Home / Romansa / Tania Saka / Episode 5

Share

Episode 5

Author: Dream On
last update Last Updated: 2021-05-22 14:18:46

Episode 5

Tanka mematikan mesin mobilnya sebelum masuk rumah Tony. Dengan langkah yang lesu lemas dia menuju dapur dan membuat teh hangat untuk mengembalikan semangat yang hilang. Tak ada yang bisa ia lakukan selain mengiklaskan rumah miliknya. 

Yah, dia tidak tahu-menahu, tentang harta peninggalan dari orang tuanya. Semua diurus oleh pengacara kepercayaan David, ayah Tanka. Namun pada kenyataannya rumah itu sekarang telah berpindah kepemilikan.

Sudah hampir satu bulan lamanya ia hanya berdiam diri di rumah Tony, tanpa sesuatu yang berarti. 

Hingga gadis itu ingat akan tawaran dari Paman Jo tempo hari. Tanpa berfikir panjang ia langsung menekan nomor yang tertera pada daftar kontaknya dan menghubungi nomor tersebut.

"Hallo!" Tanka menyapa seseorang dari ponselnya.

"Bisakah saya berbicara dengan Paman Jo?" 

"Maaf, Paman. Saya Tanka. Bisakah kita bertemu di tempat biasa?" tanya gadis itu sebelum mematikan sambungan ponselnya.

Tanka bergegas mandi dan bersiap untuk menuju cafe yang biasa dia sambangi. Langkahnya mantap tanpa keraguan. Cepat dia menstater mobilnya, tak ingin menghancurkan semangat yang telah tercipta.

Akhirnya gadis itu pun sampai juga, setelah melakukan perjalanan yang lamban karena macet. Terlihat suasana ramai pengunjung sehingga cukup sulit baginya untuk menemukan Paman Jo di sana.

Tak lama dari sudut ruangan nampak seorang pria berbadan; tinggi, kurus, rambut ikal dan giginya yang sedikit menonjol tengah melambaikan tangan padanya. Tanka dengan cepat melangkah menuju meja di ujung ruangan, tempat Paman Jo berada.

"Hi! Paman. Maaf telat." Tanka meraih tangan Paman Jo dan segera duduk di seberang meja yang memposisikannya duduk saling berhadapan.

"Mau pesan apa?" tanya  Paman Jo setelah melambaikan tangan pada salah satu pelayan cafe.

"Umh, orange jus saja," jawab Tanka tanpa mengalihkan perhatian dari foto yang telah disodorkan Paman Jo pada dirinya. 

Setelah pelayan itu pergi, Paman Jo kembali fokus pada permasalahan awal dan menjelaskannya pada Tanka. "Namanya Parman, dia bekerja di salah satu club sebagai pelayan." Paman Jo menunjukan mimik wajah yang sendu setelah menjelaskan.

"Aku ingin kamu menyelidikinya, sudah beberapa kali aku memergoki mereka tengah bercengkrama di club yang sama," imbuh Paman Jo kemudian.

Tanka memperhatikan foto di tangannya dengan seksama, sosok pria yang cukup tampan dengan tinggi yang ideal, kulit bersih, otot pada tubuhnya terlihat menggoda dengan senyuman yang menawan.  Pantas saja istri Paman Jo menggilainya, jauh bila dibandingkan dengan Paman Jo yang kerempeng.

Sekilas Tanka tersenyum saat membandingkan kedua pria tersebut.

"Ok, Paman. Besok saya akan mulai penyelidikan. Tapi saya minta uang mukanya sekarang, lagi kere soalnya." Tanka nyengir usai menjawabnya, memamerkan jajaran gigi yang bersih dan terawat.  

Paman Jo hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala, kemudian ia menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat dan meninggalkan selembar foto seorang wanita cantik, yang tak lain adalah istri dari Paman Jo sendiri.

"Jangan bertindak sendiri. Setelah semua bukti terkumpul, aku yang akan menentukan langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya, mengerti?" Paman Jo bangkit dan meninggalkan Tanka yang masih mencerna perkataan Paman Jo barusan.

Tanka menatap dua lembar foto tersebut secara bergantian. Menyayangkan tindakan mereka yang mengundangnya untuk menjadi mengintai yang mematikan. Usai menghabiskan minum, Tanka bangkit dan beranjak meninggalkan cafe menuju club yang akan menjadi tempat mengintaian selanjutnya.

Gadis itu melangkah menuju halaman tempat mobilnya terparkir.

"Maafkan aku, tante," ujarnya setelah mobil itu melaju pesat membelah ramainya jalanan kota. 

Gadis itu menghentikan mobil tepat di depan bangunan yang bertuliskan "KAVANDRA CLUB".

Kenapa nama ayahnya bisa tersemat di sana? 

Apa hubungan antara ayah Tanka dengan club tersebut? 

Semua masih menjadi rahasia untuk Tanka.

Lama gadis itu terdiam, asik bermain dengan pikirannya sendiri. Hingga sebuah pesan berhasil membuyarkan lamunan. Dibukanya pesan singkat dari Paman Jo yang berisi info, bahwa nanti malam si Tante akan bertemu dengan Parman, pelayan tampan. 

Setelah membaca pesan tersebut. Gadis ayu itu pun menyalakan kembali mesin mobil dan berbalik arah, pulang. Sesampainya di rumah, gadis itu langsung menuju kamar mandi dan membersihkan badan dari debu jalanan.  

Usai melakukan ritual mandinya, dia langsung menyiapkan baju yang akan ia kenakan nanti malam, juga camera mini yang akan dipergunakan untuk merekam kegiatan yang dilakukan oleh targetnya.

Tepat pukul delapan malam, Tanka keluar dari rumah. Dia terlihat cantik dengan balutan mini dress berwarna hitam dan high heels dengan warna senada. Tak lupa camera mini terselip pada tas kecil yang dibawanya. Perlahan mobil sedan merah itu keluar dari garasi dan meluncur membarengi kendaraan yang lainnya.  

Suasana di dalam club sungguh mengasyikkan, lampu yang temaram dan musik yang dapat menghilangkan penat sesaat. 

Pantas saja banyak orang yang tertarik dengan tempat semacam ini. Minuman yang siap menghilangkan stress hingga para wanita cantik yang siaga menemani setiap tamu yang datang.

Tanka memesan red wine dan mencari tempat duduk di pojok ruangan. Matanya menelisik setiap sudut tempat itu , mencari target penyelidikan.

Sayup terdengar suara desahan seseorang dari arah samping. 

Membuat gadis itu risih dan berniat untuk berpindah tempat. Namun seketika dia urungkan kala melihat ke arah sumber suara tersebut.

Dua insan yang tengah berpelukan dan bercumbu mesra tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Mereka tak lain adalah tante Sandra dan Parman.

Tidak ingin kehilangan moment yang langka itu, Tanka langsung mengarahkan camera pada tante Sandra dan pasangan mesumnya.

Adegan panas mereka terekam dengan jelas dan sangat apik. 

Saat Tanka tengah fokus mengarahkan camera pengintai, tiba-tiba dia didatangi seorang pria tampan yang tak asing baginya. Dia adalah pria yang mengaku telah membeli rumahnya.

"Hi! Sendirian saja?" tanya pria itu yang kemudian duduk di sampingnya. 

"Umh ... iya. Kamu sendiri?" tanya Tanka sembari mengamankan tasnya yang berisi camera pengintai.

"Seperti yang kamu lihat, cantik," jawab pria itu yang dengan cepat mencium bibir Tanka.

Sontak Tanka kaget mendapatkan perlakuan itu secara tiba-tiba.

Semakin dia melawan, tangan itu semakin kuat saja memeluk tubuhnya. Hingga akhirnya Tanka larut dalam permainan pria tersebut. 

Lumatan bibir itu membuat dia lupa akan tujuan awal kedatangannya. 

Hingga tiba pada suatu adegan yang mengingatkannya akan masa lalu yang kelam. Cepat Tanka mendorong pria itu hingga terjungkal ke belakang. 

Seketika Tanka sadar akan tujuan awal kedatangannya dan saat dia menoleh ke arah target. Mereka sudah tidak ada di tempatnya.

"Sial!" umpat Tanka.

Segera ia membalik badan dan melayangkan satu tamparan hangat di pipi pria itu.

"Katakan! siapa kamu sebenarnya?" 

Tanka menarik kerah baju pria itu dan menjatuhkannya kasar.

"Aku adalah orang yang kamu cari." 

Tanka terdiam sejenak, menatap pria itu tajam dan pergi begitu saja.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tania Saka    Episode 32. Budak nafsu

    Malam ini Bik Ijah melakukan tugas dari majikannya, meski enggan untuk menuruti semua kemahuan lelaki yang sekarang menjadi semakin dingin, tidak seperti dahulu waktu pertama kali mereka bertemu.Bik Ijah, dia bukan hanya orang yang dituakan di dalam kediaman Mr. X.Dia juga bukan bawahan seperti yang mereka tahu. Ia adalah tempat lelaki dingin itu mencurahkan semua keluh kesahnya, pengganti orang tuanya yang lama tiada.Siapa sebenarnya Bik Ijah?Kenapa wanita itu menjadi spesial di antara yang lainnya?Apakah hubungan mereka hanya sebatas itu? Anak yang haus akan kasih sayang orang tua."Non, jangan bersedih lagi! Biarlah semua berjalan seiring waktu yang akan membawa pangeranmu kelak, ke sini, membawamu pergi dengan kuda hitamnya," ucap Bik Ijah menghibur.Tanka hanya terdiam, gadis itu enggan untuk menjawab.Pikirannya menerawang pada ketiga sahabatnya yang tak kunjung datang menolongnya.Mu

  • Tania Saka    Episode 31. Wanitaku

    Di kediaman Mr. X.Di rumah mewah itu, tepatnya di kamar nomor dua dari samping, lantai dua. Terlihat sosok gadis cantik dengan penampilan berantakan, bisa dibilang sangat tidak terawat.Gadis malang itu meringkuk, memeluk lututnya di sudut kamar.Matanya terlihat sembab karena terlalu lama menangis.Rambutnya acak-acakan, mungkin mulai stres memikirkan nasib baik yang tidak kunjung berpihak padanya.Terdengar suara pintu yang dibuka dari luar. Nampak seorang lelaki dengan topeng yang selalu setia melekat di wajahnya. Sementara dua orang penjaga senantiasa berjaga di setiap sisi pintu masuk."Panggil Bik Ijah! Cepat!" Tangan lelaki itu terangkat lalu dikibaskan ke arah penjaga agar cepat bergerak. Dan dijawab dengan anggukkan.Tidak lama Bik Ijah datang bersama seorang penjaga di belakangnya.Menghampiri lelaki itu kemudian menoleh ke ujung kamar mengikuti telunjuk lelaki itu terarah.Kaget, s

  • Tania Saka    Episode 30. Merengkuh kenikmatan

    "Bangun!"Suara yang disertai hentakkan kaki itu berhasil membangunkan Kay yang tertidur meringkuk dengan badan masih terikat pada kursi.Perlahan matanya mengerjap, mencari asal suara tersebut.Terlihat samar olehnya, wajah seorang gadis yang hatinya masih terluka. Senyum sinis menyambut pandangan pertamanya."Tolong lepaskan aku!" pinta Kay memelas. Yang tentu ditanggapi dengan makian kebencian."Haruskah aku menuruti permintaanmu? Hah!" sahut Inez geram."Aku hanya menjalankan tugasku secara profesional," jawab Kay meyakinkan."Meski membunuh sekalipun?" Gadis itu bangkit, mendekati lelaki tak berdaya di depannya.Kay lalu menjawabnya lirih, bahkan hampir tak terdengar."Berjanjilah kau akan membantuku membalaskan dendam pada orang yang telah membayarmu." Inez menatap wajah lelaki yang kini penuh luka, berharap ada kepastian di sana."Aku janji,"

  • Tania Saka    Episode 29. Pelampiasan Amarah

    Kay tidak menduga akan mengingat kembali kejadian itu, di mana dia melakukan misi rahasia dari seseorang yang sangat berpengaruh di perusahahaan David Kavandra Saka. Yang mengharuskannya melenyapkan nyawa satu keluarga sekaligus. Semua itu bermula dari satu kesalahan fatal. Hari itu, tepatnya tujuh tahun lalu. Malam gelap dengan derai hujan yang lebat menghiasi sebelah barat batas kota. Sebuah mobil jep berhenti di depan rumah mewah nan megah. Tidak berselang lama, pintu mobil terbuka, memperlihatkan beberapa orang dengan baju serba hitam dengan senjata api di tangan. Mereka turun, mempersiapkan senjata lalu memakai penutup wajah sebelum melangkah menuju rumah besar itu. *Sementara itu di dalam rumah.Tuan Gorge beserta keluarganya berkumpul di ruang tengah, melihat film komedi bersama istri dan kedua putrinya. Mereka tertawa dan bercanda, melepas lelah akibat bekerja seharian. Gorge Mahendra Putra. adala

  • Tania Saka    Episode 28. Penyekapan

    Sementara itu di kontrakkan sederhana yang terletak di urutan ke-2 dari gang, terlihat dua orang pria yang mondar-mandir gelisah menunggu seseorang.Terlihat rona kecemasan dari wajah mereka masing-masing. "Will, apa tidak seharusnya kita samperin aja tu anak. Sudah jam segini kok belum juga balik." Rasya terlihat resah. Memikirkan sahabatnya yang belum juga pulang. "Kita tunggu sebentar lagi! Kalau belum juga pulang. Kita cari dia." usul Willy. Kembali menyesap kopi di depannya. Rasya kembali menatap jam di tangannya, tertera angka 02: 47 dengan detikan yang terus berjalan.Harinya resah, memikirkan Kay yang tak kunjung pulang.Perlahan dia bangkit lalu menghampiri Willy yang tengah tertidur pulas di ata sofa. "Will, bangun!" Rasya menggoyangkan tubuh sahabatnya yang berisi. "Umhhh, kenapa, Sya?" "Ayok, kita cari Kay!" ajak Rasya sembari menarik tangan sahabatnya untuk bangkit. Me

  • Tania Saka    Episode 27. Bercinta dengan Inez

    Aarrhh ...!Suara teriakan mereka terdengar hingga menggema memenuhi seisi rumah. Sontak Kay pun bangkit dan berhambur keluar tanpa melihat ke sana ke mari. Yang ada hanya rasa takut menguasai diri. Meninggalkan dua makhluk yang kemudian mengikuti jejaknya.Kay yang merasa diikuti terus berlari tunggang langgang tanpa arah, meski terdengar suara seseorang meneriakinya. Menyuruhnya berhenti."Kay ... berhenti!" Suara orang itu memanggil.Karena begitu paniknya, membuat Kay tidak menyadari panggilan tersebut. Lelaki yang terbiasa memegang berbagai senjata itu, tetap lari hingga nafasnya tak beraturan lagi.Tanpa disadari, saat Kay melewati jalan yang menanjak, ada seseorang yang juga tengah berjalan berlawanan arah dengannya.Kemudian.Buk!Alhasil mereka bertabrakan lalu jatuh bergulingan dengan posisi saling berpelukan. Mereka terus bergulingan cukup jauh lalu terhenti pada jalanan yang sudah

  • Tania Saka    Episode 26 Derap misterius

    Dari jauh terlihat dua orang wanita tengah berlari pontang-panting.Baju gamis yang terlihat kebesaran diangkatnya tinggi-tinggi sambil terus berteriak sepanjang jalan. Semua orang yang melihatnya tertawa terbahak-bahak bak melihat atraksi gratisan. Bukanlah pertolongan yang mereka dapatkan, melainkan tawa lelucon yang begitu menjengkelkan.Tanpa berfikir panjang akhirnya kedua wanita itu menceburkan diri ke dalam sungai yang terdapat di pinggir jalan. Sementara anjing yang mengejar mereka hanya bisa menggonggong dari daratan tanpa bisa menjamah mangsanya. Kedua wanita itu tak lain adalah Rasya dan Willy.Mereka terpisah jauh dengan sahabatnya, Kay.Setelah menyelam cukup jauh, dan anjing-anjing pelacak itu pergi, mereka pun naik ke daratan dengan baju yang basah kuyup. "Akhirnya selamat juga kita." Willy melepaskan baju gamis yang dipakainya lalu berjemur di bawah sinar matahari. "Untong ada sungai ini

  • Tania Saka    Episode 25 Makam misterius

    Dilihatnya Bik Ijah, pelayan itu tengah membersihkan kamar mandi. Tanka pun tersenyum hendak meneruskan niatnya untuk kabur. Diliriknya seorang penjaga yang berdiri di ambang pintu.Gadis itu berjalan mendekat, menghampiri penjaga yang tengah berdiri di ambang pintu kamar.Dengan satu gerakan Tanka mampu melumpuhkan penjaga itu dan mengikatnya di bawah meja makan.Melihat situasi yang aman terkendali, gadis itu langsung lari melewati beberapa ruang lalu turun ke lantai satu. Namun, saat dia hendak menuju pintu keluar, seorang penjaga memergokinya dan menghadang gadis itu.Akhirnya perkelahian pun tak bisa terelakkan. Membuat beberapa penjaga yang lain mulai berdatangan. Perkelahian yang tidak seimbang membuat gadis ayu itu kewalahan dan mulai terdesak."Bawa gadis itu kembali ke kamarnya." Suara itu menggema dari lantai atas."Siap, Tuan." sahut beberapa penjaga bersamaan."Tidak ...! Lepaskan A

  • Tania Saka    Episode 24 Ternoda

    Perlahan desiran itu semakin nyata dan indah. Dia pun mulai menikmatinya. Namun, kala ada sesuatu yang mulai mengganjal di antara selakangannya, gadis itu tiba-tiba mendorong tubuh lelaki yang kini tengah menindihnya.Bukk!Tidak disangka tubuh lelaki itu langsung terpental hingga jatuh ke lantai. Tubuhnya yang jatuh terlentang membuat juniornya terpampang sempurna tanpa sehelai benang pun. Membuat Tanka tiba-tiba berteriak sambil menutupi matanya."Dasar gadis bodoh," sentak lelaki itu pelan. Lalu dia bangkit dan kembali menghampiri gadis yang tengah berbaring memunggunginya.Lelaki itu semakin gemas, kala melihat Tanka yang tengah menutup matanya, seakan menunggu serangan berikutnya.Lelaki yang hanya diketahui sebagai Mr. X itu mulai menyingkap sedikit demi sedikit gaun malam yang dikenakan gadis di depannya.Matanya berkilat nakal, sementara tangannya naik turun membelai paha mulus gadis itu seraya menci

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status