dalam restoran yang sudah menyediakan sarapan untuk rombongan mereka. Marsha dan Lia mempunyai ide agar mereka tidak perlu berebut toilet dengan yang lain. Mereka berdua segera menuju ke masjid yang terletak di belakang restoran. Dan benar saja, di masjid tersebut tidak terlalu banyak murid yang mengantre di toilet karena beberapa dari mereka akan melaksanakan salat duha.Sesampainya di masjid Marsha dan Lia segera beralih ke toilet yang kosong. Mereka pun masuk dan mulai membersihkan diri setelah itu berwudu untuk melaksanakan salat duha. Setelah selesai salat, Marsha dan Lia beranjak ke restoran yang
Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi dan rombongan dari sepuluh bus kini sudah berjejer di parkiran pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Seluruh murid dipersilakan untuk turun dari bus dan berbaris sesuai kelas untuk segera masuk ke dalam kapal Feri. Para murid nantinya dibagi menjadi dua kapal karena satu kapal Feri hanya memuat seratus lima puluh penumpang sedangkan total rombongan adalah tiga ratus enam puluh orang.Sayangnya, Haris dan Marsha tidak bisa satu kapal karena kelas Marsha lebih dulu memasuki kapal pertama. Mereka hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit untuk sampai di pelabuhan Gilimanuk Bali. Ternyata Marsha belum pernah menaiki kapal sebelumnya. Hal itu membuatnya kini merasakan mual akibat mabuk laut. Untungnya Lia sudah siap siaga membawa tas kecil berisi obat-obatan. Ia kemudian memberikan salah satu obat kepada Marsha untuk meredakan rasa mualnya. Setelah itu, perlahan mata Marsha mulai menutup karena pengaruh dari obat.Ia terlelap hingga tid
Hari ini sungguh hari yang cukup melelahkan. Rombongan study tour telah mengunjungi tiga pantai sekaligus. Setelah mengunjungi Pantai Tanah Lot, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Pura Luhur Uluwatu pada siang hari setelah makan siang. Pura Luhur Uluwatu merupakan pura Hindu yang terletak di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut. Pura ini berada di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali. Rombongan bus membutuhkan waktu selama satu setengah jam dari Tanah Lot untuk sampai di pura ini. Setelah selesai mengunjungi Pura Luhur Uluwatu, rombongan study tour kembali melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta yang hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit untuk sampai di sana.Rombongan telah sampai di Pantai Kuta pada sore hari. Para guru pun membebaskan murid untuk bermain dan bersantai di Pantai Kuta. Mereka memberikan waktu sampai jam tujuh malam untuk berada di pantai ini dan setelah itu melanjutkan p
“Kalian berdua ngapain?” Itu adalah suara Haris. Ia kini sedang berdiri di depan mereka dan menatap kedua insan yang awalnya sedang mengobrol hingga akhirnya kini mematung dan terdiam.“Marsha, aku tanya kamu sama Felix lagi ngapain?” tanya laki-laki itu sekali lagi yang saat ini sedang menatap Marsha tajam.“Ris, gue bisa jelasin,” timpal Felix yang sedari tadi hanya diam mematung. Haris yang awalnya sedang menatap Marsha kini beralih menatap Felix. “Perasaan tadi lo bilang mau nyusulin gue sama Putra. Gue juga minta tolong ajakin Hugo buat ikut. Kenapa lo malah bawa cewek gue, Lix?”Marsha lantas menundukkan kepalanya setelah mendengar suara Haris yang dingin. Marsha tahu saat ini Haris sedang marah sehingga ia tidak berani menjawab ucapan Haris bahkan menatapnya saja pun tidak berani. Felix mencoba untuk menjelaskan kesalahpahaman ini kepada temannya tetapi Haris sudah terlanjur marah. Ia pun segera menarik tang
Senyum cerah mewarnai wajah Marsha. Wajah cantiknya kini sudah berseri tidak seperti saat pagi hari tadi. Hal ini disebabkan oleh hubungannya dengan Haris yang telah membaik. Bahkan ketika berada di Pura Ulun Danu mereka berdua menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Ketiga teman mereka termasuk Lia, Putra, dan Hugo merasa lega apabila Haris dan Marsha sudah tidak bertikai seperti tadi malam. Akan tetapi, Felix belum menampakkan diri sejak di Kebun Raya Bedugul. Ia langsung memisahkan diri saat bus baru saja berhenti di parkiran. Felix kembali muncul jika bus akan segera berangkat menuju destinasi selanjutnya.Tujuan wisata selanjutnya adalah Garuda Wisnu Kencana Cultural Park yang berlokasi di Desa Ungasan, Kabupaten Badung Bali. Landmark ini berdiri dengan megah dan merupakan maskot Bali, yaitu patung Garuda Wisnu Kencana yang menggambarkan sosok Dewa Wisnu menunggangi Garuda. Patung ini mulai dibangun pada tahun 1997 oleh seniman I Nyoman Nuarta dengan t
Hari ini adalah hari terakhir kegiatan study tour. Para murid sudah dimintai oleh para guru untuk segera mengemas barang bawaan mereka setelah itu membawanya turun ke lobby dan mengembalikan kartu kamar hotel ke resepsionis. Setelah mereka selesai dengan barang bawaan dan perlengkapan lainnya, para guru lalu mempersilakan murid untuk sarapan sebelum berangkat menuju destinasi terakhir yaitu Bali Zoo dan diakhiri dengan mengunjungi pusat oleh-oleh Bali.Kebun binatang ini berlokasi di Jalan Raya Singapadu, Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali. Objek wisata ini menawarkan pengunjung untuk bisa berinteraksi langsung dan lebih dekat dengan satwa. Di Bali Zoo, jalur yang digunakan pengunjung untuk berjalan-jalan tertata dengan baik sehingga memudahkan pengunjung agar bisa menyaksikan aneka satwa tanpa khawatir akan tersesat. Selain itu, Bali Zoo juga dilengkapi dengan fasilitas lain, yaitu wahana air. Satwa di sini sangat bersih dan terawat