Varen masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sementara Alexa masih menunggu di sofa sambil merenung. Tiba-tiba handphone Varen berdering pertanda ada pesan yang masuk.Tanpa membuka kunci, Alexa pun sudah bisa membaca isi pesannya.“Kakak kecil, aku sudah hubungi papa. Katanya kamu boleh pergi bertemu dengannya kapan saja! Kakak kecil, kapan kita pergi? Aku sangat malu sekali, baru pertama kali ada pria yang datang untuk melamarku.”Tubuh Alexa menjadi kaku. Apa? Varen akan bertemu dengan orang tua Nala? Kenapa begitu? Jika Varen ingin melamar Nala, lalu bagaimana denganku? Lalu, mengapa hari ini dia masih berjanji untuk menjagaku?Alexa berusaha menebak isi hati Varen, namun tetap saja tidak bisa. Mungkin saja ucapan ‘menjaga’ dia lontarkan hanya sebatas tanggung jawabnya sebagai suami, sementara cintanya hanya untuk Nala.
Bayu belum pernah melihat sisi lain dari Varen yang begitu panik dan kehilangan kesabaran. Bahkan sikap ini tidak pernah ditunjukkannya di hadapan para musuh.Saat ini, Varen merasa seluruh jarinya yang memegang lembaran kertas tentang Alexa sedang gemetar. Pada saat pertama kali bertemu dengan Alexa, dia memang pernah menyelidikinya. Tapi hanya sebatas kematian ayah dan ibunya, juga kehidupannya bersama dengan Danita. Dia sama sekali tidak pernah tahu tentang masa kecil Alexa dan teman-teman di sekitarnya.Awal bertemu dengan Alexa, dia memang merasakan sesuatu yang berbeda pada dirinya. Sikap yang tidak asing bagi Varen. Setelah berpisah dengan Kinan, bisa dibilang dia adalah pria dingin yang tidak pernah tersentuh oleh wanita.Tetapi ketika bertemu dengan Alexa, seolah hati kecilnya ikut mendorongnya untuk mengenal lebih jauh sosok wanita yang kini telah menjadi istrinya. Jika masalah Nala adalah rencana
“Suruh dia masuk!” perintah Varen.Nala lalu masuk dan duduk di sofa yang berada di hadapan Varen, mata Nala bergerak liar memindai seluruh ruang kerja Varen. Semakin kagum dan semakin dia tidak ingin melepaskan Varen begitu saja, Begitu rencananya berhasil, dia akan menggunakan berbagai cara agar dirinya tidak dipisahkan nenek sihir bernama Ellina itu.Hatinya tidak akan bisa tenang sebelum dia benar-benar bisa membuat Varen berada di dalam genggamannya. Beberapa hari ini dia terus mencari Varen, tetapi tidak pernah bertemu. Makanya dia datang ke kantor. Ternyata langsung bisa bertemu dengannya.“Apakah ada sesuatu?” Varen pun bangkit dari tempat duduknya, lalu ikut duduk di sofa dan menghadap Nala.Kalya membawakan teh hangat untuk Varen dan Nala, tidak lupa Kalya kembali menutup pintu untuk memberikan privasi kepada bos dan tamunya.&ldquo
Alexa kaget dan langsung berdiri karena merasakan panas di tubuhnya. Bajunya pun menjadi berantakan. Seluruh pengunjung café melihat ke arah mereka.Nala mulai bereaksi dan menunjuk-nunjuk ke arah Alexa sambil berteriak, “Lihatlah perempuan jahat ini, dia merebut suamiku, dia adalah pelakor.”Alexa terkejut, dia tidak menyangka Nala akan berkata demikian.Nala mulai menangis, “Dia meminta kepada saya untuk meninggalkan suami saya, tapi saya tidak mau.”Alexa menyadari bahwa orang-orang telah menatap tajam ke arahnya. Jika dia menjelaskan saat ini, apakah orang-orang di sini akan percaya dengan ucapannya?Alexa menggeleng, “Jangan dengarkan dia!”Tidak ada yang mendengarkan penjelasannya karena akting Nala jauh lebih baik darinya. Tiba-tiba ada orang yang mendekati mereka.Oran
Setelah kelelahan, ternyata Alexa pun tertidur dalam pelukan Varen. Air mata yang tersisa di wajahnya membuat hati Varen semakin teriris-iris. Varen menggendong Alexa dan pergi meninggalkan tempat ini.Untuk pertama kalinya Varen melihat Alexa yang menangis sampai ketiduran. Kesedihan Alexa sangat perih. Pantas saja, Alexa tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Karena dia sudah biasa disakiti, dia sudah terbiasa menghindari segala hal. Itulah masa kecilnya.Varen pun semakin hati-hati memeluk Alexa. Sebenarnya dia bisa membiarkan Alexa tidur di tempat duduk. Tetapi dia tidak tega, dia khawatir Alexa akan menangis jika sendirian saat bangun.“Alexa, percayalah padaku! Walaupun seluruh dunia ini meninggalkan kamu, tapi suamimu ini akan selalu menjagamu,” ucap Varen dengan lembut.“Semua telah berlalu, tidak ada orang yang bisa menyakitimu lagi. Tidak ada!&rd
Aurel pun duduk dengan sopan di hadapan Alexa. Semua pengawal dan juga Dalton di suruh menunggu di luar. Dia tidak mau Aurel merasa tidak nyaman dengan kehadiran banyak orang.Kini tersisa Alexa dan Aurel yang berada di ruangan itu. Alexa bertanya, “Bisa tolong jelaskan apa yang kamu bicarakan di telepon waktu itu?”Aurel menggigit bibir dan berpikir. Seharusnya dia tidak akan mengungkap rahasia ini, tetapi dia harus pergi dari sini. Dia sudah tidak ada pilihan, hanya Alexa yang bisa membantu dia pergi dari tempat terkutuk ini.“Mamaku sebenarnya bukan ibu kandungmu!” ucap Aurel gemetar. “Lebih tepatnya kamu dan kakakmu bukanlah anak kandung dari mama.”Ekspresi Alexa pun berubah, “Apa katamu?” Nada suara Alexa meninggi, “Ada apa ini?”Mulut Aurel gemetar, dia lalu melanjutkan lagi, “Ceritanya sangat