INICIAR SESIÓNAku menarik semua investasi dari restoran michelin itu. Wakil direktur beserta tim intinya mengundurkan diri secara massal dan mengikutiku untuk membangun bisnis baru. Dalam waktu kurang dari setengah tahun, berkat layanan dan hidangan yang lebih berkualitas, restoran baruku dengan cepat menancapkan kaki di industri dan menjadi standar baru.Sementara itu, restoran milik Oscar, karena kehilangan tim inti dan dukungan dana, ditambah dampak negatif dari insiden Hana, langsung mengalami kesulitan operasional dan akhirnya bangkrut.Kudengar Oscar menggunakan empat ratus juta yang kuberikan untuk mencoba berbisnis kecil-kecilan, tapi semuanya rugi besar hingga hartanya habis.Dia yang sudah terbiasa hidup foya-foya sama sekali tidak tahu bagaimana cara hidup hemat dan memperhitungkan pengeluaran.Tak lama kemudian, uangnya habis dan dia bahkan tak mampu membayar sewa apartemen.Setelah itu, aku mendengar kabarnya dari Grace.Demi hidup, dia bekerja sebagai pelayan di sebuah bar. Setiap har
Masalah-masalah selanjutnya diselesaikan lebih lancar dari yang kubayangkan.Bukti dari kasus Hana sangat kuat.Rekaman CCTV restoran, laporan visum atas cedera di tubuhku, bukti transfer dua miliar, ditambah kesaksian dari kedua petugas keamanan, membuat Hana tak bisa mengelak sama sekali.Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.Kabarnya, dia masih terus berteriak memanggil nama Oscar di pengadilan, mengatakan bahwa Oscar akan menyelamatkannya.Sayangnya, Oscar bahkan sudah tak bisa menyelamatkan dirinya sendiri saat itu.Setelah kuusir dari vila, dia tak punya uang sepeser pun.Teman-temannya yang dulu selalu mengelilinginya, seketika menghilang tanpa jejak.Dia mencoba mencari ayah, tapi ayah yang memang sudah tidak senang dengan latar belakangnya, ditambah takut dengan kekuasaanku, langsung menolaknya mentah-mentah.Oscar ingin kembali ke kantor, tapi dihentikan oleh petugas keamanan di lobi, seperti anjing yang kehilangan tuannya.Akhirnya, dia merasakan bagaimana rasanya terjun
Aku mengeluarkan ponsel, menelepon asisten dan menyalakan pengeras suara.“Bu Olivia,” panggil asisten dengan hormat.“Hubungi divisi legal dan keamanan.”Suaraku tak menunjukkan kehangatan sedikit pun.“Pertama, tarik kembali semua properti, kendaraan dan kartu kredit berakhiran 8888 atas nama Oscar. Segera bekukan dan urus proses balik nama besok pagi.”“Kedua, atas nama dewan direksi Grup Basil, tarik kembali semua saham yang diberikan kepada Oscar dan keluarkan dia dari semua proyek perusahaan.”“Ketiga, beritahu keamanan vila ini bahwa mulai sekarang, Pak Oscar bukan lagi pemilik di sini. Segera menyuruhnya meninggalkan tempat ini dalam waktu sepuluh menit.”“Yang boleh dia bawa hanyalah pakaian yang melekat di tubuhnya.”“Mengerti?”“Siap, Bu Olivia. Aku akan segera mengurusnya,” jawab asisten dengan suara yang tegas dan lugas.Aku menutup telepon dan memasukkan ponsel kembali ke tas.Seluruh proses itu, aku bahkan tidak melirik Oscar lagi.Dia tampak seperti seluruh tenaganya te
Aku menggunakan tenaga yang sangat besar. Wajah Oscar langsung berpaling dan jejak lima jari yang jelas langsung muncul.Dia dan semua orang terkejut.Dia memegangi wajahnya dan menatapku dengan tatapan tidak percaya. Api amarah di matanya berubah menjadi rasa terhina.“Kamu… menamparku?”“Aku mau menyadarkanmu.”Suaraku sedingin es.Pandanganku menyapu ke sekelompok penonton di ruang tamu dan akhirnya kembali tertuju ke wajah Oscar.“Kalian semua berpikir dia adalah pemilik tempat ini? Putra mahkota Keluarga Basil?”Tidak ada yang berani bersuara.Aku tertawa pelan, tapi tidak ada senyuman di tatapanku.“Oscar, kau juga selalu berpikir begitu, ‘kan?”“Kamu merasa kalau kamu itu terlahir untuk memiliki segalanya? Vila ini, mobil mewah di luar, saham perusahaan dan kartu kredit tanpa limit yang kuberikan padamu?”Dia tidak bicara, tapi tatapan tidak terima di matanya sudah menjelaskan segalanya.“Pernah nggak kamu memikirkan alasannya?”“Kenapa ayah yang jelas-jelas lebih menyayangimu,
Seketika, wajah Hana pun memucat.Dia menjerit ketakutan, mencengkeram lengan Oscar erat-erat, seolah dia adalah satu-satunya harapan terakhirnya.“Oscar! Tolong aku! Aku nggak mau ke kantor polisi!”“Oscar, cepat bilang ke mereka! Ini salah paham! Ini semua salah paham!”Wajah Oscar juga terlihat sangat muram.Di depan semua temannya, pacarnya akan dibawa pergi oleh polisi.Ini jauh lebih memalukan daripada ditampar langsung.Oscar menoleh dengan kasar dan menggeram bertanya padaku, “Kak, haruskah kamu membuat masalah sampai separah ini?!”Aku menatapnya dengan dingin, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Dia menarik napas dalam-dalam, berbalik dan memasang wajah tersenyum, berjalan menghampiri polisi.“Pak polisi, ini salah paham. Ini semua salah paham.”“Dia kakakku dan ini pacarku. Mereka hanya ada masalah sedikit. Aku juga sudah memberi pelajaran pada Hana.”Sambil berbicara, dia berusaha menghalangi Hana dengan tubuhnya.“Lihat, hari juga sudah malam. Ini masalah keluarga, kami bi
Udara seolah membeku, hanya menyisakan bunyi nyaring dari sepatu hak tinggiku yang menghentakkan lantai.Selangkah demi selangkah, aku berjalan menuju pasangan yang sedang berpelukan di tengah ruang tamu itu.Ekspresi Oscar sangat beragam.Awalnya terkejut, kemudian muncul ketakutan yang tak tertahankan, lalu seketika menjadi pucat.Secara reflek, dia melepaskan Hana dari pelukannya dan ingin berdiri.Namun, melihat wajah Hana yang penuh air mata, dia pun kembali ragu dan bingung.Pada akhirnya, ketakutan itu digantikan dengan sikap keras kepala yang konyol dan menggertak.Dia tetap duduk, hanya menatapku lekat-lekat. Seolah cara itu bisa menyembunyikan kepanikan di hatinya.Sementara Hana, saat menyadari bahwa itu adalah diriku, matanya langsung membelalak.Namun, dia langsung menyadari bahwa ini adalah wilayah Oscar dan punya begitu banyak teman di sini.Dia malah bersikap semakin menjadi-jadi, meringkuk ke pelukan Oscar dan menangis lebih keras.“Oscar, dia… dia yang menindasku….”S







