Share

Episode 6

Episode 6

"Sial ...!" Tanka berteriak lalu melempar tasnya di atas sofa.

"Siapa pria itu sebenarnya? Kenapa harus ada dia." Tanka menghempaskan tubuhnya pada sofa dan mengambil tas yang ada di sampingnya.

"Untung saja tas ini aman terkendali. Kalau tidak ... hancur reputasiku sebagai detektif." Tanka terkekeh. Dia membuka tas dan mengambil camera mini yang terselip di sana.

"Ah, saat nya melihat adegan panas." Gadis itu memasukkan memori dan memutar vidio yang telah direkamnya.

Buk ... 

Gadis ayu itu langsung membanting ponselnya. Matanya merah dan tangannya mengepal kuat. Nampak emosinya memuncak.

"Arrrhhh." Tanka menyambar ponselnya yang tengah berbunyi karena ada panggilan masuk. Di sana tertera sebuah nama "Cungkring". Alih-alih bingung harus menjawab apa, gadis itu meninggalkan ponselnya begitu saja dan pergi mandi. 

Pagi pun menjelang.

Tanka bersiap pergi menemui Paman Jo usai menghabiskan sarapannya.

Dia pergi dengan menenteng tas di tangan. Kali ini Tanka menemuinya di sebuah hotel. Dia takut rencananya bakal terbongkar lagi.

Dalam waktu kurang lebih satu jam perjalanan, akhirnya Tanka sampai juga di sebuah hotel ternama.

Dia menuju bar yang terletak di lantai dasar. Matanya awas menelisik seluruh ruangan. Sadar gerak-geriknya selalu diawasi, dia kini lebih hati-hati dan selalu membuat janji dadakan.

Tanka sengaja memilih kursi yang paling ujung, agar dia bisa memantau setiap tamu yang datang. Beberapa menit kemudian, datanglah seorang lelaki kurus mendekatinya.

"Hi, Paman!" sapa gadis itu.

Paman Jo tersenyum dan meletakkan bobotnya di samping Tanka.

"Bagaimana penyelidikannya, sukses?" tanya Paman Jo. Tanka menyodorkan camera mini yang dibawanya.

"Lihatlah dengan seksama, Paman." Sesaat kemudian  Paman Jo menelan salivanya dan menatap gadis di depannya dengan tatapan yang berbeda.

"Biasa saja, Paman. Jangan seperti itu bila menatapku." 

"Ma--maaf, sayang. Kamu begitu cantik dan menggoda dalam vidio ini." Paman Jo meracau seraya mengedipkan matanya ke arah Tanka.

"Ish, udah merayunya. Kita fokus pada tugas awal."

"Ok, terus bagaimana ceritanya bisa seperti itu?" tanya Paman Jo kemudian sambil meletakkan camera di atas meja.

"Apakah Paman mengenali lelaki itu ?" 

"Tidak. Siapa dia? Kenapa dia bisa bersamamu?" tanya Paman Jo. Pria kurus itu penasaran.

"Aku sendiri tidak tau, tapi aku sudah dua kali bertemu dengannya." 

"Dua kali ...?" Paman Jo melotot tak percaya, namun itu nyata. 

"Benar. Dia orang yang telah membeli rumahku," ucap Tanka dengan nada sedih.

"Sudah, jangan sedih. Usai menyelesaikan misi ini. Kita usut keganjilan yang terjadi dalam kehidupanmu." 

Tanka mengangguk lalu menjelaskan kejadian di club tempo hari. Paman Jo mendengarkan dengan seksama.

"Begitulah, Paman. Aku rasa mereka telah mengirim mata-mata untuk mengintai kita. Buktinya semua berjalan di luar kendaliku. Pria itu menukar hasil rekamannya dengan vidio mesraku."

"Kali ini kita jangan sampai kecolongan, buat penyamaran sebagus mungkin. Kalau perlu kamu pergi ke salon," titah Paman Jo. Tanka mengangkat jempolnya lalu tersenyum. Membuat Paman Jo semakin klepek-klepek.

Mereka sepakat meninggalkan bar setelah menghabiskan makanan yang dipesan. Sebelum keluar Tanka pergi ke toilet, sedangkan Paman Jo keluar lebih dulu karena ada urusan. Dan saat Tanka hendak meninggalkan hotel, dia melihat pria misterius itu tengah berada di parkiran.

Tanka yang melihat kedatangannya langsung bersembunyi di balik bunga yang berjajar di taman. Dia berusaha menghindari pria misterius itu.

Dari jauh nampak seorang pria menghampirinya. Wajahnya tidak jelas karena ditutupi masker.

Nampak mereka berbicara serius dan berlalu pergi dengan menggunakan mobil masing-masing. Tanpa berfikir panjang gadis itu berlari dan melajukan mobilnya. Dia berniat mengejar pria misterius itu namun diurungkannya. Dia takut bila ternyata semua itu hanyalah jebakan yang ditujukan untuknya. 

"Aneh, di mana ada aku, kenapa selalu ada dia. Dia seperti bayang-bayang yang mengerikan bagiku." gumamnya lirih.

Siapa sebenarnya pria misterius itu? Kenapa dia selalu mengetahui keberadaan Tanka?  Membuat gadis itu mati kutu dan kehabisan akal. Akhirnya Tanka memutar arah dan kembali pulang ke rumah Tony.

 

Wajah gadis itu nampak serius. Dia memutar vidio mesranya berulang. Berharap ada petunjuk di sana. 

Cukup lama dia melihat dan memperhatikan setiap detail adegan yang terekam.

Hingga matanya tertuju pada lengan bertatokan bintang.

"Tato itu sepertinya tidak asing bagiku, tapi di mana? Dan siapa yang memilikinya?" Tanka berusaha mengingat sesuatu. "Arhh! Kenapa begitu sulit untuk sekedar mengingat sebuah tato." Gadis itu bermonolog. 

Lama gadis itu berkutat dengan cameranya, mencari petunjuk yang lain. Namun terpaksa dia hentikan sesaat, karena terdengar suara berisik dari dalam perutnya.

Akhirnya gadis itu bangun lalu menuju dapur. Dia mencari bahan makanan di dalam kulkas. Matanya membelalak, karena yang tersisa hanya sebutir telur dan seikat sawi. Lantas gadis itu memotong sawi kecil-kecil dan menggorengnya dengan sebutir telur, cukup untuk mengganjal perutnya yang lapar.

Usai menyantap hasil kreasinya, Tanka lalu beranjak membersihkan diri. Berendam di bathtub dengan air hangat. Tentu agar tubuh juga pikirannya menjadi fresh kembali. 

Sore hari, tepatnya pukul setengah lima menjelang malam. 

Tanka keluar rumah hendak menuju swalayan yang tak jauh dari tempatnya tinggal. Dia ingin membeli beberapa bahan makanan yang telah habis.

Tanka melajukan mobilnya menyusuri jalanan yang cukup lengang menuju swalayan terdekat. Setengah jam kemudian gadis itu sampai juga di tempat tujuan. Diambilnya trolley dan diisi dengan  beras, telur juga beberapa sayuran lainnya sudah memenuhi trolley yang dibawanya, tak lupa buah apel dan jeruk ia masukan juga. 

Gadis itu kini terbiasa sendiri dengan segala rahasia hidup yang belum bisa dia pecahkan. 

Semua singgah dalam kehidupannya begitu saja, tanpa rasa iba memaksanya untuk jauh dari orang-orang terkasih. Kehidupan yang rumit dan tidak selayaknya dia tanggung.

Lagi, kejadian pahit harus kembali ia terima dengan lapang dada.

Di usianya yang terbilang masih sangat muda. Dia terpaksa harus menafkahi segala kebutuhannya sendiri, lantaran rumah beserta aset kekayaan peninggalan orang tuanya raib begitu saja. Tak tau siapa yang telah mengkhianati kepercayaan David. Tanka sendiri pun enggan untuk mencari tau akan hal itu. Bukannya tak ingin, dia hanya merasa ini belum saatnya.

Dan hanya mobil merah kesayangannya yang masih tersisa. 

Sebelum pulang gadis itu menyempatkan diri untuk singgah di sebuah warnet yang tak jauh dari pusat perbelanjaan.

Dia ingin mencari informasi tentang jenis tato yang dimiliki pria dalam vidio itu. Dan mencari tempat pembuatannya. Tanka sengaja mencari di warnet agar tidak bisa terlacak oleh orang-orang yang sengaja mengawasinya.

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status