Share

Bab 2

Penulis: Hayley
Dalam kegelapan, manajer itu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia mengangkat kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi, lalu menendang keras perut bagian bawahku.

Rasa sakit yang luar biasa membuatku langsung meringkuk, perutku terasa bergolak hebat.

“Siapa suruh kamu menghabiskan uang pacarku!”

“Siapa suruh kamu menggodanya?!”

Dia menjerit, suaranya berubah menjadi melengking, karena rasa cemburu dan marah.

Dia memandang rendah ke arahku, lalu memerintahkan kedua pria kekar itu, “Pukul dia! Pukul mati-matian!”

Kedua petugas keamanan itu jelas-jelas adalah orang kepercayaannya. Tanpa ragu sedikit pun, hujan pukulan dan tendangan pun mendarat di tubuhku.

Aku menggertakkan gigi, menelan semua rintihan dan erangan kesakitan ke dalam perut.

Tulang-tulangku terasa seperti diretakin dan organ dalamku juga seperti bergeser dari tempatnya.

Teriakannya terus terdengar, “Kamu pikir kamu siapa?! Hanya wanita murahan yang mengemis cinta!”

“Sudah kubilang, aku kakaknya! Kalau nggak percaya, tanya sendiri pada Oscar! Telepon dia sekarang, biar aku bicara dengannya!”

Aku berusaha keras menjelaskan, tapi wanita di depanku itu sama sekali tidak mendengarkan. Hingga kepalaku terasa pusing dan mataku berkunang-kunang, dia baru mengangkat tangan, memberi isyarat agar mereka berhenti.

Kaki yang mengenakan sepatu hak tingginya menginjak bahuku dan dia tersenyum sinis, sambil menatapku.

“Sebaiknya kamu patuh dan bayar tagihan makan hari ini, lalu tambah lagi satu miliar.”

“Ini adalah akibat dari menggoda pacarku dan menghabiskan uangnya.”

“Aku nggak takut kalau sampai ada nyawa yang melayang, Oscar pasti punya cara untuk membereskannya.”

Aku meringkuk kesakitan, terengah-engah dan membela diri dengan lemah, “Itu uangku sendiri! Sudah kubilang, tanyakan saja padanya kalau nggak percaya.”

Raut wajahnya langsung berubah dan menendangku. Kedua petugas keamanan pun peka. Pukulan dan tendangan kembali menyambut tubuhku.

Aku tahu, dia tidak akan mendengar apapun yang kukatakan. Jika terus begini, aku mungkin benar-benar bisa mati di sini.

Setelah dipukuli hingga memuntahkan darah, aku menggunakan sisa tenaga terakhirku untuk merangkak dan meraih ponselku di lantai.

“Hentikan… aku… aku bayar.”

Hana tampak puas dengan kepatuhanku, memberi isyarat pada kedua petugas keamanan untuk berhenti, lalu berjongkok dan menepuk pipiku yang sudah membengkak.

“Kok nggak dari tadi saja? Kenapa harus tunggu disiksa dulu?”

“Dua miliar, seperak pun nggak boleh kurang.”

Aku terbaring di lantai yang dingin, terengah-engah, paru-paruku terasa sakit dan terbakar.

Aku mengabaikannya dan langsung menelepon Grace, sahabat baikku.

Teleponku langsung diangkat.

“Grace, bawa empat miliar ke restoran adikku.”

“Aku butuh sekarang juga.”

Di balik telepon, Grace terdiam sesaat, lalu merasa ada yang tidak beres.

“Olivia? Kamu kenapa? Kok suaramu….”

“Jangan banyak tanya, cepat!” potongku dan langsung menutup telepon.

Mendengar ‘empat miliar’, mata Hana langsung berbinar. Kilatan keserakahan terlihat jelas.

Dia mungkin mengira aku trauma dipukuli, jadi berinisiatif menaikkan harga untuk meminta ampun.

Raut kemenangan di wajahnya tak bisa lagi disembunyikan.

“Bagus, tahu diri juga.”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tamparan Sang Kakak   Bab 9

    Aku menarik semua investasi dari restoran michelin itu. Wakil direktur beserta tim intinya mengundurkan diri secara massal dan mengikutiku untuk membangun bisnis baru. Dalam waktu kurang dari setengah tahun, berkat layanan dan hidangan yang lebih berkualitas, restoran baruku dengan cepat menancapkan kaki di industri dan menjadi standar baru.Sementara itu, restoran milik Oscar, karena kehilangan tim inti dan dukungan dana, ditambah dampak negatif dari insiden Hana, langsung mengalami kesulitan operasional dan akhirnya bangkrut.Kudengar Oscar menggunakan empat ratus juta yang kuberikan untuk mencoba berbisnis kecil-kecilan, tapi semuanya rugi besar hingga hartanya habis.Dia yang sudah terbiasa hidup foya-foya sama sekali tidak tahu bagaimana cara hidup hemat dan memperhitungkan pengeluaran.Tak lama kemudian, uangnya habis dan dia bahkan tak mampu membayar sewa apartemen.Setelah itu, aku mendengar kabarnya dari Grace.Demi hidup, dia bekerja sebagai pelayan di sebuah bar. Setiap har

  • Tamparan Sang Kakak   Bab 8

    Masalah-masalah selanjutnya diselesaikan lebih lancar dari yang kubayangkan.Bukti dari kasus Hana sangat kuat.Rekaman CCTV restoran, laporan visum atas cedera di tubuhku, bukti transfer dua miliar, ditambah kesaksian dari kedua petugas keamanan, membuat Hana tak bisa mengelak sama sekali.Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.Kabarnya, dia masih terus berteriak memanggil nama Oscar di pengadilan, mengatakan bahwa Oscar akan menyelamatkannya.Sayangnya, Oscar bahkan sudah tak bisa menyelamatkan dirinya sendiri saat itu.Setelah kuusir dari vila, dia tak punya uang sepeser pun.Teman-temannya yang dulu selalu mengelilinginya, seketika menghilang tanpa jejak.Dia mencoba mencari ayah, tapi ayah yang memang sudah tidak senang dengan latar belakangnya, ditambah takut dengan kekuasaanku, langsung menolaknya mentah-mentah.Oscar ingin kembali ke kantor, tapi dihentikan oleh petugas keamanan di lobi, seperti anjing yang kehilangan tuannya.Akhirnya, dia merasakan bagaimana rasanya terjun

  • Tamparan Sang Kakak   Bab 7

    Aku mengeluarkan ponsel, menelepon asisten dan menyalakan pengeras suara.“Bu Olivia,” panggil asisten dengan hormat.“Hubungi divisi legal dan keamanan.”Suaraku tak menunjukkan kehangatan sedikit pun.“Pertama, tarik kembali semua properti, kendaraan dan kartu kredit berakhiran 8888 atas nama Oscar. Segera bekukan dan urus proses balik nama besok pagi.”“Kedua, atas nama dewan direksi Grup Basil, tarik kembali semua saham yang diberikan kepada Oscar dan keluarkan dia dari semua proyek perusahaan.”“Ketiga, beritahu keamanan vila ini bahwa mulai sekarang, Pak Oscar bukan lagi pemilik di sini. Segera menyuruhnya meninggalkan tempat ini dalam waktu sepuluh menit.”“Yang boleh dia bawa hanyalah pakaian yang melekat di tubuhnya.”“Mengerti?”“Siap, Bu Olivia. Aku akan segera mengurusnya,” jawab asisten dengan suara yang tegas dan lugas.Aku menutup telepon dan memasukkan ponsel kembali ke tas.Seluruh proses itu, aku bahkan tidak melirik Oscar lagi.Dia tampak seperti seluruh tenaganya te

  • Tamparan Sang Kakak   Bab 6

    Aku menggunakan tenaga yang sangat besar. Wajah Oscar langsung berpaling dan jejak lima jari yang jelas langsung muncul.Dia dan semua orang terkejut.Dia memegangi wajahnya dan menatapku dengan tatapan tidak percaya. Api amarah di matanya berubah menjadi rasa terhina.“Kamu… menamparku?”“Aku mau menyadarkanmu.”Suaraku sedingin es.Pandanganku menyapu ke sekelompok penonton di ruang tamu dan akhirnya kembali tertuju ke wajah Oscar.“Kalian semua berpikir dia adalah pemilik tempat ini? Putra mahkota Keluarga Basil?”Tidak ada yang berani bersuara.Aku tertawa pelan, tapi tidak ada senyuman di tatapanku.“Oscar, kau juga selalu berpikir begitu, ‘kan?”“Kamu merasa kalau kamu itu terlahir untuk memiliki segalanya? Vila ini, mobil mewah di luar, saham perusahaan dan kartu kredit tanpa limit yang kuberikan padamu?”Dia tidak bicara, tapi tatapan tidak terima di matanya sudah menjelaskan segalanya.“Pernah nggak kamu memikirkan alasannya?”“Kenapa ayah yang jelas-jelas lebih menyayangimu,

  • Tamparan Sang Kakak   Bab 5

    Seketika, wajah Hana pun memucat.Dia menjerit ketakutan, mencengkeram lengan Oscar erat-erat, seolah dia adalah satu-satunya harapan terakhirnya.“Oscar! Tolong aku! Aku nggak mau ke kantor polisi!”“Oscar, cepat bilang ke mereka! Ini salah paham! Ini semua salah paham!”Wajah Oscar juga terlihat sangat muram.Di depan semua temannya, pacarnya akan dibawa pergi oleh polisi.Ini jauh lebih memalukan daripada ditampar langsung.Oscar menoleh dengan kasar dan menggeram bertanya padaku, “Kak, haruskah kamu membuat masalah sampai separah ini?!”Aku menatapnya dengan dingin, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Dia menarik napas dalam-dalam, berbalik dan memasang wajah tersenyum, berjalan menghampiri polisi.“Pak polisi, ini salah paham. Ini semua salah paham.”“Dia kakakku dan ini pacarku. Mereka hanya ada masalah sedikit. Aku juga sudah memberi pelajaran pada Hana.”Sambil berbicara, dia berusaha menghalangi Hana dengan tubuhnya.“Lihat, hari juga sudah malam. Ini masalah keluarga, kami bi

  • Tamparan Sang Kakak   Bab 4

    Udara seolah membeku, hanya menyisakan bunyi nyaring dari sepatu hak tinggiku yang menghentakkan lantai.Selangkah demi selangkah, aku berjalan menuju pasangan yang sedang berpelukan di tengah ruang tamu itu.Ekspresi Oscar sangat beragam.Awalnya terkejut, kemudian muncul ketakutan yang tak tertahankan, lalu seketika menjadi pucat.Secara reflek, dia melepaskan Hana dari pelukannya dan ingin berdiri.Namun, melihat wajah Hana yang penuh air mata, dia pun kembali ragu dan bingung.Pada akhirnya, ketakutan itu digantikan dengan sikap keras kepala yang konyol dan menggertak.Dia tetap duduk, hanya menatapku lekat-lekat. Seolah cara itu bisa menyembunyikan kepanikan di hatinya.Sementara Hana, saat menyadari bahwa itu adalah diriku, matanya langsung membelalak.Namun, dia langsung menyadari bahwa ini adalah wilayah Oscar dan punya begitu banyak teman di sini.Dia malah bersikap semakin menjadi-jadi, meringkuk ke pelukan Oscar dan menangis lebih keras.“Oscar, dia… dia yang menindasku….”S

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status