Share

Taring Putih Dari Barat
Taring Putih Dari Barat
Penulis: Ampas tahu

01. Munculnya Monster Balang

Di sebuah pegunungan yang cukup subur dihiasi dengan berbagai macam pepohonan. Cahaya merah samar masuk menembus dari sela-sela daun. Area yang tenang dan sejuk akan hembusan angin membuat tempat itu terkesan sangat damai.

Seorang gadis yang tampak berusia 17 tahun sedang berjalan menuju ke suatu arah melewati jalan setapak. Wajah gadis itu tampak cantik dan juga polos tidak sengaja disinari oleh cahaya matahari petang.  Gadis itu membawa sebuah bungkusan di tangannya.

Pada awalnya gadis itu berjalan dengan sangat aman tanpa masalah sedikit pun. Namun siapa sangka, gunung yang terlihat damai itu menyimpan sesuatu yang mengerikan di dalamnya.

Dengan sangat ringan, gadis itu pun melangkah menyusuri jalan di hadapannya. Setelah beberapa saat berjalan, gadis itu tiba-tiba mulai berhenti dengan kaget.

Rupa gadis itu kini tidak lagi tampak polos. ekspresi cemas dan ketakutanlah yang kini hadir menghiasi wajahnya.

Sejumlah dua orang tiba-tiba menghalangi jalannya. Mereka terlihat sangat kasar dan berantakan. 

Entah dari mana asalnya.

Kedua orang itu menatap ke arah gadis malang itu dengan tatapan rakus. Keduanya tampak memegang sebuah pisau masing-masing di salah satu tangannya.

Gadis itu tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini. namun satu hal yang dia Yakini, bahwa kedua orang ini tidak memiliki niat yang baik.

“Siapa kalian? Mengapa kalian menghalangi jalan ku?” Kakinya mundur dengan sedikit gemetar.

Dengan melihat satu sama lain, kedua orang itu pun mulai tertawa.

“Hahahahaha, nak mengapa kamu begitu percaya diri?” Tertawa dengan keras

“Benar, apakah kami terlihat seperti orang jahat di mata mu?” tanya salah satu dari mereka dengan wajah cemberut.

Melihat ekspresi orang dihadapannya, gadis itu mulai merasa tidak nyaman.

“Apakah aku terlalu berlebihan?” tanya gadis itu dalam hati.

“Tetapi ayah sering berpesan agar aku selalu waspada dengan orang asing.” tekadnya dalam hati.

Secara tidak sadar, gadis itu tidak menghiraukan pertanyaan kedua orang itu. akibatnya salah satu dari mereka mulai berteriak.

“Hey! Mengapa kau diam sekarang?” tanya sosok itu dengan kesal.

“Benar, apakah kau sekarang tidak ingin bertanggung jawab setelah menyakiti hati kami?” seru orang itu dengan licik.

Mendengar sesuatu yang tidak masuk akal memenuhi telinganya. gadis itu langsung bingung dan terkejut.

“Hah- a-apa?”

“Ahh sudah, jangan pura-pura terkejut. Berikan barang-barangmu sebagai tanda damai karena telah menyakiti hati kami,” katanya sembari mendekat ke arah gadis itu.

“Benar! tubuh mu tampaknya juga bagus. meskipun itu tidak akan cukup untuk mengobati sakit hati kami” Menatap tubuh gadis itu dari bawah hingga atas dengan girang.

Kata-kata yang keluar dari orang itu menjadi gong besar di dalam hati sosok gadis polos itu.

Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dengan gemetar gadis itu mulai mundur. Tanpa sadar dia tersandung oleh batu yang ada di belakang dan kemudian jatuh terduduk di hadapan kedua orang itu.

Butiran butiran keringat mulai berjatuhan di sekitar dahi gadis itu. tangan lembutnya kini mulai bergetar dengan hebat.  matanya yang polos mulai menatap ke atas dengan bola mata yang mengecil karena ketakutan.

Melihat gadis itu terjatuh. Kedua penjahat itu sekali lagi melihat satu sama lain. Mereka tertawa terbahak-bahak seolah telah melihat sesuatu yang sanagt lucu.

Dengan tawa yang cukup menyeramkan, suara tawa itu mulai memenuhi area di sekitar gunung. orang-orang kasar itu mendekat dengan ganas dan mulai menggenggam tangan dan juga kaki dari gadis itu.

Merasakan tarikan di kaki dan tangannya, gadis itu tidak bisa untuk tidak berteriak.

Tolong! Tolong! Arghhh lepaskan!

Teriakan demi teriakan mulai terdengar renyah dari gadis yang malang itu.

Kini tubuhnya tidak bisa lagi untuk bergerak. Kaki dan tangannya menjadi lemas dan mati rasa. Dia hanya bisa menutup mata berharap jika ini hanya sebuah mimpi.

Dia berharap akan di bangunkan dari mimpi buruk ini.

Namun betapa sedihnya gadis itu. dia tau bahwa ini adalah kenyataan. Air mata mulai mengalir membasahi pipinya. Kenangan bersama keluarganya yang hangat mulai membanjiri ingatan di detik-detik terakhirnya.

Sementara itu, kedua penjahat itu makin menikmati ekspresi putus asa yang dilihatnya. Mereka mulai merobek pakaian dari gadis itu dengan penuh nafsu.

“Hahahah, menangislah menangislah! Tidak akan ada yang mendengarmu disini wahai bocah!” ujarnya dengan girang.

“Hahahaha, tampaknya kita tidak salah memilih untuk bertugas di daerah ini” 

“Benar, aku sudah muak tinggal di markas yang bobrok dan hanya minum arak setiap hari. Kita baru saja bertugas satu hari di sini, namun sudah mendapatkan kecantikan seperti ini untuk dinikmati” Tatapan rakus mulai membara Ketika pakaian gadis itu hampir robek sepenuhnya.

Melihat tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Gadis itu hanya pasrah menangis sembari berkata.

“Ayah ... ibu ... Maafkan aku” 

Ketika dia berkata seperti itu, bayangan orang tuanya yang sedari kecil merawatnya dan menyayanginya mulai masuk ke dalam pikirannya.

Dia tidak pernah menyangka bahwa hari ini adalah hari terakhirnya. Meskipun dia dibiarkan hidup sekalipun, dia tetap akan bunuh diri setelah kesuciannya di renggut oleh orang-orang bejat ini.

Di tengah-tengah halusinasinya, Gadis itu tidak sadar dengan perubahan yang terjadi.

Suara tawa rakus kini tidak lagi memenuhi tempat itu. gunung itu kini Kembali menjadi tenang seperti sebelumnya.

Sosok kedua penjahat rakus itu kini mematung. Tatapan kejam mereka kini berubah menjadi ketakutan.

Kini keadaan berbalik. Merekalah yang menatap dengan mata lebar dan pupil kecil ke suatu arah. Mereka berjalan mundur dengan tidak seimbang. Kaki mereka gemetar sehingga membuat mereka jatuh terduduk kebelakang.

“M-monster macam apa ini?” tanya dirinya dengan terkejut.

Sementar itu penjahat lainnya bahkan tidak sempat untuk bereaksi. Dia hanya bisa termenung ketakutan melihat ke arah sosok itu.

Di kedalaman hutan lebat itu, sepasang bola mata menatap ke suatu arah. Bola mata yang besar itu tampak menyala di dalam gelapnya cahaya hutan di sore hari.

Tatapannya yang tajam dan dalam membuat orang yang melihatnya menjadi terhipnotis. Tidak ada yang sadar kapan makhluk itu muncul. 

Kehadirannya seperti hantu dari gunung!

Entah bagaimana sosok itu semakin mendekat. Tidak ada sedikitpun suara yang muncul ketika sosok itu melangkah dengan kaki besarnya.

Setelah beberapa saat, barulah sosok itu muncul di hadapan mereka dengan jelas.

Mata besar berwarna kuning layaknya kunang-kunang di malam hari, tubuh besar setinggi gajah, bulu halus berwarna oranye, dan corak mempesona layaknya goresan tinta hitam yang masih basah baru saja dilukis.

“Pe-njaga gunung, m-monster Balang,” kata salah satu penjahat.

Kini barulah penjahat itu mengenali sosok yang ada di hadapannya. Tersebar kabar bahwa ada sosok monster harimau penjaga di gunung ini. pada awalnya dia tidak pernah percaya tentang gosip itu. 

Bagaimana bisa ada orang selamat setelah melihat harimau yang bahkan lebih besar dari gajah. Jelas itu adalah cerita karangan dari orang bodoh!

Namun kini barulah penjahat itu sadar bahwa dialah yang bodoh. 

“Aummm!” raungan harimau besar mulai menutupi lingkungan sunyi itu.

Kedua penjahat itu hanya bisa terkejut sebelum kepala mereka tiba-tiba terlepas dari badanya.

Dari kepala yang terlepas itu bisa dilihat bahwa kedua penjahat itu mati dengan rasa terror yang amat menakutkan. Mata mereka hampir keluar dari rongganya, mulut mereka juga terlihat menganga. Dan akhirnya, darah pun mulai berceceran di mana-mana.

Mendengar suara raungan di telinganya. Gadis yang sedari tadi sudah pasrah itu pun terkejut, sehingga dia mau tidak mau harus membuka matanya.

Alangkah terkejutnya gadis itu setelah melihat pemandangan di hadapannya. Kedua penjahat yang masih tertawa mengancamnya beberapa saat yang lalu, kini sudah menjadi mayat. Mereka bahkan mati dengan cara yang sangat mengenaskan.

Gadis itu tidak bisa untuk menyembunyikan ketakutannya setelah melihat dua kepala yang terpisah dan tergeletak di tanah. Menoleh, gadis itu menatap sosok oranye besar di hadapannya membuat gadis itu sekali lagi frustasi.

Sosok harimau besar itu mulai berjalan ke arahnya. Suasana tempat itu kini menjadi sunyi dan mencekam.

Harimau besar itu entah bagaimana berjalan tanpa suara sedikitpun. Jelas kejadian itu membuat suasana makin sunyi sampai-sampai gadis itu bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri.

“Aummm!” raungan mulia terdengar Ketika sosok harimau itu melompat.

Ampas tahu

hai semuanya, apa kabar? gimana bab kali ini? semoga menghibur ya!! || Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.

| 1
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Woi Hei Hoo Haa
jangan mengada bilang ajiminasi mu yg membuat, pembohong besar
goodnovel comment avatar
Muhammad Farrel Iskandar
Awalnya menarik..
goodnovel comment avatar
Ampas tahu
inshyaallah saya menulis 100 bab per bulan jika tidak ada kendala
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status