Share

Tamming The Jerk Billionare
Tamming The Jerk Billionare
Penulis: athena_vivian

Perhitungan yang Salah

Sebuah gudang tua di pinggir kota Wales

"Apa semua sudah siap? Bagaimana dengan para sniper?" seorang pria dengan mengenakan topi warna blue navy dan sebuah teropong kecil yang ia lekatkan di tangan kanannya serta seragam warna senada dengan topi blue navy bertuliskan 'interpol' tengah mengintai sebuah gudang tua yang dicurigai sebagai pabrik pembuatan obat-obatan terlarang. Harlyn Ignacio, nama laki-laki berumur setengah abad itu terlihat tegang dan matanya menyeloroh melihat seluruh keadaan di sekitar gedung. Dengan mata elangnya, dia telah menjebloskan beberapa mafia terkenal kejam dan beringas ke dalam hotel dingin tiada beralas. Dedikasinya yang tinggi terhadap dunia hukum, menjadikannya sebagai 'living legend' di dunia interpol.

"Kau! Adley! Bagaimana posisi kelinci kita?" suara berat nan tegas seorang pria berbadan tegap pada salah satu anak buah kesayangannya, Adley Britta Calla.

"Kelinci sudah pada tempatnya, Pak. Tinggal kita menurunkan kandang dan menggiringnya," jelas wanita berparas cantik bak Heidi Klum itu.

"Hnn, bagus. Mama Beruang pada macan ... Mama Beruang pada macan ... turunkan kandang dan leopard ke dalam sarang kelinci. Beri mereka sedikit shock therapy supaya lebih menarik!" perintah Ignacio, begitulah Sang Kapten bertangan dingin biasa disapa.

Tak butuh waktu lama, aksi penyergapan pun dimulai. Para sniper yang tengah bersiap membidik buruannya dan anggota lainnya yang mengendap-endap memasuki lorong gedung tua yang tak terpakai itu. 

BRAK!!!!

Sebuah tendangan keras mengarah pada pintu besi yang ternyata tak dikunci rapat. Dalam bayangan mereka, akan ada pertumpahan dan aksi tembak-menembak yang brutal. Tapi sayang sungguh disayang, ternyata para anggota interpol telah dipencundangi oleh komplotan mafia yang telah menjadi buronan interpol selama 2 tahun terakhir. Kontan, sang kapten, Ignacio langsung berteriak dan memukul salah satu anak buahnya dengan bogem yang cukup keras.

BUAGH!!!

"Tolol! Bodoh kalian semua!! Kenapa bisa kita dikelabui oleh cecunguk-cecunguk itu!? Siapa yang bertanggung jawab atas informasi tempat ini, hah!!!?" teriak Ignacio hingga air liurnya keluar mengenai wajah para anggota interpol lainnya.

"DIAM!!! DIAM SEMUANYA!! KALIAN BISU, TULI, ATAU DUNGU, HAH!!! KUTANYA SEKALI LAGI ... SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS INFORMASI INI? JIKA TIDAK ADA YANG MENGAKU ..."

"Saya, Pak!" tanpa ragu Adley Britta Calla atau biasa disapa Adley maju dan menghadap sang pemimpin.

"KAU! JADI KAU YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS INFORMASI MURAHAN DAN PALSU INI!? AKU KECEWA PADAMU! TAHUKAH KAU APA YANG TELAH KAU LAKUKAN INI BENAR-BENAR MEMBUAT MALU DAN MENCORENG NAMA BAIK INTERPOL, HAH!!! AKU HERAN ... BAGAIMANA ORANG SEPERTI DIRIMU BISA MENJADI ANGGOTA TERHORMAT INTERPOL!!!" ketus Ignacio dan melirik tajam ke arah Adley.

"Saya siap menerima apapun keputusan Anda! Saya siap dihukum!" sahut Adley tanpa ragu.

"Benarkah?" tantang Ignacio.

Adley menganggukkan kepalanya tanpa ragu.

"Baiklah, kau yang meminta! Aku ingin surat pengunduran dirimu sebagai anggota interpol sudah ada di mejaku dalam waktu 2x24 jam, paham!"

Semua anggota interpol yang lain merasa sangat terkejut, tak terkecuali Adley. Menjadi anggota interpol adalah impiannya sejak kecil dan kini ... karena kecerobohanya dia harus memupus karirnya di dunia penegakan hukum.

"Tapi, Pak ..."

"You ask for it! Sebagai anggota interpol, pantang untuk menarik ucapannya kembali, bukan?" seringai Ignacio langsung meninggalkan tempat kejadian.

"Ingat, Adley! 2x24 jam atau ... kau akan lihat sendiri apa yang bisa aku lakukan atas kesalahanmu!" para anggota interpol yang lain kemudian mengikuti Ignacio meninggalkan TKP, sementara Adley bersimpuh kaku dan tampak shock dengan kejadian yang baru saja ia alami.

"You did well." Weylyn, salah seorang partner Adley sejak mereka masuk menjadi anggota interpol tampak memberikan semangat dan dukungan kepada wanita cantik nan seksi tersebut.

"Tidak! Aku melakukan kesalahan terbodoh yang harusnya tak aku lakukan! Bagaimana bisa ... bagaimana bisa aku tertipu oleh Zee!" ucap Adley memasang ekspresi kesal dan mengepalkan tangannya ke lantai yang keras.

"Zee? Maksudmu bocah berandalan yang sering ada di stasiun kota?" tanya Lyn, biasa ia disapa.

Adley mengangguk. 

"Bajingan itu benar-benar merusak karirku! Akan kucari dan kupatahkan kaki serta lengannya! Akan kupenggal kepalanya jika aku bertemu dengannya!" ucap Adley penuh nafsu dan emosi.

Adley Britta Calla, wanita cantik berusia 24 tahun dengan rambut hitam legam sebahu, kulit putih mulus bak porcelain, kaki jenjang bak Heidi Klum retina mata yang berwarna coklat gelap ditambah bibir merah merekah seksi nan sensual. Sebagian orang beranggapan bahwa Adley adalah seorang model papan atas, tapi siapa sangka di balik parasnya yang cantik jelita dia adalah salah satu anggota satuan polisi khusus yang hanya menangani kasus-kasus dengan tingkat kejahatan level tertentu. Yap! Apalagi kalau bukan interpol.

Adley bukanlah wanita yang dilahirkan dari kalangan keluarga biasa. Latar belakang sang ayah adalah CEO sebuah perusahaan pembuat senjata api terbesar dan terkenal di Inggris, Aero serta ibu seorang mantan mata-mata negeri Ratu Elizabeth itu. Tak heran jika darah militer telah mengalir deras di dalam tubuh wanita pemilik tinggi badan 175 cm itu. Tak banyak yang mengetahui tentang identitas serta entitas Adley. Demi cita-citanya, dia rela merahasiakan latar belakang keluarganya dan menutup semua hak privillege yang selayaknya Adley miliki seperti orang-orang kaya di Inggris pada umumnya. Dengan wajah masih menahan emosi dan kesal, Adley dibantu berdiri oleh sahabatnya, Lyn dan mereka berdua segera bergegas meninggalkan tempat kejadian perkara dan kembali ke markas interpol di Inggris.

"Lalu, soal Ignacio ... apa yang akan kau lakukan, Adley?" penasaran Lyn akan reaksi partner-nya itu.

"Aku belum tahu. Aku memang sering mendengar dari para senior tentang kekejaman si Beruang Tua, Harlyn Ignacio ... awalnya aku tak percaya! Tapi kini, aku harus mengalaminya. So suck!!!" umpat Adley pada dirinya sendiri.

"C'mon ... you are the strongest woman I've ever known!! Don't give up ... hanya seorang Ignacio kau kalah??? Oh, ayolah ..." Lyn mengalungkan tangannya ke leher Adley dan tersenyum padanya.

"Hmm, maybe you right! Aku sudah banyak mengorbankan segalanya demi mencapai titik seperti ini! Jika aku menyerah sekarang, berarti aku kalah dari Beruang Tua yang sombong itu!" ucap Adley menyemangati dirinya sendiri.

"There you go!!! Itu baru namanya Adley Britta Calla yang kukenal! Namamu indah, kuat dan cantik ... kau seharusnya bersikap seperti namamu," sahut Lyn yang tak mau melepaskan lengannya dari leher Adley.

"Baiklah, kita harus kembali ke markas. Aku yakin Beruang Tua itu sudah menantikan kedatangan diriku," sahut Adley menyeringai.

"Hmm, oke."

Adley dan Lyn akhirnya meninggalkan tempat kejadian perkara itu tanp dapat menemukan apapun. Di sisi lain, tanpa mereka sadari sebuah Range Rover warna hitam tengah mengintai dan mengawasi gerak-gerik para anggota interpol. "Bagaimana, Bos?" tanya salah salah satu anak buah seorang laki-laki yang tengah asyik menghisap cerutu Kuba dengan ditemani dua orang wanita berpakaian seksi.

"Hahaha, biarkan kelinci yang kali ini mengerjai leopard! Permainan semakin menarik, kenapa kita harus hentikan? Biarkan saja ... kita lihat, berapa lama interpol bisa menangkapku!!" ucap seorang pria berjas warna putih, sepatu hitam dan rambut model front puff itu seraya bercumbu dengan kedua wanita blondie seksi nan cantik di dalam mobilnya.

"Baik, saya mengerti, Bos." 

Tak lama, mobil Range Rover hitam itu pun meninggalkan gudang tua itu dan kejadian tak terduga dilakukan oleh salah satu anak buah pria berjas putih tadi. Lima anak buah pria berjas putih tersebut melemparkan beberapa granat ke sisi-sisi gudang tua tersebut. Tanpa menunggu waktu lama, ledakan besar pun terjadi dan segera, beberapa mobil sedan warna hitam meninggalkan lokasi kejadian. Adley dan Lyn yang belum begitu jauh dari tempat perkara terkejut ketika mendengar sebuah ledakan yang begitu besar. Saling pandang dan tanpa banyak kata, mereka langsung memutar balik mobil yang mereka naiki dan mencari sumber ledakan dengan melihat asap hitam pekat yang membumbung tinggi di langit.

"Menurutmu, apa itu yang baru saja kita dengar?" tanya Lyn seraya mengemudi.

"Entahlah, tapi kuharap bukan sesuatu yang aku sangka," sahut Adley.

Tak lama kemudian, keduanya sampai di TKP. Mata Adley terbelalak tak percaya dengan apa yang dilihatnya! Gedung tua yang mereka serbu tiba-tiba saja meledak dan hal ini membuat Adley semakin murka! Dengan tangan mengepal kencang, Adly menarik urat lehernya sekencang-kencangnya seraya berteriak, "BEDEBAH! BAJINGAN! BIADAB! BRENGSEKKK!! AAARRRGGGGHHHHHH!!" 

Lyn yang melihat kondisi sahabatnya dalam keadaan seperti itu hanya menepuk-nepuk pundak Adley pelan dan ikut geram dengan kejadian yang ada di depan mata mereka.

"Akan kupastikan siapapun yang telah mempermainkan kita akan mendapat balasannya! Aku janji itu, Adley ..." ucap Lyn dengan geram. 

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Rhaniie
Keren. bikin aku mencak2 bacanya......... ajip!
goodnovel comment avatar
Aisyah_Sakila
keren kak aku suka seru nih crtanya🤗🤗🤗
goodnovel comment avatar
NufhaJaa
Bagus bangtt, aku sukaa <3
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status