“Alexa, kamu bukan anak kecil lagi, gunakan otakmu untuk bertindak, jangan membebankan semuanya kepada putraku. Bahkan untuk keselamatan dirimu saja, kamu harus mengorbankan nyawa putraku. Dari dulu aku memang sudah merasa bahwa kamu adalah menantu pembawa sial,” imbuhnya lagi.
Alexa dimarahi Ellina hingga hampir menangis, dengan kepala terkulai, dia pergi ke kamar rawat Varen yang kini sedang kosong. Dia lalu merebahkan tubuhnya di sofa.
Rama merasa bahwa kemarahan istrinya sedikit keterlaluan, dia menghela nafas dan berkata, “Aku tahu kamu mengkhawatirkan kondisi Varen, tapi untuk apa kamu melampiaskan emosimu pada Alexa.”
“Aku sudah mendapatkan informasi bahwa dalang dibalik kecelakaan ini adalah Glara. Jika kamu tidak membawa Glara pada kehidupan Varen dan Alexa, ambisi gadis itu juga tidak akan besar. Kini akibatnya nyawa putramu adalah taruhan akibat dari egomu yang berle
Ketika mereka pergi dari pusat perbelanjaan, langit sudah mulai gelap. Bayu mengendarai mobil sambil bertanya, “Makan malam dulu baru pulang, kamu ingin makan apa?“Apa saja, asal mahal!” Krystal menjawab dengan cepat.“Aku tidak bertanya padamu,” jawab Bayu dengan lebih cepat.Krystal mencebikkan bibirnya kesal, “Kalau bukan aku, lalu Om bertanya pada siapa?”“Tentu saja pada wanita disebelahku.”Reaksi Olivia masih datar, dia lalu berkata, “Aku masih harus pergi ke rumah sakit, kalian makanlah!”“Ayolah, Tante, sebentar saja! Kita habiskan uang Om Bayu sekali-kali. Jika hanya aku dan Om Bayu, tidak seru.”“Krystal, kamu sudah dewasa, berhentilah merengek seperti anak kecil. Jika tidak makan di luar, maka kamu bisa makan di rumah!” Bay
“Kamu kangen dengan Tante Olivia, ya?” Dalam ucapannya muncul sebuah ide untuk membawa Olivia jalan-jalan, jika hanya berdua tentu saja Olivia akan menolak dengan tegas.“Iya, aku sangat merindukannya. Pasti Tante Olivia bertambah cantik, aku ingin meminta tips merawat diri darinya.”Bayu menggelengkan kepala tak berdaya, “Apakah kamu mau meneleponnya?”“Mau!” Dengan cepat Krystal menganggukkan kepalanya.Bayu lalu menekan tombol panggil pada nomor Olivia, lama sekali Olivia tidak mengangkat telepon darinya. Olivia pasti sengaja lantaran ingin menghindarinya.Lalu akhirnya panggilan itu tersambung, namun belum sempat wanita di seberang sana berbicara, Krystal sudah lebih dulu berkata, “Hallo, Tante Olivia ini Krystal.”“Hai, Krystal apa kabar?” Di seberang sana Olivia tak la
Di sisi lain, Bayu sedang tidak memiliki kesibukan lain. Hari ini adalah akhir pekan, jika orang lain mungkin akan menghabiskan waktunya bersama dengan pasangan. Tapi kali ini dirinya memutuskan akan pulang ke rumah orang tuanya.Mobilnya berhenti tepat pada sebuah rumah minimalis berlantai dua, rumah sederhana tempat kedua orang tuanya tinggal. Tidak hanya kedua orang tua, ada kakak dan juga kakak iparnya beserta dengan satu ponakan perempuan yang masih duduk di bangku SMP.Bayu mendorong pintu dan turun dari mobilnya. Melihat abangnya sedang berdiri di depan pintu sambil menatapnya.“Kakak, apa kabarmu?” Bayu berkata sembari menepuk bahu kakaknya.Tubuh sang kakak yang tegap dan wajahnya yang tegas membuat dia kelihatan sangat berwibawa dan juga jarang sekali tersenyum. Dia adalah seorang anggota militer, tentu saja dalam hal memaki orang juga tidak ada ampunnya.&n
Varen tersenyum, memberikan korek api yang ada di tangannya. Alexa kembali meletakkan rokok dan korek api, dengan puas meringkuk ke dalam pelukan.“Dokter Olivia sangat cantik, aku seperti bukan apa-apa jika berdiri di sampingnya. Sepertinya dia juga gadis dewasa yang tidak manja dan memiliki prinsip. Tidak heran Bayu tidak bisa melupakannya.Hanya saja cermin yang pecah sulit untuk disatukan kembali, air yang sudah tersiram ke tanah tidak bisa diambil lagi. Gampang mengakhiri sebuah hubungan tapi sulit jika ingin memulai dari awal lagi.“Jika masih belum memahami artinya kehilangan, bagaimana mungkin ada penyesalan dan kesedihan.” Varen tersenyum, ujung jari yang ramping masuk ke dalam rambut yang halus dan lembut dengan santai memainkannya.Lengan Alexa melingkar di pinggangnya, kepala menempel di dadanya, “Sayang, bisakah kita baik-baik menjaga hubungan
Setelah kepergian Olivia di tahun itu, Bayu bukannya tidak pernah mencoba untuk melupakannya, tapi hasilnya apa? Hasilnya adalah dia terus mencari bayangan Olivia dari wanita yang berbeda-beda.“Olivia, di antara kita adalah ikatan kematian. Jika bukan kamu yang mati maka aku yang mati. Jika tidak, seumur hidup kita akan terus terjerat ke dalam jurang ketidakpastian seperti ini.Olivia mendongak, menatap mata Bayu yang sudah memerah dan terdiam cukup lama. Kata-kata yang sama, dulu Bayu juga pernah berkata seperti ini padanya. Pada saat itu dia begitu impulsif langsung berkata, ‘Kalau begitu kamu mati saja!’Kemudian dia benar-benar melompat dari gedung belasan lantai. Dulu Olivia masih bisa memaklumi karena usia Bayu yang masih sangat muda, jadi masih labil dalam berpikir dan bertindak. Tapi kini dia adalah pria dewasa yang sudah matang, apa masih punya pikiran untuk mati sia-sia?
Wajah Bayu menjadi agak suram, mencibir dan mengejek dirinya sendiri. Bagaimana kalau dirinya memang hanya menginginkan Olivia saja? Dia sudah pergi dari kehidupannya tapi dirinya masih tetap menginginkannya. Mungkin ini yang dinamakan merendahkan diri sendiri.Olivia memberontak ingin menyingkirkan tangan Bayu, namun semakin dia memberontak, Bayu semakin erat memegangnya, bahkan membuatnya kesakitan.“Bayu, sebenarnya apa yang kamu inginkan?” Akhirnya wajah halus Olivia muncul ekspresi, terlihat sedikit panik dan marah.“Aku melakukan apa yang aku inginkan!” Bayu mengangkat alis, melengkungkan sudut bibir tersenyum jahat, dia langsung menyeretnya ke dalam pelukan.Olivia menabrak dadanya yang kekar, baru saja ingin marah, Bayu malah mendadak menundukkan kepalanya dan memberikan serangan pada bibirnya. Bibir Bayu menyecap rasa manis yang ada pada bibir Olivia, se