Share

PART 8

last update Last Updated: 2022-09-22 19:15:41

Mika menatap interaksi Rio dan Retno yang terlihat cukup akrab tidak seperti interaksi Retno kepada karyawan-karyawannya yang lain. Semakin terasa nyeri hati Mika melihat kedekatan Rio dengan sang Tante. Tidak kuat melihat itu semua, segera ia keluar dari butik batik milik Retno dan melajukan mobilnya menuju ke rumah Kania, sahabatnya. Saat sampai disana ia segera keluar dari mobil dan membanting pintunya. Kania yang melihat itu dari balkon kamarnya di lantai dua hanya bisa menghela nafas dan menggelangkan kepalanya. Sudah cukup seminggu ini ia mendengar keluhan Mika tentang sang gebetan, Mas Rio. Sampai ingin muntah rasanya Kania mendengarkan curhat Mika tentang duo R, Rio dan Retno.

Brruukk….

Pintu kamar Kania di buka dengan kasar dan ia melihat Mika sudha menghempaskan tubuhnya diatas ranjang berukuran King. 

“Lo kenapa lagi?” Tanya Kania sambil berjalan masuk kedalam kamarnya. 

“Sebel gue lihat Mas Rio yang sok perhatian sama Tante Retno. Mana si Tante juga mancing-mancing mulu. Dikira Mas Rio ikan kali dipancing pancing terus tiap hari?” Omel Mika setelah itu ia menepuk nepuk bedcover yang berada dibawah tubuhnya. “Makan hati terus gue tiap hari. Gue mesti gimana, Kan?”

“Relain aja kenapa, sih? Sama Tante sendiri juga.”

No, no, no. Gue sudah demen sama Mas Rio dari awal gue kuliah, enak aja kalo Tante Retno yang dapetin dia. Ikhlas gue kalo dia sama siapa aja, asal jangan sama Tante Retno. Harga diri gue dong, masa gue kalah sama Janda, mana Tante gue sendiri pula. Gue kurang apa coba? Cantik, kaya, gaul, plus-nya gue cinta sama dia.”

“Ya sudah Lo kawinin aja si Rio, kalo Lo bunting dia pasti tanggung jawab. Kan Lo sudah kaya, nggak perlu dong kejar materi.”

Mika melirik ke arah Kania, mempertimbangkan ide gila Kania.

“Caranya gimana?” tanya Mika dengan polosnya

“Ya Lo pikirin lah, gimana caranya. Masa tanya gue."

***

Hari ini Rio cukup senang karena Retno memberikan bonus kepadanya uang empat ratus ribu rupiah sebagai uang makannya setelah bekerja selama seminggu. Yang membuat Rio senang, adalah ketika Retno mengatakan jika uang itu adalah uang untuk mengganti uang kopi selama seminggu saat ia menunggu Retno beraktivitas. Semua itu di luar gaji dan yang makan bulanan yang akan ia terima saat awal bulan besok. Saat ia sampai di kostnya, ia melihat mobil Mika ada disana. Segera saja ia menuju ke kamar kostnya. Saat berjalan mendekati kamar kostnya, sayup-sayup ia mendengar perdebatan dua orang dari dalam kamarnya. 

“Lo dikasih tau ngeyel amat sih, Rio nggak ada di kost.”

“Inikan malam Minggu, masa Mas Rio masih kerja?"

“Lo tanyalah sama Tante Lo, kan dia majikan Rio. Lagian Lo perempuan, ngapain sih Lo pakai acara ngapelin laki-laki? Malu gue kalo jadi lo. Lo perempuan, Mik.”

“Berisik banget sih, Lo jadi laki!"

“Gue kasih tau Lo beneran. Bukannya makin luluh yang ada Rio makin ilfeel sama Lo.”

Karena enggan untuk berbasa basi dengan Mika akhirnya Rio memilih untuk membalikkan badan dan berjalan menjauhi kamar kostnya lagi. Baru juga ia sampai di parkiran kost-nya. Suara Mika sudah memanggil namnya berkali kali. 

“Mas Rio, Mas, Mas Rio,” panggil Mika sambil berlarian kecil mengejar Rio. 

Rio menutup mata dan menghela nafas. Sepertinya usahanya untuk kabur dari Mika sudah gagal. Ia membalikkan badannya dan melihat sosok Mika yang cantik sudah berdiri di belakangnya dan menatapnya sambil tersenyum dengan manis. Mikhaila Ameera Violeta, perempuan cantik, manis, imut namun sayang entah kenapa Rio tidak menaruh hati kepadanya sedikitpun selain sebagai teman, justru Tante dari Mika yang sudah menyedot pikirannya sejak seminggu yang lalu. Rio merasakan kenyamanan saat bersama Retno, bahkan saat ia harus mengantarkan Retno kesalah satu hotel hanya untuk menyalurkan syahwat dengan laki-laki yang ia sewa. Hubungannya dengan Retno pun masih profesional, tidak seperti anggapan Mika walau mereka cukup dekat karena sering mengobrol berdua. 

“Ada apa?” Tanya Rio sambil memandang Mika. 

“Mas Rio mau kemana lagi?”

“Pergi.”

“Iya, pergi kemana?”

Mungkin saat ini ia harus tegas kepada Mika tentang batasan hubungan mereka. 

“Kemanapun gue pergi, nggak ada kewajiban buat gue ngasih tau Lo. Lo itu teman gue, bukan pacar apalagi istri.”

Dibalik tembok Prima yang menguping pembicaraan Rio serta Mika berusaha menahan tawanya. 

“Syukurin Lo, dasar ulat bulu,” kata Prima pelan. 

“Ta, Tapi, Mas?”

“Nggak ada tapi-tapian. Gue sudah cukup bersabar selama seminggu ini menghadapi Lo yang kepo sama kehidupan pekerjaan gue. Gue kemana, lagi sama siapa, pulang jam berapa? Ingat Mik, Lo teman gue, bukan istri gue.”

Mika menelan ludahnya dan rasanya ia ingin menangis ketika mendengar kata-kata Rio tadi. Kini ia harus bertanya kepada Rio tentang apa yang ada didalam kepalanya selama ini. 

“Mas, aku boleh tanya satu hal dan tolong dijawab dengan jujur.”

“Lo mau tanya apa?”

“Apa Mas Rio suka sama Tante Retno?”

Suka? Sepertinya andai Rio bisa mengatakan yang sebenarnya, kata suka bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya kepada Retno, mungkin naksir adalah kata yang saat ini cocok menggambarkan perasannya. Peduli setan dengan anggapan orang jika Retno lebih pantas menjadi kakak atau Tantenya. Pada kenyataannya ia merasa nyaman bersama Retno. Dengan Retno ia merasa nyambung untuk mengobrol, bercanda bahkan berbagi rasa di hati yang tidak pernah ia ceritakan kepada orang lain. 

“Iya,” Jawab Rio singkat. 

Seketika Mika terdiam dengan mulut sedikit terbuka. Setetes air matanya jatuh membasahi pipi. Tidak ia sangka, Rio justru akan menaruh hati kepada wanita yang usianya lebih tua darinya. Andai ia bisa mengulang waktu, tidak akan pernah Mika mengambil jalan mencarikan pekerjaan untuk Rio terlebih untuk menjadi supir Tantenya sendiri. Karena kini justru itu yang membuatnya patah hati sebelum berkembang. 

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tante Retno, I Love You    PART 16

    Setelah merasa cukup menikmati pemandangan gunung Prau yang indah ini, akhirnya Rio dan teman-temannya memutuskan untuk membongkar tenda dan segera turun ke bawah. Saat turun, Rio berada di paling belakang dengan Retno yang ada di depannya.Jika semalam yang terlihat di sisi kanan kiri Retno adalah gelapnya malam, maka kini semua terlihat jelas. Pemandangan siang hari yang cerah dengan teriknya sinar matahari adalah teman perjalananya kali ini. Di depannya ada Prima yang sedang mendengarkan lagu dari handphonenya. Retno baru menyadari satu hal, jika ia lebih cepat lelah ketika naik semalam daripada pagi ini. Karena kali ini mereka baru beristirahat ketika telah sampai di pos tiga."Jangan lama-lama dong, soalnya anak-anak gue sudah nunggu di basecamp," kata Nada sambil mulai membuka botol minumnya.Retno melihat Nada sambil tersenyum. Retno tau dan mempercayai jika Tuhan itu adil, namun kenapa dirinya tidak bisa memiliki kehidupan seperti Nada. Kehidupan rumah tangga yang adem tentrem

  • Tante Retno, I Love You    PART 15

    Retno duduk di depan tenda sambil melihat pemandangan gunung Sumbing dan Sindoro yang ada di hadapannya. Kedua gunung yang tampak indah dan mirip dengan salah satu gambar di logo air mineral. Seumur hidupnya ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di gunung. Riuh suara dari para pendaki menghiasi pagi buta ini. Bahkan saat ia menoleh ke sisi sebelah samping tampak Manda yang sedang men-setting kamera DSLR miliknya."Lo ngapain sih, Man?" Tanya Prima sambil mulai duduk di sebelahnya."Lagi setting kamera. Pingin jualan hasil foto. Siapa tau aja jadi cuan.""Jual diri lebih cepat laku, Man," kata Prima santai setelah itu ia menyeruput coklat panasnya.Plak.....Manda menepuk bahu Prima yang membuat minuman di tangan Prima tumpah sedikit."Segawon tenan, wedangku tumpah iki*." (*Beneran anjing, minumanku tumpah ini)"Lambemu koyo ora tau di sekolahin*." (*Bibirmu seperti tidak pernah disekolahkan.)Mendengar perdebatan Manda dan Prima, Retno hanya bisa tersenyum kecil. Sungguh be

  • Tante Retno, I Love You    PART 14

    "Kita istirahat di sini dulu, 5 menit," kata Juna ketika mereka sampai di pos dua yang disebut canggal walangan. Retno mengikuti semua yang memilih duduk dan menyelonjorkan kakinya."Gimana, Tante, capek nggak?" Tanya Rio ketika ia mulai duduk di sebelah Retno sambil menyelonjorkan kakinyaRetno menoleh dan tersenyum. Baru pertama kalinya Retno melihat laki-laki yang seharusnya jauh dari tipenya tapi justru sanggup membuatnya merasa nyaman. Kali ini Rio terlihat berkeringat, kucel karena debu yang menempel pada wajahnya."Cukup menyenangkan juga. Btw, Tante doang ini yang nggak bawa cerrier?""Nggak pa-pa, semua logistik Tante sama aku sudah ada di tas ini. Mau minum nggak, Tan?" Tanya Rio sambil membuka cerrier 80 liternya."Boleh," jawab Retno singkat.Rio lalu mengeluarkan botol air minum berukuran satu setengah liter."Ini, Tan," kata Rio sambil mengulurkan botol air itu."Thanks," kata Retno sambil menerima botol air tersebut."Duh, duh, duh, mupeng gue lihat Rio manis banget sa

  • Tante Retno, I Love You    PART 13

    Retno tidak pernah menyangka jika malam hari di kawasan Dieng ini bahkan mungkin lebih dingin daripada suhu AC 16 derajat. Ia tidak bisa membayangkan, bagaimana bisa para warga di sini tidak masuk angin setiap hari? Dirinya saja sampai menggigil tadi. Retno berfikir bahwa Rio akan memeluknya, namun yang ada justru Rio malah meminta maaf kepadanya, ingin marah, tapi apa yang dikatakan Rio tadi ada benarnya.“Tante, maafin aku ya, aku nggak bisa meluk Tante di sini, walau Tante kedinginan. Jadi aku kasih sleeping bag sama Tante pakai jaket dobel ya? Pakai aja ini punya aku,” Retno sedikit kaget karena tidak biasanya Rio menggunakan bahasa, “aku” biasanya ia lebih formal dengan menggunakan kata ”saya".Bagaimana Retno bisa marah kalo Rio sudah meminta maaf terlebih dahulu? Tentu saja tidak bisa. Baru beberapa saat Retno memejamkan mata, alarm milik teman mendaki Rio sudah bernyanyi dengan riangnya. Mau tidak mau Retno ikut bangun dan bersiap siap. Sebelum memulai pendakian mereka sempat

  • Tante Retno, I Love You    PART 12

    Retno menatap penampilannya di cermin dan ia tersenyum bahagia. Sesuatu yang sederhana namun baginya begitu manis. Ia belum pernah di perlakukan seperti ini, apalagi dengan seorang berondong. Selama ini ia membeli berondong untuk memuaskan napsunya, namun baru Rio-lah satu-satunya berondong yang bisa mengisi jiwanya yang kosong dan tidak pernah terjamah sejak ia bercerai dari Handi.Setelah merasa cukup untuk mematut diri di depan cermin, Retno kembali keluar dan di sana terlihat Rio yang sudah menunggu dengan motornya. Segera saja Retno menghampiri Rio."Ri," panggil Retno yang membuat Rio menoleh.Kali ini Rio terpesona melihat janda satu ini yang telah memberinya surga kenikmatan dunia untuknya. Bagaimana rasanya memuja dan dipuja dengan begitu liar namun tak terlupakan. Retno terlihat muda dengan jaket gunung, celana gunung, bahkan sepatu gunungnya. Jika dulu ia merasa Retno terlihat seksi saat mengenakan bikini, namun itu semua telah terganti. Retno berubah menjadi luar biasa sek

  • Tante Retno, I Love You    PART 11

    Rio menatap Retno yang tengah berbaring disampingnya. Ia tersenyum melihat Retno yang sedang tertidur setelah percintaan panas mereka beberapa saat lalu. Rio tau apa yang ia lakukan dengan Retno sudah menyalahi aturan, namun ia tidak bisa menghentikan hasratnya. Apalagi ketika ia mendengar setiap desahan, lenguhan, hingga teriakan Retno saat mereka menyatukan seluruh partikel-partikel kecil di tubuh mereka berdua. Rasanya ia ingin mencobanya lagi dan lagi. Rio tidak tau harus bagaimana menyingkirkan perasaan ini dari dalam hatinya. Bila ia memang serius dengan Retno maka ia harus berjuang hingga ia pantas bersanding dengannya.Rio memajukan kepalanya dan ia cium kening Retno sekilas.Cup....."Makasih, Tante. Tante luar biasa, aku janji bakal lakuin apa aja asal Tante bahagia."Tanpa sepengetahuan Rio, Retno masih bisa mendengar apa yang Rio ucapkan. Entah kenapa hati Retno merasa bahwa apa yang dikatakan Rio begitu tulus. Pelan-pelan Retno membuka matanya dan pemandangan pertama yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status