Share

Liontin Kupu-kupu

Penulis: Babytiran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-18 15:16:18

Benjamin menyibak kasar rambutnya, tampak berpikir keras. Dia masih ragu memberi izin Rhea untuk keluar sekalipun di temani Ray atau pelayan lain.

Rhea melihat suaminya bimbang segera menyentuh ujung bajunya, "Kau harus menepati janji mu." katanya dengan mata membulat penuh harap.

"Ugh! itu curang." dengus Benjamin. Dia benar-benar lemah terhadap istrinya.

Namun, senyum kecil akhirnya terukir di bibirnya. "Aku memintamu mencium pipi, bukan bibir. Artinya, kesepakatan kita tidak sah."

Rhea menyipitkan mata, jemarinya menyentuh bibirnya sendiri dengan lembut. "Sayang sekali, padahal aku masih ingin mengecup bibirmu. Baiklah, aku berubah pikiran. Aku akan mengecup pipimu saja."

Sedikit berjinjit, Rhea melingkarkan tangannya di leher suaminya, lalu mengecup pipi Benjamin tanpa aba-aba.

Benjamin mematung. Istrinya tidak biasa bersikap agresif seperti ini. Biasanya, Rhea hanya akan bersikap manja atau menyentuhnya lebih dulu jika menginginkan sesuatu darinya. Mengingat hal itu, Benjamin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tanda Cinta Tuan Benjamin   Tertawan

    Di balik kain penutup wajahnya, Rhea hanya bisa mendengar suara langkah, desahan napas berat, dan keheningan yang terasa seperti ancaman tak kasat mata.Mobil berguncang sesekali. Jalanan yang dilalui tampak bukan jalan utama—mungkin sengaja dipilih untuk menghindari perhatian.Dalam kegelapan, Rhea mencoba menghitung waktu, menebak arah berdasarkan belokan, durasi, dan kecepatan. Ia mengandalkan naluri yang telah terasah oleh berbagai ancaman sejak terlibat dengan Benjamin.Dia berusaha berani di tengah ketakutan. Jantungnya berdetak kencang, jemarinya bergetar, dan keringat membasahi dahinya. Ia hanya bisa mengepal jemarinya, menahan ketakutannya, sembari berharap Benjamin segera datang.Saat-saat seperti ini, satu hal yang diyakininya—suaminya akan datang lebih cepat."Ben... segeralah datang," gumam Rhea dalam hati.Tiba-tiba, suara Lili terdengar dari bangku depan. "Kau tahu, aku membenci wajahmu sejak dulu. Terlalu sempurna. Semua orang memujimu. Sialan!!"Rhea terdiam, tak ingi

  • Tanda Cinta Tuan Benjamin   Tertangkap

    Saat tiba di halaman depan, Ray sudah menunggunya di samping mobil yang akan membawanya pergi. "Silahkan masuk nyonya," Ray tersenyum tipis. Ia kemudian membukakan pintu mobil untuk Rhea. Begitu Rhea naik, beberapa pelayan-Ina dan Caca juga bersiap di tempat mereka masing-masing, kali ini pelayan Marie tidak ikut. Rhea menghela napas, menyandarkan tubuhnya di kursi. Akhirnya, ia akan bertemu dengan neneknya lagi....Begitu memasuki Equator cafe, aroma kopi yang khas langsung menyambutnya, bercampur dengan wangi vanilla dan sedikit kayu manis. Kafe itu memiliki suasana hangat dan elegan, dengan pencahayaan temaram dari lampu gantung berdesain vintage yang menggantung rendah di atas meja-meja kayu mahoni.Dindingnya dihiasi dengan rak buku berisi novel-novel klasik, beberapa lukisan bernuansa tropis, serta jendela besar dengan tirai berwarna krem yang membiarkan cahaya matahari sore masuk dengan lembut. Di sudut ruangan, ada grand piano yang di mainkan dengan melodi jazz ringan, men

  • Tanda Cinta Tuan Benjamin   Liontin Kupu-kupu

    Benjamin menyibak kasar rambutnya, tampak berpikir keras. Dia masih ragu memberi izin Rhea untuk keluar sekalipun di temani Ray atau pelayan lain. Rhea melihat suaminya bimbang segera menyentuh ujung bajunya, "Kau harus menepati janji mu." katanya dengan mata membulat penuh harap. "Ugh! itu curang." dengus Benjamin. Dia benar-benar lemah terhadap istrinya. Namun, senyum kecil akhirnya terukir di bibirnya. "Aku memintamu mencium pipi, bukan bibir. Artinya, kesepakatan kita tidak sah."Rhea menyipitkan mata, jemarinya menyentuh bibirnya sendiri dengan lembut. "Sayang sekali, padahal aku masih ingin mengecup bibirmu. Baiklah, aku berubah pikiran. Aku akan mengecup pipimu saja."Sedikit berjinjit, Rhea melingkarkan tangannya di leher suaminya, lalu mengecup pipi Benjamin tanpa aba-aba.Benjamin mematung. Istrinya tidak biasa bersikap agresif seperti ini. Biasanya, Rhea hanya akan bersikap manja atau menyentuhnya lebih dulu jika menginginkan sesuatu darinya. Mengingat hal itu, Benjamin

  • Tanda Cinta Tuan Benjamin   Izin bertemu

    "Mau sampai kapan memelukku seperti ini?" Rhea menatap Benjamin dengan malas. Mentari mulai meninggi, sinarnya menembus tirai jendela, namun Benjamin tampaknya tak berniat beranjak dari kasur. Sebaliknya, pelukannya justru semakin erat, seolah enggan melepaskannya. "Sebentar lagi," gumamnya manja. "Kau tahu, pertikaian kemarin membuatku lelah. Aku butuh pelukanmu untuk mengisi tenaga."Rhea mendengus pelan. "Kau begitu berlebihan," ujarnya, berusaha melepaskan diri. Dia meraih ponsel di atas meja, alisnya sedikit berkerut saat layar terus bergetar. "Ini berisik sekali. Tampaknya orang-orangmu mencari. Mungkin masalah pekerjaan."Dia menyodorkan ponsel itu pada Benjamin, tapi alih-alih menerimanya, pria itu justru bangkit dari posisi tidurnya dan menyandarkan dagunya di bahu Rhea, kembali memeluknya dari belakang. "Biarkan saja, itu tidak penting," ujarnya santai, lalu meletakkan ponsel sembarangan di atas ranjang. Rhea menghela napas, tapi sebelum sempat berkata apa-apa, ses

  • Tanda Cinta Tuan Benjamin   Kegilaanya

    Hendra mencengkeram kuat pundak Lili, jemarinya menekan hingga terasa nyeri. Matanya menusuk tajam, menatap putrinya tanpa belas kasihan. "Mengapa tak ada hasil, huh?! Banyak bulan terlewati, tapi kau tak mampu membujuk kakak mu!!" Suaranya menggelegar, memenuhi ruangan dengan amarah yang tak tertahan."Aku merugi! Reputasi hancur, dan film-film ku gagal!!" teriak lantang Hendra. Kemarahannya semakin meledak-ledak. Lili tersentak, bahunya bergetar, matanya berkaca-kaca. Ketakukan menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia tak berani menatap mata Ayahnya, hanya bisa menunduk dalam ketakutan. Hidupnya tak tenang. Hari-harinya di penuhi amarah Ayahnya, dan dia masih menyalahkan Rhea atas situasinya sekarang.Jemari Lili mengepal erat, menahan gejolak emosinya. "Karena Rhea hari ku berubah seperti neraka." benaknya di penuhi kekesalan membara."Kegagalan yang paling ku takutkan, semuanya terjadi karena putri bodoh!!" Hendra semakin mencengkeram pundak Lili, genggamannya kian kuat. Tatapannya ber

  • Tanda Cinta Tuan Benjamin   Berikan pelukan

    Rhea termenung di atas kasur nya. Sampai pagi menyapa, Benjamin benar-benar tak menemuinya. Ya! ketenangan yang dia inginkan sejak kemarin. "Namun, mengapa aku sedikit kecewa?" Entah mengapa hatinya terasa resah sejak semalam. Keseharian yang tak biasa Rhea lewati tanpa adanya kehadiran Benjamin. Rhea ingat bahwa setidaknya setiap Benjamin pergi untuk mengurus pekerjaannya. Dia tak pernah pergi tanpa menemuinya lebih dulu. Dia akan datang dengan kata manis yang di rangkai indah, lalu bersikap manja padanya. Marah sekalipun pada akhirnya Benjamin akan menemuinya bak tak terjadi hal apapun, dan hari-hari akan berjalan seperti biasa. "Untuk apa aku memikirkannya." Rhea tak akan ambil pusing tentang Benjamin lagi. Lagipula pria yang membawa wanita yang katanya di cintai namun tak berniat menjadikannya rumah. Rasanya sia-sia. Rhea menghabiskan waktu nya seperti biasa. Dia sibuk dengan kegiatan barunya merajut baju. Hingga malam tiba, Benjamin benar-benar tak terlihat.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status