Di beberapa daerah di Indonesia sedang terjadi bencana, dan dirinya dikirim khusus untuk melayani masyarakat yang terkena dampaknya terutama untuk masalah kesehatan.Dengan susah payah akhirnya dia bisa menukar jadwal dengan temannya, salah satu alasan dia kembali karena merindukan Alexa dan mengkhawatirkan keadaannya. Dia menghabiskan dua jam penerbangan menggunakan pesawat khusus yang membawa para relawan dan dokter. Perasaannya campur aduk menjadi satu.Setelah pesawat mendarat, dia segera bergegas ke rumah Alexa. Bahkan ketika berdiri di luar pintu, Kenzo masih membayangkan seperti apa penampilan Alexa, perutnya pasti sudah bertambah besar. Apakah dia bahagia saat ini?Alexa yang kini berdiri di depannya ternyata dalam kondisi yang baik-baik saja. Awalnya dia membayangkan jika Alexa dipaksa untuk kembali ke rumah mewah ini, lalu di kurung oleh Varen bagai burung dalam sangkar.Melih
Bayu menghentikan gerakannya, hampir saja tersedak. Dia teringat dengan perlakuan Theresia semalam, hampir saja dia terjebak lagi dengan kejadian tiga tahun yang lalu. Semalam Theresia memaksanya untuk menginap di kamarnya.Untung saja dirinya masih memiliki cukup kesadaran untuk menolak, bahkan malam itu juga dia berniat pulang menggunakan taxi. Tapi, Theresia memaksa dan mengambil mobil untuk mengantarnya.Kini tatapannya dia alihkan kepada wanita yang duduk di sampingnya, dia bertanya dengan lembut, “Cemburu?”“Tidak!” Olivia melontarkan sepatah kata, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan rasa marah dihatinya, “Apakah dia begitu mengharapkanmu?”Bayu tersenyum, dia merentangkan lengannya dan merangkul pinggang Olivia yang ramping. Lalu dengan lembut menariknya ke dalam pelukan, kemudian menjatuhkannya ke tempat tidur.&ldq
Ketika dia terbangun, matahari sudah menyinari wajahnya. Matanya sudah bengkak karena menangis, dia bangkit dari ranjang dan membersihkan diri, berganti pakaian dan bersiap untuk berangkat. Dia tidak menyangka kalau Bayu masih di berada di rumah.“Aku melihatmu tertidur dengan sangat lelap sehingga tidak berani membangunkanmu. Jadwal praktekmu pukul 10 pagi, kan? Aku rasa belum terlambat.” Kata Bayu.“Kenapa masih belum berangkat?” tanya Olivia.“Aku sudah ijin hari ini, aku akan pergi ke acara pernikahan putri Tuan Albarn.”“Oh,” Olivia menjawab dengan singkat.Pantas saja hari ini Bayu berpenampilan sangat formal, rambutnya juga disisir dengan rapi. Dulu dia mengingat kalau putri Tuan Albarn pernah mencintai Bayu, bahkan beberapa kali Tuan Albarn datang ke rumah Bayu, menawarkan sebagian perusahaannya unt
Olivia masuk ke dalam ruang ganti bagaikan melarikan diri, Bayu melihat dirinya yang kabur dengan tergesa-gesa, tidak sanggup menahan senyumannya.“Kamu masuk dan bantu istriku mengganti gaunnya, sekalian dibungkus,” Bayu berkata pada pelayan di sampingnya. Pelayan segera mengangguk dan masuk ke dalam ruang ganti.Setelah Olivia mengganti pakaiannya, dia berjalan keluar bridal bersama dengan Bayu. Bayu meletakkan gaun di dalam bagasi mobil, lalu menggandengnya ke samping mobil sambil bertanya, “Malam ini, menginap di tempatku, ya?”Dia baru menyelesaikan ucapannya, tapi Olivia sudah lebih dulu berkata, “Malam ini aku tidak begitu enak badan, aku perlu istirahat.” Tentu saja Olivia tahu apa yang akan terjadi malam nanti hingga pagi, jika dia tidak berusaha menolak“Memangnya apartemenku bukan tempat istirahat? Sebentar lagi juga kita akan t
Keesokan harinya, di ruangan Presdir Revorma Group, Bayu menyerahkan surat undangan khusus untuk Varen. Ketika Varen menerima undangan dari Bayu, dia lumayan kaget melihat tanggal yang tertera pada surat undangan.Pernikahan Bayu dan Olivia diadakan dua bulan lagi. “Kinerjamu sungguh tidak diragukan, melangsungkan pernikahan dalam kurun waktu 2 bulan,” Varen bercanda padanya.“Ibunya Olivia kondisinya sudah cukup parah, tidak tahu bisa bertahan berapa lama lagi. Harapan terbesarnya adalah bisa melihat putrinya menikah denganku.” Bayu berkata.Varen hanya bisa mengangguk mengerti dan mendukung setiap keputusan dari sahabatnya ini. Bayu lalu bangkit dan pergi dari ruangan Varen. Di depan ruangan dia bertemu dengan Kalya, sekretaris Varen.“Tuan Bayu, aku dengar ….” “Aku akan menikah!” Dengan semangat Bayu mengutarakan apa maksud dari Kalya, tanpa Bayu sadari Kalya sudah lama menyimpan hati untuknya. Bahkan Bayu tidak peka karena ternyata raut wajah Kalya sudah berubah detik itu juga.“
“Sayang, soal-soal ini adalah untuk mengetes kemampuanmu. Sejauh mana Aerin bisa menjawabnya, bukan untuk mama sayang.”Aerin mendengus kesal, “Mama seperti guru di sekolah, kata mereka sebentar lagi aku naik tingkat ke kelas satu. Jadi harus rajin menjawab soal.”Alexa sering bertanya pada guru-guru di sekolah tentang sikap Aerin. Hubungan sosial Aerin di sekolah sangat bagus, selalu berbagi makanan dan mainan kepada temannya. Dia juga suka membantu temannya, tidak egois juga tidak sombong. Karakter Aerin tidak bermasalah, hanya kenakalan kecil yang masih bisa ditoleransi.Pada saat yang sama, pelayan memanggil mereka untuk makan malam. Aerin berteriak memanggil Alexi, “Paman, ayo, kita makan!” Aerin melesat pergi ke ruang makan, tapi tangannya sudah ditahan oleh Varen, “Pergi cuci tangan dulu!”Mereka berempat mengelilingi meja makan, suasananya sangat hangat dan harmonis. Aerin yang paling banyak bicara, dari menceritakan hal menarik di sekolah, sampai kelebihan setiap guru saat me