Home / Lainnya / Talak Aku, Mas! / Aku Tak Sanggup Lagi

Share

Aku Tak Sanggup Lagi

Author: Edka22
last update Last Updated: 2023-12-14 12:16:36

Aku pasrah, apa pun yang akan dilakukan Mas Raka padaku. Bukankah setiap hari pun aku selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Jadi, jika hari ini pun dia akan berbuat kasar padaku, aku sudah siap.

Mas Raka terus menatapku. Ia menatap nyalang Seperti seorang harimau yang tengah menatap mangsanya. Aku beranikan diri untuk mendongak menatap balik tatapan Mas Raka.

"Kamu sekarang mulai berani, ya sama aku." ujarnya dan aku sama sekali tidak mengerti dengan maksud kata berani.

Berani apa yang Mas Raka maksud? Karena sungguh aku sama sekali tidak merasa berbuat hal yang menurutku di luar batas kewajaran.

"Maksud Mas apa?" Tanyaku tidak kalah sewotnya dan sekali lagi aku tahu harusnya aku tidak boleh meninggikan suaraku dihadapan Mas Raka.

"Kau sudah berselingkuh. Istri macam apa kamu, hah?"

Aku terkejut atas tuduhan Mas Raka. Berselingkuh! Lucu! Dia menuduhku yang tidak-tidak. Entah apa yang ada dipikirannya.

"Aku tidak berselingkuh, Mas. Mas jangan asal menuduh tanpa bukti."

"Apa masih kurang bukti? Bukankah bukti kamu berselingkuh adalah tadi, saat kau berduaan dengan seorang pria berjas. Mas gak nyangka ternyata selera kamu sekarang tinggi, ya. Selingkuh pun langsung dengan orang kaya. Hebat!"

Sekarang aku paham, Mas Raka menuduh Marvel adalah selingkuhan ku. Padahal apa yang Mas Raka tuduhkan tidak benar. Tapi, jika memang Mas Raka berpikir seperti itu. Baguslah. Aku ingin tahu sejauh mana ia memiliki rasa cemburu. Aku juga ingin tahu apakah Mas Raka bisa kembali seperti dulu jika seandainya aku memanas-manasi Mas Raka.

"Jelas saja Mas aku mencari pria yang lebih dari kamu. Pria yang mau menghargai aku, pria yang mau menerima Najma, pria yang bersedia membahagiakanku bukan pria seperti kamu yang bisanya hanya membebankan semua padaku. Ingat mas! Aku ini seorang istri bukan tulang punggung keluarga. Mungkin aku tidak akan protes jika posisi kamu memang tidak memungkinkan untuk menjadi tulang punggung. Ini? Kamu sehat, segar, kuat. Tapi kenapa kamu malah melimpahkan semua padaku. Kenapa, Mas?!"

Aku sudah tidak kuat, sungguh ingin rasanya aku memaki-maki suamiku. Tapi, aku masih menghargai dia karena masih berstatus suamiku. Suami yang harusnya ada untuk melindungi, mengayomi anak dan istri. Bukan membuat menderita seperti ini.

Ya Allah aku sadar, diri ini tidak bisa seperti Sayyidatina Fatimah yang senantiasa patuh dan sabar dalam menghadapi kesulitan. Aku juga bukanlah Asiah yang sabar dalam menghadapi suami zalimnya. Aku... Aku hanyalah wanita akhir zaman yang memiliki kesabaran setipis tissue.

Aku tidak sanggup, jika harus hidup dengan Mas Raka. Suami yang tidak memiliki sama sekali rasa tanggung jawab, rasa peduli dan rasa kasih sayang. Bagaimana aku mau berbakti jika suamiku saja seperti ini. Entahlah, akan dia bawa ke mana bahtera rumah tangga ini. Berulang kali aku mencoba untuk menyadarkan dirinya bahkan doa tidak pernah putus untuk Suamiku. Kenapa? Semakin ke sini justru tabiatnya semakin menjadi.

"Aku hanya ingin memberikan kamu kesempatan untuk meraih surga. Bukankah istri yang berbakti itu balasannya surga? Jadi manfaat kesempatan ini. Lagi pula tidak ada salahnya istri membantu perekonomian keluarga, bukan? Di luar sana banyak kok wanita yang kerja sementara suaminya tidak. Tapi kenapa kamu malah riweh seperti ini, santai saja."

Astaghfirullah, apa telingaku tidak salah dengar? Setumpul itukah pemikiran suamiku? Jika memang pemikirannya seperti itu lalu apa gunanya ia sebagai seorang kepala keluarga? Dia telah melalaikan kewajibannya hingga melupakan hak-hak yang harus aku dan Najma peroleh.

"Oh, jadi Mas maunya aku yang kerja sementara kamu malas-malasan di rumah? Oke kalau gitu kita tukar tugas. Aku yang cari nafkah sedangkan kamu urus rumah dan Najma..."

"Tidak bisa gitu dong!"

Mas Raka langsung menyela perkataanku. Dia sepertinya protes berat atas usulan yang baru saja aku ajukan.

"Harga diriku mau ditaruh di mana jika aku harus mengurus rumah dan Najma?"

Hah? Harga diri? Sempat-sempatnya ia protes mengenai harga diri. Padahal harga dirinya sebagai seorang suami sudah hilang bertepatan dengan dirinya yang memutuskan untuk tidak mencari nafkah.

"Apa tidak salah, Mas membahas tentang harga diri? Ingat Mas salah satu harga diri seorang suami itu bekerja. Dan sekarang coba lihatlah! Secara tidak langsung harga dirimu jatuh."

"Ayu!"

Mas Raka kembali mengangkat tangannya. Dan untuk ketiga kalinya ia menamparku. Saking kerasnya tamparan Mas Raka sudut bibirku sampai berdarah. Tega! Hanya itu yang bisa aku katakan.

Pipi dan bibirku terasa perih, tidak hanya perih fisik batinku pun ikut merasakan perih. Aku pegang pipi bekas ditampar Mas Raka, seraya menatap penuh benci padanya. Sebenarnya apa yang ada dipikiran suamiku hingga ia begitu tega padaku.

Air mataku berlinang, aku terus menatap suamiku. Dan dengan penuh kesadaran aku mengucapkan kalimat yang sejak dulu selalu Mas Raka larang. "Talak aku, Mas! Aku sudah tidak sanggup lagi hidup denganmu. Mana surga yang selalu kamu janjikan? Kau masih ingat kan? Kalimat-kalimat yang selalu kamu ucapkan sebelum kita menikah? Mana semua janji-janjimu, Mas?"

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mentalak mu, Ayu!"

"Tapi kenapa? Jika kamu tidak mau... tolong jangan seperti ini, kembalilah seperti suamiku yang dulu."

"Kamu tidak perlu tahu alasannya, Ayu."

"TAPI AKU HARUS TAHU, MAS!"

Saking kesalnya aku meninggikan suaranya dan sungguh aku melihat Mas Raka tidak suka dengan apa yang aku lakukan barusan.

"Kau sudah kurang ajar! Ikut aku! Sepertinya kau harus aku aku kasih pelajaran."

Mas Raka menarikku, aku menjerit meminta untuk dilepaskan. Tapi jeritanku sama sekali tidak ia dengarkan. Ia terus menyeretku ia membawaku ke kamar mandi lalu ia mendorongku hingga tubuhnya berbenturan dengan tembok kamar mandi. Sakit! Rasanya sakit sekujur tubuhku. Tidak hanya itu dia juga terus menyiramiku dengan air. Aku pasrah!

."Jika aku dengar kau minta talak dariku, maka aku akan melakukan hal yang lebih dari ini."

Selepas itu Mas Raka pergi, meninggalkan aku yang meringkuk kesakitan dan kedinginan di bawah guyuran air shower.

Ya Allah, apakah suami seperti ini yang harus aku pertahankan? Apakah rumah tangga seperti ini yang harus aku perjuangkan? Aku tidak sanggup lagi, ya Allah. Tidak!

Meksipun aku tahu mungkin saja ada hikmah dari setiap kejadian yang aku alami. Dan aku yakin kau menyatukan aku dan suamiku karena ada suatu misi kebaikan yang harus aku jalankan. Tapi.. ini sudah lima tahun, ya Allah. Selama itu aku harus bisa bertahan menghadapi keegoisan suami, ketidakadilan suami serta kezaliman suamiku. Dan sekarang puncak keputus asaanku.

Sekarang aku ingin menyerah. Jika memang nanti Mas Raka mempersulit proses perpisahan Ini, aku akan tetap memilih terus melanjutkan dan melakukan khulu'. Karena aku merasa hubungan ini sudah tidak bisa dilanjutkan. Yang ada aku terus melakukan dosa dan terus mendapatkan perlakuan tidak manusiawi seperti ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Masniza Mat Daud
x best jalan ceritanya.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Talak Aku, Mas!   My Happy ending

    Ayu bicara seperti itu seraya tersenyum malu-malu. Sebab apa yang ia katakan memang benar adanya. Jika ia hanya mencintai Marvel dan sampai kapan pun akan Terus seperti itu. Sedangkan perasaanya pada Rendy, itu hanyalah sebatas suka karena kebaikannya dan ketulusannya pada Najma serta dirinya. Bukan suka karena perasaan cinta. Apa mungkin dia akan menyia-nyiakan orang sebaik Rendy? Terlebih saat itu posisi Najma membutuhkan sosok seperti Rendy. Rendy dan Marvel tidak jauh berbeda. mereka memiliki sifat lembut pada Najma m mereka pun sama-sama menyayangi Najma . Tidak percaya dengan ucap Ayu, membuat Marvel kembali menanyakan hal tersebut. "Apa? tadi kamu bicara apa?" tanya ulang Marvel. "Aku masih mencintaimu, dari dulu sampai sekarang." ucapan Ayu. satu fakta yang selama ini selalu ia sembunyikan. Ayu langsung menutup wajahnya saking malu. Kenapa bisa ia bilang seperti tadi? Ayu yakin Marvel langsung bertanya-tanya maksud ucapannya. mobil pun sengaja ia tepikan, ia ter

  • Talak Aku, Mas!   Aku Masih Mencintaimu

    Dari sudut berbeda, sebenarnya Marvel pun melihat interaksi antara Ayu dan Rendy. Marvel terus memperhatikan Tanpa berkedip barang sedikitpun. Ia tidak ingin kehilangan pandangan interaksi Ayu dan Rendy. Marvel merasa jika Rendy sangat mencintai Ayu sampai sekarang. Cinta yang begitu tulus dan besar. ia seorang pria pun mampu untuk merasakannya. Sementara untuk Ayu, Marvel bingung arti dari tatapannya itu. Namun yang bisa ia tangkap jika pandangan ayu terlihat seperti seorang wanita yang meminta pada kekasihnya untuk melupakan semua kenangan di antara mereka. Melupakan cinta yang pernah ada dan melupakan apa pun yang berhubungan dengan keduanya. Lalu Marvel berpikir, apakah mungkin Ayu sempat menyukai Rendy? Andai ia tidak bertemu dengan Ayu mungkin selamanya ia tidak akan pernah sembuh. Dan ia tidak akan pernah bisa memiliki Ayu. Melihat ayu yang hendak berlalu, Marvel pun buru-buru pergi sebelum ia melihat dirinya dan ketahuan tengah menguping pembicaraan dengan Rendy. Ma

  • Talak Aku, Mas!   Maaf

    Setelah dua jam lamanya Ayu diintrogasi oleh keluarga Marvel, akhirnya kini ia bisa bebas. Ia senang pada akhirnya keluarga Marvel setuju dengan hubungan dirinya dengan Marvel. meskipun masih ada perasaan tidak rela di hati Maureen. Ayu tahu karena ia bisa melihat sendiri tatapan Maureen penuh ketidaksukaan. Ayu saat ini tengah berada di balkon, ia sedang menikmati kesendiriannya, sebab saat ini Marvel ingin diberi waktu untuk bicara dengan keluarganya saja. "Apa aku boleh di sini?" tiba-tiba suara seseorang yang sangat ia kenali terdengar. Ayu tidak menjawab, ia malah mencengkeram pagar pembatas balkon. entahlah! ia masih merasa takut jika bertemu Rendy. Ia takut dituduh yang tidak-tidak. ia trauma dengan hal seperti itu. "Ayu...." panggil Rendy saat ayu tidak kunjung merespon ucapannya.. "Pergi! Aku tidak ingin melihat wajahmu!" usir ayu tanpa sedikitpun melihat orangnya. Rendy tahu Ayu seperti ini karena dirinya, karena ia tidak percaya sepenuhnya. Andai waktu itu ia pe

  • Talak Aku, Mas!   keluarga Marvel

    Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini. "Dia

  • Talak Aku, Mas!   Bertemu Kembali

    ayu sudah siap, begitu juga dengan MArvel. sementara najma ia sengaja tidak membawa anak gadisnya itu, ia menitipkan najma pada bu widya, najam lebih anteng jika bersama cicit bu widya. untuk bertemu orang tua Marvel mereka memesan taksi. dikarenakan untuk saat ini marvel tidak memiliki apa-apa. harta bendanya ada di jakarta, sedangkan dompet miliknya yang berisi kartu kredit dan debit hilang saat ia di rampok. sepanjang perjalanan, ayu terus mersa cemas. dalam pikirannya terus terpikirkan bagaimana jika ia bertemu dengan Rendy? apa yang akan dia lakukan? meskipun benar kota cimahi itu luas barang kali orang tua marvel berada di tempat yang jauh dari Rendy. Marvel yang melihat ayu terus gelisah, berusaha untuk menenangkan, memberikan support system. Marvel meraih tangan ayu lalu menggenggamnya dengan sangat erat, "Tenang! jangan khawatir, percayalah kedua orangtuaku sangat bijak, mereka tidak akan membuat kamu merasa canggung." "Tapi,,,," "percayalah sama aku." Ayu mengang

  • Talak Aku, Mas!   Bertemu Orangtuamu

    Kini Rendy dan Melly tengah di interogasi oleh Monica. Wanita berusia 50 tahun itu teramat syok. Ia tidak menyangka anak laki-laki bisa berbuat dibatas kewajaran."Harusnya kamu bilang ke ibu, jika kamu ingin secepatnya menikah. Enggak harus kaya gini," tutur Monica dengan tenang. Ia sudah bisa mengontrol diri. "Tidak Bu! Rendy sama sekali tidak ingin secepatnya menikah. Rendy hanya....""Rendy memaksa, Bu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih malam itu Rendy mabuk. Ibu tahu sendirikan bagaimana sikap orang yang sedang mabuk? Sekeras apa pun aku menghindar tenagaku kalah kuat. Meskipun aku memang menginginkan Rendy, tapi aku tidak segila itu berani menyerahkan kehormatanku.'' Melly sengaja berkata seperti itu untuk menarik simpati dari Monica hingga Monica mendukung dirinya untuk dinikahi oleh Rendy.Kenyataannya, ia memang tidak bisa menghindari pesona Rendy. Ia terbawa suasana hingga dengan sukarela menyerahkan apa yang selama ini ia jaga."Kau mabuk, Ren?" Tanya Monica, ia tid

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status