Home / Lainnya / Talak Aku, Mas! / Bayar Utang Suamimu!

Share

Bayar Utang Suamimu!

Author: Edka22
last update Huling Na-update: 2023-07-30 07:13:14

Usai pertengkaran hebat itu Mas Raka belum pernah sekalipun pulang. Dan hari ini tepat satu minggu suamiku tidak kembali.

Sekali lagi aku tegaskan aku tidak peduli, aku sudah tidak peduli lagi. Silakan dia berbuat sesuka hatinya asalkan jangan sekalipun merugikan hidupku lagi.

Saat aku sedang memulai menulis tiba-tiba suara gedoran pintu yang teramat keras membuatku menghentikan sejenak dari aktivitas menulisku. Aku sedikit mengerutkan kening mencoba untuk menerka siapa sosok orang yang menggedor pintu depan begitu keras.

Dalam benakku mengira jika itu adalah suamiku—Mas Raka. Dia memang suka punya hobi seperti itu—membuat keributan.

Aku menghela napas, lalu aku pun beranjak dan berjalan menuju pintu depan. Baru saja gagang pintu itu aku buka, dengan sangat tidak sabarannya langsung mendorong pintu hingga aku terjatuh di atas lantai.

“Mana Raka!”

Suara seseorang yang tidak aku kenali tiba -tiba menanyakan keberadaan suamiku. Jangankan mereka, aku yang memang istrinya saja tidak tahu di mana keberadaan Mas Raka.

Aku berusaha berdiri, meskipun bokong ku terasa sakit akibat terjatuh tadi. Aku menatap orang itu, seorang yang bertubuh kekar dengan tato bergambar naga di lengan kanannya. Lalu aku semakin memperhatikan lagi yang ternyata begitu banyak tindik di cuping telinga pria itu.

“Mana Raka!”

Sekali lagi orang bertato itu menanyakan keberadaan suamiku.

“Dia tidak ada! Percuma kalian cari suamiku di sini,” jawabku dengan nada sedikit menantang.

Sepertinya langkahku salah, sebab aku malah membuat dia marah. Tatapan matanya serasa menghujam. Bahkan aku merasa kesulitan untuk menelan salivaku sendiri.

Tangan kekar dan bertato itu tiba-tiba memegang rahangku. Mencengkeram dengan sangat kuatnya, wajahku sampai terdongak.

“Di mana Raka! Jangan coba-coba kamu menyembunyikan pria itu atau... kau tanggung akibatnya.”

Tanganku berusaha untuk melepaskan cengkeraman di rahangku ini. Sunggu dia begitu mencengkeram dengan sangat kuat membuat aku kesulitan untuk bicara.

“Aku tidak tahu! Jangan tanyakan dia padaku,” ujarku seraya menahan rasa sakit.

Dengan sekali sentakan pria bertato itu melepaskan cengkeramannya tubuhku sampai terhuyung saking kerasnya.

Aku memegangi rahangku yang terasa begitu sakit. Seraya pikiranku berputar sebenarnya pria bertato itu memiliki niat apa menemui mas Raka.

“Untuk apa aku menyembunyiakna dia? Dia memang tidak di rumah, aku saja tidak tahu keberadaan suamiku,” terangku mencoba untuk menjelaskan.

“Kalu begitu kamu yang harus tanggung jawab!”

Hah! Tanggung jawab apa yang dia maksud?

“Maksud kamu apa? Ini urusan kamu dengan suami aku, kenapa aku dibawa-bawa?”

“Kamukan istrinya! Berarti kamu yang harus bertanggung jawab untuk membayar utang suamimu.”

Aku bergeming dengan bola mata yang membulat dengan sempurna. Utang? Satu kata yang tiba-tiba saja membuat aku syok berat. Karena diam-diam Suamiku memiliki utang. Aku heran padahal setiap minggunya aku selalu memberi dia jatah uang. Rokok, makan bahkan sampai kuota pun sudah aku penuhi. Lalu kenapa dia harus berutang kembali.

“Utang apa? Mana mungkin suamiku memiliki utang,” aku berucap dengan nada tidak percaya.

“Tapi kenyataannya seperti itu. Jika suami kamu memiliki utang pada majikanku sebesar sepuluh juta.”

“A-apaa? Se-sepuluh juta?”

Ya Allah.. aku kaget! Uang dari mana sebesar itu? Sedangkan penghasilan jadi dropshiper dan nulis tidaklah sebesar itu? Tega! Mas Raka memang tega. Pantas saja beberapa hari ini dia menghilang. Jadi, ini di balik menghilang dirinya? Ingin melimpahkan semua utang-utangnya padaku.

“Aku tidak akan membayar utangnya. Karena aku sama sekali tidak punya sangkut pautnya dengan utang suamiku. Dia yang berhutang jadi dia pula yang melunasi, bukan aku,” aku berucap dengan tegas. Aku tidak peduli jika pria bertato itu marah. Aku sama sekali tidak ingin ikut campur urusan mas Raka.

Wajah pria bertato itu sungguh terlihat mengeras, dia sudah mulai tersulut emosi. Tapi, aku tidak akan goyah. Untuk apa aku harus membayar utang suamiku jika dirinya saja tidak pernah menghargai aku sebagai istrinya serta tidak pernah menyayangi Najma anakku.

“Kamu berani!” Marah pria itu.

Aku tidak takut, sebab aku sudah terbiasa kena marah suamiku. Bahkan bukan hanya sekadar kena marah melainkan kena pukul pun aku sudah terbiasa.

“Aku berani, karena di sini aku merasa tidak bersalah. Jika Anda ingin marah dan menagih utang, minta sama suamiku jangan sama aku. Karena mau Anda marah atau apa pun itu. Aku tidak peduli karena aku tidak punya urusan apa pun sama Anda.”

Setelah berkata seperti itu aku langsung menutup pintu. Jantungku berdebar-debar tidak karuan. Sungguh sebenarnya aku hanya berpura-pura terlihat berani. Padahal sedari tadi aku menahan rasa takut, aku takut pria bertato itu malah akan berbuat yang macam-macam. Kemungkinan mengancam keselamatanku.

Belum juga rasa degupan jantung mereda, pria bertato itu justru terus menggedor -ngedor pintu. Seketika perasaan takut kembali hadir. Aku langsung mengunci pintu dan langsung lari ke kamar menyusul anakku Najma yang sedang tidur.

Dalam hati aku lantunkan doa – doa meminta keselamatan dari kejahatan setan yang menyerupai manusia. Bukannya tenang, aku justru semakin dibuat ketakutan saat suara pria bertato itu semakin keras, menggedor pintu membabi buta.

Namun tiba-tiba saja suara gedoran dan teriakan pria bertato itu musnah berganti dengan suara banyak orang. Ya, telingaku tidak salah lagi jika di luar sana sepertinya banyak orang.

Akhirnya aku beranikan untuk mengintip dari balik jendela. Benar saja di sana sudah berkumpul para warga. Aku yakin mereka datang karena merasa terganggu oleh kebisingan pria bertato itu.

Aku tidak hentinya bersyukur, sebab Allah SWT masih memberi aku perlindungan yang datang dari para warga. Sungguh Allah SWT selalu menolong hamba-Nya dalam kesulitan.

Aku lihat pria bertato itu pergi karena di usir paksa. Bahkan yang membuat aku bersyukur para warga mengancam pria bertato itu agar tidak datang kembali ke sini. Suatu pertolongan Allah SWT yang tidak terduga.

Aku menarik napas lega, setidaknya dengan mendapatkan ancaman seperti itu tidak akan membuat pria bertato mengganguku. Keamananku bisa terjaga. Baru saja aku berniat untuk membuka pintu dan mengucapkan terima kasih, tiba-tiba pintu terdengar digedor dari luar.

Aku secepatnya membuka pintu. Sungguh ini serasa jadi plot twist, aku kira mereka ikhlas menolongku ternyata... diluar dugaan ku.

“Hai! Kamu gak pernah jera, ya! Kamu sama suami kamu sama saja benalu kampung sini. Gak suami gak istri selalu saja bikin resah warga. Jangan kira kami tidak tahu, ya, pria tadi preman kan? Mau nagih utang kamu?”

Orang itu yang aku ketahui bernama Mira mulutnya begitu sangat tajam. Ketajamannya melebihi tajamnya silet ataupun pisau, ini terlalu tajam hingga hatiku luka namun tidak berdarah.

“Kalau iya kenapa?” tanyaku. Aku tidak ingin terlihat lemah di mata mereka. Aku buang semua keinginan untuk berlemah lembut kepada mereka.

“Tidak kenapa-kenapa. Hanya saja kedatangan mereka sangat meresahkan saja, apalagi saat mereka berteriak-teriak. Menggangu ketenangan kami,” kicau salah seorang warga dan aku tahu dia adalah satu dari sekian banyak yang tidak menyukai keluargaku.

Aku paham dan aku akui. Kedatangan para preman ke rumah bukan sekali dua kali tapi sering, dengan maksud dan tujuan berbeda. Tentunya menggangu mereka terlebih saat Mas Raka malah berkelahi.

Lantas apa lagi yang harus aku lakukan? Jika boleh jujur aku pun tidak ingin berada dalam posisi seperti ini. Sungguh, aku tidak mau.

Malam semakin larut. Kejadian tadi sangat menggangu pikiranku. Aku tidak bisa tidur. Berusaha untuk memejamkan mata tapi tetap saja hasilnya sama. Lalu aku mencoba tidur seraya memeluk Najma, hasilnya pun tetap sama. Tidak bisa tidur.

Hingga tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu dengan begitu tidak sabaran. Aku melirik jam dan jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Aku pun menyingkap selimut hendak mengintip siapa di balik kegaduhan ini.

Baru saja aku membuka pintu kamar secara bersamaan pula terdengar pintu terbuka dengan lebar dan meneriaki namaku.

Brak!!

“Ayu! Ayunindya!”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Talak Aku, Mas!   My Happy ending

    Ayu bicara seperti itu seraya tersenyum malu-malu. Sebab apa yang ia katakan memang benar adanya. Jika ia hanya mencintai Marvel dan sampai kapan pun akan Terus seperti itu. Sedangkan perasaanya pada Rendy, itu hanyalah sebatas suka karena kebaikannya dan ketulusannya pada Najma serta dirinya. Bukan suka karena perasaan cinta. Apa mungkin dia akan menyia-nyiakan orang sebaik Rendy? Terlebih saat itu posisi Najma membutuhkan sosok seperti Rendy. Rendy dan Marvel tidak jauh berbeda. mereka memiliki sifat lembut pada Najma m mereka pun sama-sama menyayangi Najma . Tidak percaya dengan ucap Ayu, membuat Marvel kembali menanyakan hal tersebut. "Apa? tadi kamu bicara apa?" tanya ulang Marvel. "Aku masih mencintaimu, dari dulu sampai sekarang." ucapan Ayu. satu fakta yang selama ini selalu ia sembunyikan. Ayu langsung menutup wajahnya saking malu. Kenapa bisa ia bilang seperti tadi? Ayu yakin Marvel langsung bertanya-tanya maksud ucapannya. mobil pun sengaja ia tepikan, ia ter

  • Talak Aku, Mas!   Aku Masih Mencintaimu

    Dari sudut berbeda, sebenarnya Marvel pun melihat interaksi antara Ayu dan Rendy. Marvel terus memperhatikan Tanpa berkedip barang sedikitpun. Ia tidak ingin kehilangan pandangan interaksi Ayu dan Rendy. Marvel merasa jika Rendy sangat mencintai Ayu sampai sekarang. Cinta yang begitu tulus dan besar. ia seorang pria pun mampu untuk merasakannya. Sementara untuk Ayu, Marvel bingung arti dari tatapannya itu. Namun yang bisa ia tangkap jika pandangan ayu terlihat seperti seorang wanita yang meminta pada kekasihnya untuk melupakan semua kenangan di antara mereka. Melupakan cinta yang pernah ada dan melupakan apa pun yang berhubungan dengan keduanya. Lalu Marvel berpikir, apakah mungkin Ayu sempat menyukai Rendy? Andai ia tidak bertemu dengan Ayu mungkin selamanya ia tidak akan pernah sembuh. Dan ia tidak akan pernah bisa memiliki Ayu. Melihat ayu yang hendak berlalu, Marvel pun buru-buru pergi sebelum ia melihat dirinya dan ketahuan tengah menguping pembicaraan dengan Rendy. Ma

  • Talak Aku, Mas!   Maaf

    Setelah dua jam lamanya Ayu diintrogasi oleh keluarga Marvel, akhirnya kini ia bisa bebas. Ia senang pada akhirnya keluarga Marvel setuju dengan hubungan dirinya dengan Marvel. meskipun masih ada perasaan tidak rela di hati Maureen. Ayu tahu karena ia bisa melihat sendiri tatapan Maureen penuh ketidaksukaan. Ayu saat ini tengah berada di balkon, ia sedang menikmati kesendiriannya, sebab saat ini Marvel ingin diberi waktu untuk bicara dengan keluarganya saja. "Apa aku boleh di sini?" tiba-tiba suara seseorang yang sangat ia kenali terdengar. Ayu tidak menjawab, ia malah mencengkeram pagar pembatas balkon. entahlah! ia masih merasa takut jika bertemu Rendy. Ia takut dituduh yang tidak-tidak. ia trauma dengan hal seperti itu. "Ayu...." panggil Rendy saat ayu tidak kunjung merespon ucapannya.. "Pergi! Aku tidak ingin melihat wajahmu!" usir ayu tanpa sedikitpun melihat orangnya. Rendy tahu Ayu seperti ini karena dirinya, karena ia tidak percaya sepenuhnya. Andai waktu itu ia pe

  • Talak Aku, Mas!   keluarga Marvel

    Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini. "Dia

  • Talak Aku, Mas!   Bertemu Kembali

    ayu sudah siap, begitu juga dengan MArvel. sementara najma ia sengaja tidak membawa anak gadisnya itu, ia menitipkan najma pada bu widya, najam lebih anteng jika bersama cicit bu widya. untuk bertemu orang tua Marvel mereka memesan taksi. dikarenakan untuk saat ini marvel tidak memiliki apa-apa. harta bendanya ada di jakarta, sedangkan dompet miliknya yang berisi kartu kredit dan debit hilang saat ia di rampok. sepanjang perjalanan, ayu terus mersa cemas. dalam pikirannya terus terpikirkan bagaimana jika ia bertemu dengan Rendy? apa yang akan dia lakukan? meskipun benar kota cimahi itu luas barang kali orang tua marvel berada di tempat yang jauh dari Rendy. Marvel yang melihat ayu terus gelisah, berusaha untuk menenangkan, memberikan support system. Marvel meraih tangan ayu lalu menggenggamnya dengan sangat erat, "Tenang! jangan khawatir, percayalah kedua orangtuaku sangat bijak, mereka tidak akan membuat kamu merasa canggung." "Tapi,,,," "percayalah sama aku." Ayu mengang

  • Talak Aku, Mas!   Bertemu Orangtuamu

    Kini Rendy dan Melly tengah di interogasi oleh Monica. Wanita berusia 50 tahun itu teramat syok. Ia tidak menyangka anak laki-laki bisa berbuat dibatas kewajaran."Harusnya kamu bilang ke ibu, jika kamu ingin secepatnya menikah. Enggak harus kaya gini," tutur Monica dengan tenang. Ia sudah bisa mengontrol diri. "Tidak Bu! Rendy sama sekali tidak ingin secepatnya menikah. Rendy hanya....""Rendy memaksa, Bu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih malam itu Rendy mabuk. Ibu tahu sendirikan bagaimana sikap orang yang sedang mabuk? Sekeras apa pun aku menghindar tenagaku kalah kuat. Meskipun aku memang menginginkan Rendy, tapi aku tidak segila itu berani menyerahkan kehormatanku.'' Melly sengaja berkata seperti itu untuk menarik simpati dari Monica hingga Monica mendukung dirinya untuk dinikahi oleh Rendy.Kenyataannya, ia memang tidak bisa menghindari pesona Rendy. Ia terbawa suasana hingga dengan sukarela menyerahkan apa yang selama ini ia jaga."Kau mabuk, Ren?" Tanya Monica, ia tid

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status